ทั้งหมด : 901. Tolong Aku, Mas
Hari ini, aku memutuskan untuk pulang lebih awal, setelah acara meeting tadi sore. Jarum jam di arloj
readmore 2. Puzzle
"Mas ...." Aku menghentikan langkah tepat di depan pintu, saat telinga samar-samar mendengar seseoran
readmore 3. Jangan Sakiti Dia.
Sosok yang menyerupai Aruna masih berdiri di depanku, walaupun matanya kosong tanpa bola mata, namun
readmore 4. Berawal Dari Sini
Aku masih termangu, menatap bamper depan mobil yang terdapat bercak darah yang sudah mengering, samb
readmore 5. Apa yang Disembunyikan Moza?
"Aruna ...." panggilku lirih, pada Aruna yang berdiri di belakang Moza. Aruna tersenyum, manis sekali
readmore 6. Jepit Rambut
Pagi ini, aku bangun lebih awal. Teringat dengan mobil yang kutinggalkan di rumah, dan berencana unt
readmore 7. Sandal Aruna
"Sial!" Kulempar ponsel ke sisi ranjang. Sepertinya, nasib baik belum berpihak padaku, bahkan ketika
readmore 8. Rekaman CCTV (1)
Guyuran air dingin dari shower membuat tubuhku kembali segar, setelah ikut bekerja bakti. Rasa pegal
readmore 9. Rekaman CCTV (2)
Aku masih terpaku menatap layar monitor CCTV, mencoba mengamati lebih jelas, sosok yang terlihat di
readmore 10. Aruna Pulang
"Akhirnya kamu datang juga, Juna," ucap wanita yang sedang duduk bersila, dan memejamkan matanya itu
readmore 11. Istriku Berubah
"Mas, jangan tinggalkan aku," lirih Aruna. Dia menarik pelan telapak tangannya yang kugenggam, lalu m
readmore 12. Titik Terang
"Mas ...." Panggilan Aruna mengagetkanku, hingga tanpa sadar, tas yang kupegang hampir saja terjatuh.
readmore 13. Ada Yang Aneh
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 siang, saatnya makan siang. Punggung terasa begitu kaku, entah ke
readmore 14. Akhir Tragis Nyai Sukma
"Aruna ...." panggilku, sambil tetap berdiri di tempat. Aruna diam, masih berdiri di tempatnya. Matan
readmore 15. Mayat di Halaman Belakang
"Istirahatlah, Mas ...." Terdengar kembali bisikan lembut di telinga, memintaku untuk segera tidur. Su
readmore 16. Mayat Yang Hilang
"Bapak baik-baik saja?" selidik Fikri. Kutatap wajahnya, yang menampakkan kecemasan dan kekhawatiran.
readmore 17. Aku Baru Ingat
Aku masih menatap lurus ke arah pintu yang tertutup rapat, pintu yang menghubungkan antara dapur dan
readmore 18. Flash Back
Dengan pandangan yang berkunang-kunang, aku mencoba bangkit, meraih ponsel yang tergeletak di atas
readmore 19. Raka, Tolong Aku
Meoong .... Aku dikejutkan oleh suara kucing yang mengeong, dan disusul benda yang jatuh berkeping-ke
readmore 20. Yustin Menghilang
"Yustin?" ulang Raka. Rupanya dia mendengar aku bergumam, menyebut nama Yustin. "Siapa dia, apakah ka
readmore 21. Misteri Kematian Moza
Ketika pintu mobil terbuka, sosok tubuh seorang wanita terjatuh dengan tangan terjuntai keluar. "Moza
readmore 22. Fakta Mengejutkan
"Dia, Nyai Sukma telah membunuh kedua orang tuaku," desis Yustin. "Apa?!" Aku membelalak tidak percay
readmore 23. Wanita di Panti Asuhan
Yustin berjalan ke luar rumah, tanpa menoleh ke arahku. Saat dia melewati pintu, aku berusaha mengej
readmore 24. Habis Tanpa Sisa
Aku mengerjap, lalu mengucek mata untuk memastikan kalau penglihatanku tidak salah. Namun seperti yan
readmore 25. Yang Tersisa Hanya Baju di Badan
Dengan langkah gontai, aku meninggalkan Raka yang masih duduk memandang puing-puing sisa kebakaran. W
readmore 26. Misteri Kematian Karin
Semua yang kumiliki, kini telah lenyap tanpa sisa dan mungkin, benda berharga yang kumiliki sekarang
readmore 27. Video di Ponsel Karin
Masih dengan tangan gemetar, aku menatap layar ponsel milik Karin. Tanpa terasa, air mataku mengalir.
readmore 28. Ada Apa Dengan Umi?
Aruna, apakah itu benar-benar kamu, yang mereka bicarakan? Entahlah, pikiranku benar-benar buntu. Nam
readmore 29. Zack Gila?
Setelah mengendarai mobil hampir satu jam, aku sampai di sebuah cafe dan resto yang berada di pinggi
readmore 31. Kamukah itu, Aruna?
Kuputuskan untuk menepikan mobil. Dari spion, masih bisa kulihat mobil Raka melaju menuju rumah saki
readmore 31. Menemukan Aruna
Walau suaranya pelan dan lirih, namun bisa kudengar dengan jelas. Dan suara itu begitu kukenal. Perla
readmore 32. Aruna Tidak Mengenaliku
"Aruna ...." Panggilku dan Raka bersamaan. Saat aku hendak melangkah masuk, Raka sudah berlari mendek
readmore 33. Maafkan Aku, Umi
"Kok, malah melamun?" ucap Raka mengagetkanku. "Raka, apa yang harus kulakukan untuk membantu Aruna m
readmore 34. Kepingan Memori
Aku masih bersimpuh di kaki umi, terisak memohon maaf. Setelah sekian lama terdiam, umi perlahan mele
readmore 35. Ingatlah Aku, Aruna
Aku buru-buru menutup mulut dengan kedua telapak tangan, sementara itu, degup jantung mulai berdetak
readmore 36. Rahasia Karin
Untuk beberapa saat, aku terdiam. Ada perasaan gembira mendengar ucapan Aruna tadi. Itu artinya, ing
readmore 37. Kotak Kosong
"Jangan memfitnah adikku!" Teriakku. Kucengkeram kerah baju Yustin. Akan tetapi, dia sama sekali tidak
readmore 38. Rahasia Lain
"Apa ... kosong?!" Aku ikut terbelalak, cepat, kuambil kotak kayu dari tangan Yustin. Kotak yang diya
readmore 39. Karin Pelakunya?
"Apakah Aruna pernah menyakitimu? Kenapa kamu begitu tega memperlakukannya seperti itu?" tanyaku den
readmore Apa Yang Diketahui Raka?
Seolah tahu apa yang sedang kupikirkan, Raka menarik napas dalam. Perlahan, dia menarik kursinya leb
readmore 41. Wanita Mirip Aruna itu Adalah ....
Kulangkahkan kaki menuju mobil dengan tubuh gontai. Permintaan Raka terdengar wajar dan sangat biasa,
readmore 42. Terungkap
Aku masih duduk di belakang pintu, keringat dingin mulai membanjiri tubuh. Sementara itu di luar, sua
readmore 43. Terungkap (2)
Kukenakan pakaian sekenanya dan bergegas turun ke lantai bawah. Sesampai di bawah, kunyalakan semua
readmore 44. Yustin Tertangkap
Aku berlari menuju ke ruangan di mana Aruna di rawat, Raka dan Fikri mengejar di belakang. Beberapa k
readmore 45. Kembalikan Aruna
Hari ini, dokter memberi kabar padaku setelah memeriksa kondisi Aruna yang sudah jauh lebih baik dar
readmore 46. Akhir Dari Segalanya
Taksi yang membawaku pulang dari rumah sakit, berhenti di depan panti asuhan. Beberapa anak datang be
readmore 47. Hidup Baru
Tiga bulan setelah kejadian, aku memutuskan untuk tinggal di panti asuhan milik umi. Ingin membantu
readmore 48. Tawaran Kerja
Senyuman Indria, sejenak mengalihkan perhatianku. Senyum itu begitu mirip dengan senyum Yustin, gadi
readmore 49. Ikatan Batin
Aku menatap wajah teduh lelaki paruh baya yang duduk di depanku ini. Wajah teduhnya, membuatku meras
readmore 50. Wanita Yang Mirip Aruna
Bergegas aku keluar, mencari sosok wanita yang baru saja keluar dari toilet. Aku yakin sekali, dia t
readmore 51. Sesuatu Yang Terlupakan
"I--iya, saya ingat," kataku gugup. "Mas Juna sedang apa di sini, Mas Juna sakit?" Tanya Indria. "Oh,
readmore 52. Nayanika
"I--iya." Aku menjawab gugup. Wanita yang berdiri di depanku menunduk sambil memainkan ujung bajunya.
readmore 53. Korban Pertama
"Masuklah ke dalam rumah itu, masuk lebih dalam jika kamu ingin mencari sesuatu." Suara yang entah da
readmore 54. Fikri, Tolong Aku
Dengan lutut gemetar, aku mundur beberapa langkah ke belakang. Sementara Naya menatapku dengan tatap
readmore 55. Teror
"Fikri ... tolong aku." Aku mengulang perkataanku. Fikri terdiam beberapa saat, sepertinya dia sedang
readmore 56. Tidak Mungkin
"Mereka masih hidup, Pak." Fikri mengulangi kalimatnya. Aku yang tadi duduk tegak, kurasakan tubuhku
readmore 57. Mencari Jejak Yang Hilang
"Umi kenapa, Fikri?" selidikku. Melihat bahasa tubuh Fikri, serta-merta membuat perasaanku tidak enak
readmore 58. Lorong Waktu
Aku menelan ludah begitu mrndengar penjelasan Fikri. Kulihat sekali lagi pos penjagaan. Di mana satp
readmore 59. Jangan Dimakan
Aku menoleh pelan ke arah Fikri, yang masih menatapku tajam. Kepalanya menggeleng, memintaku agar ti
readmore 60. Cepat Pulang
"Naya!" Panggilku. Naya berdiri dengan kedua tangan memegang perutnya, sementara wajahnya yang pucat
readmore 61. Tidak Ada Yang Kebetulan
Lelaki tua itu menatapku, kedua sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum. "Bagaimana, apakah kalian ma
readmore 62. Siapa Naya?
Aku menelan ludah yang seperti tersangkut di tenggorokan. Masih memandang ke arah Naya, yang menunduk
readmore 63. Mereka Mengikuti
Aku menutup mata seketika begitu melihat penampakan di lua sana. Angin kencang berembus tiba-tiba, hi
readmore 64. Jawabannya, Ada di Panti Asuhan
Aku masih terpekur, memikirkan kata demi kata yang meluncur dari bibir Ki Dayat. Sesekali aku melirik
readmore 65. Kuburan Siapa?
"Dia siapa, Uwak? Kenapa semua orang membicarakannya?" Aku mengulangi pertanyaan Hening. Umi dan Uwak
readmore 66. Kuburan Kosong
"Kita gali kuburannya," ulang Fikri. "Apa kamu sudah gila?!" kataku sambil membelalakkan mata. Menggal
readmore 67. Hanya Kafan
"Jangan bercanda Akmal!" Teriakku dari dalam lobang. "Tidak Mas, beneran ini. Kuburan yang digali Mas
readmore 68. Tersesat (1)
Wanita tua itu masih berdiri di depanku, dengan kayu bakar di depannya. Aku berharap, dia berbaik ha
readmore 69. Tersesat (2)
Aku berjalan mengikuti petunjuk yang kudengar semalam. Walau aku tidak tahu, apakah itu benar-benar
readmore 70. Ratu Ular
"Nyai Wilujeng?" ulangku? Wanita muda yang baru melahirkan dan ternyata bernama Wilujeng itu menatapk
readmore 71. Masih Misteri
"Fikri, kamu ....?" Aku menggantung kalimatku, saat melihatnya menatapku bingung. Beberapa saat kemud
readmore 72. Naya Melahirkan (1)
"Tolong aku ...." Rintih Naya. Tubuhnya tergeletak di atas lantai, wajahnya basah oleh keringat dan a
readmore 73. Naya Melahirkan (2)
Kupegang telapak tangan Naya, sementara itu Nek Welas duduk di sisi yang lain. Wanita itu memberi ab
readmore 74. Dia Istriku
"Ini ... Aruna. Dari mana kamu mendapatkan foto ini?" Tanyaku. Naya beringsut. Dia menggeser tubuhnya
readmore 75. Orang Yang Kamu Kenal
Aku dan Fikri saling pandang. Lalu, kembali kualihkan pada Naya. Wanita itu terlihat tenang. Jujur, s
readmore 76. Perjalanan Panjang
Pagi-pagi sekali, selepas salat subuh, kami telah bersiap-siap untuk berangkat. Perasaan campur aduk
readmore 77. Kampung Aneh (1)
"Pak, apa tidak sebaiknya salat di musala saja?" Kataku, mencoba mempertahankan keinginan untuk sala
readmore 78. Kampung Aneh (2)
"Si--siapa yang datang?" Tanyaku terbata. Anas terdiam, matanya tajam menatap lurus ke arah dapur, di
readmore 79. Pertemuan Tak Terduga
"Kamu serius, tahu di mana keberadaannya?" Aku mengernyit, ingin memastikan kalau dia memang benar-be
readmore 80. Sang Pengantin
Fikri yang duduk di depan spontan menoleh ke belakang. Dahinya mengernyit. "Pak Juna bilang apa?" Tan
readmore 81. Lelaki Itu, Pakde
"Apa kamu bilang tadi? Lelaki itu, Pakde?" Tanyaku sekali lagi pada Anas. Pemuda di sebelahku ini tid
readmore 82. Aku Tidak Mengenalmu
Aku tidak sanggup untuk meneruskan kalimat yang tiba-tiba seperti tersangkut di tenggorokan. Rasa ji
readmore 83. Wira Melarikan Diri
"Tolong ...." Suara rintihan minta tolong terdengar. "Anas, apa yang terjadi?" selidikku. "Saya tidak
readmore 84. Bertemu Pujo
"Dari mana kamu mendapatkan cincin ini?" Tanya pria itu, matanya menatap lekat pada cincin yang kupe
readmore 85. Mengejar Wira (1)
Aku masih berlari ke sana ke mari, berusaha mencari dari mana suara itu berasal sambil memanggil nam
readmore 86. Mengejar Wira (2)
Tiba-tiba Fikri membanting stir saat melewati sebuah tikungan. Suara berdecit yang berasal dari ban m
readmore 87. Akhir Hidup Indria
"Mas Juna, tolong kami ...." ucap Akmal lirih. Wajahnya memar, seperti baru saja mengalami penganiay
readmore 88. Vila Biru
"Wira, akan kuhabisi kalau kamu berani menyentuh Umi." Aku mengepalkan kedua tangan menahan amarah, k
readmore 89. Bertemu Sebagai Musuh
"Pak Juna bilang sesuatu?" Fikri yang berjalan di sebelahku bertanya, kedua alisnya bertaut. "Wanita i
readmore 90. Tuntas
"Anak bau kencur, bicara apa, kamu?!" Wira mendesis. "Juna, Umi baik-baik saja. Kamu jangan khawatir,
readmore
sungguh menarik dan sangat memotivasi kalau segala sesuatu harus di lakukan dengan cara yang baik
24/01/2022
1seru banget ceritanya
19h
0baguss
5d
0BAGUS BANGETT
5d
0uuuuu bguuuuus
14d
0good job
24d
0bagus gak perlu di ragukan mantapp ..
26d
0bgus
28d
0seruuu banget
14/09
0sedang
17/08
0