Tổng cộng : 79Chapter One
Martin Dailuna terlihat sedang mengendarai mobil, raut datar selalu nampak di wajah kharismatiknya.
readmore Chapter Two
Tringgggg! Mendengar suara itu Martin langsung terbangun dari tidurnya, dan sadar bahwa istrinya sudah
readmore Chapter Three
Untuk pertama kalinya seorang Martin Dailuna akan mengeluarkan emosinya pada pembantu di rumahnya. E
readmore Chapter Four
***Aku Martin Dailuna, seorang pengusaha yang banyak disegani, yang memiliki segalanya, segala hal y
readmore Chapter Five
Sikap tenang walau sedang marah selalu di nampak kan oleh pria berkacamata ini, pria yang memiliki wa
readmore Chapter Six
Martin memasuki kamar Andira, matanya mengitari ruangan kecil namun bersih dan rapi. Dia melihat biola
readmore Chapter Seven
Martin sudah melupakan uang miliknya yang hilang, toh dia sudah tahu siapa pencurinya. Anaknya sendiri
readmore Chapter Eight
--------------------------------------------------------------------- *****Dunia ini kejam Andira, ji
readmore Chapter Nine
"Berikan ransel kamu," ucap Martin sambil mengulurkan tangannya. "Kenapa?" tanya Nadira yang saat ini
readmore Chapter Ten
Raisi berjalan menuju ruangan Martin dengan membawa nampang makanan dan bersiap akan berhadapan lang
readmore Chapter Eleven
Martin terdiam memandang lurus dinding yang ada di depannya. Kakinya lurus ke depan, tubuhnya bersan
readmore Chapter Twelve
Andira terlihat sedang berbincang dengan seorang pria yang sedang membersihkan kebun belakang rumah
readmore Chapter Thirteen
Andira sudah bersiap akan ke pasar, dia memilih untuk berjalan saja hingga 500 meter agar dapat mend
readmore Chapter Fourteen
Andira kini duduk di samping Martin, apa boleh buat, dia tidak bisa duduk di bagian belakang karena
readmore Chapter Fivteen
Andira melihat makanan yang ia masak untuk makan malam Martin Dailuna belum saja tersentuh, bahkan m
readmore Chapter Sixteen
Sebuah mobil hitam mewah melewati gerbang kediaman Dailuna, terlihat seorang wanita dengan rambut pa
readmore Chapter Seventeen
Ting tong... Ting tong... Bunyi suara bel pintu kediaman Dailuna, mendengar itu Andira yang sedang sib
readmore Chapter Eighteen
"Bagaimana? Sudah memutuskan untuk mengikuti lomba itu atau tidak?" tanya Martin pada Andira yang be
readmore Chapter Nineteen
"Kau darimana saja?" tanya Martin saat seorang wanita membuka pintu kamarnya, Martin terlihat menamp
readmore Chapter Twenty
Mata Martin dan Raisi menghadap ke arah Sarah. Tangan yang menggenggam kerah baju Raisi kini terlepa
readmore Chapter Twenty One
Mata Martin dan Raisi menghadap ke arah Sarah. Tangan yang menggenggam kerah baju Raisi kini terlepa
readmore Chapter Twenty Two
Martin terlihat sedang mencari kamera di toko elektronik miliknya, dia melihat kamera yang mampu men
readmore Chapter Twenty Three
--------------------------------------------------------------------- Jika cinta memang buta, maka di
readmore Chapter Twenty Four
Wajah Martin seperti kesal dengan apa yang dikatakan Pak San saat mereka sedang di rumah makan, Andi
readmore Chapter Twenty Five
Ibrahim terlihat sedang duduk dan menikmati kopi di salah satu kafe jalanan, dia saat itu duduk deka
readmore Chapter Twenty Six
Ibrahim terlihat sedang duduk dan menikmati kopi di salah satu kafe jalanan, dia saat itu duduk deka
readmore Chapter Twenty Seven
Martin menatap Raisi yang masih saja terlihat kesal dan marah. Martin merasa penasaran dan ingin tah
readmore Chapter Twenty Eight
"Raisi," ucap Martin, dia berdiri dan berjalan pelan ke arah Raisi yang memandang Martin dengan tata
readmore Chapter Twenty Nine
Setelah membawa ke rumah sakit dimana Andira dirawat langsung oleh dokter utama di sana yakni Hatice
readmore Chapter Thirty
Terlihat Sarah sedang duduk dengan bertopang dagu, sesuatu menganggu pikirannya. Kenapa Raisi dan Ma
readmore Chapter Thirty One
Andira sudah terlihat bekerja walau kondisinya masih lemah, dia sudah menyiapkan makan malam untuk k
readmore Chapter Thirty Two
Martin berdiri tepat di depan pintu kamar Andira. Dia mendengar isakan di dalam sana. Andira tentu s
readmore Chapter Thirty Three
Seorang wanita dengan rambut bergelombang panjang tengah duduk di kursi kayu pinggir jalan, dia sepe
readmore Chapter Thirty Four
Apa yang lebih indah dari kedua kelopak mata itu? “Apa impianmu?” Suara Martin serak. Kini dia duduk b
readmore Chapter Thirty Five
Langkahnya tergesa-gesa, dia mengusap keringat dingin yang menetes di keningnya, dia membuka pintu k
readmore Chapter Thirty Six
Lumatan demi lumatan dijatuhkan pada bibir masing-masing. Lutfi dan Sarah, di atas mobil mereka. Sal
readmore Chapter Thirty Seven
Flashback Rambutnya indah, terbang-terbang kecil diiringi embusan angin yang menerpa. Siang sekitar j
readmore Chapter Thirty Eight
Meja makan kosong, hanya ada makanan di atasnya. Tak ada yang duduk di kursi. Jika begini, Andira le
readmore Chapter Thirty Nine
“Kenapa harus bercerai? Apa karena gadis itu?” Pertanyaan yang jatuh pada Martin Dailuna yang duduk d
readmore Chapter forty
“Keluar!” Bentaknya dengan sangat kasar. Mata Andira berkaca-kaca, bagaimana bisa dia keluar jika pi
readmore Chapter forty-one
“Apa yang kita lakukan di sini Tuan?” tanya Andira , mereka berdiri bersebrangan diantara makam. And
readmore Chapter forty-two
Mereka setidaknya tidak bercerai, Martin membatalkannya. Dia terlihat duduk di hadapan Sarah yang ju
readmore Chapter Forty Three
Makan malam yang dihadiri oleh keluarga lengkap, terlihat canggung. Namun tidak apa setidaknya lengk
readmore Chapter Forty Four
Dia menuliskan sesuatu di sebuah kertas kecil. Begini yang dia tuliskan, “Besok hari Kamis, ingat au
readmore Chapter Forty Five
"Tuan, bukankah itu, Nyonya?" Dia menujuk ke arah pasangan yang sedang bersama, mereka terlihat dudu
readmore Chapter Forty Six
Ibrahim dan Hatice terkejut dengan kedatangan Martin secara tiba-tiba, mereka langsung memberi jarak
readmore Chapter Forty Seven
Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang
readmore Chapter Forty Seven
Di ruangan kerja itu, Martin dengan tatapan mengintimidasi dia menatap Ibrahim yang duduk di sebrang
readmore Chapter Forty Eight
"Apa yang kau lakukan?" Mata Martin membelalak. Dia menbungkuk dengan tangan di paha dan salah satun
readmore Chapter Forty Nine
Suara besar mengagetkan Andira, dia langsung berdiri dari duduknya bersamaan dengan Randy yang juga
readmore Chapter Fifty
Martin terlihat mengetuk pintu seseorang, oh ya, itu pintu rumah adiknya. Tak lama kemudian pintu te
readmore Chapter Fifty One
"Andira! Apa kau melihat Randy?" Suara yang membangunkan lamunan antara Martin dan Andira di pintu m
readmore Chapter Fifty Two
Dengan langkah pelan Andira mendaki tangga dan akhirnya langkahnya sampai tepat di hadapan pintu rua
readmore Chapter Fifty Three
"Ada apa denganmu?" Nadira bertanya, dia mengunjungi kelas adiknya hanya karena bosan di kelasnya. S
readmore Chapter Fifty Four
Mereka bertiga menganga tipis, matanya membulat sesekali menelan ludah. Andira terpaku, dia hanya me
readmore Chapter Fifty Five
"Ha? Papa mengatakan itu hanya untuk memanas-manasi ku bukan?" ucap Raisi berusaha untuk menahan emo
readmore Chapter Fifty Six
Air matanya masih saja mengalir, bahkan saat dia sudah bersama Martin. Mereka berdua sudah berada di
readmore Chapter Fifty Seven
Ibrahim sudah mendapat kabar bahwa tidak akan ada makan malam di rumah Tuan Besar Dailuna, karena te
readmore Chapter Fifty Eight
Pak Mamat melangkah ke arah pintu rumah Martin Dailuna, dan pintu itu sama sekali tidak terkunci. Ra
readmore Chapter Fifty Nine
Sebuah pesan didapatkan oleh Ibrahim, begini pesannya, "Dia ingin mengumumkan perceraian dengan Sara
readmore Chapter sixty
"Aku akan datang," ucap Hatice dari balik telpon. "Untuk apa?" Martin bertanya, sesekali matanya mena
readmore Chapter Sixty One
Saat Randy sudah tertidur pulas, Sarah menciumi kening putranya itu, lalu keluar dari kamar rawat Ra
readmore Chapter Sixty Two
Hari yang melelahkan, betul-betul melelahkan namun juga hari yang berkesempatan untuk saling bertemu
readmore Chapter Sixty Three
Martin yang masih dengan pakaian tidurnya berjalan masuk ke dalam area rumah, dia berniat membuat te
readmore Chapter Sixty Four
Andira akan segera ke rumah ibunya, Pak Mamat sendiri yang akan antar, Martin melihat kepergian gadi
readmore Chapter Sixty Five
Mobil Pak Mamat akhirnya sampai di hadapan rumah sederhana Bi Ana. Namun Pak Mamat kedua matanya men
readmore Chapter Sixty Six
Andira menatap keluar jendela, dia memikirkan sesuatu. Dia memikirkan apa yang dilakukan Hatice di r
readmore Chapter Sixty Seven
Martin tahu semuanya. Makan malam akhirnya tiba. Kaki Sarah melangkah turun dari tangga dengan peras
readmore Chapter Sixsty Eight
Semuanya menganga mendengar apa yang dikatakan Martin. Martin Dailuna, dia mengeluarkan sesuatu, dia
readmore Chapter Sixsty Nine
Martin membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya, dia menatap langit-langit ruangan, dengan tangan ka
readmore Chapter Seventy
"Dimana perawatku?" Randy bertanya pada Andira yang baru saja tiba dengan nampan makanan di tanganny
readmore Chapter Seventy One
Sarah menolak perceraian, bukan karena dia masih mencintai Martin atau ingin menguras harta Martin,
readmore Chapter Seventy Two
Martin menerobos masuk ke dalam pintu ruangan kerja Sarah dimana saat itu Sarah sedang dalam pembica
readmore Chapter Seventy Three
Martin terlihat panik, dia mondar-mandir di kamar tidurnya dengan ponsel di tangannya. Dia terus men
readmore Chapter Seventy Four
"Kenapa kau melakukannya? Apa hubungan mu sebenarnya dengan ayahku Ha!?" Raisi yang saat itu tanpa bu
readmore Chapter Seventy Five
Martin berdiri kaku menatap putranya yang tak berbusana itu, dia sama sekali tak menoleh ke arah And
readmore Chapter Seventy Six
Rumah besar yang sepi, bahkan petugas di rumah itu terlihat seperti sia-sia, tukang kebun terlihat b
readmore Chapter Seventy Seven
Martin terlihat masih berada di dalam ruangannya, menunggu Andira kembali menghubunginya, dia diam d
readmore Chapter Seventy Eight
Setelah beberapa saat kemudian, dan akhirnya Andira merasa tenang karena tak mendengar tanda-tanda k
readmore
Keep it up !!!!!
21/03
0terbaik
18/09/2023
0sangat menyenangkan dan asik dan tidak membosan kan
14/05/2023
0ceritanya baguss
14/05/2023
0Lumayan seru,walau masih ada kalimat2 yg kurang
14/04/2023
0oke saya suka ceritanya
14/04/2023
0kapan lanjutannya kak....ga sabar nunggu😍😍😍
17/03/2023
0baguss
09/02/2023
0👍👍👍
08/02/2023
0😍🥰
07/02/2023
0