Tag(s):
• Tidak setia
• Bigami
• Drama

Setelah penantian tujuh tahun, akhirnya aku hamil juga. Tapi, di saat aku ingin menyampaikan kabar bahagia itu pada Mas Yoga, malah aku yang mendapat kejutan duluan darinya. Dia kembali dari dinas luar kotanya dengan membawakan seorang madu untukku. Dan maduku itu ternyata juga tengah hamil buah cintanya dengan suamiku. Di saat aku ingin bercerai dari Mas Yoga karena tidak sanggup di madu, satu persatu aku menemukan keganjalan. Hingga rahasia besar itu aku dapati. Sebuah rahasia besar yang merubah semua kehidupanku.

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

KARMA

Rena Ariana

Dalam Cinta Dua CEO Tampan

Nureismee

Trash Prince

AK-Mous

DARI SALAD BUAH AKU TAHU SIFAT ASLI TEMANKU

Author Na' 23

Bahagia Pasca Cerai

fatmanadia

Pembalasan Sang Konglomerat

RonaIndrian

Patah

Sandra Setiawan

Balasan Untuk Suamiku

Tyarasani

my husband is a lecturer

lucyyrubyy

Alexander

Lia Ginting

Rekomendasi

Istri 365 Hari

Missy Anna

Luka Batin Istriku

Bintang Venus

Suamiku Selingkuh di Mobil

Nuri_Handayani81

The Heir's Revenge (Pembalasan Dendam Sang Pewaris)

Paradista

Not Alone

Smilling

Pernikahan Palsu

Stefani Wijanto

Terjerat Cinta Om Om

Liazta

The Hero of My Life

Ayunina Sharlyn

My Past Life Promise

Ursa Mayor

Aku Pasti Bisa Tanpamu

Anggrek Bulan

Komentar Buku (398)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  HafizahIfa

  ceritanya luar biasa,menguras emosi,,,,,banyak pelajaran yang aku dapat dari cerita ini,,,,,semangat thour

  09/01/2022

    1
• 
  triaditipdudi

  bagus

  25d

    0
• 
  SundariTri

  hm kok bisa

  29d

    0
• 
  Amir HasanMuhammad

  tup up efef

  15/09

    0
• 
  AzzahraFatima

  ☹️💔

  14/09

    0
• 
  Septina putriKanala

  bagus

  05/09

    0
• 
  BondaFaqihah

  🥰🥰

  20/08

    0
• 
  Vivie Imoute

  oleh para😣

  16/08

    0
• 
  triasmoroendang

  semangat

  10/08

    0
• 1928persija

  saya suka dengan ceritanya

  09/08

    0

• Total: 80

• Bab 1 Kejutan Dari Suamiku

  Ma, besok mas pulang ke rumah. Bersihin kamar tamu sekalian ya? Mas bawa seseorang"
  "Siapa Mas? Kelua

• Bab 2 Berbagi Waktu

  "Ma, aku mohon. Cobalah untuk menerima Rindu. Sekarang dia juga istriku, dia sama berhaknya denganmu

• Bab 3 Berlaku Tak Adil

  Hari menjelang sore, aku mondar mandir di depan teras. Suami yang ku tunggu tak kunjung datang. Jang

• Bab 4 Menyusun Rencana

  Suara mobil mas Yoga memasuki bagasi rumah, aku segera membukakan pintu. Akhirnya dia pulang juga.
  M

• Bab 5 Mulai Waspada

  Saat mobil mas Yoga berhenti di klinik kandungan, aku turun dengan enggan. Rasanya malu sekali. Dipe

• Bab 6 Putus Asa

  Ku lajukan kendaraan dengan hati yang penuh dengan kemarahan. Aku tak bisa terima perlakuan mas Yoga

• Bab 7 Mertua Pilih Kasih

  Aku berkemas hendak ke swalayan, kulkas sudah kosong. Aku mau belanja. Terpaksa pergi sendiri. Karen

• Bab 8 Pilihan Rumit

  Sampai di rumah, aku terduduk lesu di ujung ranjang. Berpikir keras. Apa yang harus aku lakukan. Mas

• Bab 9 Penentuan

  "Tidak, mas. Aku tidak ingin memperkarakan dia yang menikah diam-diam. Aku hanya ingin bercerai dan

• Bab 10 Menguatkan Mental

  Aku masih kekeh mengunci diri di dalam kamar. Terdengar mas Yoga masih berupaya untuk membujukku.
  "Ke

• Bab 11 Kejutan Dari Paman

  Belum terlalu jauh kami meninggalkan rumah, handphone mas Yoga kembali berdering. Firasat ku mengata

• Bab 12 Secercah Harapan

  Di sepanjang perjalanan menuju rumah, aku sibuk berpikir. Bagaimana caranya untuk bercerai secepatny

• Bab 13 Curiga

  Aku memutar haluan kembali ke rumah, aku harus memberi tahu mas Yoga apa yang aku dengar tadi. Perem

• Bab 14 Berusaha Tegar

  Aku memasuki rumah dengan enggan, terasa begitu sepi. Tak ada lagi kebahagiaan yang kurasakan saat m

• Bab 15 Tak Sengaja Bertemu

  Setelah membersihkan peralatan makan, aku lalu berkemas. Saatnya untuk keluar. Aku mau belanja ke sw

• Bab 16 Keputusan Paman

  Aku yang kala itu mendengar dari balik pintu kamar berharap paman merestui hubungan kami. Aku merasa

• Bab 17 Pembalasan

  Aku ke dapur dan langsung membuka kulkas, aku mau masak ayam goreng saja. Tadi, aku sudah makan dend

• Bab 18 Gelisah

  Perempuan itu langsung mendapatkan perawatan, mas Yoga terlihat sangat gelisah. Aku berdiri mematung

• Bab 19 Lelaki Misterius

  Aku bergegas ke kamar, meraih handphone dan melihat siapa yang menelpon. Ternyata itu dari Bayu, ses

• Bab 20 Telepon Mencurigakan

  Kenapa perempuan itu seperti tahu sesuatu tentang rahasia suamiku? Kenapa dia bilang suamiku bahkan

• Bab 21 Debaran Menggoda

  Kuparkirkan mobil di garasi rumah, dengan gontai aku beranjak membuka pintu rumah. Meletakkan tas da

• Bab 22 Rahasia Suamiku

  Aku menggigit bibir bawahku dengan gelisah. Sedangkan mas Candra duduk sambil terus menatapku. Aku m

• Bab 23 Aku Bukan Pelayan

  Rahasia apa yang disembunyikan oleh suamiku? Perempuan itu bilang, pernikahan kami hanyalah atas das

• Bab 24 Kejelasan

  Vidio yang dikirimkan Bayu berisi seorang pria yang mengendarai sepeda motor memasuki halaman rumah

• Bab 25 Tempat Berbagi

  Aku terduduk lama di ruang tamu, berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku tak menemukan jawaba

• Bab 26 Curiga

  Setelah sampai di rumah, terlihat mobil Mas Yoga sudah ada. Berarti dia sudah pulang. Aku segera kel

• Bab 27 Ah, Paman!

  Assalamualaikum.....Paman...Bibi.... kalian dimana?" ujarku berjalan melewati ruang tamu. Menuju rua

• Bab 28 Hanya Sementara

  Paman menatapku, lalu beralih pada Mas Yoga.
  "Paman dan Pak Santoso direktur perusahaan tempat kamu

• Bab 29 Vidio Itu...

  "Makannya pelan-pelan Riana", Mas Candra menghidangkan segelas air putih disamping piringku.
  "Makas

• Bab 30 Karma Mas Yoga

  Aku mendengarkan dengan seksama percakapan antara perempuan itu dan pria yang ada didepannya melalui

• Bab 31 Firasat Buruk

  "Sayang...sayang...sini bentar dong?" suara Mas Yoga terdengar memanggilku dari arah luar. Padahal h

• Bab 32 POV YOGA( Awal Mula)

  Aku memasuki ruangan baru tempat kerjaku. Jabatan direktur sekarang ada dalam genggamanku. Aku tak m

• Bab 33 POV YOGA (Lega)

  Aku memperhatikan mereka dari arah jauh. Perempuan yang bernama Riana itu masih menangis di pelukan

• Bab 34 POV YOGA ( Mimpi Buruk)

  Sejak kejadian tabrakan itu, aku selalu di hantui oleh mimpi buruk. Selalu saja tiap malam aku ters

• Bab 35 POV YOGA (Rencana Lamaran)

  Riana menyuap makanan terakhir yang ada di piringnya. Dia telah selesai makan. Begitupun denganku.
  "

• Bab 36 POV YOGA(Pernikahan)

  Dengan berbagai usaha, akhirnya Paman Riana mau juga menerima lamaranku. Bahkan sesuai dugaanku. Di

• Bab 37 POV RINDU(Rencana Licik)

  Rindu menatap Riana yang tergeletak diatas sofa rumahnya. Darah mengalir dari kening Riana. Rindu te

• Bab 38 Disekap

  Aku merasakan sakit pada kepala dan juga pergelangan tanganku. Dengan hati-hati aku membuka mata. De

• Bab 39 Tebusan

  Aku tak kuasa menolak saat tangan kekar laki-laki itu kembali menutup mulutku dengan lakban. Perutku

• Bab 40 Menyerah

  Mas Yoga langsung membawaku ke rumah sakit. Kepalaku yang dipukul perempuan itu masih terasa sangat

• Bab 41 Kehadiran Mas Candra

  Cukup lama aku menangis dipelukan Mas Candra. Aku hanya butuh seseorang sekarang. Hatiku sangat kece

• Bab 42 Pulang

  Mas Yoga menarik kerah baju Mas Candra, saat mendengar Mas Candra memanggilku dengan sebutan sayang.
  

• Bab 43 Tak Tahu Malu

  "Apa yang kamu cari, Mas?" teriakku pada Mas Yoga.
  "Dimana kamu menyimpan surat-surat berharga peru

• Bab 44 Pindah

  Aku masih mentertawakan kebodohan Mas Yoga, ingin sekali mengatakan padanya bahwa perempuan itu pun

• Bab 45 Rumah Baru

  "Amira, kamu dimana? Nggak jadi datang ke rumahku?" tanyaku pada Amira sesaat setelah dia menjawab p

• Bab 46 Kedatangan Mertua

  Aku langsung istirahat sesampainya di rumah. Kupandangi langit-langit kamar mataku berembun oleh air

• Bab 47 Bujukan Mertua

  "Ayo Riana! Kita bicara di dalam!" ajak Mas Yoga sok berkuasa.
  "Kami sepertinya pulang saja ya, Ria

• Bab 48 POV YOGA (Putus Asa)

  Aku melajukan kendaraan keluar dari rumah baru Riana. Sialan! Dia beli rumah yang sangat mewah. Jauh

• Bab 49 POV YOGA(Menyesal)

  "Bagaimana? Apa mereka suka dengan rumahnya?" tanyaku pada agen penjualan rumah itu.
  "Suka, Pak. Har

• Bab 50 Periksa Kandungan

  Hari ini jadwal kontrol kehamilanku. Sebelum berangkat, aku sarapan dulu. Hidupku terasa damai sendi

• Bab 51 Didatangi Perempuan Itu

  Semua urusan perceraian aku serahkan pada Mas Candra. Aku tak pernah menghadiri sekalipun sidang pe

• Bab 52 Pembalasanku

  Aku menunggu beberapa hari, tapi perempuan itu belum juga kembali menghubungiku. Apa dia sedang mer

• Bab 53 Penyekapan Mereka

  "Kamu perempuan berhati iblis! Aku sudah membantumu dengan memberikan diary itu tapi malah ini bala

• Bab 54 Pengakuan

  Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Kuulangi membaca halaman demi halaman diary milik Mas Yoga. S

• Bab 55 Di Tahan

  "Kamu tidak punya perasaan, Mas! Hanya demi menghilangkan rasa bersalahmu, kamu tega membohongiku se

• Bab 56 Ke Rumah Paman

  Mas Yoga langsung di giring memasuki penjara oleh polisi tadi. Aku menatap Mas Yoga dengan perasaan

• Bab 57 Kemarahan Paman

  Mobil Mas Candra menuju kantor polisi tempat dimana Mas Yoga di tahan. Sedangkan mobil Paman dan Bib

• Bab 58 Kedatangan Ayah Mertua

  Besok paginya, Paman dan Bibi hendak kembali ke rumahnya.
  "Riana, kamu jangan terlalu berpikir tenta

• Bab 59 POV YOGA ( Penyesalan)

  Dinginnya jeruji besi penjara membuatku tersadar bahwa sekarang hidupku bukanlah siapa-siapa lagi un

• Bab 60 Perceraian

  Aku menghubungi handphone Mas Candra besok adalah sidang putusan mengenai perceraianku. Aku berharap

• Bab 61 Hak Mas Yoga

  Aku sudah mendapatkan alamat kontrakan mantan Ayah dan Ibu mertuaku. Rencananya hari ini aku ingin m

• Bab 62 Hukuman Mas Yoga

  Persidangan Mas Yoga sudah mulai di gelar. Aku, Paman, Bibi dan juga Mas Candra selalu menghadiri pe

• Bab 63 Calon Papa Baru

  "Apa yang ingin Mas katakan?" tanyaku pada Mas Candra.
  "Mas cuma mau bilang, apa tidak sebaiknya kamu

• Bab 64 Rindu Melahirkan

  Sedikit demi sedikit aku mampu mengobati luka hatiku akibat perlakuan Mas Yoga. Waktu yang ada kujal

• Bab 65 Bayi Yang Malang

  Mas Candra mengajakku menuju ruang pemeriksaan kandungan. Dia mengurus kembali jadwal pemeriksaan u

• Bab 66 Anggota Baru Di Rumahku

  Mas Candra memegangi pundakku dengan kuat. Aku sangat kaget mendengar kabar meninggalnya Rindu dari

• Bab 67 Melahirkan

  Aku sungguh merasa sangat kesakitan. Perutku rasanya sangat sakit. Aku bahkan tidak pernah membayan

• Bab 68 Bayiku Dimana?

  "Bi, ayo jawab? Dimana putriku? Kenapa Bibi hanya diam? Aku mohon! Bicaralah, Bi!" suaraku parau mem

• Bab 69 Berusaha Ikhlas

  "Mas, anterin aku ke makam putriku!" pintaku pada Mas Candra sebelum sampai ke rumah.
  "Kamu belum pul

• Bab 70 Kedatangan Sakti

  Sebulan sudah semenjak aku melahirkan. Sebulan juga aku berkabung atas meninggalnya putriku. Kulalui

• Bab 71 Perjanjian

  Siang harinya, Mas Candra akhirnya menghubungiku juga.
  "Apa apa, Riana? Panggilan telpon darimu banya

• Bab 72 Perempuan Tak Di kenal

  Aku menatap punggung Sakti dan temannya yang beranjak keluar dari pintu utama rumahku. Di tangan Sak

• Bab 73 Mencari Kebenaran

  Pikiranku kalut, semua kata-kata yang di lontarkan perempuan itu seperti bom yang selalu meledakkan

• Bab 74 Permintaan Mas Candra

  Aku membiarkan begitu saja saat dering handphoneku memekakkan telinga. Sudah dari tadi Mas Candra me

• Bab 75 Kedatangan Orang Tua Mas Candra

  Belum berapa jauh mobil Mas Candra meninggalkan rumahku, lagi-lagi handphonenya berdering. Kali ini

• Bab 76 Tekad Mas Candra

  "Memang seharusnya sikapmu seperti itu. Kamu harusnya sadar diri, jangan menjadi perusak hubungan or

• Bab 77 POV CANDRA (Dilema)

  Aku meletakkan handphone di atas meja ruang tamu rumahku. Setelah Riana memutuskan sambungan telpon

• Bab 78 POV CANDRA (Restu)

  Seperti ancamannya, Mbak Lisa ternyata menggunakan Mama untuk memuluskan jalannya. Dengan menghasut

• Bab 79 Mendapatkan Restu

  Jika ada yang bilang cinta itu harus di perjuangkan, aku setuju dengan ujaran itu. Tapi bagiku, cint

• Bab 80 ENDING

  Aku tak henti mengucapkan rasa syukur, setelah Mas Candra dan kedua orang tuanya pergi dari rumahku.