ทั้งหมด : 40Part 1
Brak! Pintu kamar dibuka paksa oleh seseorang. “Apa-apaan ini! Beraninya kamu berbuat seperti ini deng
readmore Part 2
“Eh tuh, sudah ada Faniza. Hmm … sebenarnya kalian pacaran atau gimana sih, Dan? Nggak jelas banget.
readmore Part 3
“Ay, bangun. Mandi dulu.” Aku mendekatinya dan beberapa kali mendaratkan bibir di telinganya. Saat di
readmore Part 4
Jari telunjuk langsung kuletakkan di bibir, agar Faniza tidak lagi mengeluarkan suaranya yang cukup
readmore Part 5
“Ay, kamu selalu membuatku kewalahan. Ahh … nikmat sekali hidup ini. Hidupku sempurna saat denganmu,
readmore Part 6
“Halo Ra, aku mau ke kosanmu. Kamu jangan pergi-pergi dulu. Awas kalau nanti aku sampai di sana, kam
readmore Part 7
Sarapan di piring sudah ludes masuk ke dalam perut. Nara yang kembali membereskan segalanya. Piring
readmore Part 8
“Dan, jemput aku di bandara sekarang juga.” “Lho, Ay. Ngapain di situ?” “Jemput aku dulu. Ceritanya na
readmore Part 9
“Eh Dan, ngapain pegang begituan? Mainnya nanti ‘kan?” Baru saja selesai membuat lubang-lubang untuk
readmore Part 10
“Nggak ah, ngapain aku pergi ke sana. Mendingan sih buat tidur aja.” “Payah! Diajak senang-senang mal
readmore Part 11
Kami memasuki kamar yang sudah aku pesan. Sikapnya semakin tidak terkontrol. Sebagai laki-laki norma
readmore Part 12
“Dan, kayaknya ada yang aneh deh. Kenapa aku belum datang bulan ya? Padahal biasanya dapat tanggal s
readmore Part 13
“Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ya, selamat. Kalian akan segera menjadi orang tua. Mba
readmore Part 14
“Ay, ceritakan semuanya kepadaku. Aku nggak mau kalau kamu memendamnya sendirian. Ada aku yang selal
readmore Part 15
“Ay, apa kamar ibu mertua masih jauh?” tanyaku. Aku berjalan menggandeng tangan Faniza dan mengikuti
readmore Part 16
“Wah, Ay. Gambarnya bagus banget. Hmmm, tampan banget ini. Iya sih, kayak aku. Hehehe.” Aku menemukan
readmore Part 17
“Bu, kami pulang dulu ya? Ibu harus sehat terus di sini ya?” Faniza sudah kembali ke ruangan ini bers
readmore Part 18
“Ibuku, Ay. Kebetulan banget. Sekalian bisa ngomong kalau besok kita mau pulang.” “Dear, apa kamu yak
readmore Part 19
“Ay, kamu kok jadi marah sih? Aku salah ngomong ya, Ay? Aku nggak bermaksud ngomong kayak gitu, Ay.
readmore Part 20
“Aku sudah ngomong sama kamu kan, Ay. Soal itu jangan dipikirkan lagi. Biar aku saja yang akan berta
readmore Part 21
“Assalamu’alaikum!” Tepat di depan pintu, aku mengucapkan salam. Biasanya langkahku langsung masuk be
readmore Part 22
“Kamu kenapa, Ay?” tanyaku ikut gelisah. Faniza semakin erat meremas pahaku. Raut wajahnya semakin ta
readmore Part 23
POV Ibu *** Kaki ini diayun bergantian menuju ke kamar Faniza. Tanganku membawa minyak angin untuk mem
readmore Part 24
Setelah selesai mandi, aku bergegas pergi ke ruang tengah. Di sana sudah ada ayah yang menunggu. Men
readmore Part 25
“Iya, terima kasih banget, Om—“ “Hus! Ayah, jangan om. Nggak enak didengarnya.” Ayah memotong ucapan
readmore Part 26
“Nggak, Bu! Aku akan tetap menikahi Faniza, Bu. Ibu jangan aneh-aneh. Mana mungkin ayah adalah ayahn
readmore Part 27
“Zidan, tunggu sebentar saja, apa kamu nggak bisa?” tanya ayah lagi. “Nggak, Yah. Faniza nggak butuh
readmore Part 28
“Maafkan Ibu, Wa. Gara-gara tindakan Ibu yang bukan-bukan malah jadi rumit seperti ini.” Nenek menjaw
readmore Part 29
“Mi, dedek bayi lagi ngapain ya? Dia udah nendang-nendang lagi apa belum?” Aku mengelus perut Faniza
readmore Part 30
“Bu, Ibu lagi ngapain di kamarku?” tanyaku sambil mendekatinya. “Eh Zidan. Hmm, itu, Dan. Ibu memang
readmore Part 31
Tenggorokanku tetap kering karena suasana hati ini berubah. Niat awal ingin mengambil minum di dapur
readmore Part 32
Dari luar ruang bersalin, aku mendengar suara bayi menangis dengan sangat nyaring. Hatiku terenyuh p
readmore Part 33
“Ayah sama Ibu mau bicara soal apa?” Aku bertanya membuka percakapan. Kami sudah berkumpul di ruang t
readmore Part 34
Perjalanan jauh telah dilewati. Kami memutuskan untuk mencari penginapan di dekat rumah sakit jiwa t
readmore Part 35
“Mana mungkin kamu menikah sama anaknya mas Lutfan. Kamu nggak boleh menikah sama dia, Faniza. Janga
readmore Part 36
Saat di dalam mobil, hingga sampai di rumah. Semua membisu. Amarahku sangat membara di dalam dada. P
readmore Part 37
“Mi, bangun, Mi. Ayo kita pergi dari sini. Bangun, Mi.” Saat dini hari, aku sudah berusaha membangunk
readmore Part 38
Aku mencoba membuka mata perlahan. Sejenak bergeming, saat mendapati diri ini sedang terbaring di ra
readmore Part 39
“Oh ya? Alis seneng dong, kalau lagi sama bu guru.” Sekilas aku melihatnya, karena saat ini sedang m
readmore Part 40
“Apa mungkin ini orang yang sama? Ah … kayaknya bukan. Eh tunggu, kayaknya aku pernah lihat orang in
readmore
keren ini novel AQ baru sampai bab 5 batrai hp mau habis, lanjut nanti dulu, buat yang belum baca novel ini buruan novel ini keren
20/01/2022
0saya sangat suka sekali sma ceritanya bagus bngt deh pokoknya gk sia" aku baca ini terus
27/12/2021
0bgus banget
1d
0niceee
4d
0Jos banget
7d
0baik
18/08
0keren
27/07
0huhaaaa bngtt ciiii
04/07
0iya
29/05
0bagus bagus bagus
17/03
0