logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Tak Ada Harga Untuk Saudara (1)

Persidangan demi persidangan harus dijalani Bayu setelahnya. Ranti selalu setia mendampingi suaminya itu. Awalnya Ranti berusaha menutupi masa lalu yang pernah ada antara dirinya dan Firman, sang pengacara. Namun akhirnya setelah didesak berkali-kali oleh Bayu, Ranti memilih menceritakan semuanya.
"Yang terpenting Abang harus tahu. Tak ada apa pun lagi di antara kami berdua. Abang harus yakin dan percaya. Masa lalu itu memang ada, kisah indah itu memang pernah tercipta, namun takdir lagi-lagi berkuasa di atas segalanya."
Bayu pun akhirnya lega saat mendengar kejujuran dari istrinya itu. Firasatnya tak salah, raut wajah keduanya menunjukkan semua itu saat pertama kali berjumpa kembali.
Sebagai laki-laki dan seorang suami, Bayu memutuskan bicara empat mata dengan sang pengacara. Bukan untuk membahas kasusnya, tapi untuk berbicara sebagai dua orang laki-laki sejati.
"Anda sungguh sangat beruntung, Pak Bayu. Ranti wanita luar biasa. Jujur, saya menyesal telah melepaskannya."
Bayu terdiam. Tak perlu berdalih, sebagai seorang laki-laki dewasa, Bayu tahu laki-laki itu masih menyimpan rasa untuk istrinya. Walaupun Ranti mencoba mengingkarinya, Bayu dapat melihat binar cinta itu masih menyala di mata sang pengacara.
"Dan Anda akan berusaha mendapatkannya kembali? Apalagi saat tahu kondisi saya saat ini?" Lirih Bayu melemparkan tanya.
"Anda tahu, saya sudah bertekad untuk membuat Ranti bahagia setelah kebahagiaan wanita itu saya sendiri yang telah merenggutnya bertahun-tahun yang lalu. Takdir Allah mempertemukan kita kembali saat ini. Bagi saya ... sekarang ini saya sedang diberikan kesempatan untuk menebus segala luka yang pernah saya torehkan di hati Ranti. Kebahagiaan Ranti bersama Anda, dan saya sudah berjanji untuk mewujudkan kebahagiaannya itu. Tak usah khawatir. Ranti bak mutiara, yang dengan bodohnya saya lepaskan kala itu. Dan itu akan menjadi penyesalan terbesar dalam hidup saya," ujar Firman sembari menepuk-nepuk lengan kliennya itu.
"Anda serius?"
Bagaimana pun hati Bayu merasa gelisah. Istrinya bertemu kembali dengan cinta pertamanya saat dirinya sedang terpuruk dalam derita. Tentu mudah bagi Ranti untuk meninggalkan dirinya saat ini.
"Tak perlu Anda ragukan. Sebagai seorang laki-laki sejati saya bersumpah, silahkan Anda pegang sumpah saya ini."
Akhirnya Bayu dapat menghela napas lega. Meminta bertemu dengan Firman sebenarnya bukan karena tanpa alasan. Bayu harus jujur mengakui jika belitan kasusnya saat ini membuat rasa percaya dirinya terkikis perlahan. Dirinya siap melepaskan Ranti jika memang wanita itu tak lagi bahagia bersamanya. Apalah arti dirinya sekarang, pekerjaaan bakal tak ada, hidup akan dihabiskan di balik jeruji besi bertahun-tahun lamanya.
"Saya sudah mengikhlaskannya. Menganggap Ranti seperti adik sendiri mungkin itu lebih baik bagi saya. Biarkan kita menjalin persaudaraan di tanah rantauan ini. Saya hanya menitipkan pesan, jangan pernah lagi menorehkan luka di hati Ranti. Cukup saya saja yang melakukannya."
Kedua laki-laki itu berdiri dan saling merangkul. Tak ada lagi amarah atau pun kecurigaan di antara mereka.
"Bersiaplah untuk sidang vonis besok pagi. Saya sudah berupaya melakukan yang terbaik. Tinggal banyak berdoa, semoga Allah memberikan keputusan yang terbaik."
Rangkulan itu terlepas saat terdengar ucapan salam di belakang mereka.
"Assalamu'alaikum."
Sosok itu hadir di antara mereka. Bukan kali pertama ketiganya bertemu. Di persidangan-persidangan sebelumnya Ranti, Bayu, dan Firman telah acapkali berjumpa. Hanya saja kali ini rasanya berbeda. Tak ada lagi sesak dan curiga yang ada di hati Bayu.
"Kak Firman sudah lama?" tanya Ranti seraya meletakkan kotak nasi kepada suaminya.
"Maaf Ranti tak tahu ada Kakak. Jika tadi tahu, nasinya dibawakan lebih."
Firman terkekeh.
"Tak apa, Ran. Kakak juga ada janji makan siang dengan teman nanti. Persidangan besok kamu hadir?" tanya Firman sembari mengambil posisi duduk di antara suami istri itu.
"insyaAllah, Kak. Bagaimana kira-kira vonis besok, Kak? Jujur, Ranti khawatir."
Wajah Ranti terlihat cemas. Sekuat-kuatnya untuk berjuang, tetap saja dirinya tak mampu menutupi ketakutan akan vonis suaminya nanti. Entah berapa lama hukuman yang akan dijalani suaminya nanti.
"Vonis terendah untuk kasus korupsi itu sekitar tiga tahun, Ran. Dan Kakak sudah mengupayakan segala usaha terbaik yang mampu Kakak lakukan. Apa pun keputusan besok, Kakak harap kalian berlapang dada menerimanya. Mungkin semua ini ada hikmahnya. Tidak sekarang, tapi suatu saat nanti. InsyaAllah."
Ranti tahu, Firman bukan cuma berdalih saja. Kesungguhan upaya lelaki itu membebaskan suaminya menemui jalan buntu saat semua bukti yang ada menunjukkan keterlibatan Bayu, walau hanya sebatas pada tanda tangan saja.
"Oh ya, Kak. Masalah pembayaran. Ranti minta nomor rekening Kakak dan nominalnya. Ranti kirimkan nanti."
Selama ini Firman selalu mengelak saat Ranti dan Ridwan menyinggung masalah pembayaran jasanya untuk Bayu. Selalu berdalih dengan alasan biar kasusnya diselesaikan dulu, pembayaran belakangan saja.
Tampak Firman meraup wajahnya.
"Kamu menganggap Kakak sebagai saudara kan?"
Ranti tercengang sesaat. Tak tahu harus berkata apa, kecuali hanya dapat menganggukkan kepalanya saja.
"Tak ada harga untuk seorang saudara."
Sontak saja Bayu dan Ranti serentak terperangah.
"Kak??? Ranti serius!" pekik Ranti.
"Kamu pikir Kakak tak serius? Kakak tahu kebutuhanmu dan anak-anak banyak ke depannya. Status Bayu ... ya, kalian tahu sendirilah. Pergunakan uang simpanan kalian untuk anak-anakmu."
Ranti merasa tak enak hati. Bagaimana pun, jerih payah yang sudah Firman lakukan harus dihargai secara profesional.
"Atau ... kalian tak menganggap aku sebagai saudara? Satu lagi Ran, selama Bayu dipenjara nantinya, jika kamu perlu bantuan, hubungi saja Kakak."
Ranti hanya terdiam, tak mampu merangkai kata.

Komento sa Aklat (76)

  • avatar
    QuainRichard

    wkwkwk

    14h

      0
  • avatar
    Kurniasih Anza

    bagus ceritanya

    19/01

      0
  • avatar
    greatkindness

    nice story

    02/10

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata