Tag(s):
• Kecantikan
• Detail
• Drama

Perempuan baik hanya untuk laki-laki baik. Laki-laki baik hanya untuk perempuan baik. Banyak yang mengatakan itu, jodoh adalah cerminan diri kita sendiri. Sebagai umat Allah, Nameera menaati dan menjauhi larangan-Nya. Menjadikan dia perempuan muslimah yang diminati laki-laki seantero kampus untuk dijadikan pendamping hidup. Nameera adalah hamba Allah yang taat. Karena itu, Wahyu hendak melakukan hal yang sama. Untuk bisa bersanding dengan Nameera. Merubah sifat nya menjadi lebih baik, menjalankan kewajiban sebaik mungkin. Wahyu mencoba yang terbaik untuk berada di sisi Nameera. Lalu saat dia mengetahui masa lalu Nameera, hati nya bimbang. Dia mulai bertanya-tanya pada diri nya sendiri, 'Bisakah aku menerima dia apa ada nya?'

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

My Little Wife

pisarii

Luka Sang Istri

Dinara L.A

Wedding on paper

Alna Selviata

BENALU

Anggrek Bulan

MENANTU KONTRAK

Aulia Nur

Fur Elise

Patricia Anggi

Rekomendasi

My Handsome Husband

Senyassm

Dinodai Suami Sendiri

Oscar

Suami Pelit Melarat Saat Aku Tinggalkan

Ga Wol

AKUN KLONINGAN SUAMIKU

michikojauzaa

Hasrat Istri Ketiga

Quora-youtixs

Paman Kaisar

nonaAi

Menikah Dengan Guruku

Butiran Cinta

Sebening Cinta Sagara

Nona Ekha

Tak Seindah Malam Pertama

Yulia Cahya

Misteri di Rumah Bidan Lina

Ryanti

Komentar Buku (24)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  Amiey Liya

  jalan cerita yang menarik

  03/08/2022

    0
• 
  HoolzcBlack

  bagus banget 👌

  19/09

    0
• SantosoAditya

  sangat menarik untuk di baca

  09/07

    0
• 
  GadonSri

  mantap

  04/06

    0
• 
  CellLakedil

  jhatt

  11/04

    0
• 
  AbdilahTaufig

  great novel

  25/01

    0
• 
  Nailatil izzahTazkiyah

  semngatt trus kaa. critany baguss

  02/12

    0
• 
  AfandiKhoir

  bagus dan menarik

  23/11

    0
• 
  SoemitroCamelia

  mksih

  14/06/2023

    0
• 
  SEvan

  mantap

  05/06/2023

    0

• Total: 39

• Bab 1 Satu

  Wahyu memejamkan mata, tangan nya terkepal erat di atas lutut. Dia berusaha fokus walaupun pelatih n

• Bab 2 Dua

  Wahyu bukan muslim yang taat. Dia hanya shalat saat dia sedang ingat. Membaca al-Qur’an saat dia sed

• Bab 3 Tiga

  Wahyu buru buru mengancingkan celana panjang nya, memasukkan buku yang berserakan di meja nya lalu d

• Bab 4 Empat

  Tidak ada yang tidak mengenal Wahyu. Muhammad Wahyu Dirgantara.
  Hampir satu universitas mengenalnya.

• Bab 5 Lima

  Tubuh Wahyu remuk keesokan pagi nya. Untuk mematikan alarm ponsel yang ada di nakas aja susah, apala

• Bab 6 Enam

  Wajah Nameera masih memerah. Tangan nya sibuk mencatat, dia sibuk menulikan pendengaran nya saat Ann

• Bab 7 Tujuh

  Henry stres luar biasa. UAS tinggal besok, dan materi masih banyak yang belum dia pelajari. Dia memb

• Bab 8 Delapan

  Ini baru jam 7 pagi. Tapi sudah ada beberapa orang yang berdiri di depan pintu rumah Wahyu, menatap

• Bab 9 Sembilan

  “Wahyu, hari ini bisa latihan?” Wahyu menyerngit. Ini hari pertama ujian, apa yang sedang dipikirkan

• Bab 10 Sepuluh

  Ujian sudah berlangsung seminggu. Wahyu sudah bebas ujian karena dia ikut sesi pertama, tinggal menu

• Bab 11 Sebelas

  Nameera tidak tau bagaimana cara menyikapi ungkapan perasaan Wahyu kemarin. Yang bisa dia lakukan ha

• Bab 12 Dua belas

  Kakek berdiri di tepi kolam dengan tangan yang terlipat di dada, mata nya dengan ramah menatap teman

• Bab 13 Tiga belas

  “Lari keliling kampung 3 putaran. Abis itu pulang langsung latihan renang. Jangan cari makanan berat

• Bab 14 Empat belas

  Wahyu diam, tangan nya yang terkepal dia sembunyikan dengan melipat tangan nya di dada, pendengaran

• Bab 15 Lima belas

  Wahyu sampai rumah pukul 7, di sambut heboh keluarga nya. tak terkecuali Dara yang langsung berhambu

• Bab 16 Enam Belas

  Nameera diam beberapa hari setelah nya, menjawab seadanya saat keluarga bertanya pada nya, hanya ter

• Bab 17 Tujuh Belas

  Nameera melamun. Suatu hal yang jarang –bahkan hampir- tidak pernah dia lakukan. Tatapan mata nya ko

• Bab 18 Delapan Belas

  Wahyu mengomel. Bibir nya tak berhenti bergerak. Mengatakan suatu hal dan terus memaki Dimas dengan

• Bab 19 Sembilan Belas

  Wahyu kembali ke Solo 2 hari sebelum pelajaran biasa berlangsung. Dia datang dengan sekantung makana

• Bab 20 Dua Puluh

  Tri Hardi, ayah Nameera memperhatikan gelagat Wahyu yang menatap keseliling. Menatap meja satu-persa

• Bab 21 Dua Satu

  Nameera duduk di ampit Annisa dan Dewi. Tangan nya dengan telaten membalik halaman buku yang tengah

• Bab 22 Dua Dua

  Nameera berdiri di depan pintu rumah Wahyu. Tangan nya terkepal dengan tas hitam di pelukan nya. Dia

• Bab 23 Dua Tiga

  Tri Hardi terkejut saat mendapati Nameera berlari ke arah nya dengan air mata yang bercucuran. Niat

• Bab 24 Dua Empat

  Nameera bersikap seperti biasa, seolah kejadian dia menangis di hadapan kedua orang tua nya tak pern

• Bab 25 Dua Lima

  Entah keberanian darimana, Nameera mengajak kedua teman nya untuk makan di kantin fakultas olahraga.

• Bab 26 Dua Enam

  “Maaf… maaf… Dewi, maafin aku. Aku ngaku salah, perbuatan aku emang udah nggak bisa di toleransi. Ma

• Bab 27 Dua Tujuh

  Aster mematung, raut wajah nya kaku, mata nya menatap ayah tak percaya. Lalu saat sebutir air mata m

• Bab 28 Dua Delapan

  Wahyu berdiri di depan Arga. Mata nya menatap lurus ke mata Arga. Tak goyah mesti Arga menatap nya t

• Bab 29 Dua Sembilan

  Wahyu duduk bersila di hadapan Nameera dengan jarak satu meter. Masjid masih penuh mahasiswa lain ka

• Bab 30 Tiga Puluh

  18 hari sebelum pertandingan.
  Wahyu membuka pintu kulkas, mengambil air dingin berukuran sedang lalu

• Bab 31 Tiga Satu

  15 hari sebelum pertandingan.
  Nameera berdiri di depan kelas, menatap langit yang menghitam. Dia mena

• Bab 32 Tiga Dua

  Wahyu berlari ke dalam rumah, masuk ke kamar dan memakai kaos yang ada di tumpukan paling atas lemar

• Bab 33 Tiga Tiga

  10 hari sebelum pertandingan.
  Wahyu ke Jakarta. Bukan sekarang. Namun besok. Dia ingin membicarakan m

• Bab 34 Tiga Empat

  Sesampai nya di rumah, Nameera menangis. Terduduk di belakang pintu kamar sambil terisak. Ayah berdi

• Bab 35 Tiga Lima

  Wahyu ingin pulang saat magrib berkumandang, tapi kakek melarang nya. Beliau bilang tidak baik berhe

• Bab 36 Tiga Enam

  Nameera patah hati setengah mati. Setelah di tinggal Wahyu ke Jakarta, Nameera mendapati diri nya te

• Bab 37 Tiga Tujuh

  Nameera duduk di kursi, sedangkan Wahyu duduk di ranjang nya. Sudah kembali memakai baju. Wahyu mena

• Bab 38 Tiga Delapan

  3 hari sebelum pertandingan.
  Ini hari pertama dia pulang ke rumah. Kakek dan ayah yang menemani saat

• Bab 39 Tiga Sembilan END

  Sorak suara penonton membuat ramai stadion. Banyak nya blits kamera dan spanduk yang penonton bawa m