Tag(s):
• Tidak setia
• Perceraian
• Keluarga
• Tokoh Wanita

Adinda Putri Syakira. Selain cantik, ia terlahir dari keluarga berada. Orang tuanya, mendidiknya menjadi wanita tangguh, menghasilkan uang, dan mampu mengurus kedua anaknya dengan baik. Namun sayang, ia harus menelan kecewa ketika suaminya ketahuan melakukan perbuatan menjijikkan. Ketika keadaan mengharuskan ia mengambil keputusan ia sangat dilema. Menghadapi pertanyaan kedua putranya yang akan meminta penjelasan dan rasa sakit yang berkecamuk dalam dirinya ketika adegan menjijikkan itu menari-nari indah dalam ingatannya. Ia tahu, bertahan dalam kekecewaan itu tidak mudah, tetapi menjelaskan kenyataan pada kedua putranya pun tak semudah membalikkan telapak tangan. Penasaran? Yuk, simak ceritanya dan jangan lupa subscribe cerita ini sebelum kalian membaca, ya!

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Yang bertanggung jawab dalam Senyum dan Tangisku

Zar'z Al Farabhy

Takdir Cinta Nadia

Degk_Nur

Kemelut Ain

Bumi Pena

Bukan Indahnya Berbagi

Mahaya Liliana

Penghuni Kosan Gang Sempit

Arka Garneta

Duda Dingin & Gadis Hilang Ingatan

Alex_Alvaro

Rekomendasi

Warmheart

Novia Malviani

Mendekap Luka

NonaCat

Relokasi Rasa

Anggians18

Status WA Sekretaris Suamiku

Nia Khalila

Rahasia Dalam Kehidupan

Darmawati212

Merebut Jodoh

Vellyna Yari

Be My Lady

mamaezaaa

TALI HARAPAN

Riyusa

Mr. Bradley

putritritrii

The Story Transformation 500th Years Ago

Nurul Khotimah

Komentar Buku (306)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  BINTI RUDDINSITI NUR ATIRA

  paling best 🔥

  22h

    0
• ShanumNayya

  keren

  2d

    0
• RiskiMuhammmad

  Cerita nya bagus baget terima kasih

  9d

    0
• StayhalalAbrar

  sangat bague

  9d

    0
• RaaVira

  sangat menispirasi

  14d

    0
• 
  ramdannugi

  rame banget kak

  16d

    0
• FadhlAI

  Saya tidak boleh bercakap sekarang. Saya akan menghubungi anda semula secepat mungkin.

  18d

    0
• Slendang Biru

  oppiyk

  19d

    0
• 
  syafikahnurul ain

  Like it

  24d

    0
• 
  GirlNorhafawati

  Tajuk yang bagus

  24d

    0

• Total: 71

• Bab 1 Pesan Yang Mengganggu

  ****
  [Mas jangan lupa, segera tranfer uang lima juta ke nomor rekening Adek, ya!]
  Kubaca pesan itu ber

• Bab 2 Menemukan Bukti

  ****
  'Terus saja kamu berpura-pura, Mas. Sampai kamu ketahuan berkhianat dariku, akan kubuat kamu men

• Bab 3 Mereka Bersekongkol

  ****
  "Mau kemana sepagi ini?" tanya Mas Helmi ketika melihatku telah berpakaian rapi.
  "Ke toko, Mas."

• Bab 4 Tiba-Tiba Viral

  ****
  "Non, ada telepon dari Non Vio," kata Mbak Sri memberitahuku.
  "Oh, iya, makasih Mbak Sri," sahutk

• Bab 5 Mulut Netizen

  ****
  "Bunda, kapan Mas Adam pulang?" tanya Alif dengan wajah polosnya.
  "Kenapa Alif nanyain Mas Adam?

• Bab 6 Kejutan Untuk Mereka

  ****
  "Bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Umi ketika kami berkumpul di ruang keluarga.
  "Dinda, baik-baik

• Bab 7 Kami Tidak Berzina

  Assalamu'alaikum.
  (Pov Helmi)
  ****
  
  "Pak, boleh izin keluar sebentar nggak? Sepupuku minta di antar ke

• Bab 8 Membawa Madu

  Assalamu'alaikum, teman-teman! Untuk yang sudah subscribe, bisa bantu tap love dan tinggalkan jejak

• Bab 9 Mulai Bertindak

  ****
  "Disha, tolong jaga Alif selama Kakak keluar, ya! Jangan biarkan perempuan itu mengambil kesempa

• Bab 10 Talak Dari Helmi

  ****
  "Aku, aku cuma ingin Dinda menerima pernikahan keduaku," sahut Mas Helmi tanpa rasa salah sediki

• Bab 11 Mengusik

  Assalamu'alaikum, teman-teman! Pastikan dirimu sudah subscribe cerita ini dan kasih bintangnya, ya!
  S

• Bab 12 Menata Langkah

  ****
  'Secantik apapun kamu merawat diri dan menjaga hati, kalau memang sudah dasarnya lelaki itu tak

• Bab 13 Mariah Berubah

  ****
  (Pov Author)
  Hancur, adalah kata yang paling tepat untuk kehidupan Helmi saat ini. dia tak memili

• Bab 14 Menemui Dinda

  Di part ini masih pov author, ya!
  ****
  "Apa kamu sudah pikirkan baik-baik, Din?" tanya Vio, sahabat te

• Bab 15 Kerinduan Adam

  ****
  Pagi-pagi sekali Dinda dapat kabar dari Bu Nuri, kalau adam sedang sakit. tentu saja membuatnya

• Bab 16 Ulah Siapa?

  ****
  "Assalamu'alaikum, Mas Adam!"
  Suara itu begitu Adam kenal, ia menoleh. Seketika saja ia tersenyu

• Bab 17 Anak Atau Istri?

  ****
  "Assalamu'alaikum, Mas Adam!"
  Suara itu begitu Adam kenal, ia menoleh. Seketika saja ia tersenyu

• Bab 18 Senyuman Adam

  ****
  "Hana, bagai mana penjualan toko hari ini?" tanya Helmi pada Hana, kepercayaannya sejak lama. Te

• Bab 19 Menemukan Pelakunya

  
  ****
  "Ini semua gara-gara kamu Mas!"
  "Bukan cuma aku, tapi kamu juga ada andil. Andai saja kamu tak be

• Bab 20 Cemburu

  ****
  Raut kecewa tergambar jelas di wajah Helmi. Ia tak habis pikir dengan sikap Mariah yang selalu k

• Bab 21 Bram Araskha

  ****
  "Bram, cepat masuk! Sebentar lagi pelajaran akan segera di mulai," seru gadis cantik berambut lu

• Bab 22 Mariah Minggat

  ****
  Sebelum memulai aktivitasnya, Dinda akan meminta Mbak Sri membuatkan secangkir kopi untuk di nik

• Bab 23 Tak Tahu Diri

  ****
  "Kalau Mas sakit segera kabari Bunda!" tegas Dinda sambil mengusap rambut anaknya.
  "Iya, Bun. Kan

• Bab 24 Hamil

  ****
  (Pov Helmi)
  Aku terus menyeret tangan istriku dengan kuat. Emosi yang memenuhi jiwaku, membuatku

• Bab 25 Sebait Rasa Sesal

  ****
  Dinda dan Galuh akhir-akhir ini hubungannya lebih akrab. Mereka sering berkirim kabar, menanyaka

• Bab 26 Demi Anak-Anak

  ****
  "Mbak Hana, saya minta persis model yang waktu itu kenapa datangnya model begini? Ini, mah baran

• Bab 27 Permintaan Maaf

  ****
  "Bun, Alif bosan di rumah, Alif ingin ikut Bunda saja," rengek Alif sambil memeluk kaki bundanya

• Bab 28 Bermain Peran

  ****
  Aura wajah Helmi berubah cerah, setelah bertemu dengan Dinda. Tentu saja itu membuat Mariah sang

• Bab 29 Bukan Anak Kandung

  ****
  Helmi merasa sangat kesal dengan ulah Mariah belakangan ini, yang ia lakukan benar-benar di luar

• Bab 30 Terungkap

  ****
  "Din, aku bukan anak Mama. Pantas saja selama ini Mama menginginkan cucu perempuan dari Helmi, h

• Bab 31 Lemah

  ****
  Mariah kewalahan ketika melihat mertuanya tak berhenti menangis sejak pagi. Ia sudah berusaha me

• Bab 32 Masuk Rumah Sakit

  ****
  Keadaan Wulan memburuk, tentu saja membuat Helmi panik setengah mati. Wulan menolak untuk makan

• Bab 33 Sekilas Tentang Galuh

  ****
  Mendengar kabar mantan mertuanya sedang berada di rumah sakit, Dinda berinisiatif untuk mengabar

• Bab 34 Hanya Pelampiasan

  ****
  "Mbak, tolong aku, Mbak!"
  Derap langkah Helmi mengejutkan Galuh dan Wulan. Mariah terkulai lemas,

• Bab 35 Amel siapa?

  ****
  "Apa semuanya sudah di siapkan, Mbak Amel?" tanya Dinda, ia tampak masih mengancingkan baju anak

• Bab 36 Yatim Piatu

  ****
  Namaku Amelia. Perempuan berusia 25 tahun, dengan paras lumayan cantik membuat mata lelaki jelal

• Bab 37 Ternyata

  ****
  "Mau kemana?" tanya seseorang, membuatku kaget seperti maling yang ketahuan hendak mencuri.
  "Aku

• Bab 38 Pelaku Viralnya Video Itu

  ****
  Dari rumah Galuh, Helmi memutuskan untuk mengajak Alif ke lembang. Di sana, memang banyak tempat

• Bab 39 Helmi Pergi

  ****
  Helmi yang memang sudah pamit dari semalam, ia lebih memilih untuk berangkat dini hari. Selain m

• Bab 40 Meminta Kembali

  ****
  Dua hari berlalu tanpa kabar dari suaminya, membuat Mariah dilanda kepanikan yang luar biasa. Ia

• Bab 41 Pendarahan

  ****
  Sejak tiba di Jakarta, Helmi sengaja menonaktifkan ponselnya. Namun, justru bukan ketenangan yan

• Bab 42 Bayi Perempuan

  ****
  Wulan kembali masuk ke rumah sakit ketika pihak rumah sakit menyampaikan kalau Mariah kembali dr

• Bab 43 Tuduhan Mariah

  ****
  Malam telah datang, Mariah kembali merasakan dirinya dalam kehampaan. Ia terbiasa dengan sentuha

• Bab 44 Bertemu Amel

  ****
  Dinda batal berkunjung ke rumah Umi Aisah di minggu pagi, Sebab, kota Bandung sejak dini hari di

• Bab 45 Byur!

  ****
  Pertemuan Dinda dengan keluarganya membawa hal positif. Terutama, ucapan lelaki yang menjadi cin

• Bab 46 Lupa

  ****
  "Hm, toko ini milikku," sahut Dinda lirih.
  "Astaga, bukankah ini punya Pak Helmi?" Samudra tampak

• Bab 47 Kecelakaan

  ****
  "Bagaimana perasaanmu sekarang, Din?" tanya Vio.
  "Jauh lebih baik, lihatlah! Apa sekarang aku kur

• Bab 48 Bertengkar

  ****
  "Akhirnya kamu kembali, Hel. Mama dan Mariah sangat merindukanmu." Wulan tak mampu lagi membendu

• Bab 49 Penyekapan

  ****
  "Ikat mereka di pojokan!" titah lelaki bertubuh penuh tato. Ternyata, bukan hanya dua orang yang

• Bab 50 Terimakasih, Bram!

  ****
  Bram kembali menerima sebuah telepon. Bibirnya tersenyum saat mendengarkan lawan bicara dari seb

• Bab 51 Ajakan Kerja Sama

  ****
  Mariah begitu kaget ketika mendengar kabar penculikan itu diungkap Bram di depan Helmi. Bahkan,

• Bab 52 Tak Bisa Mengelak

  ****
  Dinda sudah berusaha untuk mengalah, mengesampingkan semua luka yang kian mendera. Mendengar nam

• Bab 53 Jangan Benci Putriku

  ****,
  "Mbak, bilang sama aku, anak itu anak kamu 'kan, Mbak? Dia anaknya Mas Helmi 'kan?" cecar Dinda

• Bab 54 Racun

  ****
  "Tetap tinggal di sini, ya, Mbak. Alif mohon!" ucap Alif  lirih, ia memeluk Amel dengan erat, se

• Bab 55 Rencana Baru

  ****
  "Kamu sedang berbicara dengan siapa? Dan siapa yang masih hidup, Mar?"
  Mariah begitu kaget saat H

• Bab 56 Sebuah Lokasi

  ****
  Gerak-gerik Mariah kini menjadi perhatian Helmi.  Entah kenapa ia beberapa kali memergoki istrin

• Bab 57 Jauhi Dinda

  ****
  Dinda tak mengerti kemana arah pembicaraan Bram. Siapa orang yang sedang di tunggunya? Rasa pena

• Bab 58 Penangkapan Mariah

  ****
  "Aku ingin kamu jauhi Dinda, Mas!" ucap Galuh makin pelan, namun masih jelas terdengar oleh Bram

• Bab 59 Salah Paham

  ****
  Dinda merasa puas dengan pihak kepolisian yang menangani kasusnya bergerak dengan cepat. Kabarny

• Bab 60 Menjenguk Mariah

  ****
  Setelah Mariah di jemput polisi, hal yang paling Helmi sukai adalah bediam diri di dalam kamar.

• Bab 61 Permintaan Galuh

  ****
  Setibanya di Jakarta, Helmi memasuki rumah kontrakannya dengan hampa. Sebelumnya ia berencana un

• Bab 62 Ketakutan Amelia

  ****
  Amel menepati janjinya untuk mengenalkan Dinda kepada putrinya, Adinda. Mereka sepakat bertemu d

• Bab 63 Satu Bulan Kemudian

  ****
  Kelabu yang kemarin menghampiri, hari ini seakan beranjak pergi. Dinda nggak tahu kelanjutan ba

• Bab 64 AB Rhesus Negatif

  ****
  "Amel, jujur sama aku! Siapa Ayah dari anak kamu?" tanya Helmi tiba-tiba.
  Pertanyaan itu memang t

• Bab 65 Dia Putrinu

  ****
  Amel tertunduk ketika Dinda pelan-pelan menjelaskan tentang keadaan Adinda pada Helmi. Namun, ta

• Bab 66 Akhirnya Dinda Tahu

  ****
  Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumahnya. Dinda tersenyum kala melihat siapa yang turun dar

• Bab 67 Prahara Baru

  ****
  Rasa lemas yang Helmi rasakan setelah berhasil mendonorkan darah untuk putrinya, tiba-tiba sirna

• Bab 68 meminta Rujuk

  ****
  Helmi memenuhi janjinya untuk menjenguk Mariah setiap minggu. Ia membawa beberapa menu makanan k

• Bab 69 Bantu Aku, Dinda!

  ****
  Dinda cukup tenang ketika Galuh dan Bram pergi ke Magelang. Setidaknya, Dinda merasa tak harus m

• Bab 70 Hadiah Ulang Tahun

  ****
  "Sam," panggil Dinda Pelan.
  'Apa ini mimpi? Bagaimana mungkin perempuan yang berdiri di hadapanku

• Bab 71 Kabar Duka

  ****
  Dinda memijit keningnya yang terasa begitu sakit. Niatnya mau istirahat sebentar malah ketiduran