logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 2

"Mbak Jihan,.?" Sapa Bu Susi ramah.
"Iya Bu, maaf jangan bilang siapapun kalau saya kesini ya bu, tadi suami saya hutang berapa Bu, biar saya yang bayar,." ucap Jihan panjang lebar pada Bu Susi.
"Oh iya mbak," jawab Bu Susi ramah.
"Jadi berapa hutang Mas Randi bu,.??" tanya Jihan ramah juga.
"Tadi hanya 35 ribu yang belum di bayarkan mbak," jawab Bu Susi.
"Baiklah ini Bu, saya kasih 200 ribu ke Bu Susi, nanti kalau suami saya kesini mau ngutang lagi, kasih saja ya Bu,!! Bu Susi kasih Bonya ke saya, biar saya yang bayar,." pinta Jihan seraya menyerahkan 2 lembar uang 100 ribuan pada Bu Susi.
Setelah menyerahkan uangnya, Jihan pamit pergi dari warung, karena khawatir akan ada yang melihatnya dan melaporkanya pada kedua orang tuanya yang dari pertama memang sudah tidak menyukai Randi, karena tak punya pekerjaan dan di kira hanya modal tampang saja.
---
Sampai di rumah, Randi langsung menyiapkan segalanya. Bahkan Johan juga memintanya untuk menyiapkan Mie tanpa ada rasah bersalah sedikitpun.
Jihan sendiri sudah masuk ke dalam kamar, karena tidak ingin suaminya curiga.
Selesai menyiapkan segalanya, Randi menyerahkan kopi kepada mertuanya dan Mie kepada Johan.
"Nah bagus seperti ini, jadi ingatlah bahwa saat ini kamu numpang di sini,." sindir Zaskia langsung saat Randi menyerahkan kopi pesananya.
'Astakhfirullah,... jadi saya hanya di anggap numpang,." batin Randi seraya menghela nafas panjang sebelum mengeluarkanya. Randi selalu berusaha ramah walaupun perasaanya kacau.
"Iya Bu, kalau gitu saya permisi dulu,." pinta Randi sebelum berbalik siap untuk memberikan Mie kepada Johan.
"Randi sebentar!!" panggil Zaskia lagi dengan suara tinggi.
Randi pun hanya menghentikan langkahnya.
"Iya Bu, masih ada yang lain,.??" tanya Randi dengan wajah datar, dia sudah terlalu lelah. Seharian temani istrinya manggung, sekarang di suruh melayani mereka.
"Nanti setelah si Johan dan saya selesai, sekalian kamu cuci gelas dan piringnya,!!, ingat juga bersihkan pecahan gelas di dapur tadi, kamu juga harus mengganti gelas yang pecah, karena gara-gara kamu tidak peka tentang urusan ini, aku jadi membanting gelasnya!!," ucap Zaskia dengan nada tinggi.
"Tapi bukankah seperti itu tugas wanita ya Bu.,?? lagian...
"Sudah jangan bantah,!! atau ingin berpisah dengan Jihan,.??" potong Zaskia dengan suara lantangnya sebelum Randi selesai bicara.
"Baik Bu,." jawab Randi lemas, dia tidak tahu harus berbuat apa, jadi hanya bisa menjawab dengan "iya" karena hanya itu yang bisa bikin mertuanya diam.
Randi menghela nafas sebelum mengeluarkanya perlahan, 'sabar....' batin Randi seraya berbalik dan pergi meninggalkan Zaskia.
'salah siapa, nikahin putri kesayangan kami saat kamu tidak ada kerjaan, aku sangat menyesal merestui pernikahan kalian." batin Zaskia seraya tersenyum sinis.
---
"Ini Jon mie nya,.!!" ucap Randy seraya menyerahkan sepiring Mie goreng pada Johan.
"Nah gitu dong Mas,. jadi kan Mas sedikit berguna di rumah ini, tidak hanya numpang makan dan tidur saja,." sindir Johan dengan senyum sinisnya.
"Astakhfirullahallazim....." hanya itu yang keluar dari mulut Randi, karena tidak mau ribut.
"Gak usah nyebut-nyebut, kayak orang paling suci saja,!!" sahut Johan mendengar istikhfar dari Randi.
"Baiklah Joh, saya permisi dulu ke kamar mau istirahat,." ucap Randi datar sebelum berbalik dan pergi ke kamarnya.
Ceklek....
Randi masuk ke kamarnya, dan terlihat istrinya sudah tertidur. Randi pun hanya menghela nafas dan duduk di sisi ranjang.
"Kenapa cobaan selalu datang padakau, Tuhan,?? apakah kesalahan dan dosaku,??" gumam Randi pelan karena takut Jihan terbangun. Tanpa di sadari Randi, ternyata Jihan belum terlelap karena sangat kasihan melihat suaminya menjalankan tugas yang seharusnya di lakukan perempuan.
'Maafin aku Mas, aku janji suatu saat akan bawa kamu keluar dari rumah ini," batin Jihan, mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya walaupun hatinya juga sakit.
"Kamu semakin cantik sayang..." ucap Randi sebelum mencium kening istrinya. Randi pun berbaring di sebelah Jihan dan memeluk istrinya dari belakang. Jihan yang merasakan tangan kekar Randi malah berbalik dan membalas pelukan Randi.
Randi yang memiliki tampang sempurna ini merasa senang karena setelah lelah menjalankan tugasnya, Jihan selalu paling bisa menghilangkan rasa lelahnya.
Tak lama kemudian, Jihan bisa mendengar dengkuran halus Randi. Karena Jihan merasa Randi sudah terlelap, dia membuka matanya perlahan untuk menatap wajah tampan suaminya.
Randi adalah lelaki dengan tampang sempurna, kulit putih, badan tegak dan tinggi 180 cm, memiliki tubuh atletis karena sering olahraga, hidung mancung dan bibirnya berwarna merah muda, sangat sempurna untuk semua gadis mendambanya.
Jihan merasa sangat bersyukur karena Randi mau menerimanya. Dahulu Jihan merasa kurang yakin bahwa Randi yang memiliki tampang sempurna ini mau menjadi pacarnya, apalagi sampai suami.
Jihan sebenarnya bersedia melakukan apapun untuk suaminya. Bahkan siap membiayai hidup suami tercintanya bila nanti Randi tetap tidak memiliki pekerjaan.
Jihan sudah bersiap dan memikirkan jalan kedepanya harus bagaimana, karena sebelum pandemi, dirinya sudah kebanjiran Job manggung kesana-kemari.
Namun sayang, Tuhan berkehendak lain. Tiba-tiba datang Virus Covid-19, dan pemerintah melarang semua yang berkaitan dengan kerumunan.
Ini yang membuat cita-citanya untuk membeli rumah setelah menikah, menjadi kacau, dan Jihan menggunakan uang yang di simpanya untuk biaya hidup sehari-hari.
Karena Jihan tidak tahu sampai kapan pandemi akan melanda.
Bahkan banyak teman artisnya yang lain juga beralih profesi untuk mendapatkan uang. Jihan masih beruntung, karena dia punya sedikit tabungan. Jadi bisa di gunakan untuk kebutuhan sehari-harinya bersama suami.
"Mas, kamu pasti capek?? biar nanti Jihan yang beresin semuanya,." gumam Jihan pelan, takut membangunkan suaminya.
Jihan perlahan membuka dan melepaskan tangan kekar Randi yang memeluknya sebelum beranjak dari tempat tidur.
Ceklek....
Pindu di buka dengan pelan karena dia tidan ingin membangunkan suaminya. Wanita yang memiliki tubuh indah, kulit mulus dan wajah menawan ini langsung pergi kedapur untuk membersihkan pecahan gelas. Terlihat di wastafle juga sudah ada piring bekas mie dan gelas bekas kopi yang sepertinya masih baru. Jihan tidak banyak bicara dan hanya membersihkan semua dengan cepat agar tidak ada orang yang tahu.
Setelah semua beres, Jihan langsung masuk kamarnya untuk istirahat dan memeluk suaminya.
***
Randi membuka matanya pelan saat mendengar adzan subuh.
"Ayo sayang, sholat dulu sudah pagi,.." ucap Randi tepat di sebelah telinga Jihan sebelum menciumi pipinya agar terbangun.
Jihan pun sontak membuka matanya perlahan saat merasakan kehangatan bibir Randi di pipinya.
"Iya Mas, kita jama'ah di rumah saja ya,.??" ucap Jihan seraya tanganya mengelus pipi Randi.
"Iya," jawab Randi singkat dengan senyuman.
Jihan langsung saja mencium bibir suaminya yang manis, tapi Randi tidak membalasnya karena ingin segera wudhu dan sholat.
"Nanti saja ya mesra-mesranya, sekarng sholat dulu," ucap Randi lembut seraya jari tanganya menutup bibir Jihan.
"Iya deh,." jawab Jihan seraya mengerucutkan bibirnya.
Saat seperti ini, keduanya lupa akan hal yang menyakitkan sering menimpa Randi.
"Randi,...!!!!
"Randi...!!!!
"Randi....!!!
Suara Zaskia sangat keras memanggil-manggil Randi.
"Ada apa lagi, pagi-pagi sudah teriak-teriak gitu,." gumam Jihan tak senang, karena Ibunya mengganggu keromantisan keduanya.

Komento sa Aklat (244)

  • avatar
    ZafranHariz

    good

    25/08

      0
  • avatar
    Kazzim Kazzim

    good

    16/08

      0
  • avatar
    GohanAmo abu

    mantap

    11/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata