logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Perpisahan

Satu bulan kemudian Rosemary diberi kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan pada segenap rekan-rekan kerjanya ketika sedang berlangsung pertemuan besar.
Secara singkat dia bercerita bahwa memperoleh panggilan hati sebagai pekerja sosial di sebuah panti asuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu dengan berat hati terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai agen asuransi.
“Demikian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan sekalian atas dukungannya selama ini. Semoga Anda semua semakin sukses dan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Tak sedikit orang yang menyayangkan keputusan wanita itu meninggalkan karirnya yang cemerlang secepat ini. Beberapa orang mengangkat tangannya untuk mengajukan pertanyaan.
Damian dengan sigap meraih mikrofon yang dipegang Rosemary dan berkata pada hadirin, “Mohon maaf sebelumnya. Ini adalah salam perpisahan dari rekan sejawat kita Rosemary Laurens. Jadi bukan acara tanya jawab. Kalau ada yang hendak ditanyakan, silakan menghubungi beliau secara pribadi. Karena sebentar lagi akan ada pengumuman penting dari kantor pusat Jakarta yang harus segera disampaikan.”
Rosemary tersenyum simpul pada Damian yang telah menyelamatkannya. Dia merasa sangat berterima kasih. Selanjutnya wanita itu membungkukkan badan sebagai tanda perpisahan. Suara tepuk tangan bergemuruh memenuhi segenap ruangan besar di lantai tiga tersebut.
Ekspresi wajah orang-orang itu beraneka ragam. Ada yang tersenyum menaruh rasa hormat pada wanita itu, ada pula yang tersenyum mengejek pengunduran dirinya. Demikianlah kenyataan yang kerap terjadi di dunia kerja. Ada pihak yang mendukung rekannya dengan tulus, ada pula yang merayakan kejatuhannya.
Sesampainya di lantai satu, Rosemary ditunggu oleh Indri, mantan sekretarisnya, dan Indah, resepsionis kantor tersebut. Kedua perempuan itu menyalami Rosemary dengan tulus dan mata berkaca-kaca.
“Semoga Mbak Rosemary sukses di tempat yang baru,” kata Indri penuh haru. “Jangan lupa sama kita-kita di sini. Sering-sering main-main kemari, ya.”
Rosemary merasa tersentuh. Orang-orang inilah yang sebenarnya berkontribusi besar terhadap prestasiku selama ini, akunya dalam hati. Mbak Indri yang mengurus semua keperluan administrasi pekerjaanku. Juga Mbak Indah yang kerap memberi informasi padaku maupun Mbak Indri jika ada perubahan peraturan di kantor secara mendadak.
“Rosemary! Untung kamu belum pulang.”
Suara tegas seorang wanita itu mengagetkan Rosemary. Dia menoleh ke belakang. Tampak Teresa tengah berdiri tegak sambil tersenyum hangat kepadanya. Lho, bukankah aku tadi sudah berpamitan pada big boss sebelum mengucapkan salam perpisahan di lantai tiga? pikir Rosemary keheranan. Apa lagi yang kurang, ya?
Rupanya Teresa menyodorkan sebuah bingkisan kepadanya. “Terimalah ini,” kata pimpinan kantor itu ramah. “Kenang-kenangan dariku. Terima kasih atas kontribusimu selama ini bagi kantor ini. Aku sungguh menghargainya.”
Tanpa ragu-ragu dipeluknya Rosemary. Mantan anak buahnya itu sampai terkejut. Bahkan Indah dan Indri pun seakan tak percaya menyaksikan pimpinan mereka yang tomboy dan berwibawa bisa bersikap seemosional itu pada orang yang meninggalkan kantornya.
“Tetaplah teguh mengejar mimpimu sendiri, Rosemary Laurens. Setialah pada hati nuranimu. Tuhan memberkatimu selalu.”
Kalimat-kalimat penuh makna big boss itu takkan pernah dilupakan oleh Rosemary. Dia menitikkan air mata. Setelah mengucapkan terima kasih, dirinya berpamitan pada Teresa, Indah, dan Indri. Kemudian dengan langkah mantap ditinggalkannya kantor tersebut.
Aku akan merindukan tempat ini, batinnya pilu. Dirinya tak menyukai momen perpisahan dengan banyak orang. Oleh karena itulah Rosemary tidak mau berlama-lama di kantor pada hari terakhirnya. Sejak beberapa hari yang lalu Indri telah dimintanya memesankan paket makanan Jepang untuk diberikan pada seluruh agen dan pekerja di kantor sebagai tanda perpisahan darinya. Tadi dia melihat sebagian paket makanan itu sudah dibawa ke ruang pertemuan di lantai tiga.
Indri akan tetap bekerja di kantor melayani manajer-manajer mantan bawahan Edward Fandi. Tugas-tugasnya terhadap Rosemary sudah diselesaikan dengan baik. Semua polis nasabah wanita itu sudah berhasil dialihkan sepenuhnya pada Damian. Rosemary juga telah berpamitan dengan klien-kliennya dan memberitahu tentang pengalihan polis-polis mereka pada sahabatnya itu.
Beberapa nasabah yang hubungannya dekat dengannya bahkan didatangi langsung oleh Rosemary dan diperkenalkan dengan Damian. Wanita itu lega semua tanggung jawabnya sebagai agen telah dituntaskannya dengan baik. Dia jadi bisa melangkah ke depan tanpa ganjalan apapun.
“Oh, kamu masih berada di sini rupanya, Rosemary,” kata sebuah suara perempuan ketika Rosemary sudah sampai di parkiran.
“Halo, Jeslyn,” sapa Rosemary sambil tersenyum. Kukira aku takkan bertemu lagi dengan perempuan ini begitu tidak kulihat kehadirannya di pertemuan besar tadi, cetusnya dalam hati. Rupanya Tuhan ingin memberiku kenangan yang tak terlupakan dengan mempertemukan kami berdua di sini.
“Kudengar ini hari terakhirmu di kantor,” ujar Jeslyn sambil tersenyum sinis. “Sudah selesai mengucapkan salam perpisahan di pertemuan besar?”
“Sudah,” jawab lawan bicaranya ceria. “Kamu baru datangkah? Aku tidak melihatmu tadi di sana.”
Jeslyn mengangguk. Dia lalu berkata dengan sikap pamer, “Aku tadi memprospek pimpinan Jun Corp. Kamu pasti pernah mendengarnya. Perusahaan multinasional yang memproduksi cat tembok dan membangun properti-properti premium di kota ini. Sekarang mereka akan merambah bisnis air minum dalam kemasan dan multi level marketing. Bosnya tadi menandatangani ilustrasi asuransi buat dirinya sekeluarga. Selanjutnya semua manajer di perusahaannya akan dibuatkan polis juga.”
“Selamat atas keberhasilanmu, Jeslyn,” kata Rosemary seraya mengulurkan tangannya. “Omzetmu pasti akan melonjak dan menambah daftar prestasimu. Aku turut senang mendengarnya.”
“Terima kasih,” sahut lawan bicaranya sembari menerima uluran tangannya. “Oya, Rose. Apa benar info yang kudengar bahwa kamu mengundurkan diri supaya bisa fokus bekerja sosial di sebuah panti asuhan ABK?”
“Betul,” jawab Rosemary mantap.
Jeslyn menatapnya tak percaya. Perempuan ini aneh sekali! cetusnya dalam hati. Membuang karirnya begitu saja seolah-olah tak ada artinya sama sekali. Memangnya apa keistimewaan panti asuhan itu sampai membuatnya mengambil keputusan senekad itu?!
“Aku pergi dulu ya, Jes. Ada urusan di panti yang harus kutangani. Selamat tinggal dan semoga sukses selalu,” ujar Rosemary sembari melambaikan tangannya.
Lawan bicaranya mengangguk mengiyakan. Diperhatikannya wanita yang selalu dianggapnya sebagai rival berat itu masuk ke dalam mobilnya. Beberapa saat kemudian mobil itu meluncur meninggalkan parkiran dan melaju di jalan raya.
“Selamat tinggal untuk selama-lamanya, Rosemary Laurens,” ucap Jeslyn penuh kemenangan. “Akhirnya dirimu tahu diri juga untuk mundur dari kantor ini. Sudah waktunya kamu turun tahta dan digantikan olehku!”
Sementara itu Rosemary yang sudah berada agak jauh tiba-tiba masuk ke dalam parkiran sebuah supermarket. Setelah memarkir mobilnya, tangannya meraih bingkisan yang tadi diperolehnya dari Teresa. Dibukanya kertas kado berwarna merah dengan hiasan pita berwarna keemasan itu. Tampak sebuah kotak berwarna coklat tua.
Dari dalam kotak tersebut dikeluarkannya sebuah benda. Rupanya sebuah bingkai foto doff berukuran 15x20 cm. Isinya foto dirinya sedang berpose berdua dengan Teresa di depan Menara Eiffel sewaktu tur keliling Eropa beberapa bulan yang lalu. Pada bagian bawah foto tersebut tercetak kata-kata:
Rosemary Laurens, wanita berhati baja yang berani mengejar mimpinya sendiri….
Air mata menggenangi pelupuk Rosemary. “Terima kasih banyak, Bu Teresa,” gumamnya terharu. “Ini adalah hadiah terindah yang pernah saya peroleh. Dihargai oleh orang sehebat big boss sungguh merupakan kehormatan yang luar biasa bagi saya.”
***

Komento sa Aklat (70)

  • avatar
    Lahmudin

    rdg

    7d

      0
  • avatar
    RifqiMoch.

    ......

    24d

      0
  • avatar
    RobertErick kelvin

    bagus

    26/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata