ภาพรวม
|แคตตาล็อก
- ฉลาก:
- Sekolah Menengah Atas
- Remaja
- Pergaulan remaja
Sayyidah terpaksa menikahi Abbas karena di jodohkan oleh orang tuanya. Padahal Sayyidah sama sekali tidak tertarik dengan Abbas yang menurutnya jauh dari tipe laki-laki idaman. Laki-laki bergamis, tidak keren. Mau tau cerita lengkapnya?
อัปเดตล่าสุด
คำแนะนำของบรรณาธิการ
คำแนะนำ
หนังสือแสดงความคิดเห็น (461)
- ทั้งหมด: 116
บทที่ 1 Mimpi Buruk Lulus SMA
Setelah acara pengambilan hasil kelulusan. Marwah melajukan mobilnya dengan kencang. Sayyidah yang dบทที่ 2 Tinggal Bersama
Atas perintah dari Marwah, Sayyidah segera membereskan tempat tidur dan membersihkan tubuhnya di kaบทที่ 3 Tertangkap Basah
Sayyidah dan Sofyan terkejut, terlebih Sayyidah.
"Kamu?!" Sayyidah segera menarik tubuhnya dari dekaบทที่ 4 Adaptasi Dengan Kehidupan Baru
"Hahahaha, harusnya hari ini. Cuman ana baru nyampe pagi tadi, jadi di ganti besok."
"O, gitu. Salamบทที่ 5 Telefon Dari Zahra
"Bentar, lo tau dari mana? Zahra please! Jangan kasih tau siapapun! Gue ngga mau jadi gosip baru diบทที่ 6 Permintaan Marwah
"Iyakah Mah? Pasti boleh dong," ucap Sayyidah dengan wajah ceria, yang pasti tidak terlihat oleh Marบทที่ 7 Meninggalnya Marwah
Pesawat terbang meninggalkan pacuannya, air mata Sayyidah terjun bebas di pipi.
"Rasanya baru sebentaบทที่ 8 Menemani Sayyidah
Bunyi perut Sayyidah yang keruyukan berbunyi nyaring, membuat Abbas kembali mendekati Sayyidah dan mบทที่ 9 Dianggap Sepupu
Mereka duduk dikursi kosong, lalu menatap Abbas tengan tatapan bingung.
"Ini siapa Say, Za?" celetukบทที่ 10 Kemarahan Abbas
Tak lama kemudian Abbas sudah rapih dengan stelan koko putih dan sarung, di punggungnya terselampirบทที่ 11 Ciuman Pertama
"Kamu sendiri yang narik aku. Aku kesini bawain kamu makan untuk sarapan," terang Abbas.
"Aku kira maบทที่ 12 Kamu Istriku
"Terima kasih banyak Say, gue pamit dulu."
"Sama-sama Zahra."
Setelah cipika-cipiki, Zahra berjalan keบทที่ 13 Bromo ( Tadabbur Alam)
"Aku ngga berhubungan dengan laki-laki manapun," sanggah Sayyidah.
"Siapa Sofyan?" Kini netra Abbas sบทที่ 14 Mulai Berubah
Dari arah punggung Sayyidah terlihat seseorang menaiki pacuan kuda dengan gusar, kuda yang di naikinบทที่ 15 Masak Pagi
"Ohya! Ini aku udah buat tempe goreng, sama nasinya tadi aku taruh mana, ya?” Memindai sekeliling.
“Iบทที่ 16 Bolehkah aku menciummu?
“Alhamdulillah."
"Gimana kabar pernikahan kalian? Apa sudah ada calon di perutnya Sayyidah? Hehehe,”บทที่ 17 Bertemu Halimah
Sontak Abbas menghentikan aksinya dan melepas pelukannya.
“Waktu di perpustakaan kamu di apain aja saบทที่ 18 Cemburu
“Iya Kak, lain kali main ya, Kak.”
“Insyaallah.” Mereka berdua cipika-cipiki sebelum akhirnya berpamบทที่ 19 Pengalaman Baru
Di sebuah ruangan khusus yang di sediakan umma untuk anak-anaknya belajar, Sayyidah menjalankan aksiบทที่ 20 Merindukan Marwah
Biasanya Sayyidah hanya melihat wajah sejuknya di video ceramah yang ia putar, kini ia harus berhadaบทที่ 21 Bubur Jagung dan Susu Cokelat
"Hehehe ... Ya Allah Sayyidah, ngapain ngintip kamu, aku bahkan lebih berhak dari pada itu!" ujarnyaบทที่ 22 Hadir Majelis
"Bas, hello!" Melambaikan tangan di depan wajahnya.
"Oh?! Iya, ayo berangkat!" Mengerjapkan matanya dบทที่ 23 Gemoy
"Siap istriku." Abbas berbalik dan memesan kepada penjualnya.
"Mau rasa apa? Sini milih sendiri." Abbบทที่ 24 Belajar Ngaji
"Jadilah diri sendiri! Jangan bandingkan hidupmu dengan orang lain. Setiap orang punya keahlian danบทที่ 25 Belum Move on
Usai sholat, Sayyidah meraih ponselnya yang tergeletak di nakas.
Ia jatuhkan tubuhnya di atas kasur sบทที่ 26 Abbas
"Kamu kok ngos-ngosan? Sebentar, aku ambilkan minum." Abbas beringsut hendak pergi ke dapur, tapi taบทที่ 27 Ejekan lagi
Usai sholat di dirikan semua berlihat khusyu melantunkan dzikir.
Sayyidah sekuat tenaga menahan rasaบทที่ 28 Melihat Video Bayi
"Aku baik," ujarnya singkat.
"Yakin?" Abbas menatapnya miring dari atas.
"Aku kesel aja sama istri temบทที่ 29 Ketangkap Basah
Zahra
[Biar bagaimanapun dia juga suami lo, masa lo mau ngarepin orang lain yang jelas-jelas bukan haบทที่ 30 Melembutkan Hati
Sayyidah mengangkat kedua bahunya dengan acuh, ia mengambil sepotong kue dan memakannya.
"Sayyidah isบทที่ 31 Insiden
"Aku takut ketemu nenek lampir yang mulutnya kaya sambel terasi," ungkap Sayyidah lirih.
"Hust! Nggakบทที่ 32 Ingin Mati
Abbas memasukkan sepeda motornya ke dalam garasi yang berlangitkan kanopi, lalu ia melenggangkan kakบทที่ 33 Dianggap sebagai suami
Sayyidah menganggukan kepalanya.
"Tapi, kamu milik aku 'kan?" Tiba-tiba Sayyidah memeluk tubuh Abbasบทที่ 34 Kirani dan Salma
"Kita hanya mengenal satu sama lain tidak lebih dari status teman kok, kamu tenang aja!" Menggenggamบทที่ 35 Rihlah ke Pantai
****
"Assalamuallaikum." Abbas memasuki asrama.
"Sayyidah," panggilnya.
"Iya." Datang menghampirinya daบทที่ 36 Nikmat Allah
****
Malam harinya selepas isya, Sayyidah sibuk berkemas, memberesi barang-barang yang hendak ia bawaบทที่ 37 Drama Kirani
"Hah! Syarat? Pelit banget sih kamu jadi suami, apa syaratnya?"
"Senyum dulu!"
Sontak Sayyidah memanyบทที่ 38 Percobaan Malam Pertama
"Bang, ana mau pulang ... adek capek!" ajak Kirani setelah meneguk habis minumannya.
"Nanti, nunggu Aบทที่ 39 Gagal Malam Pertama
CUP
Sebuah kecupan mendarat di dahinya merambat sampai ke bibir ranum Sayyidah.
Abbas kembali mengangkบทที่ 40 Ingin Punya Anak
"Ya salam Sayyidah ... sifat manis dan manjamu ini yang menjadikan aku tak bisa menahan diri." Abbasบทที่ 41 Kapan Kamu Siap Punya anak?
"Hahahaha."
"Loh kok ketawa?" Sayyidah terheran menatap suaminya.
"Aku kangen sama ocehanmu, kemaren sบทที่ 42 Ingin Bebas Dari Abbas
Ingin sekali berjalan mencari Sayyidah, tapi ia begitu sungkan dengan reaksi kesakitan yang menderaบทที่ 43 Tolong maafkan aku!
"Hallo Sayang! Iya gue masih ikut papi nemuin investornya," tutur Sofyan seraya menutupi bagian sisiบทที่ 44 Aku Minta Cerai!
"Lepas! Lepasin aku!" pinta Sayyidah sembari melototkan kedua netranya.
"Kamu istriku! Aku menyayangiบทที่ 45 Kabur Dari Asrama
Sayyidah tersenyum menyeringai meletakkan kertasnya kembali ke meja.
"Akhirnya aku bebas!" Dengan girบทที่ 46 Kebohongan Sofyan Terbongkar
Mereka paling suka makan bersama dalam satu tobak.
Abbas berdiri terpaku.
Pembicaraan dua temannya yanบทที่ 47 Abbas Kembali ke Asrama
Mereka mengitari pusat pembelanjaan yang cukup besar di Surabaya, keduanya telah menenteng paper bagบทที่ 48 Teguran Dari Zahra
Di hotel
"Say, ponsel lo bunyi terus tuh! Kenapa nggak di angkat? Berisik gue dengernya," keluh Tasyaบทที่ 49 Memori Bersama Marwah
Sesekali ia mendengar tawanya, kelakarnya, nasehatnya dalam telinga.
"Ah! Tidak!" Sayyidah tutupi keบทที่ 50 Cek Out Hotel
"Aduh! Gimana ini? Mana uang cash udah habis semua." Sayyidah menggaruk-garukan kepalanya yang tak gบทที่ 51 Pertolongan Abbas
Dua laki-laki bertubuh tegap itu menggiring Abbas menuju meja resepsionis.
Sayyidah terus menatap tubบทที่ 52 Kerabat Abbas
"Mau sampe kapan kamu berdiri di sini? Ayok pulang ke asrama!" titah Sayyidah dengan angkuhnya, bahkบทที่ 53 Main Kuda-Kudaan
Usai bersalam-salaman mereka membawa keduanya menuju meja makan yang cukup besar. Di atasnya sudah tบทที่ 54 Abbas Bersikap Dingin
Sayyidah menghela nafasnya, ia beranjak mengambil obat salep untuk pegal dari sling bag.
"Pake ini!"บทที่ 55 Jangan Memandang Rendah
Melihat tatapan sang suami seketika Sayyidah melepas belitan tangannya, ia terlihat canggung, lalu mบทที่ 56 Makna Hidup
Sarah, Sobri, Karim, Abbas saling berpandangan satu sama lain.
"Kemaren Abbas juga nanyain istrinyaบทที่ 57 Belajar Berbicara Lembut
Keesokan harinya
"Nanti kabarin kalau udah selesai, aku ada tugas dulu," ujar Abbas ketika mengantarkบทที่ 58 Fitnah
Saat keluar dari ruangan, Sayyidah mencari gawai dalam sling bagnya sambil jalan menuju pintu gerbanบทที่ 59 Mengungkap Kebenaran
Karim menatap wajah sahabatnya dengan ekspresi bingung.
"Jadi, ana mohon Rim! Beri klarifikasi yang jบทที่ 60 Tragedi
Ia tersentak kaget saat Abbas tiba-tiba membuka mata dan beringsut bangun dari kasur.
"Astaghfirullahบทที่ 61 Meninggalkan Abbas
"Sampe sini aja kita udah tau sebobrok apa sikap istrinya Abbas Bang, akan lebih kasihan lagi kalauบทที่ 62 Bersama Sofyan
Sontak Sayyidah membuang wajahnya ke arah lain, rasa takut menguasai batinnya saat ini. Beruntung moบทที่ 63 Menyerah
Abbas diam terpaku menatap sebuah surat yang tergeletak di atas nakas.
Ada firasat tak beres yang merบทที่ 64 Karim dan Kirani
"Sebenarnya ana marah besar sama istri antum Rim, nggak seharusnya ia ikut campur dengan urusan pribบทที่ 65 Calon Mangsa Baru Sofyan
Sofyan menggandeng tangan Sayyidah erat, netra wanita bergamis itu terus menatap wajah tampan Sofyanบทที่ 66 Di Jakarta
"Tapi Say, gue sayang sama lo," kilah Sofyan seraya memajukan tubuhnya membuat Sayyidah semakin mundบทที่ 67 Kedatangan Zahra
Sore Hari
Sayyidah membuka pintu kamarnya yang berhadapan langsung dengan ruang tengah, seketika Bi Sบทที่ 68 Diskusi Zahra dan Halimah
"Kenapa nggak lo aja yang nikah sama Abbas?”
“Hahahaha ... Sayyidah, Sayyidah kalau Allah sudah mentaบทที่ 69 Tak Lepas dari Kenangan Abbas
Hujan turun ketika sepasang sejoli sedang asik menonton TV.
Tangan kekar Sofyan merangkul pundak Sayyบทที่ 70 Situasi Rumit
"Dia bilang supaya antum mau bujuk Sayyidah balik ke Pasuruan. Katanya di Jakarta nggak aman untuk Sบทที่ 71 Dijebak
Sayyidah menghempaskan nafasnya kasar.
“Tapi jangan lama-lama, ya?! Gue mau pulang sebelum jam 9 maleบทที่ 72 Penyelamatan Abbas
“Sayyidah sudah sadar?”
“Belum.” Abbas menggelengkan kepalanya seraya menghentikan langkah saat tibaบทที่ 73 Masukan Dari Paman Hamzah
Klik!
Setelah sambungan telepon di matikan, Zahra melirik ke arah Sayyidah yang masih terlihat memperบทที่ 74 Cinta Suci Merajai Hati
“Antum baru pulang dari pondok?”
“Na’am, tadi sekalian bikin judul sama nyusun skripsi,” ujar Abbas.บทที่ 75 Tina ( Korban Sofyan)
“Neng Sayyidah anak sholehah, anak baik yang selalu di ajarkan nyonya Marwah sejak dulu. Pasti Nengบทที่ 76 Kepergok
“Pasti tenaga lo terkuras karena menangis dan banyak fikiran Tin,” ujar Zahra. Tina hanya bergemingบทที่ 77 Perdamaian Rani dan Tina
Usai mengantarkan Tina ke rumahnya, Zahra melanjutkan perjalanannya pulang.
Di tengah perjalanan ia mบทที่ 78 Perpisahan
Din din din !
Bunyi suara tlakson dari luar di barengi dengan ponselnya yang tak berhenti berdering,บทที่ 79 Menghadap Abuya
Di tempat yang lain
Setelah berhasil menemukan kedua orang tuanya di ruang tunggu, tangan Sofyan segeบทที่ 80 Menikahlah!
“Ini sudah cukup lama, bukan hanya satu, dua hari, bahkan sampai berbulan-bulan ‘kan?”
Abbas menganggบทที่ 81 Mengkhitbah Halimah
Beberapa hari berlalu
Abuya dan beberapa santri mengantar Abbas mengunjungi rumah Halimah di kawasanบทที่ 82 Bosan Dengan Tingkah Sofyan
Sayyidah diam terpaku, ia merasakan perbedaan kehidupannya yang sangat jauh saat tinggal bersama Abbบทที่ 83 Kesadaran Sayyidah
“Zahra!” pekik Sayyidah.
Setelah memutuskan untuk mendatangi kafe langganannya dan Zahra, Sayyidah meบทที่ 84 Kesedihan Bertubi-tubi
Ketiga wanita di sampingnya merasa bingung menanggapi Sayyidah, mereka saling bertatapan satu sama lบทที่ 85 Kesedihan Bertubi-tubi
Ketiga wanita di sampingnya merasa bingung menanggapi Sayyidah, mereka saling bertatapan satu sama lบทที่ 86 Bersatu Kembali
Seorang laki-laki yang sedang bertransaksi dengan seorang pedagang tiba-tiba konsentrasinya buyar.
“Aบทที่ 87 Mimpi
“Huft!”
Sayyidah mendengus kesal, ingin rasanya ia memprotes sikap dingin Abbas kepadanya, akan tetapบทที่ 88 Perjalanan Kembali
Mobil yang Abbas kendarai berhenti di sebuah rumah kecil yang sangat Sayyidah kenali.
Seketika gadisบทที่ 89 Hidup Itu Misteri
Seketika Abbas mengangkat kepala dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
“Sayyidah ... aku sangatบทที่ 90 Muhasabah Diri
Abbas tampak merenggangkan pelukannya, sebuah kecupan mendarat di kening Sayyidah.
Cukup lama Abbas mบทที่ 91 Jangan Isrof!
Tampak seorang wanita berdiri di depan kompor lengkap dengan sebuah kain celemek yang terikat di piบทที่ 92 Berbagi
Halaman area pondok putri menjadi ramai di siang hari, para santriwati berbaris rapi untuk mengantriบทที่ 93 Keputusan Abbas
Sahabatnya menghela nafas panjang dengan mata terpejam, nada pasrah berhembus dari ketenangan yang iบทที่ 94 Panggil Aku Abi
Sayyidah menangkap kehadiran Abbas yang berdiri di depan ruangan. Sayyidah menatapnya dengan bola maบทที่ 95 Panggilan Sayang untuk Pasangan
“Abi? Nama kamu ‘kan Abbas ... bukan Abi,” protes Sayyidah.
Abbas bergegas mendekatkan langkah kaki kบทที่ 96 Darah Malam Pertama
Walaupun hanya pertanyaan sederhana, akan tetapi terkesan lucu saat keluar dari mulut Abbas.
Laki-lakบทที่ 97 Kejar Dunia untuk Akhirat
“MasyaAllah, ya?! Sangat besar kekuasaan Allah menciptakan makhluk-Nya. Allah menjadikan dua makhlukบทที่ 98 Rencana Penjebakkan
Zahra, Celline, Rani dan Tasya duduk di ruang tengah sambil bercengkerama. Sayyidah datang menghampiบทที่ 99 Menjalankan Aksi
Mereka berlima mulai menyusun rencana.
Pertama-tama Sayyidah harus membangun komunikasi kembali dengบทที่ 100 Kesucian untukmu
Sofyan
[Di rumah lo aja, nanti gue dateng ke situ]
[Ohya, bibi sama tukang kebun lo nggak tinggal seruบทที่ 101 Hasrat Yang Terbayar
Sayyidah termenung beberapa saat menatap pintu yang tertutup. Namun, tanda-tanda suaminya masuk kembบทที่ 102 Pening Kepala
Ucapan istrinya membuat Abbas terkekeh.
“Hehehe ... ini baru awal Sayang, nanti kalau melahirkan pastบทที่ 103 Salah Kirim Pesan
“Gimana sama Sofyan?” tanya Sayyidah terlontar.
“Harusnya besok dia ke sini, tapi lihat keadaan lo ..บทที่ 104 Menjelaskan
*******
Beberapa jam telah berlalu
Zahra, Tasya, Celline dan Rani telah kembali ke apartemen.
Sayyidahบทที่ 105 Mau Lagi
“Abi ... umi mau lagi!” ucap Sayyidah dengan nada manja.
Detik berikutnya ia menempelkan kepala di baบทที่ 106 Kejahatan Terungkap
*******
Sayyidah duduk di kursi lobby hotel dengan gusar, sesekali ia berdiri dan mondar-mandir di saบทที่ 107 Tipu Muslihat
“Lalu wanita mana lagi yang udah lo jadiin korban?” lanjut Sayyidah.
“Lo ngomong apa sih Sayang?” ucaบทที่ 108 Kabar Kematian
Mobil yang Abbas kendarai membelah gelapnya malam, rintik-tintik hujan menyertai sepanjang jalan yanบทที่ 109 Penyakit Sayyidah
Menyadari sesuatu yang mungkin terjadi pada suaminya, Sayyidah beranjak ke dapur dan kembali denganบทที่ 110 Apa Kita Bisa Punya Anak?
Sayyidah berjalan mendekati sang suami yang telah berdiri menyambutnya.
Abbas menuntun langkah kakinบทที่ 111 Bayi Tabung
Setelah menjalani beberapa rangkaian pemeriksaan, Abbas kembali mengajak Sayyidah berkonsultasi kepaบทที่ 112 Pengobatan
Satu minggu telah berlalu ...
Sayyidah tengah menjalani pengobatan herbal seperti yang ia dan suaminyบทที่ 113 Hadirnya Kirani Kembali
Usai menemani acara majelis rutinan di sebuah masjid, Abbas mendampingi perjalanan gurunya menuju teบทที่ 114 Calon Abi Baru
Sayyidah bergeming beberapa saat, akan tetapi bulir bening tak kunjung berhenti mengalir dari sudutบทที่ 115 Membujuk
Abbas memindai pandangannya kepada Sayyidah dan Kirani bergantian dengan ekspresi menuntut penjelesaบทที่ 116 Akhir Bahagia ( Tamat)
*******
Suasana pagi hari di warnai rasa kekhawatiran Abbas, saat sang istri mual muntah tanpa sebab
cerita nya bangus banget banyak pelajaran yg di ambil dalam cerita ya.....
22/05/2022
0bagus bgt si, asal endingnya ngga gantung aja si😭😭😭😭😭😭😭buruan kaaaaaaaaaaaaaaaa kelanjutan dan endingnya selalu aku tungguuu untukkk alur cerita yg satu ini🥰🥰🥰🥰
28/02/2022
1ceritanya sangat bagus dan saya tertarik dgn novel nya
19/08
0ditunggu selanjutnya kalok ada lagi
19/08
0woe
09/07
0top ap
08/06
0ceritanya bagus banget, alurnya jelas, kata katanya juga mudah di pahamin , COOOOCOK bangettt buat di bacaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa samaa pppppppppppppppppppaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,, 🌷🌷remaja dan orang-orang dewasa 😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁👌👌👌👌👌👌👌👌👌.
12/03
0baguss
07/03
0Cerita best..sy akan terus membaca.
02/03
0cerita nya bagus aku sukaa
18/02
0