Tag(s):
• Tidak setia
• Cinta yang menyakitkan
• Pornografi

Sebuah keluarga Harmonis nan lengkap, ya mungkin terlihat harmonis, namun sebenarnya tidak. Martin Dailuna, Boss besar, pengusaha kaya, dan seorang kepala keluarga, memiliki segalanya, istri yang cantik, rumah bak istana, dan menjadi seorang ayah. Namun lihat apa yang disembunyikan Martin Dailuna, dia diam-diam memiliki perasaan dengan seorang pembantu muda yang telah menggantikan ibunya, perasaan itu perlahan menjadi obsesi.

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Biarkan aku pergi

Nurike vigiani

Om Duda

Alfylla

ALEENA

Aizaaf_

Menikahi Calon Kakak Ipar

Meriatih Fadilah

WAJAH ASLI ISTRI BARUKU

Hanin Humayro

Wanita Tomboy Itu Istriku

Gitta Anggraita

Rekomendasi

Sumpah Dalam Kubur

Nai Ra

Menikah Dengan Orang yang Salah

hanyzaa

Kembalinya Sang Mantan

Musim Semi

SETELAH BAPAK TIADA

Pistachio

Hasrat Istri Ketiga

Quora-youtixs

Memeluk Rindu

Akbar_Hana

Suamiku Pandai Bersandiwara

Erie Sawn

Di penghujung Bianglala

fy sanz

Anak Titipan Sahabatku

a_yen94

Bulan Bintang 100 Hari

shu-dhans

Komentar Buku (181)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  MLiyaAmanda

  Keep it up !!!!!

  21/03

    0
• 
  Iman Nora

  terbaik

  18/09/2023

    0
• 
  Dhanan jayaKin

  sangat menyenangkan dan asik dan tidak membosan kan

  14/05/2023

    0
• 
  PnPutriarbaa

  ceritanya baguss

  14/05/2023

    0
• 
  SentinelHorde

  Lumayan seru,walau masih ada kalimat2 yg kurang

  14/04/2023

    0
• 
  Gegem Dunyo

  oke saya suka ceritanya

  14/04/2023

    0
• 
  Mulyanto

  kapan lanjutannya kak....ga sabar nunggu😍😍😍

  17/03/2023

    0
• 
  IstiqomahDiyana

  baguss

  09/02/2023

    0
• 
  Meri Istikomah

  👍👍👍

  08/02/2023

    0
• 
  FaridaNur

  😍🥰

  07/02/2023

    0

• Total: 79

• Chapter One

  Martin Dailuna terlihat sedang mengendarai mobil, raut datar selalu nampak di wajah kharismatiknya.

• Chapter Two

  Tringgggg!
  Mendengar suara itu Martin langsung
  terbangun dari tidurnya, dan sadar bahwa
  istrinya sudah

• Chapter Three

  Untuk pertama kalinya seorang Martin Dailuna akan mengeluarkan emosinya pada pembantu di rumahnya. E

• Chapter Four

  ***Aku Martin Dailuna, seorang pengusaha yang banyak disegani, yang memiliki segalanya, segala hal y

• Chapter Five

  Sikap tenang walau sedang marah selalu di
  nampak kan oleh pria berkacamata ini, pria yang memiliki wa

• Chapter Six

  Martin memasuki kamar Andira, matanya
  mengitari ruangan kecil namun bersih dan rapi.
  Dia melihat biola

• Chapter Seven

  Martin sudah melupakan uang miliknya yang
  hilang, toh dia sudah tahu siapa pencurinya.
  Anaknya sendiri

• Chapter Eight

  ---------------------------------------------------------------------
  *****Dunia ini kejam Andira, ji

• Chapter Nine

  "Berikan ransel kamu," ucap Martin sambil mengulurkan tangannya.
  "Kenapa?" tanya Nadira yang saat ini

• Chapter Ten

  Raisi berjalan menuju ruangan Martin dengan membawa nampang makanan dan bersiap akan berhadapan lang

• Chapter Eleven

  Martin terdiam memandang lurus dinding yang ada di depannya. Kakinya lurus ke depan, tubuhnya bersan

• Chapter Twelve

  Andira terlihat sedang berbincang dengan seorang pria yang sedang membersihkan kebun belakang rumah

• Chapter Thirteen

  Andira sudah bersiap akan ke pasar, dia memilih untuk berjalan saja hingga 500 meter agar dapat mend

• Chapter Fourteen

  Andira kini duduk di samping Martin, apa boleh buat, dia tidak bisa duduk di bagian belakang karena

• Chapter Fivteen

  Andira melihat makanan yang ia masak untuk makan malam Martin Dailuna belum saja tersentuh, bahkan m

• Chapter Sixteen

  Sebuah mobil hitam mewah melewati gerbang kediaman Dailuna, terlihat seorang wanita dengan rambut pa

• Chapter Seventeen

  Ting tong...
  Ting tong...
  Bunyi suara bel pintu kediaman Dailuna, mendengar itu Andira yang sedang sib

• Chapter Eighteen

  "Bagaimana? Sudah memutuskan untuk mengikuti lomba itu atau tidak?" tanya Martin pada Andira yang be

• Chapter Nineteen

  "Kau darimana saja?" tanya Martin saat seorang wanita membuka pintu kamarnya, Martin terlihat menamp

• Chapter Twenty

  Mata Martin dan Raisi menghadap ke arah Sarah. Tangan yang menggenggam kerah baju Raisi kini terlepa

• Chapter Twenty One

  Mata Martin dan Raisi menghadap ke arah Sarah. Tangan yang menggenggam kerah baju Raisi kini terlepa

• Chapter Twenty Two

  Martin terlihat sedang mencari kamera di toko elektronik miliknya, dia melihat kamera yang mampu men

• Chapter Twenty Three

  ---------------------------------------------------------------------
  Jika cinta memang buta, maka di

• Chapter Twenty Four

  Wajah Martin seperti kesal dengan apa yang dikatakan Pak San saat mereka sedang di rumah makan, Andi

• Chapter Twenty Five

  Ibrahim terlihat sedang duduk dan menikmati kopi di salah satu kafe jalanan, dia saat itu duduk deka

• Chapter Twenty Six

  Ibrahim terlihat sedang duduk dan menikmati kopi di salah satu kafe jalanan, dia saat itu duduk deka

• Chapter Twenty Seven

  Martin menatap Raisi yang masih saja terlihat kesal dan marah. Martin merasa penasaran dan ingin tah

• Chapter Twenty Eight

  "Raisi," ucap Martin, dia berdiri dan berjalan pelan ke arah Raisi yang memandang Martin dengan tata

• Chapter Twenty Nine

  Setelah membawa ke rumah sakit dimana Andira dirawat langsung oleh dokter utama di sana yakni Hatice

• Chapter Thirty

  Terlihat Sarah sedang duduk dengan bertopang dagu, sesuatu menganggu pikirannya. Kenapa Raisi dan Ma

• Chapter Thirty One

  Andira sudah terlihat bekerja walau kondisinya masih lemah, dia sudah menyiapkan makan malam untuk k

• Chapter Thirty Two

  Martin berdiri tepat di depan pintu kamar Andira. Dia mendengar isakan di dalam sana. Andira tentu s

• Chapter Thirty Three

  Seorang wanita dengan rambut bergelombang panjang tengah duduk di kursi kayu pinggir jalan, dia sepe

• Chapter Thirty Four

  Apa yang lebih indah dari kedua kelopak mata itu?
  “Apa impianmu?”
  Suara Martin serak. Kini dia duduk b

• Chapter Thirty Five

  Langkahnya tergesa-gesa, dia mengusap keringat dingin yang menetes di keningnya, dia membuka pintu k

• Chapter Thirty Six

  Lumatan demi lumatan dijatuhkan pada bibir masing-masing. Lutfi dan Sarah, di atas mobil mereka. Sal

• Chapter Thirty Seven

  Flashback
  Rambutnya indah, terbang-terbang kecil diiringi embusan angin yang menerpa. Siang sekitar j

• Chapter Thirty Eight

  Meja makan kosong, hanya ada makanan di atasnya. Tak ada yang duduk di kursi. Jika begini, Andira le

• Chapter Thirty Nine

  “Kenapa harus bercerai? Apa karena gadis itu?”
  Pertanyaan yang jatuh pada Martin Dailuna yang duduk d

• Chapter forty

  “Keluar!” Bentaknya dengan sangat kasar. Mata Andira berkaca-kaca, bagaimana bisa dia keluar jika pi

• Chapter forty-one

  “Apa yang kita lakukan di sini Tuan?” tanya Andira , mereka berdiri bersebrangan diantara makam. And

• Chapter forty-two

  Mereka setidaknya tidak bercerai, Martin membatalkannya. Dia terlihat duduk di hadapan Sarah yang ju

• Chapter Forty Three

  Makan malam yang dihadiri oleh keluarga lengkap, terlihat canggung. Namun tidak apa setidaknya lengk

• Chapter Forty Four

  Dia menuliskan sesuatu di sebuah kertas kecil. Begini yang dia tuliskan, “Besok hari Kamis, ingat au

• Chapter Forty Five

  "Tuan, bukankah itu, Nyonya?" Dia menujuk ke arah pasangan yang sedang bersama, mereka terlihat dudu

• Chapter Forty Six

  Ibrahim dan Hatice terkejut dengan kedatangan Martin secara tiba-tiba, mereka langsung memberi jarak

• Chapter Forty Seven

  Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang

• Chapter Forty Seven

  Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang

• Chapter Forty Eight

  "Apa yang kau lakukan?" Mata Martin membelalak. Dia menbungkuk dengan tangan di paha dan salah satun

• Chapter Forty Nine

  Suara besar mengagetkan Andira, dia langsung berdiri dari duduknya bersamaan dengan Randy yang juga

• Chapter Fifty

  Martin terlihat mengetuk pintu seseorang, oh ya, itu pintu rumah adiknya. Tak lama kemudian pintu te

• Chapter Fifty One

  "Andira! Apa kau melihat Randy?" Suara yang membangunkan lamunan antara Martin dan Andira di pintu m

• Chapter Fifty Two

  Dengan langkah pelan Andira mendaki tangga dan akhirnya langkahnya sampai tepat di hadapan pintu rua

• Chapter Fifty Three

  "Ada apa denganmu?" Nadira bertanya, dia mengunjungi kelas adiknya hanya karena bosan di kelasnya. S

• Chapter Fifty Four

  Mereka bertiga menganga tipis, matanya membulat sesekali menelan ludah. Andira terpaku, dia hanya me

• Chapter Fifty Five

  "Ha? Papa mengatakan itu hanya untuk memanas-manasi ku bukan?" ucap Raisi berusaha untuk menahan emo

• Chapter Fifty Six

  Air matanya masih saja mengalir, bahkan saat dia sudah bersama Martin. Mereka berdua sudah berada di

• Chapter Fifty Seven

  Ibrahim sudah mendapat kabar bahwa tidak akan ada makan malam di rumah Tuan Besar Dailuna, karena te

• Chapter Fifty Eight

  Pak Mamat melangkah ke arah pintu rumah Martin Dailuna, dan pintu itu sama sekali tidak terkunci. Ra

• Chapter Fifty Nine

  Sebuah pesan didapatkan oleh Ibrahim, begini pesannya, "Dia ingin mengumumkan perceraian dengan Sara

• Chapter sixty

  "Aku akan datang," ucap Hatice dari balik telpon.
  "Untuk apa?" Martin bertanya, sesekali matanya mena

• Chapter Sixty One

  Saat Randy sudah tertidur pulas, Sarah menciumi kening putranya itu, lalu keluar dari kamar rawat Ra

• Chapter Sixty Two

  Hari yang melelahkan, betul-betul melelahkan namun juga hari yang berkesempatan untuk saling bertemu

• Chapter Sixty Three

  Martin yang masih dengan pakaian tidurnya berjalan masuk ke dalam area rumah, dia berniat membuat te

• Chapter Sixty Four

  Andira akan segera ke rumah ibunya, Pak Mamat sendiri yang akan antar, Martin melihat kepergian gadi

• Chapter Sixty Five

  Mobil Pak Mamat akhirnya sampai di hadapan rumah sederhana Bi Ana. Namun Pak Mamat kedua matanya men

• Chapter Sixty Six

  Andira menatap keluar jendela, dia memikirkan sesuatu. Dia memikirkan apa yang dilakukan Hatice di r

• Chapter Sixty Seven

  Martin tahu semuanya. Makan malam akhirnya tiba. Kaki Sarah melangkah turun dari tangga dengan peras

• Chapter Sixsty Eight

  Semuanya menganga mendengar apa yang dikatakan Martin. Martin Dailuna, dia mengeluarkan sesuatu, dia

• Chapter Sixsty Nine

  Martin membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya, dia menatap langit-langit ruangan, dengan tangan ka

• Chapter Seventy

  "Dimana perawatku?" Randy bertanya pada Andira yang baru saja tiba dengan nampan makanan di tanganny

• Chapter Seventy One

  Sarah menolak perceraian, bukan karena dia masih mencintai Martin atau ingin menguras harta Martin,

• Chapter Seventy Two

  Martin menerobos masuk ke dalam pintu ruangan kerja Sarah dimana saat itu Sarah sedang dalam pembica

• Chapter Seventy Three

  Martin terlihat panik, dia mondar-mandir di kamar tidurnya dengan ponsel di tangannya. Dia terus men

• Chapter Seventy Four

  "Kenapa kau melakukannya? Apa hubungan mu sebenarnya dengan ayahku Ha!?"
  Raisi yang saat itu tanpa bu

• Chapter Seventy Five

  Martin berdiri kaku menatap putranya yang tak berbusana itu, dia sama sekali tak menoleh ke arah And

• Chapter Seventy Six

  Rumah besar yang sepi, bahkan petugas di rumah itu terlihat seperti sia-sia, tukang kebun terlihat b

• Chapter Seventy Seven

  Martin terlihat masih berada di dalam ruangannya, menunggu Andira kembali menghubunginya, dia diam d

• Chapter Seventy Eight

  Setelah beberapa saat kemudian, dan akhirnya Andira merasa tenang karena tak mendengar tanda-tanda k