Tag(s):
• Pernikahan yang diatur
• Coolguy
• Cinta pertama
• Cinta yang manis
• Thriller

Edwin dipaksa menikahi seorang wanita yang ternyata tengah hamil 5 bulan. Keduanya terlibat dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat dimana, hanya ada kebencian dan pertengkaran di dalamnya. Konflik: Edwin membenci Melati dan ayahnya yang sombong dan otoriter. Saat dirinya terus memupuk kebencian, disaat itu juga Melati terus membuat ulah. Akankah keduanya bertahan dalam pernikahan paksa tanpa cinta?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

The Ex Brother 2

Dwi Sartika Juni

Cinta Sang Janda

Reski Purnama

CINTA DI SMA : Serendipity in Magnanimous

donutmissme

Rahasia Pernikahan Kedua

Karang Bala

Disusui Madu

Juwita Abdillah

Hilangnya Kepercayaan Istriku

Pulungan

Rekomendasi

my husband is a lecturer

lucyyrubyy

Istri 365 Hari

Missy Anna

SUAMI YANG DIHINA KELUARGAKU

Anik Safitri

Goyangan Pohon Beringin

Quora-youtixs

After Divorce

Nonnie Dyannie

Mawar Hitam Berdarah

Irna Flo

Tamu Selepas Subuh

Anggrek Bulan

CINTA TIGA PANGERAN

Anis Nuril Laily

Aku, dia, dan Tuhan

Anita Fost

Cinta di Leidong Barat

Fadly Mue

Komentar Buku (26)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  Priya Chandran

  nice story...

  19d

    0
• 
  RomiSubidi

  ceritanya setu

  10/07

    0
• 
  DesyantiiSofii

  menyenangkan

  03/06

    0
• 
  kebumenMastur

  aku ingin top ap

  25/04

    0
• 
  Amirul Ashraf

  penulisan yg bagusss

  24/01

    0
• 
  Zahira Anatasya

  👍👍👍

  12/01

    0
• 
  RaziqRaziq

  soo good

  27/07/2023

    0
• 
  NurauliaAzzahra

  ceritanya sangat seru

  12/07/2023

    0
• 
  Suwinda Winda

  sedih

  30/05/2023

    0
• 
  nice

  25/05/2023

    0

• Total: 99

• Bab 1 Pernikahan Paksa

  Bab 1
  Edwin hanya bisa diam dan menurut saat empat laki-laki itu menyeretnya. Edwin merasa tubuhnya

• Bab 2 Kamu Hamil?

  Bab 2
  Edwin menghela nafas panjang karena memang tadi siang dia tak berdaya. Pantas saja tenaganya k

• Bab 3 Bawa Melati Pergi

  Pagi-pagi sekali Edwin sudah bangun dari tidurnya, tepatnya saat mendengar suara adzan subuh berkuma

• Bab 4 Seharusnya Kau Berterima Kasih Padaku

  Seharusnya kau Berterima Kasih Padaku
  Erwin kembali duduk di sofa sambil memikirkan banyak hal. Dia y

• Bab 5 Jaga Sopan Santunmu

  5
  Melati menatap ke arah Ernawati dengan muka masam saat wanita itu menatapnya dengan wajah sulit dia

• Bab 6 Penasaran

  6
  Melati baru saja melangkah ke dapur dan berhenti di pintu menuju ke sana, ketika dia mendengar sayu

• Bab 7 Dasar Si Mulut Besar

  "Hmm … aku datang tepat waktu rupanya," ujar Jovan saat aroma harum masakan tercium dari arah ruang

• Bab 8 Kau Pikir Aku Peduli

  8
  "Wow …!" Mata Jovan membulat melihat pemandangan di depannya saat ini. Bagaimana dia tidak terkejut

• Bab 9 Jangan Terlalu Keras Padanya

  Jovan menggelengkan kepalanya pelan ketika melirik Edwin yang masuk ke dalam kamarnya, sekaligus men

• Bab 10 Aku Tidak Butuh Bantuan Darimu

  10
  Wina membuka pintu kamar pelan, setelah beberapa kali mengetuk, namun tidak ada jawaban dari dalam

• Bab 11 Edwin Sudah Menikah?

  11
  Jovan mendengus kesal dengan tangan mengepal sempurna. Mereka baru saja tiba di kantornya beberapa

• Bab 12 Ada Apa Dengan Melati

  12
  "Halo, Bu, bagaimana keadaan wanita itu?" Edwin bertanya tanpa basa-basi, bahkan hampir lupa mengu

• Bab 13 Rahasia Tentang Melati

  13
  "Tenanglah, Mbak, wanita itu pasti akan baik-baik saja." Anita berusaha untuk menenangkan Ernawati

• Bab 14 Aku Tidak Mungkin Meneruskan Pernikahan Ini

  14
  "Anda sudah siap mendengarnya?" Lelaki dengan setelan formal duduk di depan Edwin, saat tatapan le

• Bab 15 Lelaki Yang ...

  15
  Melati terbangun saat sinar matahari menerpa wajahnya yang putih bersih. Mata wanita itu mengerjap

• Bab 16 Menemani Melati?

  16
  "Baiklah, jika ibu baik-baik saja, sebagai gantinya, ibu harus pulang bareng Jovan saja nanti." Er

• Bab 17 Aku Tak Butuh Ceramah Darimu

  17
  Dada Edwin bergerak naik turun saat mendengar perkataan wanita yang berbaring di ranjang tersebut.

• Bab 18 Dia Adalah Pabian

  18
  Edwin mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian mulai menuturkan bagaimana pernikahan itu terjadi.

• Bab 19 Jangan Terlalu Baik Padaku

  19
  Waktu beranjak menuju tengah malam. Edwin sengaja menyalakan lampu di ruangan itu agar tetap menya

• Bab 20 JangN Bercanda Lagi

  20
  "Apa kau sengaja ingin memerasku?" Lelaki itu menggebrak meja, dan menatap tajam pada seorang pri

• Bab 21 Teguh Wicaksono

  21
  Edwin membiarkan apa yang dilakukan ibunya kepada wanita yang perutnya sudah membulat di depannya.

• Bab 22 Kamu Menunggu Orang Lain?

  22
  Suasana di bandara tampak ramai meskipun hari sudah menunjukkan tengah malam. Edwin berdiri meneta

• Bab 23 Sabarlah

  23
  "Ma-maaf, aku nggak sengaja. Kamu pasti tak nyaman dan kesakitan." Edwin segera menarik tangannya,

• Bab 24 Berhenti Menyalahkan Dirimu

  24
  Ernawati menyibak gorden dalam ruangan enam kali enam meter persegi itu hingga sinar matahari lan

• Bab 25 Terserah Apapun Katamu

  Suasana pagi hari itu seharusnya lebih menyenangkan karena seluruh anggota keluarga berada di rumah

• Bab 26 Peduli Apa Sama Dia

  26
  "Kenapa wajahmu mendadak murung, Ed?" Jovan menatap wajah sahabat sekaligus bosnya yang tak biasa.

• Bab 27 Jangan Menghindariku, Melati!

  27
  "Kenapa kita harus tetap pergi sih, Bu. Aku kan ingin diam aja di rumah. Lagian malas juga harus k

• Bab 28 Apa Yang Kau Pikirkan

  28
  Pandangan Edwin menggelap menatap tajam ke arah keduanya. Disaat lelaki itu hampir saja menerima M

• Bab 29 Apa Ini Tentang Pabian?

  29
  "Bangunlah, Mel, sudah terlalu lama kamu tertidur. Apa kamu nggak mau melihatku dan memarahi peng

• Bab 30 Apa Kamu Tak Merindukan Aku

  30
  Melati terbangun pada akhirnya saat mentari hampir mencapai ujung barat. Senja yang temaram segera

• Bab 31 Kemungkinan Istrimu Menghubunginya

  31
  "Pak Edwin, sebaiknya anda keluar dulu, karena kami akan memeriksa pasien. Silahkan." Suster wanit

• Bab 32 Sudahlah, Jangan Banyak Bicara

  32
  Edwin langsung masuk ke kamar mandi di dalam ruangan tempat Melati dirawat, setelah lelaki itu men

• Bab 33 Apa Anda Kasihan Padaku?

  33
  Melati meringis saat rasa sakit itu muncul kembali.
  Dia tidur dalam gelisah, tapi sebisa mungkin m

• Bab 34 Mungkin Saja Tidak

  34
  Ernawati mendesah panjang, menatap pada perempuan yang kini tidur menyamping dengan bahu naik turu

• Bab 35 Apa Yang Kau Pikirkan

  35
  Seperti sebuah lampu yang tiba-tiba menyala di kepalanya, Jovan teringat sesuatu. Matanya bergerak

• Bab 36 Jangan Diam Saja

  36
  "Oh ya, adikmu sedang memasak di dapur. Sepertinya dia terlihat tidak semangat sejak kemarin. Cob

• Bab 37 Pabian Akan Tetap Jadi Milikmu

  "Tenanglah Kirana, kita menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Tenangkan dulu dirimu dan katak

• Bab 38 Rumah?

  38
  Gunadi mondar-mandir dengan gelisah wajahnya sudah memerah dengan rahang yang mengeras. Dia tidak

• Bab 39 Kau Mau Menolak Ajakanku

  39
  Hari mulai beranjak sore, Gunadi dan istrinya memutuskan untuk menginap di hotel, saat tak sengaja

• Bab 40 Terserah Apa Yang Kau Pikirkan

  40
  Karena penasaran Teguh kembali ke rumah sakit untuk menemui Melati kali ini dia harus berhasil men

• Bab 41 Kamu Tidak Akan Pergi

  41
  Melati pernah merasakan bagaimana cara lelaki itu menyiksa dan memperlakukan dirinya dengan sanga

• Bab 42 Dia Enggan Menyapa

  42
  Selepas pertemuan itu. Edwin menyalami beberapa orang penting sebelum akhirnya pergi. Saat keluar

• Bab 43 Suasana Kaku Dan Penuh Kepalsuan

  43
  Suasana Kaku Dan Penuh Kepalsuan
  Jantung Melati tersentak dengan keras saat melihat sosok itu, yang

• Bab 44 Apa Yang Terjadi Dengan Candra

  44
  "Ayolah, Ayah, jangan terlalu dibesar-besarkan masalah kecil seperti itu. Mana mungkin aku ingin m

• Bab 45 Itu Hanya Asumsimu Saja

  45
  Edwin kembali ke dalam kamarnya yang ternyata lampunya sudah dimatikan. Dia melihat Melati yang te

• Bab 46 Kirana Kecelakaan

  46
  "Bagaimana keadaan kakek Candra saat ini?" Melati menghampiri Edwin yang pagi hari itu baru masuk

• Bab 47 Teguh Mendatangi Melati

  Bab 47
  "Oh, shit!" Melihat keadaan Melati yang tidak berdaya, Teguh segera mendekat dan mencoba untuk

• Bab 48 Maafkan Aku, Edwin

  48.
  "Mau kemana kamu, Ed?" Jovan berdiri dan menyentuh bahu sahabatnya. Dia benar-benar penasaran saa

• Bab 49 Kepergian Melati

  Bab 49
  [Waktumu tidak banyak, Melati. Aku tak sesabar itu hingga mau lama menunggu. Datanglah segera.

• Bab 50 Mencari Keberadaan Melati Dan Teguh

  Bab 50
  "Jika sampai Teguh macam-macam di sana, tante tidak akan pernah memaafkannya, Edwin. Tante ja

• Bab 51 Permintaan Burhan

  Bab 51
  "Ka-kalian?" Mata Teguh membulat sempurna saat bertatapan langsung dengan istri dan keponakann

• Bab 52 Buntu

  Bab 52
  "Tante nggak nyangka, Ed, kamu bisa menuduh suamiku melakukan hal buruk itu. Bahkan Tante samp

• Bab 53 Dimana Melati

  Bab 53
  Keesokan paginya.
  Melati terbangun saat mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya.
  Wanita itu

• Bab 54 Cari Wina

  54
  "Kita terlambat, Ed." Jovan berucap lesu, begitu dia mendapatkan kabar dari seseorang dalam sambun

• Bab 55 Penculikan

  Bab 55
  Edwin berlari sekuat tenaga mencari keberadaan Wina. Bahkan tiap penjual didatanginya karena k

• Bab 56 Keadaan Wina

  Bab 56
  "Pak Edwin, sepertinya ada seseorang di dalam kamar ini!" Seorang lelaki tinggi yang berkaos

• Bab 57 Kenyataan dan Fakta

  Bab 57
  "Katakan, apa kalian sudah menemukan siapa pemilik mobil itu?" tanya Edwin dengan tidak sabar.

• Bab 58 Beban Edwin

  Bab 58
  "Ya ampun, Edwin! Bangun Ed. Kamu sendiri yang datang kemari, kamu sendiri yang marah-marah,

• Bab 59 Kepergian Tak Terduga

  59
  Mata Wina terbelalak kala melihat siapa orang yang bergerak cepat dan mendekat ke arahnya. Teguh,

• Bab 60 Terkejut

  Bab 60
  Mentari bersinar dengan cerahnya, menyinari gunung-gunung yang masih berselimut kabut. Suara k

• Bab 61 Ditengah Situasi Gawat

  Bab 61
  "Kau jangan bicara sembarangan! Apa yang telah kau lakukan pada Jonathan? Lalu apakah kau seng

• Bab 62 Kesepakatan

  Bab 62
  Kesepakatan
  "Baik, aku akan menyerahkan Melati padamu. Tapi dengan syarat, kau tidak boleh meng

• Bab 63 Merindukanmu

  Bab 63
  Bayi yang kecil itu menggeliat dengan suara tangisnya yang khas. Melati baru saja membersihkan

• Bab 64 Berdebat

  Bab 64
  Melati sampai menutup mulutnya saking tidak percayanya dengan apa yang dituturkan oleh Edwin.

• Bab 65 Kembali Pulang

  Bab 65
  Melati mengusap-usap badan bayi kecil yang menggeliat setelah lepas dari ASI-nya. Membiarkan

• Bab 66 Kebencian Kirana

  Bab 66
  "Mau beristirahat di dalam kamar?" Edwin bertanya.
  "Sebentar lagi. Sepertinya ibu masih kangen

• Bab 67 Merindukannya

  Bab 67
  "Bagaimana semuanya, Jo?" Edwin duduk di kursinya dan melihat banyaknya tumpukan berkas di ata

• Bab 68 Kirana membenci Melati

  68
  Sore harinya, Edwin kembali ke rumahnya setelah sopir menjemputnya di kantor. Tampak istrinya bers

• Bab 69 Surprise

  Bab 69
  "Seharusnya Mas Edwin tidak perlu mengajakku untuk pergi kemana-mana, lagian pasti lelah setel

• Bab 70 Trauma itu

  Bab 70
  "Apa yang terjadi padanya?" Melati tanya Gunadi menghambur ketika mobil baru saja memasuki hal

• Bab 71 Ancaman besar

  Bab 71
  Semuanya mengucapkan syukur dan memberi selamat atas pernikahan yang resmi digelar. Bahkan Gun

• Bab 72 Dibalik Telepon

  Bab 72
  Setelah Edwin mengirimkan pesan itu beserta dengan nomornya, Jovan mulai berusaha untuk menemu

• Bab 73 Ancaman Tiada Henti

  Bab 73
  Edwin dan Melati saling berpegangan tangan menuju ke peternakan yang jaraknya beberapa puluh m

• Bab 74 Salah Satu Harus Mat*

  Bab 74
  Teguh tersenyum sinis. Dia bersama beberapa orang datang ke tempat di mana Gunadi memintanya u

• Bab 75 Penculikan

  Bab 75
  Suara gedoran kasar terdengar dari ruang bawah. Dena yang curiga ada seseorang yang tengah mel

• Bab 76 Di Tempat Asing

  Bab 76
  Entah jam berapa hingga akhirnya Melati terbangun dari tidurnya. Hanya saja ketika dia membuka

• Bab 77 Menceraikan Anita

  Bab 77
  "Apakah anda yakin akan membawanya untuk menemui Bu Anita, Bos?" tanya seorang bodyguard priba

• Bab 78 Aduan Anita

  Bab 78
  Tok tok tok!
  Suara pintu yang diketuk, membuat Edwin yang tengah duduk di sofa sambil memijat k

• Bab 79 Kebenaran Yang Ditutupi Candra

  Bab 79
  "Apa itu? Apa yang sebenarnya hendak kakek katakan padaku? Kenapa terlihat serius sekali?"
  Cand

• Bab 80 Mengejar Jejak

  Bab 80
  Edwin turun dari mobilnya diikuti beberapa orang anak buahnya, memindai sekeliling tempat itu

• Bab 81 Sampai Di Belanda

  Bab 81
  Setelah melakukan penerbangan selama belasan jam. Akhirnya keempat orang itu tiba di negara tu

• Bab 82 Takkan Berhenti Mencari

  Bab 82
  Edwin dan anak buahnya berpencar tiap hari untuk mencari keberadaan Melati Bahkan mereka mempe

• Bab 83 Misi Penyelamatan

  Bab 83
  Seseorang mengetuk pintu. Melati melirik ke arah sana. Dia tak tahu siapa orang itu, makanya m

• Bab 84 Ugal-Ugalan

  Bab 84
  Kendaraan hitam hasil curian itu, dibawa dengan sedikit kasar mengingat pengemudinya tidak ter

• Bab 85 Mendengar Suaramu

  Bab 85
  "Pak, mungkin anda hanya sedang berhalusinasi!" ujar anak buahnya ikut berdiri, apalagi setela

• Bab 86 Sweet Momories

  Bab 86
  Malam menjelang. Edwin bersama seorang anak buahnya menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan ist

• Bab 87 Sesuatu Yang Buruk

  Bab 87
  Entah kenapa setelah mendengar penjelasan Kirana barusan, Edwin merasa tidak tenang. Seperti a

• Bab 88 Selesai Operasi

  Bab 88
  Langkah gadis itu terasa berat saat akan memasuki sebuah ruangan, di mana seseorang terbaring

• Bab 89 Jangan Menutupi Apapun Dariku

  Bab 89
  Dengan dua tangan bersedekap Edwin berdiri tepat di samping ranjang. Ada seseorang yang berbar

• Bab 90 Seperti keluarga

  Bab 90
  Malam harinya Ernawati pergi ke rumah sakit untuk menemani Jovan. Wanita itu tidak tega mening

• Bab 91 Pengakuan Yang Paling Mengejutkan

  Bab 91
  Padahal Edwin baru saja tiba di ruangan Jovan beberapa saat yang lalu. Dan dia langsung mengge

• Bab 92 Dilema Di tengah Petaka

  Bab 92
  Kali ini Edwin duduk dengan pandangan menunduk, merasakan sesaknya dada dan air mata yang tak

• Bab 93 Memaafkan

  Bab 93
  "Jadi, Pak Gunadi mengakui segala tuduhan dan penyebab kecelakaan yang terjadi empat tahun yan

• Bab 94 Lupakan Masa Lalu

  Bab 94
  "Melati mana?" Satu kata yang ditanyakan oleh Ernawati ketika sudah sadarkan diri adalah menan

• Bab 95 Hanya Dia Yang Tulus

  Bab 95
  "Jadi, apakah menurut kakak, Jovan akan menerimaku, dengan keadaanku yang seperti ini?" Kiran

• Bab 96 Kebahagiaan Jovan

  Bab 96
  Duduk di tengah-tengah keluarga Candra Wijaya membuat hati Jovan menghangat, di mana dia bisa

• Bab 97 Akhir Kisah Teguh

  Bab 97
  Seketika berita itu menjadi trending di beberapa acara berita di Belanda, dan sampai ke teling

• Bab 98 Hati Yang Terbuka

  Bab 98
  Entah berapa lamanya mereka saling memadu kasih, hingga keduanya terlelap karena kelelahan.
  Sa

• Bab 99 Ending Yang Manis

  Bab 99
  Melati tertegun, entah apa yang ada dalam pikiran Edwin, namun ketika suaminya menyebut nama w