Tag(s):
• Drama
• Keluarga
• Kekerasan

Kisah Kasih yang tersisih di keluarganya sendiri. Keberadaan dirinya tak pernah tampak di mata ibu kandungnya. Bagi sang ibu perempuan hanyalah makhluk kasta rendah yang tak layak dihargai.

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Perfect Uncle

Aretha Artha

Apa Warna Hatimu?

Giovanna Bee

Biarkan Aku Bahagia

Nuri522

TEMEN TAPI DEMEN

Kenong Auliya Zhafira

BENALU

Anggrek Bulan

Mantan Bos

seni_okt

Rekomendasi

kontrak pernikahan

Ezraass

Terjerat Cinta Dosen

Arizumi

Perfect Wife

Taylor

Fate Brings The Past

Tazanie

Terjebak Pernikahan Palsu

Meriatih Fadilah

Suamiku Pandai Bersandiwara

Erie Sawn

Kulawan Pengkhianatan Mereka Diam-Diam

Aksara Pena

Aku Jelek Bukan Seleramu Aku Cantik Seleraku Bukan Kamu Mas

Dwi Padma

We Are Player

Galuh Fidyananda

Diary Skizo

indahyulia

Komentar Buku (29)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• UdinSolik

  crita bagus

  22/06/2023

    0
• 
  LestariArbiDwi

  bagusss

  07/04/2023

    0
• 
  dickyzulkarnain

  ok baik

  10/03/2023

    0
• 
  MakassarFatur

  👋😄👋😄👋😄

  09/07/2022

    0
• 
  Devicitra

  Terbaik sekali novel ini, semangat buat kak Othor💯💯🔥🔥🔥

  05/07/2022

    0
• y******1@gmail.com

  seruu

  25/04/2022

    0
• 
  Nuzha Zhaira Aaira

  👍👍👍👍👍

  15/04/2022

    0
• 
  Free fireMimi

  hi semua

  15/04/2022

    0
• 
  Muhammad Mursyid

  best

  15/04/2022

    0
• 
  chanelhababa

  bgus

  15/04/2022

    0

• Total: 44

• Bab. 1

  "Kasih, kirimin ibu uang sekarang ya," ucap perempuan paruh baya saat menelepon putrinya yang tengah

• Bab 2

  Hari menjelang pagi. Kasih tengah bersiap untuk berangkat kerja. Sepotong roti dan segelas teh hanga

• Bab 3

  "Mata kamu sembab, abis nangis, ya?" tanya Nia.
  Saat mereka bertemu di tempat janjian. Sebuah warung

• Bab 4

  "Lho, ngapain kamu pulang?"
  Bu Welas terkejut kala membuka pintu dan mendapati Kasih tengah berdiri d

• Bab 5

  Kasih terbangun saat pintu kamarnya di ketuk. Badanya terasa pegal karena kelelahan, ditambah selepa

• Bab 6

  "Ngapain kamu di kamarku?" seru Kasih saat dilihatnya Raja tengah membuka-buka lemari miliknya.
  Raja

• Bab 7

  "Halah, Kasih juga nggak tahu kalo sawah itu emak wariskan buat dia. Jadi nggak masalah kalo kita ju

• Bab 8

  "Gimana ini, Bu. Pernikahanku tinggal seminggu lagi, tapi biayanya masih kurang," ucap Bagus.
  Bagus

• Bab 9

  "Kenapa senyum-semyum?" tanya Susan saat mereka baru keluar dari mushola, saat ini giliran mereka un

• Bab 10

  "Ibu keliatanya lagi seneng banget?"
  Bu Welas yang tengah duduk di depan toko, seketika terkesiap saa

• Bab 11

  Bagus sudah berangkat ke Kalimantan, diiringi dengan isak tangis Bu Welas. Hari-hari berikutnya berj

• Bab 12

  "Kamu mendekati anak saya cuma modal motor butut begitu, hah? Dasar kere! Jangan dekati Kasih lagi,

• Bab 13

  Sebenarnya dari sejak awal bertemu, Satria sudah jatuh hati pada Kasih. Tepatnya sejak mereka bertab

• Bab 14

  "Ih, nggak nyangka ya, padahal keliatan dari wajahnya kayak polos gitu," sahut ibu lainya yang berdi

• Bab 15

  Pak RT menatap Kasih dengan iba, begitu juga dengan Bu RT yang sedari tadi matanya sudah berkaca-kac

• Bab 16

  "Jangan asal menuduh orang, coba saja buktikan jika kami ini memang bersalah," tantang Pak Didi.
  "Iya

• Bab 17

  "Hahaha buat apa aku takut, kalo aku masuk penjara berarti istrimu juga akan ikut denganku." Kasih d

• Bab 18

  "Sini tasnya, biar aku masukan baju kamu ke lemari," ucap Satria, mengambil tas ransel milik Kasih l

• Bab 19

  "Masak apa, Bu?" tanya Kasih pada Bu Rahma yang tengah menyiangi sayuran.
  "Ini mau bikin tumis selada

• Bab 20

  Singkat cerita, Bu Welas yang juga jatuh cinta pada kegagahan Pak Darno pun menerima lamaranya. Ibun

• Bab 21

  Namun, luka batin yang dipendamnya selama bertahun-tahun, di tambah rasa lelah dan sakit pada fisikn

• Bab 22

  Pak Darno berdiri diam di depan rumah besar berlantai dua. Rumah dengan pagar tinggi berwarna hitam

• Bab 23

  "Kalo kamu nggak mau, kamu boleh nolak," ucap Satria.
  Kasih diam terpaku, seperti terhipnotis oleh pe

• Bab 24

  Tiba-tiba saja ia merasa gelisah dan terancam saat mengetahui kepopuleran suaminya diantara para wan

• Bab 25

  Kasih sebenarnya tidak pernah peduli dengan urusan orang lain. Masalahnya adalah, remaja laki-laki y

• Bab 26

  [Bu, aku butuh uang]
  Pesan Bagus pagi ini, membuat sekujur tubuh Bu Welas panas dingin. Ia yang semul

• Bab 27

  "Masak apa, Sayang?"
  Kasih berjengit kaget saat tiba-tiba Satria memeluknya dari belakang. Hampir saj

• Bab 28

  "Tapi saya tidak bisa menerimanya, Pak," ucap Tita dengan nada tinggi.
  "Tidak bisa menerima apa?" Kal

• Bab 29

  "Bu, udah ada uangnya belum?"
  Bu welas menghela nafas kasar saat mendengar pertanyaan Bagus dari sebe

• Bab 30

  "Masih berani kamu pulang ke sini?" hardik Bu Welas begitu melihat Kasih setelah membuka pintu.
  Kasih

• Bab 31

  "Tunggu, Pak. Ibu mau ikut."
  Bu Welas berteriak saat melihat mobil Pak Darno mulai keluar garasi. Wan

• Bab 32

  "Ingat, kamu harus pake itu malam ini," bisik Nia sambil menunjuk paper bag di tangan Kasih.
  "Pakai y

• Bab 33

  Pagi ini Bu Welas tengah sibuk menyiapkan makanan untuk di bawa ke rumah Kasih. Meski belum mendapat

• Bab 34

  BRAK! BRUK! PRANK!!!
  Bu Welas membuka pintu rumah dengan kasar, di susul Bagus yang menutupnya tak ka

• Bab 35

  "Udah dong, Sayang nangisnya," bujuk Satria pada sang istri yang masih tersedu dalam dekapannya.
  Sete

• Bab 35

  "Udah dong, Sayang nangisnya," bujuk Satria pada sang istri yang masih tersedu dalam dekapannya.
  Sete

• Bab 36

  36
  "Eh, kita udh muter berapa kali, Mas?"
  "Ini yang ke empat, harusnya kita udah turun setelah dua ka

• Bab 37

  PLAK! PLAK!
  Dua buah tamparan keras berhasil mendarat di kanan kiri pipi mulus Vita. Hingga membuat s

• Bab 38

  Padahal Kasih sudah berusaha menutupi kelakuan Raja dengan tidak memberitahu Bu Welas. Tapi sekarang

• Bab 39

  "Ini kamu lihat sendiri buktinya! Buka otakmu yang bebal itu, anakmu itu bukan malaikat yang tidak p

• Bab 40

  "Sebenarnya, bukan hanya itu yang jadi alasan kami untuk cepat pulang, Pak," ucap Satria.
  "Memang ada

• Bab 41

  "Jadi ada apa, kenapa kalian membuat Kasih pergi? Apa ada sesuatu yang perlu kalian bicarakan tapi K

• Bab 42

  "Bu, ayo makan dulu. Hari ini aku masakin sop daging kesukaan ibu," ucap Kasih ceria.
  Bu Welas yang t

• Bab 43 (END)

  "Apa yang kalian lakukan!" teriak Pak Darno, lalu mempercepat langkahnya. Orang-orang yang bersamany