logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Happy Birthday

Sementara itu pada saat yang sama di Surabaya, Rosemary mengemudi mobil untuk menjemput Damian di rumahnya. Nelly ikut bersamanya. Mereka berniat pergi ke panti asuhan bertiga. Damian berkata sudah kangen dengan suasana tempat itu setelah satu bulan lebih tidak mengunjunginya.

“Wah, keren banget kamu hari ini,” goda Rosemary begitu melihat sahabatnya keluar dari rumah dengan mengenakan celana pendek selutut berwarna putih, kaos polo pas badan motif garis-garis horizonthal kombinasi biru tua dan putih, serta sepatu casual tertutup berwarna biru tua. Pakaian yang dikenakan laki-laki itu membuat dadanya yang bidang dan perutnya yang rata tampak menonjol.
“Ccck, ccck, ccck…. Perutmu kok tambah rata, Dam? Kalah deh, cewek. Rajin nge-gym, sih. Keren banget kan Mas-mu ini, Nel?” cetus Rosemary seraya menoleh ke jok belakang tempat adiknya duduk. Dia sendiri sudah pindah duduk di jok samping pengemudi. Karena seperti biasa, Damian-lah yang akan mengemudikan mobilnya setiap kali dia nebeng.
Nelly tertawa geli. Dia sudah tahu dari ibunya bahwa sahabat kakaknya ini seorang penyuka sesama jenis. Gadis itu jadi mengerti kenapa pria setampan, sekeren, dan sekaya Damian sampai sekarang belum mempunyai hubungan spesial dengan lawan jenis. Setahu Nelly, hanya kakaknya-lah perempuan yang dekat dengan laki-laki ini. Akan tetapi kelihatan sekali bahwa mereka hanya berteman biasa, meskipun beberapa kali tampak melakukan sentuhan fisik seperti merangkul atau menepuk bahu satu sama lain.
“Sudah, sudah. Nggak bosan-bosan sih, godain aku melulu. Makanya kalau mau punya badan bagus ya usaha. Atur pola makan, pola tidur, rajin nge-gym…,” nasihatnya sok tahu.
“Halah…. Kamu bisa ngomong begini sekarang,” sela Rosemary sambil terkekeh. “Karena udah jadi manajer level tertinggi dan megang duit banyak. Coba kalau masih agen biasa kayak dulu. Kerja jungkir-balik nggak kenal waktu. Demi menjual polis asuransi, merekrut agen baru sekaligus membimbingnya sampai berhasil! Hahaha….”
Damian ikut tertawa mendengar kata-kata Rosemary yang berhasil menembaknya dengan telak. Dia sekarang memang tengah menikmati masa-masa keemasannya setelah sebelas tahun berkarir di bisnis asuransi. Uangnya banyak, asetnya melimpah, dan anggota-anggota timnya maju. Oleh karena itu Damian mulai mengatur gaya hidupnya agar lebih sehat dan teratur.
Selanjutnya ketiga orang itu tak henti-hentinya bersenda-gurau. Hingga akhirnya mereka tiba di halaman depan panti. Tiba-tiba Rosemary mendengus kecewa. Damian sampai menoleh menatapnya.
“Ada apa, Rose?” tanyanya heran. Diperhatikannya ekspresi wajah sahabatnya itu yang berubah suram.
“Cuma ada mobil pribadi Bu Farida dan dua bis mini milik panti. Berarti Chris nggak datang. Kemarin waktu ku-WA, dia memang bilang nggak janji datang. Katanya ada sanak saudara datang dari luar kota dan harus ditemani.”
“Oh, gitu,” komentar Damian datar.
Dia berpaling pada Nelly yang duduk di jok belakang. Mereka berdua saling tersenyum penuh arti. “Memangnya kalau nggak ada Chris, kenapa? Apa kamu nggak bosan ketemu dia terus?” pancing laki-laki itu kemudian.
”Aku sudah lama nggak ketemu dia, Dam,” jawab sahabatnya sendu. “Ada sekitar sepuluh harian. Katanya sibuk ikut seminar-seminar tentang penyakit dalam. Dibiayai oleh rumah sakit. Jadi mau nggak mau dia mesti ikut. Karena setiap malam praktik di rumah sakit dan weekend kadang praktik di rumah kalau ada pasien yang membutuhkan, jadi jadwal seminarnya dia ambil yang pagi sampai sore. So, sudah nggak ada waktu lagi buat main-main di panti….”
“Kamu kangen dia ya, Say?” tanya Damian to the point.
Matanya mengerling menggoda. Tak terduga Rosemary tersipu malu. Wajahnya merona merah seperti kepiting rebus. Baik adik maupun sahabatnya sampai tertawa geli melihatnya.
“Ngaku aja kalau kamu naksir si dokter ganteng,” seloroh Damian geli . “Gitu kok pakai muter-muter jelasinnya. Hahaha….”
Rosemary tertegun mendengarnya. Masa sih, aku naksir Chris? pikirnya sangsi. Nggak mungkin, ah.
“Aku kan udah pernah bilang kalau Chris itu kelihatan perhatian sekali sama kamu, Rose,” kata Damian mengingatkan. “Dan firasatku mengatakan dia menganggap dirimu lebih dari seorang teman biasa.”
“Iya, Kak,” cetus Nelly memperkuat argumen laki-laki itu. “Kalian berdua dulu kan sering bertemu di panti. Hampir setiap hari, lho. Wajar sekali kalau timbul perasaan cinta. Nggak apa-apa deh, Kak. Mas Chris kan orangnya baik dan pernah menikah. Pemikirannya pasti sudah dewasa sekali. Bisa momong Kak Rosemary. Hehehe….”
“Ih, siapa yang butuh dimomong?” elak sang kakak. Sikapnya berubah jadi canggung.
Damian kembali menggodanya. “Jadi kalau nggak mau dimomong, terus mau diapain? Dicintai, disayangi, diperhatikan setengah mati….”
Mendengar celetukan lucu laki-laki itu, Nelly sontak tertawa lagi. Kakaknya jadi sebal sekali. Kok mereka berdua pada merundung diriku, sih, pikirnya jengkel. Dengan wajah cemberut wanita cantik itu lalu membuka pintu mobil dan turun meninggalkan dua orang yang masih tertawa terbahak-bahak itu.
Langkah kaki Rosemary cepat sekali meninggalkan mobil. Ketika dia membuka pintu masuk panti, terdengar mendengar suara orang-orang berseru, “Surprise! Happy Birthday, Bu Rosemary!”
Wanita itu kaget sekali. Ya ampun! Hari ini ulang tahunku, ya? batinnya tak percaya. Aku sampai lupa!
Di hadapannya berdiri para penghuni panti yang menatapnya dengan wajah berseri-seri. Bahkan ada Farida dan kakak kandungnya, Dokter Mirna. Dan yang paling membahagiakan hati Rosemary adalah kehadiran Christopher, pria yang akhir-akhir ini dirindukannya.
Kedua tangan dokter itu memegang sebuah buket bunga mawar berwarna peach. “Selamat ulang tahun, Rosemary. Semoga panjang umur,” ucapnya ceria. “Aku, Nelly, dan Damian memang sengaja merencanakan kejutan ini buatmu. Kata mereka kamu sudah lama sekali tidak merayakan ulang tahun.”
Rosemary menoleh ke belakang. Dilihatnya Nelly dan Damian sama-sama cengengesan memandanginya. “Ih, kalian berdua tega ya, bermain sandiwara depanku,” tegurnya berpura-pura kesal.
Nelly lalu mendekati kakaknya. Dipeluk dan diciumnya hangat kedua pipi wanita yang sangat dikasihinya itu. “Selamat ulang tahun ya, kakakku yang cantik dan baik hati. Semoga panjang umur dan dilimpahi berkat yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucapnya tulus.
Rosemary mengucapkan terima kasih. Lalu giliran Damian yang memeluk dan mengecup kedua pipinya. “Happy Birthday, my best friend. Wish all the best for you,” ucapnya sepenuh hati.
“Thanks a lot, Bro,” jawab sang sahabat terharu.
Ketika giliran Christopher yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, laki-laki itu menyerahkan buket bunga mawar yang dipegangnya pada Rosemary. Lalu dikecupnya hangat dahi wanita itu. Dada Rosemary berdebar-debar tak karuan.
“Selamat ulang tahun, Rosemary Laurens,” ucap pria itu pelan. Mata teduhnya menatap Rosemary dan membuat hati wanita itu klepek-klepek. “Semoga kamu selalu diberkati Tuhan dan hidup bahagia.”
“Terima kasih banyak, Chris,”jawab Rosemary singkat. Hatinya sungguh berbunga-bunga berada sedekat ini dengan mentornya tersebut.
Selanjutnya Dokter Mirna dan Farida bergantian mengucapkan selamat ulang tahun. Disusul dengan anak-anak spesial yang didampingi guru-guru untuk mendekati dan menyalami Rosemary.

Komento sa Aklat (70)

  • avatar
    Lahmudin

    rdg

    7d

      0
  • avatar
    RifqiMoch.

    ......

    24d

      0
  • avatar
    RobertErick kelvin

    bagus

    26/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata