Tag(s):
• Keluarga
• Cinta pertama
• Heteroseksual
• Pornografi
• Kehamilan

One night stand tanpa sengaja, membawa Devan dalam kerumitan. Seorang bayi mungil dia temukan di depan rumahnya. Dalam surat tertulis jelas, bahwa bayi itu adalah bayinya. Jelas saja Devan terkejut. Dia tak ingat apa-apa. Masa depannya terancam karena kehadiran bayi tersebut. Devan berencana mencari ibu pengganti untuk sang putri.

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

MATI KUTU KETIKA ISTRI TKW-KU KEMBALI

Mutiara Sukma o

Virgo

DeeBoo_

Miracle Of Love

patricia.alodie

Dicampakkan karena Banyak Makan

Neng Pena

Relokasi Rasa

Anggians18

Status WA Sekretaris Suamiku

Nia Khalila

MY FRIST LOVE : SHAKA

lucyyrubyy

MEMILIH BERCERAI DARIPADA DIMADU

ASIAH AIZAWAH

kontrak pernikahan

Ezraass

Lika Liku Cinta Icha

Dewi Pooh

Rekomendasi

Istri 365 Hari

Missy Anna

Dijodohkan Dengan CEO

Audwibill18

Test Pack di Tas Sekolah Anak Lelakiku

andrianisilviaR

Rahasia Dalam Kehidupan

Darmawati212

Jodohku Seorang Janda Kaya Raya

Irma_Asma

SWEET MATE

Little Kyrana

Cukup Setahun Aku di sisimu, Mas

Abdulloh

wadak part 3.mata dewa

kayhawa

Ars: Dua Kematian

Laila Ishaq

Briana's Notes

Tazemo

Komentar Buku (181)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  234Devikusnan

  cinta yang tak bisa berbuat

  14d

    0
• 
  RatnawatiDewi

  ada kelanjutan ceritanya kah ?? ceritanya seru banget

  16d

    0
• 
  Lilis

  sangat rekomendasi

  25d

    0
• 
  HafizhHafizhh

  bagus

  17/09

    0
• 
  86selong

  best story

  16/09

    0
• 
  andikaFajar

  oke

  03/09

    0
• 
  Aliung Justin

  keren. 😄😄😄

  30/08

    0
• 
  CanzsNia

  bagus

  29/08

    0
• 
  NoteDeath

  bagus bangat,dan tidak bosan membacanya,dari batre 100 sampai batre tinggal 20 saya membaca ini

  12/08

    1
• RahmawatiFitri

  bagus ceritanya 🥳

  01/08

    0

• Total: 54

• Bab 1 Boss Baru

  "Wow! Akhirnya queen of late kita datang juga."
  Kiara tersenyum tipis menanggapi ledekan Ayu. Napasny

• Bab 2 Papa (?)

  Mereka langsung menunduk kikuk. Devan menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi. Salah satu tangann

• Bab 3 Nasib Sial

  Pagi kembali datang. Semburat arunika menebar menghujani sebagian belahan bumi. Menampakkan keindaha

• Bab 4 Permintaan Konyol

  Langkah Kiara terhenti. Kenapa pria ini senang sekali mengusir dan menghentikan langkahnya begitu sa

• Bab 5 Calon Mama

  Kiara memandang takjub kawasan ini. Berderet bangunan tinggi nan mewah. Disini memang terkenal sebag

• Bab 6 Hari Pertama

  "Atau jangan-jangan kau ..." Devan menghentikan ucapannya dan ucapan Kiara sekaligus. Dia dekatkan b

• Bab 7 Awal Mula

  Semuanya berawal dari hari itu. Tepatnya saat Devan sebelas sekolah menengah atas. Devan merupakan k

• Bab 8 Devan Sakit

  Pagi kembali datang. Ini merupakan pagi ke tiga semenjak Kiara tinggal dirumah ini. Untung saja oran

• Bab 9 Psikopath Love

  "Hup!" Kia menutup paksa mulut Adam dengan telapak tangannya.
  "Pait! A ..."
  "Telan!"
  Sumpah, Kiara se

• Bab 10 Ternyata Mantan

  "Argh!"
  Satrio mengepalkan tangannya kuat. Beruntung krannya menyala keras, hingga suaranya bisa ter

• Bab 11 Meminta Izin

  Kiara menatap kesal pada Devan. Apa pria itu pikir selama ini dirinya tak pandai berdandan? Huh!
  Mer

• Bab 12 Trauma

  "Apa kau yakin, Praditama?"
  Untuk urusan serius, Dedi memang selalu memanggil nama belakang putranya.
  

• Bab 13 Mengerjai Devan

  Tiba tengah malam, hujan telah mereda. Devan menggeliat bangun, kepalanya yang bersandar pada sisi r

• Bab 14 Rara Ngambek

  "Pak! Pak! Putar balik ya."
  "Lo, kenapa neng? Ada yang ketinggalan?"
  "Eh, bukan. Eh iya. Eh, pokoknya

• Bab 15 Fitting Sendirian

  "Papa jahat! Papa gak sayang Rara! Papa gak pernah antar Rara ke sekolah. Huhu... Rara benci papa!"
  

• Bab 16 Wedding Day

  Hari pernikahan tinggal besok. Gaun pengantin pun sudah mereka ambil tadi sore. Ibu dan ayah Kiara p

• Bab 17 Pria Lain di Malam Pertama

  Gedung tempat acara pernikahan tadi mulai terlihat sepi. Para tamu undangan sudah pulang. Hanya meny

• Bab 18 Bandrol Harga

  Kantor.
  Ayu masih merenung dengan mata sembab yang kentara.
  "Udahlah, Yu, jangan meratap terus meneru

• Bab 19 Honey Moon

  Semenjak bertemu dengan wanita bulan tersebut Devan makin sering mengunjungi bar itu. Bahkan ia seri

• Bab 20 Cemburu (?)

  Kiara terbangun saat ponselnya berdering keras. Ia kaget saat mendapati dirinya sudah terbaring di r

• Bab 21 Posesif Kiss

  "Cantiknya. Boleh gak ya aku bawa pulang." Ia pandangi kerang cantik tersebut sembari tersenyum. Ia

• Bab 22 Semakin Dekat

  "Kamu memang tak pernah mengecewakan, Satrio," puji Dedi, seraya meletakkan kembali dokumen dan mena

• Bab 23 Terror

  "Aaaaaaa!"
  Kiara berbalik memeluk Devan, menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu.
  "Kenapa? Ada

• Bab 24 Sweet Night

  Masih memakai kacamata hitamnya, Devan menyeret koper mereka dengan sebelah tangannya menarik pingga

• Bab 25 Mulai Berubah

  Sudah dikatakan bukan bahwa kepolosan Devan sirna semenjak malam di club itu. Untuk masalah kissing,

• Bab 26 Fallin love again

  "Hey! Hey! Tunggu!"
  "Kenapa dia keras kepala banget sih!" Nadia mengambil ancang-ancang dan berlari.

• Bab 27 Petaka Hari Itu

  Dengan hati-hati Taki membawa Dodi ke apartemennya. Membaringkan pemuda itu di ranjangnya.
  "Bruk!"
  "Hu

• Bab 28 Kebahagiaan Kecil

  "Disini?" kernyit wanita itu. Ia menoleh ke kerumunan ibu-ibu.
  "Disana maksudnya?"
  Devan menggeleng.
  "B

• Bab 29 Sales Dadakan

  Wanita memang seringkali luluh dengan kelembutan. Mungkin karena hatinya juga lembut kali ya. Meski

• Bab 30 Kedekatan yang Menyakitkan

  Kiara meletakkan telunjuknya di bibir membuat pria itu terdiam, urung menghidupkan mobilnya. Dia men

• Bab 31 Satrio Keterlaluan

  "Coba, aku lihat," ujar Kiara saat melihat Devan bangun namun mengeluh matanya perih, seperti ada ya

• Bab 32 Trauma Kiara

  Satrio memagangi pipinya yang di tampar Kiara.
  "Brengsek lo Sat! Gue selama ini cukup sabar ngadepin

• Bab 33 Wanita Itu Bernama Indira

  "Ah! Kamu, sayang. Aku kira siapa," ujarnya dengan mengulas senyum yang agak dipaksakan.
  "Kenapa? Lag

• Bab 34 Menghajar Dodi

  Devan tak henti mengulas senyum sedari tadi. Bahkan wajahnya sangat sangat ramah. Bisa di hitung ber

• Bab 35 Overprotective Devan

  Kiara menjauhkan ponselnya dari telinga. Menatap kesal pada nomor yang tertera di layar ponselnya. A

• Bab 36 Wanitanya Devan

  "Kamu harus bertindak cepat Nin. Sebelum semuanya terlambat," ujar Satrio.
  Gemerlap dunia malam denga

• Bab 37 Arin Siapa Lagi?

  "A-Arin?" ulang Kiara. Dan, gadis cantik itu mengangguk, masih dengan lagak anggunnya.
  "Ini saya gak

• Bab 38 Benci Kamu

  Semilir angin berhembus menyejukkan. Matahari beranjak ke ufuk barat. Kilau keemasaanya berpendar me

• Bab 39 Kesal

  "Nanti jam makan siang ke ruangan," bisik Devan. Kiara mengangguk. Setelah itu Devan melepas pelukan

• Bab 40 Kunjungan

  Sementara di kantor, Devan duduk santai. Duduk bersilang dan melirik ponselnya dengan terkekeh pelan

• Bab 41 Gak Peka

  "Dimana suamimu?"
  Kiara tertunduk. Memainkan jemari.
  "Emm... anu. Dia masih di kantor."
  "Kenapa gak iku

• Bab 42 Cemburu? Huh!

  "Atau karena pertanyaan ibu tadi?" tambah Devan karena Kiara tak kunjung menjawab. Tangan Kiara meng

• Bab 43 Jalan Bersama

  "Hari ini Rara mau ikut mama gak?" tawar Kiara sembari menguncir rambut panjang Rara.
  "Kemana, Ma?"
  "N

• Bab 44 Patah Hati

  "Tanggal merah bukan? Bagaimana kalau kita jalan?"
  Nadia sontak membuka matanya. Membuang selimutnya

• Bab 45 Pertemuan Tak Sengaja

  "Kamu gak salah. Dia saja yang mungkin tidak menyadari ketulusanmu."
  "Aku cinta banget sama dia Ki. H

• Bab 46 Urus Saja Wanitamu

  "Papa kenapa? Kok maksa-maksa mama sih," protes Rara.
  Devan membungkuk, mengulas senyum yang agak dip

• Bab 47 Sebuah Penegasan

  "Aah.. itu..."
  Devan mengangguk.
  "Iya. Aku tahu, aku salah. Kiara tak tahu apa-apa tentang permasalaha

• Bab 48 Kiss U

  "Kalian ke ruangan itu dulu. Aku masih harus bekerja," ujar Catherine. Dia tahu, bakal ada perang du

• Bab 49 Mempertemukan Kembali

  "Gimana? Masih mau gak percaya?"
  Kiara mendengkus. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil. Membiark

• Bab 50 Tak Ada Titik Temu

  "Ra, gue minta maaf."
  Kedua alis Kiara bertaut. Saat ini dia sedang bersama Nadia. Selepas dari perte

• Bab 51 Sudut Taki

  "Gak. Jangan belain dia."
  Taki menghela napas.
  "Duduk dulu. Dengerin." Taki menarik tangan Kiara, memb

• Bab 52 Kebersamaan Indah

  "Aku nyaman sama kamu, Ra."
  Kiara membalasnya dengan senyum simpul. Tangannya masih mengelus punggung

• Bab 53 Permainan Takdir

  "Eh, kok mama sedih gitu sih? Pasti gara-gara Rara gak ajak ngobrol. Kan mama jadi diam?"
  Rara berbal

• Bab 54 Mantan Menyebalkan

  "Lah kenapa? Perasaan gue diam-diam aja."
  "Iya. Kelihatannya aja sering tengkar sama pak Devan. Eh, t