Menurutmu apa yang lebih sakit dari rindu yang tak tertebus? Kurasa tak ada!
"Pulanglah, Nakku. Sebentar pun jadi." Mamak berkata lirih, setia menunggu di beranda rumah.
cerita yang sangat menggugah hati dan juga bagus. Semangat thor
22/04/2022
0
IANDS
very good story
6d
0
indriawati
saya suka dengan cerita ini dan aga sedikit meneteskan air mata ahahah. begitu pun cerita ny sangat bagus dan sangat menarik untuk d baca saya bener bener suka dengan cerita ini.
22d
0
LaiaDewimanis
sangat terharu dgn ceritanya mama... maafkan aku dgn sikap aku selama ini 😌🙏
30/08
0
salamzulfa
bagus
sekali
25/08
0
SinagaDebora
ceritanya sangat baguss
24/08
0
Amru Afif
super super
13/08
0
PATAMAM . PUTRA RIZKI
acc
08/08
0
Rehan
sangat sedih telah membaca ini
07/08
0
nurul aisyah balqis
i like it
28/07
0
Total: 48
Bagian 1
"Galih, Danang, Hendar, Anton, cepatlah! Kok lamban kali?!" Terngiang suara Mamak memerintah kami un
Bagian 2
"Mamak nggak perlu baju bagus, nggak perlu bolak-balik umroh. Cukup kelen kumpul di rumah ini, kumpu
Bagian 3
"Nggak sanggup aku rasanya tengok Mamak begini," lirih Bang Danang dengan suara bergetar. 'Aku pun ng
Bagian 4
"Kek manalah caranya?" Bang Anton meremas kepalanya. 'Bukan kek mana, kek mana. Mamak sudah bilang ka
Bagian 5
Ketiga abangku sudah sampai di rumahnya masing-masing. Agak marah yang terasa. Enaklah mereka bisa m
Bagian 6
Setelah memastikan Mamak tidur, aku beranjak keluar. Menatap ke luar jendela yang kelam, meremas kep
Bagian 7
Berkali-kali purnama berganti, tak ada tanda-tanda kondisi Mamak semakin membaik. Justru semakin par
Bagian 8
Seperti kata Mamak, hubungan kakak beradik itu seperti air, tak putus meski dibelah. Aku marah pada
Bagian 9
Selesai Isya berjamaah di rumah, kupinjam motor suami Marta. Menembus hawa dingin setelah hujan sebe
Bagian 10
'Kalau boleh aku meminta, jangan pergi dulu, Bang. Kita senangkan dulu hati Mamak di sisa-sisa waktu
Bagian 11
POV Sarifah Rencana kepulangan Bang Anton secara mendadak ketika itu menjadi sulut perkara antara kam
Bagian 12
Pagi ini tak sengaja bertemu dengan Marta yang lari pagi dengan suami dan anaknya. Aku baru selesai
Bagian 13
POV Halimah Masih teringat dengan jelas dalam kepalaku ini, ketika Bang Galih datang ke rumah Makcik.
Bagian 14
"Astaghfirullah, Mamak!" Setengah berlari aku menuju kamar Mamak. Harap-harap cemas mendengar beliau
Bagian 15
"Mumpung Mamak masih hidup, Nakku. Kunjungi jualah sekali-sekali. Nanti kalau Mamak tak ada, hanya p
Bagian 16
Penuh kehati-hatian kubaringkan Bang Anton. Napasnya mudah tersengal. Tubuhnya gemetaran. Kadang aku
Bagian 17
Satu Minggu sudah Bang Anton dirawat. Kondisinya sedikit lebih baik. Aku dan Marta diwanti-wanti har
Bagian 18
Halimah memberikan beda pipih biru putih. Ada garis merah berjejer dua di sana. Alhamdulillah ... ar
Bagian 19
Selepas Isya berjamaah, aku pulang. Bukan ke rumah Mamak, hanya Bang Danang dan Bang Hendar yang ke
Bagian 20
Jumat, kata orang hari keramat. Penghulu dari segala hari. Segala niat baik, biasanya terlaksana lan
Bagian 21
Tubuh kecil Kak Siska hilang di balik tubuh gempal besar Bang Danang. Posisi kami semakin dekat deng
Bagian 22
Pias wajah Bang Anton melihat nama mantan istri terpampang pada layar HP-nya. Belum juga dia angkat,
Bagian 23
Boleh dibilang tak ada hambatan di jalan. Hanya sekali saja berhenti, mengisi bensin. Sepertinya All
Bagian 24
Membawa baju lekat di badan, Haikal bertolak ke kampung Sidikalang. Di tempat ini akan kami upayakan
Bagian 25
Aku dan ketiga anak Mamak yang lain mulai berbenah pikir. Instrospeksi diri untuk melanjutkan kehidu
Bagian 26
Selesai membaca surat Yasin secara estafet, Mamak meminta Bang Hendar untuk mengimami salat Isya. Ka
Bagian 27
Mamak menatap padaku lekat. Tak kunjung melanjutkan kalimat yang terakhir. Dalam hatiku, 'Mak ... apa
Bagian 28
Basah kuyup kami sampai di rumah. Begitu jua dengan Mamak. Halimah yang melihat kami datang, buru-bu
Bagian 29
"Mamak kenapa loh, Bang? Apa susahnya kau bilang, ha?" Setengah berlari kuikuti langkahnya. Tidak ada
Bagian 30 - Extra Part1
POV SISKA "Bojone kowe mulih, Ka? Kalian pisah opo gimana toh?" [Suami kamu pulang, Ka? Kalian pisah a
Bagian 31 - Ekstra Part2
POV YANTI "Akan terasa kehilangan kalau Mamak udah nggak ada, Bang. Abang belum tahu rasa sakitnya ke
Bagian 32 - Ekstra Part3
POV HALIMAH Bohong kali kalau kubilang aku nggak pernah marah. Dusta besar kalau kubilang aku nggak p
Bagian 34 - Ekstra Part4
POV ANTON Masih kuingat dengan baik, ketika kami kocik-kocik dulu, Mamak sering berkata begini ... "N
SETELAH MAMAK TIADA - BAB 1
POV HENDAR Sepanjang hidup, dari mulai Galih masih bayi merah, sampai dia sudah jadi bapak orang ....
Bab - 2
"Galih, tunggu!" Aku menoleh segera, Marta sedikit tergesa menujuku. "Kenapa, Marta?" Aku baru saja ke
Bab - 3
POV DANANG Tiga hari setelah kepergian Mamak, kami semua ... terkhusus aku, masih dipenjara oleh ras
Bab - 4
"Pokoknya ndak mau tahu yo, aku maunya pindah secepatnya dari sini. Moh aku di sini terus!" Itu terd
Bab - 5
Ketiga abangku sudah sampai di rumahnya masing-masing. Agak marah yang terasa. Enaklah mereka bisa m
Bab - 6
Jerih aku mengimbangi langkah Wak Wati yang lincah dan tergesa-gesa. Tidak ada kata-kata terucap sam
Bab - 7
"Nggak nyangka juga aku, Paktua sampai menanyakan tanah ini ya? Kalau dipikir-pikir memang nggak sal
Bab - 8
Sudah tujuh hari Mamak pergi. Luka dalam dadaku nggak sembuh pun. Masih terbayang-bayang Mamak duduk
Bab - 9
Telah tuntas mengaji tujuh hari Mamak. Ramai sekali orang datang. Sampai ke luar halaman orang duduk
Bab - 10
"Mamak kau memang sengaja, Lih." Suara orang lain mengagetkanku. Aku menoleh cepat ke arah sumber sua
Bab - 11
Aku menatap satu persatu pada Bang Anton, Bang Hendar, Bang Danang, terakhir pada Halimah. Jantungku
Bab - 12
Yanti POV ____________ Permasalahan hidupku sejak pindah ke kampung Bang Hendar sangat kompleks. Perta
Bab - 13
Halimah POV Sedari pagi, air muka Kak Yanti sudah nggak enak dipandang. Bawaannya marah dan ketus. Ak
Bab - 14
"Mana itu Halimah, mana itu Galih, suruh dia keluar!" Teriakan Kak Yanti membuat kuping pekak. Entah
Bab - 15
Seraya mengapit tiga map berisi sertifikat itu, aku kembali. Mengambil posisi duduk di sebelah Paktu
cerita yang sangat menggugah hati dan juga bagus. Semangat thor
22/04/2022
0very good story
6d
0saya suka dengan cerita ini dan aga sedikit meneteskan air mata ahahah. begitu pun cerita ny sangat bagus dan sangat menarik untuk d baca saya bener bener suka dengan cerita ini.
22d
0sangat terharu dgn ceritanya mama... maafkan aku dgn sikap aku selama ini 😌🙏
30/08
0bagus sekali
25/08
0ceritanya sangat baguss
24/08
0super super
13/08
0acc
08/08
0sangat sedih telah membaca ini
07/08
0i like it
28/07
0