Tag(s):
• Kejahatan
• Kriminal
• Hantu
• Misteri
• Thriller

Agit adalah seorang pemuda yang baru saja pindah ke kosan baru. Ia malah diganggu hantu di kosan tersebut dan menyebabkan dirinya tak menginap di kosan itu beberapa malam. Lalu, ia mengajak temannya untuk menginap, tetapi dedemit di sana tetap mengganggu mereka sampai akhirnya hantu itu minta tolong kepada Agit dan teman -temannya. Hantu itu mengatakan bahwa dirinya dibunuh.

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Aku Baby Blues karena kakakku

Amy Sity

GELAS-GELAS KACA

Nur Hanifah Hanif

Titik Noda

Li Na

STORY LIFE OF KERENHAPUKH

Zemira Fortunatus

Pengawal Hati

cloverqua

Akhir Sebuah Persahabatan

ZAIDA LEE

Rekomendasi

ZAKRASTELLA

pisarii

Pengawal Hati

cloverqua

SETELAH BAPAK TIADA

Pistachio

Not Alone

Smilling

CINTA YANG TERBAGI

Intang

Stepbrother I Need You

Dacytta-Peach

Tukar Tambah Suami

Axenna

Kisah Cinta Di Negeri Gaib

Siti Nur Hajar

Pawang Hati

Nana Kitty

Broken Dream

Rosyada Latifatul Fitria

Komentar Buku (245)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  KarembongCebong

  Cerita nya serem tapi judulnya menarik👍👍

  13/04/2022

    0
• 
  riskarufia'h

  baru memulai

  5d

    0
• WennyWennymarjeni

  lumayan

  7d

    0
• 
  nhsuci

  mantap saya akan selalu di sini

  24d

    0
• 
  KasmiyatiYanti

  oke

  03/08

    0
• 
  EzzrynZulaika

  sangaat bagus

  21/07

    0
• alfiandandy

  bagus

  14/07

    0
• NawawiAzkia

  sangatt menyenangkan dan menegangkan

  10/07

    0
• 
  fOrEvErLuRvE

  good

  30/06

    0
• 
  Detary Chu-chu

  bagus

  24/06

    0

• Total: 30

• Bab 1 Malam Pertama

  Kumasukan kunci yang diberikan Ibu Kos tadi ke dalam lubangnya. Perlahan pintu kamar kos yang kusewa

• Bab 2 Malam Kedua

  Aku tak sanggup kembali ke kosan tengah malam begini. Sambil menyeruput sisa kopi di dalam gelas, ak

• Bab 3 Malam Ketiga

  Aku bergidik ngeri, untung saja sudah di ujung gang. Segera aku menyeberang jalan menuju warung Ban

• Bab 4 Tak Pulang

  Tak Pulang
  “Maksudnya, Bang? tanyaku.
  “Iya sudah kuduga kamu tinggal di sana, ujarnya sambil menyiapka

• Bab 5 Laki-Laki Misterius

  Aku menjadi tak tenang melihat penampakan di bawah pohon jambu. Rambut hitam panjang menutupi wajah

• Bab 6 Laki-Laki Misterius 2

  Suara seperti orang mondar-mandir di depan pintu masih saja terdengar. Aku dan Toni kini berdekatan.

• Bab 7 Listrik Padam

  Setelah membeli sarapan aku mampir ke warung Bang Tio. Menceritakan kejadian semalam, padahal aku be

• Bab 8 Listrik Padam 2

  Listrik mati tiba-tiba membuat aku dan Toni terkejut. Gelap gulita. Tak ada senter atau pun lilin un

• Bab 9 Laki-Laki Misterius 3

  “Bangun, Ton! Ayo, sarapan tapi cuci muka dulu sana. Aku menggoyangkan tubuh Toni yang masih terkapa

• Bab 10 Siapa yang Lewat?

  Aku tak tahu maksud Mas Ahmad berkata seperti itu. Ia seperti menghalangiku untuk pindah. Mungkin ag

• Bab 11 Gang Gelap

  “Siapa itu, Git?” tanya Yusuf, ia menyuruhku membuka pintu.
  Namun, aku enggan membukanya. Suara ini s

• Bab 12 Penghuni Baru

  Kami bertiga menyantap makan malam dengan lahap. Kedua temanku masih saja mengejekku yang mengompol

• Bab 13 Penghuni Baru 2

  Yusuf yang berada di belakangku meremas pundakku. Kami saling pandang saat aku menoleh ke belakang.

• Bab 14 Pemandian Jenazah

  Pemandian Jenazah
  Kejadian semalam membuat aku dan Yusuf lelah. Pangalaman pertamaku menghadapi orang

• Bab 15 Kau!

  “Ada-ada aja tuh orang pemandian jenazah dipakai buat ikan hias. Jangan-jangan si Kunti minta tolong

• Bab 16 Bukan Saya

  Setelah beristirahat sebentar, kami mengantar Mas Ahmad ke kosannya tanpa sepatah kata pun yang teru

• Bab 17 Bukan Saya 2

  Aku segera keluar, ternyata Yusuf mengejar Mas Ahmad dan berhasil membawanya ke kosan kami. Ia terli

• Bab 18 Bongkar Keramik

  Aku dan Yusuf menarik Maria menjauh dari pintu kosan Mas Ahmad. Mata gadis itu semakin melotot. Aku

• Bab 19 Di Bawah Keramik

  Aku keluar sebentar, mengawasi keadaan sekitar, takutnya ada Bu Salmah atau Pak Sahya. Suara ketukan

• Bab 20 Pengakuan Mas Ahmad

  Urat-uratku menegang, darah dalam tubuh terasa terkuras habis. Jantungku berpacu dengan cepat. Tiba-

• Bab 21 Teriakan

  “Kamu yakin mau lapor polisi, Mas?” tanya Yusuf menggaruk-garuk kepalanya yang aku yakin tak gatal.
  “

• Bab 22 Bunuh Diri

  Maria dan ibunya sudah berada di luar. Mereka pun mendengar teriakan yang sama, tetapi kami semua ta

• Bab 23 Pemakaman

  “Git, Pak Sahya mau dimakamkan saja malam ini kata Bu Salmah.” Bu Safitri menghampiriku dan yang lai

• Bab 24 Panggilan Polisi

  Setelah sampai di kosan, Yusuf membuka pintu dan aku kaget melihat kamar yang berantakan. Aku lupa

• Bab 25 Menghubungi Ibunya Rosita

  Selama di tempat kerja aku tak bisa fokus, pikiranku terus melayang memikirkan ibunya Rosita dan kem

• Bab 26 Surat Panggilan

  "Bagaimana tadi Bu Salmah, Bu?" tanyaku penasaran.
  "Enggak tahu, saya nunggu di luar. Saya juga engga

• Bab 27 Mencurigakan

  Mas Ahmad tidak setuju dengan pendapatku. Ia lebih memilih untuk tidak menghubungi ibunya Rosita seb

• Bab 28 Kantor Polisi

  "Aku masih merasa aneh dengan Arya, kemarin juga ia tak masuk kerja." Lagi-lagi Yusuf membahas Arya

• Bab 29 Bongkar Makam

  Selama perjalanan kami saling diam, apalagi Mas Ahmad malah sering menunduk dan melamun, hanya Yusuf

• Bab 30 Pengakuan

  Aku dan Yusuf segera menghampiri Bu Edah dan menggendongnya ke teras kosan Bu Safitri. Bu Safitri se