Tag(s):
• Hantu
• Sihir
• Misteri
• Supranatural

"Zakiya, siapa yang menghamilimu?" tanya Gahisan setenang mungkin, walau hatinya remuk redam, ketika mendapati Zakiya hamil, saat dirinya mengadu nasib di negeri orang. "Mas ... kenapa kamu bertanya, bukankah ini anak kita, benih yang kamu tittipkan padaku dengan penuh cinta," jawab Zakiya dengan suara mendayu dan lemah lembut. Hati Gahisan luluh, walau hatinya remuk, namun dia harus mencari tahu, siapa laki-laki yang sudah menjamah istrinya ketika dia tidak di rumah. Siapakah laki-laki yang sudah menghamili Zakiya?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Kulakukan Demi Keluarga

winda_zakiya

Skriphurt

winda nurdiana

SCENARIO

Relove Beeloved

Trap For My Stepfather

Silva Fajriati

TAK MAU DIMADU

caturrini1005

Balasan Untuk Suamiku

Tyarasani

Rekomendasi

Istri 365 Hari

Missy Anna

Dinodai Suami Sendiri

Oscar

Dicerai, aku jadi ipar si pelakor

Mai Yamara

Wedding on paper

Alna Selviata

Cinta Semanis Permen

Eva Fingers

Ketulusan Cinta Amira

Mak Halu

Cinta Cool dan Barbar

Alviesha_Athninamaisy

Mengapa Aku Dibedakan?

Ummi Frahmatika

Cinta Yang Terenggut

Sofia Grace

Pejuang Hati

Fadly Mue

Komentar Buku (420)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  Sri Sunarti

  bagus

  25d

    0
• Viina Siagian

  bagus ceritanya

  23/07

    0
• 
  Saf Wan

  cerita ya basss

  20/04

    0
• 
  bagus

  26/12

    0
• 
  CCTVMurders Drones

  Keren

  01/12

    0
• 
  kereenn ceritanya

  05/08/2023

    0
• 
  Tacaa_

  good

  31/07/2023

    0
• 
  NajihahArisha

  saya suka

  26/07/2023

    0
• 
  DewiAnugrah

  novel ini sangat bagus

  25/07/2023

    0
• 
  HairunisaRahma

  bgus

  13/07/2023

    0

• Total: 58

• 1. Kejutan Pulang Kampung

  Hari ini, setelah mendapatkan gajinya, Gahisan bergegas membereskan barang-barangnya. Beberapa baju

• 2. Berbesar Hati

  "Mbah ...." panggil Gahisan.
  Lelaki sepuh di depannya kemudian mengeluarkan kantong plastik dari dala

• 3. Merantau

  Hari-hari berikutnya, Gahisan dan Zakiya akan selalu menghabiskan waktu luangnya duduk dan bercengke

• 4. Ia, Yang Mengikuti Pulang

  "Dek Zakiya ...." Kembali terdengar suara yang memanggil nama Zakiya.
  Jantung Zakiya berdegup kencang

• 5. Dek, Aku Pulang

  "Si--siapa?" tanya Zakiya dengan suara bergetar.
  Dia berdiri di belakang pintu beberapa saat, menungg

• 6. Harta Terbungkus Kafan

  Kokok ayam jantan bersahutan di kejauhan, terdengar samar di telinga Zakiya, namun mampu untuk memba

• 7. Bau Aneh

  "Ini ... milik siapa? Apakah milik Mas Gahisan?" gumam Zakiya.
  Tangannya bergetar memegang bungkusan

• 8. Pak Joko

  Suara bisik-bisik dan sesekali tawa, masih terdengar lamat-lamat dari dalam kamar Zakiya.
  Suara itu t

• 9. Terulang Lagi

  Zakiya masih termangu, sambil menimang bungkusan kain putih di tangannya.
  Perlahan, dia menyibak seli

• 10. Aku Tidak Pulang Malam Ini, Dek

  Mbok Sur masih menatap gelas yang diulurkan Zakiya padanya.
  Perutnya yang merasa mual, kini semakin m

• 11. Dimas

  Sosok yang dipanggil Dimas itu menyeringai, menatap tajam pak Joko, yang masih duduk bersila. Perlah

• 12. Makanan Busuk

  Sementara itu, di dalam kamarnya, Zakiya masih belum bisa memejamkan matanya.
  Pikirannya gelisah, dan

• 13. Menampakkan Diri di Siang Hari

  Sesampai di rumah, Zakiya langsung mengunci pintu. Dia masih berdiri di belakang pintu, sambil menga

• 14. Siapa Nama Ibu Kandungmu?

  Semua mata menatap ke arah sosok yang berdiri di belakang Zakiya. Sementara, sosok itu masih berdiri

• 15. Istriku, Aku Merindukanmu.

  "Mas ...." panggil Zakiya lagi.
  Zakiya kini bergelayut manja di lengan Gahisan.
  Sekuat tenaga, dia men

• 16. Jangan Sakiti Suamiku

  Aarrgghh ....
  Gahisan berteriak kencang, ketika melihat sosok mahkluk yang ada di depannya.
  Sosok yang

• 17. Zakiya Mulai Aneh

  "Dek ... sadarlah, jangan membuatku takut," mohon Gahisan sambil mengusap lembut pipi Zakiya.
  Direbah

• 18. Terperdaya

  "Lalu, apa yang harus saya lakukan?" tanya Gahisan.
  Suaranya lirih bahkan terdengar seperti orang yan

• 19. Sosok Misterius Lain

  Gahisan menajamkan pendengarannya, pikirannya dipenuhi berbagai prasangka sekaligus kekhawatiran, te

• 20. Westi Dan Masa Lalu (1)

  "Westi ....!" teriak pak Joko.
  Lelaki paruh baya itu berlari ke arah sosok yang tergeletak tidak jauh

• 21. Westi Dan Masa Lalunya (2)

  Mbok, tolong aku," ucap Westi memelas, setelah pak Joko keluar dari kamar.
  "Maaf, Ndoro Putri. Simbok

• 22. Mbok Dasri dan Rahasianya

  "Ndoro, kami belum punya uang untuk membayar hutang. Beri kami waktu ...."
  Mohon seorang wanita paruh

• 23. Pemuda itu Bernama Damar

  "Kamukah, itu, Damar?" tanya Westi, ketika melihat sosok yang berada di bawah jendela kamarnya.
  Sosok

• 24. Sang Abdi (1)

  "Juga apa?" selidik pak Joko, ketika mbok Dasri menghentikan kalimatnya.
  "Tidak, Ndoro. Saya tidak mi

• 25. Sang Abdi (2)

  "Mbok hanya mempunyai satu permintaan, menikahlah segera," jawab mbok Dasri, ketika orang tua Damar

• 26. Bak Pinang Dibelah Dua (1)

  "Mbok, apa yang kamu lakukan di sini ....?"
  Mbok Dasri dengan gugup, memutar tubuhnya, dan mendapati

• 27. Bak Pinang Dibelah Dua (2)

  Gahisan masih mematung di tempatnya, mendadak, tubuhnya menjadi kaku, sulit untuk digerakkan.
  Masih d

• 28. Impostor

  Gahisan masih mamatung, sementara matanya lekat menatap pria yang memeluk Zakiya di atas tempat tidu

• 29. Aku Yang Asli

  "Dek, aku akan membuktikan, akulah Gahisan yang asli, suamimu," ulang Gahisan dengan suara berat.
  Dad

• 30. Jangan Buka Pintu

  "Aku menghilangkannya, Mbah," ucap Gahisan, dengan suara tercekat.
  Mbah Timo menarik napas dalam, dip

• 31. Ibu?

  "Kamu akan tahu jawabannya setelah ini," jawab mbah Timo.
  Gahisan terdiam, dilihatnya, sosok dirinya

• 32. Dimas Anakku

  Mata orang-orang yang hadir, menatap sosok wanita berkebaya dan berkerudung hitam. Mereka bertanya-t

• 33. Maafkan Aku, Zakiya

  "Karena, karena ...." terbata, nyai Westi berkata.
  "Pesugihan," ucap mbah Timo, hingga membuat orang-

• 34. Penyesalan Terbesar

  "Maafkan Mas, Dek," lirih Gahisan.
  Tangannya mengusap lembut telapak tangan Zakiya. Sementara itu, Za

• 35. Aku Datang, Mas

  "Bocah bandel," desis mbah Timo.
  Lelaki tua itu, beringsut turun dari atas dipan, lalu berjalan menge

• 36. Zakiya Menghilang

  "Di--Dimas," ucap Gahisan terbata.
  Mata Gahisan menatap lurus ke seberang sungai, di mana sosok Dimas

• 37. Kembalikan Zakiya

  "Cari dan habisi dia sebelum menculik warga yang lain!" Teriakan warga kampung bersahutan. Mereka te

• 38. Zakiya Melahirkan

  "Gandharva," bisik mbok Dasri. Namun terdengar begitu jelas di telinga ketua kampung.
  Suasana mendada

• 39. Menyelamatkan Zakiya

  Serangan yang tiba-tiba, membuat tubuh Gandharva terjengkang, namun dengan cepat mahkluk tinggi besa

• 40. Habis Tanpa Sisa

  Warga masih berdiri di depan rumah pak Joko, sementara itu kobaran api makin membesar, membuat suasa

• 41. Menjadi Gila

  Zakiya tidak menjawab, tatapan matanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.
  "Kamu tunggu s

• 42. Dimas Kembali

  "Dek, jangan ...." kata Gahisan, sambil memegang tangan Zakiya. Sementara Zakiya meronta berusaha me

• 43. Kedatangan Ningsih

  Berita kedatangan Ningsih ke kampung halamannya, dengan cepat tersebar. Warga mulai menerka-nerka, a

• 44. Gunawan

  Dengan tubuh gemetar dan lunglai, seolah tidak bertulang, Gunawan merangkak meninggalkan ruangan yan

• 45. Luluh

  "Mas, hari ini kita akan ke kampung untuk melihat tukang yang sedang mengerjakan rumah kita. Kamu in

• 46. Ini Hanya Awal

  Kenapa, Mbok?" tanya Gahisan ketika melihat kecemasan di wajah wanita sepuh yang ada di depannya.
  "Oh

• 47. Warga Kampung Geger (1)

  Hari berlalu terasa begitu cepat. Pembangunan kembali bekas rumah pak Joko yang dilakukan oleh Nings

• 48. Warga Kampung Geger (2)

  Fatma.
  Nama yang tertulis di batu nisan tersebut. Walau tulisannya sudah pudar, namun masih bisa terb

• 49. Pemanggil Arwah

  Pagi itu, warga kampung dibuat gempar.
  Pak Surya, salah satu tetangga mereka dikabarkan telah meningg

• 50. Fatma

  "Jadi, benar semua ini ulahmu?!" Mbah Timo berdesis.
  Gundukan tanah yang ada di depannya bergetar mak

• 51. Rencana Berbahaya

  Wajah Mbah Timo tampak tegang. Lelaki sepuh itu beberapa kali terlihat menarik napas dalam. Seperti

• 52. Ningsih Terluka

  "Dek, Dek ... kamu kenapa?" tanya Gunawan dengan wajah khawatir.
  Dia mengguncang tubuh Ningsih yang t

• 53. Dendam Dua Saudara

  "Ningsih, bangun Nak ...." Nyai Westi kembali menepuk pipi anaknya, berharap dia segera sadar.
  Akan t

• 54. Perjanjian

  Ningsih, membalikkan punggung membelakangi Gunawan yang duduk di tepi tempat tidur.
  Rasa jengkel dan

• 55. Tabir Yang Terkuak

  "Ma--maksud Mbah Timo, apa?" Tanya Gunawan tergagap.
  Mbah Timo menarik napas dalam, lalu menepuk pund

• 56. Terlambat

  "Mas, kenapa? Kok kamu seperti orang bingung dan terkejut seperti itu?" Tanya Ningsih, dahinya berke

• 57. Penyesalan (1)

  Malam makin merangkak naik, mendung hitam menggelayut di langit, hingga membuat malam semakin pekat

• 58. Penyesalan (2)

  "Ada mayat, ada mayat ...!" Teriak seorang warga.
  Di tengah malam dan di bawah guyuran hujan deras, p