logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 5

"Yun'er, Ming yue…." teriakan ayah membuyarkan lamunanku. Aku segera berlari menyambut ayah yang tampak sedang memarkir sepedanya.
Aku mengambil kantong yang dibawa ayah. Ibu yang datang kemudian, membawakan air minum untuk ayah. Sedangkan Yin mei hanya duduk di kursi sambil memeluk bonekanya.
Ayah duduk di kursi, di sebelah Yin mei. Dibelainya kepala adikku itu dengan lembut. Yin mei menatap ayah dengan riang.
"Yun'er mulai besok aku tidak bekerja di proyek lagi. Aku mendapatkan pekerjaan di toko bangunan di kota."
Ayah menatap ibuku. Ibuku terlihat gembira. Jika ayah tidak bekerja di proyek maka ayah tidak perlu tinggal di lokasi proyek. Dengan begitu ayah akan lebih sering berada di rumah.
"Itu bagus suamiku, setidaknya aku tidak harus sendirian menghadapi ibu dan ipar-iparku," ibu berkata lirih, seakan-akan takut menyinggung ayah.
"Aku mengerti. Maafkan aku tidak bisa melindungi kalian. Mulai sekarang kita akan bersama-sama menghadapi kesulitan mau pun kegembiraan.
Ayah merentangkan tangan mengundangku untuk memeluknya. Aku menghambur kepelukannya. Aku tak bisa menahan tangisku. Perlahan aku mulai terisak-isak.
Aku tidak menangisi kehidupanku sekarang, tapi kehidupanku terdahulu yang penuh dengan pengkhianatan, penipuan dan penghinaan.
Dan orang-orang yang melakukan itu adalah keluarga ayahku. Mulai dari nenek, paman-pamanku juga sepupuku.
Melihatku menangis, Yin mei memelukku dan mengulurkan permen padaku.
"Jiejie jangan menangis, aku punya permen, ambillah untuk jiejie. Jangan menangis lagi."
Aku dan ayah tak tahu harus menangis ataukah tertawa mendengar ucapan Yin mei dan senyumnya yang seperti malaikat.
Ibu tidak bisa menahan diri, tawanya meledak mendengar ucapan Yin mei. Dipeluknya adikku itu dengan sayang.
"Yin mei anak baik ah. Jiejie pasti tidak akan menangis lagi setelah makan permenmu. "
Yin mei tertawa gembira, dengan tangan kurusnya dia membuka bungkus permen dan menyuapkan permen ke mulutku. Aku tertawa dan mengulum permen itu. Mungkin itu hanya permen murahan tapi bagiku itu permen terenak dan termanis yang pernah kumakan.
Yin mei ah Yin mei adikku sayang yang malang. Aku berjanji di kehidupan ini akan memberikan yang terbaik untukmu.
Untuk beberapa saat kami berempat berpelukan dan tenggelam dalam keharuan juga kegembiraan. Ayah menatapku dan Yin mei. Dengan lembut ayah menepuk-nepuk kepala kami berdua dengan lembut.
"Ming yue, Yin mei, ayah sangat menyayangi kalian berdua. Meski pun kalian bukan anak laki-laki, ayah percaya kalian akan bisa seperti anak laki-laki dan menjadi kebanggaan kami. "
Aku berhenti menangis mendengar ucapan ayahku. Perlahan kuusap mataku.
"Ayah, aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian. Mungkin kelak aku tidak bisa membawa kejayaan dan kekayaan untuk keluarga kita. Namun setidaknya aku akan mendukung keluarga kita Yah."
Ayah tersenyum mendengar ucapanku. Sementara ibu hanya terisak-isak pelan. Yin mei menggenggam tanganku dengan erat.
"Yin mei pasti akan membantu jiejie. Seperti hari ini, bukankah Yin mei juga membantu kakak menyelamatkan Yuan gege? "
Haaih kata-kata polos Yin mei mengingatkanku, urusan dengan keluarga Ding belum selesai. Mungkin inilah permulaanku berurusan dengan keluarga Ding.
"Benarkah? Ming yue apa yang terjadi dengan tuan muda kedua Ding? " Ayah meminta penjelasan dariku.
Aku dan Yin mei pun bercerita tentang peristiwa tadi. Ayah mengangguk dan menyatakan kepuasannya atas tindakanku. Menolong orang dalam bahaya merupakan salah satu ajaran moral yang selalu ditekankan ayah pada anak-anaknya.
Setelah itu kami makan siang bersama. Dan kemudian satu hari ini aku habiskan dengan membantu ayah membuat kandang ayam dan bebek, juga membersihkan dan memberi makan hewan-hewan ternak kami.
Hari yang melelahkan namun juga menggembirakan. Sangat jarang keluarga kami menikmati hari yang damai. Jika tidak nenek yang membuat keributan dengan keluhan-keluhan bakti ayahku, maka bibi-bibiku yang akan mengejek ketidakmampuan ibuku melahirkan anak laki-laki.
Semoga hari tenang seperti ini akan selalu ada dalam keluargaku. Meski mungkin tidak setiap saat, setidaknya ada waktu-waktu terbaik untuk keluargaku berdamai dengan kondisi yang serba terbatas ini.
Dalam ingatanku di kehidupan lalu, setelah menyelamatkan Ding yuan, sore harinya kepala desa dan istrinya datang ke rumahku untuk mengucapkan terimakasih. Dan saat itu juga kepala desa menyatakan janjinya untuk mengambilku sebagai menantunya kelak sebagai istri Ding yuan.
Ayah dan ibuku setuju, karena mereka memikirkan masa depanku. Setidaknya dengan menjadi menantu keluarga Ding tidak akan ada yang berani melecehkanku. Namun ayah dan ibuku tidak akan pernah mengira, bahwa keputusan mereka inilah awal dari kedengkian sepupuku yang tak ada habisnya dan berakhir dengan upaya pembunuhan melalui kecelakaan mobil.
Meski lolos dari kematian, namun akibat kecelakaan itu melumpuhkan kedua kakiku. Di usiaku yang baru 30 tahun aku menjadi orang cacat dan hidup di panti rehabilitasi selama sisa hidupku.
Aku tidak menyesali semua itu, karena sejujurnya lima belas tahun sisa hidupku di panti rehabilitasi adalah masa paling bahagia dalam hidupku.
Aku tinggal di panti dengan dukungan seseorang yang sampai akhir hayatku tidak pernah kuketahui dan kutemui. Menurut pengurus panti, orang itu menanggung seluruh biaya perawatan medisku, biaya panti dan apa pun yang kuperlukan.
Bahkan orang itu memperkerjakan perawat untuk merawat dan menemaniku. Selama 15 tahun itu, Mu shui, perawat itulah yang menjadi orang terdekatku. Kami menjadi dekat dan terikat, dia gadis yatim piatu dan sebatang kara. Aku seperti menemukan sosok adik dan putri yang sangat aku rindukan.
Namun di saat terakhir hidupku, Mu shui tengah mengambil cuti. Aku tidak tahu apakah dia akan merasa kehilangan dan menangisiku.
Selama tinggal di panti, hari-hariku sangat tenang dan damai. Aku memiliki banyak waktu luang untuk mengembangkan hobi dan bakatku. Aku belajar lagi, mulai dari bahasa, kursus memasak, musik hingga meracik kosmetik dan aromaterapi organik.
Aku dan Mu shui menjalani kehidupan seperti layaknya ibu dan putrinya. Aku berencana mencarikan suami yang baik untuknya. Menikahkannya dan memberkati hidupnya. Namun itu hanya anganku.
Jika aku merubah jalan kehidupanku kali ini apakah mungkin Mu shui akan menjadi bagian dari hidupku?
Apapun yang akan terjadi aku harus merubah jalan kehidupanku. Untuk itu yang harus aku pertama adalah menolak permintaan kepala desa untuk menjadi menantunya.

Bình Luận Sách (73)

  • avatar
    Patricia Lanase

    🙏🙏 Tolong di update cepat ceritanya. ceritanya sangat menarik tidak sabar apa kelanjutannya.

    20/12/2021

      0
  • avatar
    lailaninurul

    bagus banget, nggak sabar nunggu update selanjutnya 😆

    15/07

      0
  • avatar
    NasibZainon

    I love read rhis story

    19/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất