ภาพรวม
|แคตตาล็อก
- ฉลาก:
- Keluarga
- Sekolah Menengah Atas
- Remaja
- Pergaulan remaja
Rara Adena adalah seorang gadis yang baik hati dan pintar. Akan tetapi, di sekolahnya ia dikucilkan karena ia penerima beasiswa. Hingga terjadi kecelakaan, kehidupannya menjadi berubah. Seorang lelaki dengan nama Jevan Anandra menjelaskan kalau Rara adalah anak orang kaya. Sejak itulah, teman sekolahnya mulai memperlakukan dirinya dengan baik. Sebenarnya apa yang terjadi? Lalu apakah Rara benar - benar anak dari orang kaya?
อัปเดตล่าสุด
คำแนะนำของบรรณาธิการ
คำแนะนำ
หนังสือแสดงความคิดเห็น (342)
- ทั้งหมด: 115
บทที่ 1 Awal
Rara membuka matanya dengan perlahan. Suara tawa menyerang telinganya. Ia tersenyum kecut begitu semบทที่ 2 Ulang Tahun
Rara sampai di rumah kecilnya sekitar pukul lima sore. Rara segera membersihkan diri, kemudian ia meบทที่ 3 Kesialan Hari Ini
Dugaan Rara salah. Saat ia datang ke kantin, ia bisa melihat Raihan sedang asik berkumpul bersama teบทที่ 4 Tabrakkan
Rasanya ingin mati saja, itulah pikiran Rara sepanjang ia berjalan di koridor sekolah. Ia tentu sajaบทที่ 5 Jevan Anandra
Suara ketukkan mengalihkan ketiganya.
“Maaf bang, gue telat,” kata seorang lelaki masuk dengan wajahบทที่ 6 Rumah Baru Yang Asing
Rara baru saja keluar dari rumah sakit dan Jevan mengantarnya pulang. Jevan mengantarnya ke lingkungบทที่ 7 Dalam Kamar Rara
“Selamat malam Non," sapa seseorang.
Rara berjengit kaget, dengan wajah kaget ia menoleh ke belakangบทที่ 8 Sekolah Dengan Perubahannya
“Selamat pagi, Non,” kata Bi Ica menyambut Rara yang baru saja keluar dari kamarnya. Rara tersenyumบทที่ 9 Panti Asuhan Bahagia
Jevan memandangi kue black forest yang ada di meja Rara. Jam istirahat masih berlangsung dan Jevan tบทที่ 10 Sosok Rara
Rara menjelaskan dari ia di ajak oleh Jevan ke lingkungan rumah orang kaya, nama tempatnya Perumahanบทที่ 11 Sikap Yang Palsu
“Maksud lo apa?” Rara mengerutkan dahinya mendengar perkataan Naren.
“Bukan hal penting,” jawab Narenบทที่ 12 Rasa Peduli Yang Sama
Rara menatap toko kecil yang biasanya ia datangi sepulang sekolah, untuk melakukan kerja sambilan. Rบทที่ 13 Guncangan
“Jevan? Kamu ngapain disini?” tanya Ibu Windia, yang ternyata adalah Ibu Rara.”Kamu pakai baju apa?บทที่ 14 Malam Yang Berbeda
“Lo mau ikut dulu sama gue?” tanya Jevan.
Rara menatap Naren, meminta persetujuan.
“Silakan, naik mobiบทที่ 15 Pertemuan Pertama
“Lo udah sarapan?” tanya Rara sembari membukakan pintu untuk Naren.
“Sudah,” jawab Naren sembari duduบทที่ 16 Hati Yang Terbuka
“Lo ngelewatin ulangan,” kata Naren melirik Jevan yang baru bergabung dengannya di kantin.
Jevan mengบทที่ 17 Rencana Baru
“Naren, jalan lo jangan cepet – cepet dong,” ucap Sandra sembari berusaha menyamakan langkah kakinyaบทที่ 18 Menjadi Dekat
Jika dilihat dari luar, kafe Real Taste terlihat seperti kafe pada umumnya yang menonjolkan suasanaบทที่ 19 Keamanan
Naren menatap orang yang ia panggil ‘Tuan Besar’ itu. Naren hanya dapat menatap punggung yang tampakบทที่ 20 Bayaran
“Ada apa, Bi?” tanya Naren menatap wanita berumur itu.
“Bibi belum bilang kalau hari ini pelayan khusบทที่ 21 Dibuangnya Orang Dalam
Rara mengacungkan jempolnya ke Chef Dino. “Ini enak banget, aku jatuh cinta sama masakan Chef.”
“Suatบทที่ 22 Peringatan
Rara tampak melamun di meja kelasnya. Ia menghela napas perlahan, masih terbayang di benaknya ucapanบทที่ 23 Belum Menerima
“Bener kok, kata Naren. Gue disana sama nenek,” tanggap Rara tersenyum.
“Kalau lo yang ngomong gini,บทที่ 24 Sebelum Mulai
Rara terkekeh kecil, “Bercanda lo gak lucu.”
“Tapi, Ra gue itu peka,” kata Sandra menunjuk dirinya seบทที่ 25 Aksi
Naren mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan tingkah gadis di hadapannya.
“Maksudnya gue izin ke Saบทที่ 26 Perjalanan Pulang
Tak terasa, mereka sudah selesai bermain di wahana bermain sepuasnya. Jam sudah menunjukan pukul semบทที่ 27 Mencari
“Gue hapus ya fotonya,” ucap Jevan.
Rara menggeleng, foto yang dikirimkan Bu Windia memang mengerikanบทที่ 28 Tulus
ara tersenyum kecut begitu masuk ke kelasnya. Rasanya tak nyaman saat ia menuju ke kelasnya, tatapanบทที่ 29 Keadaan Yang Disengaja
Rara menatap Jevan bingung. Raihan langsung menatap Jevan tajam. Sandra melirik Raihan diam - diam,บทที่ 30 Keras Kepala
Rara mengangguk ragu,”Per-percaya.” Setelah Rara mengatakan jawabannya, ia segera mengalihkan pandanบทที่ 31 Perubahan
“Nyonya saya mohon berhenti. Anda bisa terluka,” kata Naren tenang, ia berdiri tegap.
“Menyingkir!” bบทที่ 32 Pura - Pura
Pengawal itu sedikit melirik spion tengah, ia bingung. Rara yang sadar ditatap lewat spion tengah beบทที่ 33 Membaik
Rara menutup mulutnya dengan tangannya. Gadis itu memilih tak mendengarkan pembicaraan Raihan denganบทที่ 34 Minta Maaf
“Loh siapa nihh?” tanya Pak Haris, ayah Jarvis. Pak Haris memberikan jas kerja dan tasnya pada pelayบทที่ 35 Terungkap
Pagi hari terlihat cerah di mata Rara. Rara hari ini berniat meminta maaf pada Sandra. Gadis cantikบทที่ 36 Misteri
“Kok lo disini?” tanya Rara memperhatikan sekitarnya. Ia menjadi pusat perhatian karena dijemput deบทที่ 37 Keputusan
Jevan menghentikan langkahnya, ia tersenyum pada Bu Flora, “Maksud Ibu?”
Bu Flora tertawa kecil, “Ibuบทที่ 38 Perjalan Yang Berarti
Rara memegang dadanya yang berdetak kencang. Hari ini adalah acara perayaan tujuh belas tahun berdirบทที่ 39 Acara Perusahaan
“Hahaha. Maksud Ayah apa?” tanya Rara tertawa kencang.
Ayah Zarhan mengerutkan keningnya melihat tingบทที่ 40 Perlakuan Berbeda
Rara menatap Naren yang berdiri di sebelahnya. “Naren, lo ngapain?” Rara meraih tangan Naren untuk mบทที่ 41 Masalah
“Ibu?” Rara menatap wanita yang turun dari mobil sedan.
Jevan ikut menatap ke wanita itu dan Rara berบทที่ 42 Kebohongan
Jevan menatap Ayah Haris yang membalas pertanyaannya dalam diam. Ayah Haris memilih menyesap tehnyaบทที่ 43 Ajakan
Rara menyinggungkan senyumnya, “Aku rasa itu masih bisa diobati,” ucap Rara berusaha memberikan semaบทที่ 44 Pertemuan Mereka
Rara dan Naren sudah sampai di Panti Asuhan Bahagia. Keduanya disambut oleh anak kecil yang sibuk beบทที่ 45 Menutup Diri
Pertanyaan Rara membuat Bu Unike dan Ayah Zarhan terdiam. Naren memperhatikan satu – satu ekspresi Bบทที่ 46 Aneh
“Nona kenapa panik begitu?” Naren sedikit bingung dengan Rara.
“Gimana gak panik, kita lagi bahas bokบทที่ 47 Kehilangan
Jevan berlari ke ruang ICU dengan napas tak beraturan. Ia mendekati Ayah Haris yang duduk termenungบทที่ 48 Berdebat
“Ibu ngapain disini?” tanya Rara was – was.
Ibu Windia menyadari ekspresi was – was sang anak, “Ibu mบทที่ 49 Waktu
Ayah Zarhan meneguk kopinya. Ia menatap datar Naren yang berdiri di depannya dengan tegap. “Kenapa kบทที่ 50 Memaksa
Rara menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menatap Naren dengan wajah khawatir, “Kenapa? Lo ada maบทที่ 51 Terbongkar
Rara menatap Jevan dengan senyum palsunya, ia menjawab, “Gue gak apa. Lo baru datang?”
Jevan menyamakบทที่ 52 Efek Untuknya
Rara menatap punggung Jevan yang menjauh dari pandangannya. Rara menggigit bibir bawahnya, berusahaบทที่ 53 Usaha Mereka
“Ren, gue emang jahat ya?” tanya Rara sendu. “Gue bahkan bikin orang tua gue bertengkar. Kadang gueบทที่ 54 Menemani
Sandra meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, meminta Naren untuk tidak mengeluarkan suaranyบทที่ 55 Panik
Naren turun dari mobil sedan, ia memberikan kunci mobilnya ke penjaga yang berjaga di pintu depan.
“Tบทที่ 56 Pelarian
Rara melambaikan tangannya pada Sonia. Ia berpisah dengan sahabatnya karena berbeda arah. Sonia sudaบทที่ 57 Hukuman
“Mereka ngapain?” tanya Rara menatap dari teras rumah para pria yang kemarin sempat membuatnya takutบทที่ 58 Loker
Rara tertawa meremehkan, “Sok tahu lo,” tanggap Rara.
“Saya perlu menjelaskan semuanya tentang merekaบทที่ 59 Surat
Jevan menyamankan posisi duduk di mobilnya. Ia membuka kotak itu perlahan.
‘Ini barang masa kecil gueบทที่ 60 Menemui Setelah Masalah
Naren membungkuk sopan pada pria di depannya. “Maaf, saya datang terlambat,” kata Naren sopan.
“Apa sบทที่ 61 Penjelasan
Rara meneguk jus tomatnya pelan. Ia dan Jevan sudah selesai makan. Rara melirik Jevan yang mengeluarบทที่ 62 Belanja
Jevan membeku mendengar ucapan sang ayah. Ia mengerutkan keningnya.
“Ayah tahu kalau Ibu punya penyakบทที่ 63 Alasan Uang
Naren masuk dengan perlahan. Di belakangnya, Rara mengikuti dengan menggenggam erat parfum yang beriบทที่ 64 Mengawasi
Rara mendekati Naren yang sibuk dengan ponselnya. Gadis cantik itu menepuk bahu Naren pelan.
“Merekaบทที่ 65 Kecelakaan
Naren berjalan dengan cepat tanpa memedulikan Rara yang berusaha menyamakan langkah kakinya. Naren sบทที่ 66 Kondisi Keduanya
Jarvis mengangakat wajahnya begitu mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Laki – laki itu menemบทที่ 67 Menghabiskan Waktu Dengan Bu Unike
Hari ini, Rara merasa lebih baik. Gadis cantik itu cukup senang karena perkembangannya yang cukup peบทที่ 68 Ide Sandra
“Sandra,” gumam Rara pelan.
“Maksudnya apa?” tanya Sandra menatap Rara dan Jevan. Sandra menatap waniบทที่ 69 Keputusan Yang Ditunda
Rara membulatkan matanya mendengar usul Sandra. Terlintas di benaknya, wajah terkejut Pak Haris, Ayaบทที่ 70 Berharap Menerima
Rara menatap langit – langit kamar VVIP tempatnya dirawat. Ia teringat ucapan Dokter Hans yang menjeบทที่ 71 Mereka Terpaksa Bersikap Berlebihan
“Iya, Mas?” tanya Sandra bingung. Gadis itu menatap kedua pria yang diduga mengawasi dirinya dan Jevบทที่ 72 Kebahagiaan
“Ayah,” panggil Sandra sembari mendekati sang ayah.
“Loh Sandra?” pria paruh baya itu terkejut kemudiบทที่ 73 Tentang Ketiganya
Rara membuka pintu ruangan VVIP nomor sebelas. Ia tersenyum senang melihat sosok Jevan yang tersenyuบทที่ 74 Kesamaan Cerita
“Nona, sebelumnya saya minta maaf perihal kecelakaan itu,” sesal Naren menatap Rara.
“Kecelakaan ituบทที่ 75 Pelaku
“Apa yang lo minta?” tanya Rara penasaran.
“Selama kita pacaran pura – pura, lo harus bersikap peduliบทที่ 76 Alasan Yang Tepat
Bersamaan dengan ucapan Ferdi, suara ketukan di luar membuat Naren panik.
“Nanti, saya akan hubungi kบทที่ 77 Pilihan
Ayah Zarhan tiba - tiba bertepuk tangan. Rara mengangkat alisnya bingung. Sedangkan Naren, hanya menบทที่ 78 Kembali Ke Rumah
“Ada apa Bu Yuni?” tanya Ayah Haris menatap sekretarisnya.
Bu Yuni menatap Ayah Haris dan Jevan bergaบทที่ 79 Asing
Naren menarik tangan orang yang ada di depan pintu ruangannya. Ia hendak mengangkat tangannya sebeluบทที่ 80 Usul Yang Harus Dibicarakan
"Mamah?" tanya Rara memastikan.
Wanita yang memakai masker itu melepaskan maskernya. Ia mengulas senyบทที่ 81 Ajakan Makan Malam
Suara ketukan mengalihkan keduanya. Naren melangkah ke pintu, ia membulatkan matanya melihat sosok dบทที่ 82 Rumah Ibu Windia
Rara duduk di bangkunya seorang diri. Ia hari ini akan dijemput oleh suruhan sang ibu dan ia akan meบทที่ 83 Makan Malam
"Loh Ibu Sri," ucap Ayah Haris terkejut melihat wanita setengah abad itu.
"Pak, saya minta maaf karenบทที่ 84 Tunggu Sebentar Lagi
"Kamu sudah punya pacar?" tanya Bu Windia.
"Maksud Ibu apa?" tanya Rara seraya mengerutkan keningnya.บทที่ 85 Keadaan
"Makasih Bu, sudah mengantar aku ke sekolah," kata Rara menatap wanita di sebelahnya.
Bu Windia menatบทที่ 86 Kembali Ke Asal
Rara memberikan helm pada Jevan.
"Makasih udah ngantar gue balik ya," kata Rara mengulas senyum.
Jevaบทที่ 87 Rencana Yang Berbeda
Jevan mengikuti langkah Rara dari belakang. Lelaki itu tersenyum kecil, melihat Rara yang tampak sibบทที่ 88 Tempat Semula
"Buka pintunya Narendra!" seru seseorang dari luar.
Naren memutar bola matanya mendengar suara yangบทที่ 89 Harinya
Rara menatap gaun hitam yang ada di depannya. Ia memakai gaun hitam itu kemudian menatap pantulan diบทที่ 90 Kekacauan Yang Terjadi
"Nona cantik sekali," puji Bibi Ica.
Rara menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menarik napasnya kemบทที่ 91 Menolak Dengan Tegas
"Jadi ada yang bisa jelaskan, apa yang terjadi antara kalian?" tanya Ayah Haris.
Rara dan Jevan berpบทที่ 92 Orang Asing
Rara membuka kedua matanya perlahan. Hari ini adalah hari Naren kembali masuk ke sekolah. Rara mulaiบทที่ 93 Murid Baru
Sandra yang sedang meneguk minumnya, tiba – tiba tersedak.
“Uhuk uhuk.” Sandra memegang dadanya yangบทที่ 94 Ditunda Lagi
Rara turun dari mobil. Gadis itu menatap bangunan perusahaan sang ayah, ia terkadang masih tak percaบทที่ 95 Keputusan Yang Diambil
“A-ayah,” ucap Rara terkejut.
Rara tanpa sengaja menjatuhkan ponsel ayahnya. Gadis itu menatap ponselบทที่ 96 Diamnya Rara
Rara masuk ke dalam kediamannya. Di belakangnya ada Naren yang mengikuti.
“Nona Rara, biar bibi bawakบทที่ 97 Tebakan Yang Salah
“Siapa?” tanya Rara cepat.
Leo berdeham kecil. Ia menatap sekitarnya, memastikan tidak ada orang yanบทที่ 98 Rasa Ingin Tahu Sandra
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Keempat sahabat itu sudah bersiap untuk berkumpul di ruang osis.บทที่ 99 Obrolan Di Malam Hari
Naren melirik Jevan dan Rara yang masih mengobrol. Lelaki itu mengeluarkan ponselnya secara perlahanบทที่ 100 Kegiatan Yang Ditulis
Rara menatap wajah serius Naren. Gadis itu menggeleng kecil sebagai jawaban.
“Nona Ra-”
“Gue udah seleบทที่ 101 Penjelasan
“Gak suka apa Nak?” tanya Ayah Zarhan bingung.
“Aku ingin cerita hal kaya gitu ke ayah, tapi aku yangบทที่ 102 Pentas Seni Sekolah
Naren sudah sampai di kediaman Rara. Lelaki tampan itu segera melangkah masuk, sesekali ada pelayanบทที่ 103 Menyusul
Jevan duduk di sebelah Naren yang sedang makan. Sekarang waktunya istirahat. Para panitia dipersilakบทที่ 104 Fokus Yang Hilang
Begitu pintu dibuka Rara mendapati sang ayah tertawa dengan wanita cantik. Wanita cantik itu terlebiบทที่ 105 Dingin Dan Hangat
Naren mengangkat alisnya melihat pintu rumahnya tidak dikunci. Lelaki itu menatap jam di ponselnya,บทที่ 106 Tempat Berbeda
Rara memperhatikan penjelasan Bu Nanih di depan kelas. Sesekali gadis itu menulis perkataan guru bioบทที่ 107 Tidak Masuk Akal
Rara masuk ke dalam kelasnya. Ia duduk di bangkunya.
“Lo kemana tadi?”
Rara menatap Jevan dengan rasaบทที่ 108 Memancing Kebenaran
Rara menatap bangunan yang menjadi saksi tumbuh besar dirinya. Gadis itu menarik napas kemudian mengบทที่ 109 Pengakuan Bu Unike
Rara meletakan sendok di sebelah piringnya. Gadis itu sudah selesai makan. Ia menatap Bu Unike yangบทที่ 110 Terus Terang
Hari minggu.
Rara menatap nasi goreng di depannya. Gadis cantik itu tidak berniat menyentuh makanan fบทที่ 111 Tidak Sabar
Sandra seketika merasa bersalah. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Maaf gue gak bermaksud untuบทที่ 112 Masa Lalu Mereka
Keheningan melanda ruang tamu di kediaman Rara. Rara melirik Bibi Ica yang berdiri di sebelah kanan.บทที่ 113 Tidak Bisa Kembali
“Apa mamah dan ayah masih bersama?” tanya Rara.
Sempat terjadi keheningan saat Rara bertanya. Rara meบทที่ 114 Bahagia
Hari yang dilalui Rara tampak biasa saja. Hubungannya dengan kedua orang tuanya berjalan normal. Rarบทที่ 115 Akhir
Satu tahun kemudian.
“Nona, sudah siap?” tanya Naren.
Rara mengangguk. Ia meletakkan sendok dan garpun
mantap
8h
0sangat seru
2d
0beh kasus men
7d
0mantap
7d
0bagus novelnya, suka banget, trimakasih untuk penulisnya
8d
0awal cerita yang bagus
13d
0sangat sangat best untuk saya yang suka membaca cerita ini
13d
0banyak
15d
0sangat bagus, dan sangat menarik cerita iniii😍😍
19d
0okeeeeeee
22d
0