Tag(s):
• 18+
• Kecantikan
• Drama
• Heteroseksual

Zahra, seorang wanita cerdas yang selama ini bekerja di perusahaan milik keluarga Toha. Beberapa tahun kemudian, putra dari pemilik perusahaan Toha tersebut selesai dari pendidikannya di luar negeri, dan direncanakan untuk menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.. Zahra ditugaskan untuk mengajari beliau, tetapi itu membuatnya semakin dekat. Zahra—anak dari kepala pelayan keluarga Toha, sedari kecil sudah tinggal di kediaman keluarga Toha, dan itu membuatnya menjadi teman kecil bos muda. Bisakah dia menahan perasaannya untuk tetap bekerja secara profesional?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

PERNIKAHAN KEDUA

Diy Ara

Kang Santri

Arunika Key

Pengantin yang Tertukar

Yenita Wati

Pernikahan Wasiat

Maziah

Tak Seindah Malam Pertama

Yulia Cahya

my husband is a lecturer

lucyyrubyy

Rekomendasi

Terlahir Kembali Sebagai Tokoh Antagonis

Alvayla

Komodo Hijrah

Gemintang bestari

STORY LIFE OF KERENHAPUKH

Zemira Fortunatus

Kamu Akan Miskin, Mas!

Rahma La

Petaka Satu Malam

FitriElmu

Nyctophilia

EvyanaKim

TAK MAU DIMADU

caturrini1005

WHO AM I

RAINFALL

Istriku Cacat, Istriku Malang

Shinee

ALDEON

Rizka

Komentar Buku (250)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• DurahmanTurina

  Ceritanya bagus tapi gantung ada kelanjutan ceritanya kah?

  22/10

    0
• 
  greatkindness

  nice

  12/07/2023

    0
• 
  Aditya

  seru ni🥰

  12/04/2023

    0
• fairuzfera

  keren banget si

  10/04/2023

    0
• 
  khoiriyahevaumi

  goodd jobb

  09/04/2023

    0
• 
  Widya

  okkkkk

  08/04/2023

    0
• 
  HapipahAmella

  bgs

  03/04/2023

    0
• 
  Sherin

  ini sangat bagus sekali aku suka banget seru membaca ini tuh cerita ny aku suka sih tapi sangat ada 1 hal ini ngk ad cerita horor apas

  29/03/2023

    0
• 
  Ashari911Fiqri

  bagus

  27/03/2023

    0
• DamiaAdwa

  the best

  08/03/2023

    0

• Total: 50

• Bab 1 Kembalinya Sang Pangeran

  Tak kusangka, sekarang sudah pukul sebelas malam. Sedangkan tubuhku masih saja berada di kantor. Mak

• Bab 2 Hari Pertama Bos Muda di Kantor

  Bab dua
  "Imran, ini Alvin, dia akan mengatur jadwa lo dan akan ...." Aku tidak menyelesaikan apa yang

• Bab 3 Terserang Cemburu

  Bab 3
  "Woy, Alvin, ini yang diminta Imran." kataku sambil menyerahkan kertas-kertas yang berisi info

• Bab 4 Pulang ke Apartemenku

  Bab empat
  "Kenapa gue? Kenapa bukan Alvin? Lo tahu gue bukan tipe orang yang ramah, Imran. Gue tidak

• Bab 5 Kami Tidur Bersama

  Aku baru sadar bahwa kakiku mulai mengikuti gerakannya. Kurasakan ketegangan saat menatap matanya. K

• Bab 6 Kini Semakin Dekat

  Bab Enam
  Aku terbangun, ternyata masih sangat pagi. Sedangkan Imran masih tertidur lelap dan mendengk

• Bab 7 Ayo Kita Menari!

  Bab Tujuh
  "Ayo pergi," kata Imran—yang sedang memarkiran mobilnya—di tempat parkir Pusat Kota Alabang

• Bab 8 Mengurus Anak

  Bab Delapan
  "Gimana, lo suka kan keseruan tadi" Imran bertanya dan tersenyum, setelah pelayan pergi

• Bab 9 Lucunya Anak Itu

  Bab Sembilan
  "Tunggu sebentar, Ruli lupa kunci mobilnya dan memintaku untuk mengambilnya," kata Imran

• Bab 10 aku pikir serius

  Bab Sepuluh
  "Apa yang kamu inginkan, Dul?" Imran bertanya ketika kami menemukan tempat duduk.
  Kerumun

• Bab 11 Saat Kau Pergi

  Bab Sebelas
  "Selamat pagi, Bu." Aku mengucapkan selamat kepada ibuku yang sedang memasak sarapan.
  "Oh

• Bab 12 Jangan Harap Aku Ikut Denganmu Lagi

  Bab Tiga Belas
  Aku melihat alis Pak Andre terangkat, karena mendengar apa yang dikatakan Imran tapi i

• Bab 13 Kata Cinta Darimu

  Bercanda. Aku tidak memiliki keberanian untuk menciumnya, hanya bisa menatapnya setelah kami turun

• Bab 14 Ciumlah Aku

  "Sayang, ayo makan siang." kata Imran ketika dia mendekati mejaku di sebelahnya.
  Ini juga sudah bebe

• Bab 15 Surga Dunia Yang Pertama

  "Apa lo baik-baik saja?" Imran bertanya, dia melepaskan persneling dan memegang tanganku.
  Dia sekara

• Bab 16 Negoisasi

  Aku terbangun oleh panasnya sinar matahari yang menerpa wajahku. Ketika membuka mata, aku terpesona

• Bab 17 Amnesia?

  "Saya tahu, saya memanggilmu untuk pertemuan akan membuat perusahaan kita terlihat putus asa. Tapi t

• Bab 18 Teringat Kembali

  Sejak aku mengkonfirmasi penyakitku ke Pak Andre, aku menghindari Imran. Tentu saja tidak dapat dih

• Bab 19 Berangkat Bersama

  Aku terbangun karena suara alarm keras di ponselku. Sekarang jam 4:30. Ini terlalu dini dibandingk

• Bab 20 Hamil Lagi?

  "Kemana kita akan pergi?" Aku bertanya pada Imran. Dia telah mengendarai mobil sebelumnya tetapi d

• Bab 21 Anak Pertama

  Aku menggaruk hidungku karena merasa ada sesuatu yang menggigit di sana. Berulang kali, kemudian sem

• Bab 22 Pertemuan Di Hari Yang Baru

  "Siapa yang mengantarmu ke sekolah, Adul?" Aku bertanya ketika Imran dan aku berada di dalam mobil.

• Bab 23 Janji Suci

  Bab Dua Puluh Tujuh
  Setelah meeting, kami pergi ke kantornya. Aku terkejut karena ada balon di sana,

• Bab 24 Cemburu tanda cinta

  Aku membuka mata lebar-lebar, lalu melihat sekeliling kamar. Kininaku seorang diri, padahal seingat

• Bab 25 Ulang Tahun Adul

  Sesampainya di mansion Toha kami disambut dengan spanduk besar bertuliskan Selamat Datang Mama! di

• Bab 26 Membeli Gaun

  Aku dan Imran dikejutkan oleh nada dering yang keras dari ponselku. Kami berdua fokus pada pekerjaa

• Bab 27 Ingatan Yang Kembali

  Aku menatap takjub pada bayanganku sendiri di cermin. Gaun putih dengan berlian-berlian kecil mengi

• Bab 28 Tak Kusangka Ini Terjadi

  "Saya kira suamimu sibuk bekerja?"
  "Mengapa?" Aku marah dengan jawaban Janu.
  Akhir-akhir ini, dia sel

• Bab 29 Sahabatku Penghianat

  Sudah lewat jam sebelas saat aku memarkir mobil di tempat parkir basement unit kondominiumnya. Aku m

• Bab 30 Hancur Hatiku

  Aku melayang di mobilku. Air mata terus mengalir di mataku tidak peduli apa lagi yang aku tahan.
  Aku

• Bab 31 Mencoba Bertahan

  "Mama, bangun." Adul membangunkanku dengan serangkaian tamparan di bahuku.
  Aku mengerutkan kening ka

• Bab 32 Sandiwara

  "Masalah?" Imran bertanya saat kami menari di tengah dan mata para tamu terfokus pada kami.
  "Hah?" T

• Bab 33 Ide Balas Dendam

  Aku menghela nafas panjang dan membuka mataku. “Saya terbangun dengan amnesia dan jantungku masih b

• Bab 34 Keputusan Berat

  "Tapi Adul baru berusia empat tahun! Dia tidak bisa menhadapi masalah seperti orang dewasa. Dia hany

• Bab 35 Mencoba Tegar

  Aku berjalan pergi dan duduk di meja tempat Janu dan duduk sebelumnya.
  Itu cacat lain. Dia bahkan bi

• Bab 36 Percakapan Mereka

  Ketika pintu terbuka, aku melewatinya dan langsung pergi ke tempat tidur. Aku harus terbiasa dengan

• Bab 37 Bidadari Cantik

  .
  Clark Wesley C. Toha
  bidadari yang terlalu cantik untuk bumi
  Aku tersenyum miris mengingat berlalunya

• Bab 38 Pertanyaan yang Timbul

  Ini hari Senin dan Imran dan saya tidak tinggal di Santorini jadi saya memutuskan untuk pergi bekerj

• Bab 39 Butuh Pengakuan

  Beberapa jam pekerjaan saya berlalu dan itu tidak pernah hilang dari pikiran saya.
  Kecurigaan kami te

• Bab 40 Sebuah Alasan

  Aku menghela nafas dan tetap diam sementara dia juga diam-diam memeriksaku dengan tatapannya. Aku m

• Bab 41 Mulai Berpisah

  Alis Adul bertemu dan hening sejenak. Aku gugup dengan jawabannya. Bagaimana jika dia tidak setuju

• Bab 42 Tubuhku Sakit

  Aku bergegas keluar dari mobil Raka dan mendekati Imran. Aku bahkan memergoki Adul bertanya padanya

• Bab 43 Adakah Kesempatan?

  Ketika saya kembali ke pengadilan, saya hanya berpikir untuk berjuang.
  "Apa sih yang kamu lakukan?"

• Bab 44 Reaksi Palsu

  "Apakah kamu akan baik-baik saja di sini?"
  Aku mengangguk dan melihat sekeliling lagi ke kondominium

• Bab 45 Apakah Aku Akan Menyerah?

  Tidak, saya tidak bisa mengambil risiko. Jantungku berdebar-debar hingga berkeping-keping, ia tidak

• Bab 46 Bisakah Aku Percaya?

  Aku terbangun dengan perasaan aneh bahwa hari ini akan menjadi hari yang hebat. Tetapi ketika saya

• Bab 47 Siapa yang Menang

  "Ke mana kita akan pergi?" Aku masih bertanya dengan gugup saat masuk ke mobil Raka.
  Sebelumnya kami

• Bab 48 Yang Kubenci

  Epilog
  Jantungku berdebar tak menentu saat menunggu sepupuku, Ruli, menjawab teleponku. Aku tahu aku

• Bab 49 Masih Samar

  Yang saya butuhkan hanyalah Zahratul Hafidzah. Mungkin dia tertular kebiasaanku karena kami selalu

• Bab 50 Epilouge Kesedihan

  "Hei. Kamu teman Zahratul Hafidzah, kan?" Aku akan bertanya.
  "Ya. Saya Rara." perkenalannya. Dia b