logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Gagal Menghancurkan RF Group

Noah melirik arloji yang melingkar di tangannya. Sepertinya dia datang terlalu cepat dari waktu yang dijadwalkan. Ya, mungkin karena dia terlalu bersemangat untuk menangani tugas penting yang diberikan ayahnya.
Selang beberapa menit, seorang wanita berumur akhir 30-an datang dengan wajah yang penuh bintik-bintik merah. Wanita itu duduk di hadapan Noah dengan sebuah meja di antara mereka.
“Apa masih ada yang perlu kita bicarakan? Bukankah tuntutan terhadap perusahaan kalian sudah jelas?” ucap wanita itu dengan nada sinis.
“Ya, tapi ada yang harus saya pastikan terlebih dahulu.”
Noah menjentikkan jarinya, memberikan kode kepada asistennya untuk menyiapkan makanan yang sudah disiapkan sejak tadi. Di antara banyak makanan yang tersaji di atas meja, Noah menyodorkan gelas berisi air kehijau-hijauan ke hadapan wanita itu.
“Saya akan merasa terhormat jika Nyonya mau meminum air yang sudah saya siapkan ini,” ucap Noah lagi.
Wanita itu menatap lekat-lekat minuman yang mirip seperti teh, akan tetapi bukan teh. Aromanya sangat harum, harum yang menyegarkan dan tidak ada bebauan yang aneh di dalamnya. Setelah cukup memastikan bahwa itu bukan racun, wanita itu sontak meminumnya dan mengecap rasanya. Tidak ada rasa apa pun. Hambar.
“Kalau begitu, bisakah kita memulai percakapan?” tanya Noah ketika melihat wanita itu menaruh gelas yang sudah berkurang isinya.
“Baiklah. Apa yang ingin Anda katakan sebagai perwakilan RF Group?”
“Cabut tuntutan Nyonya terhadap RF Group!” ucap Noah dengan tegas.
Wanita itu terkekeh. Dia tak mengira jika pria muda di hadapannya akan mengatakan hal konyol seperti itu. Mencabut tuntutan? Jelas-jelas dia sudah melihat kalau wajahnya alergi oleh produk dari RF Group. Namun, mencabut tuntutan? Itu tidak mungkin.
“Tidak bisa! Kau tidak lihat wajahku?! Ini semua karena produk dari perusahaanmu!”
Ah, sepertinya Noah harus membongkar semua kebohongan wanita itu. Dia sungguh tidak tahan melihat seseorang yang memanfaatkan perusahaannya untuk kepentingan pribadi.
“Nyonya, berhentilah bersandiwara. Aku tahu semua kebohongan yang Nyonya mainkan,” ungkap Noah.
“A-apa maksudmu? Aku berbohong?”
“Benar. Apa Nyonya ingin tahu, apa yang Nyonya minum tadi?” Noah mengarahkan pandangannya pada gelas berisi air kehijau-hijauan itu. “Itu adalah toner dari RF Group.”
Wanita itu membelalakkan mata. Air yang dia minum ternyata adalah salah satu produk kecantikan dari RF Group. Dia kemudian berusaha memuntahkannya dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut.
Noah menyeringai, merasa konyol dengan situasi yang dilihatnya. Dari awal, dia memang sudah tahu kalau dirinya akan menang.
“Nyonya tenang saja. Semua produk RF Group menggunakan bahan alami dan tanpa bahan pengawet. Meskipun Nyonya meminumnya tadi, Nyonya tidak akan keracunan atau alergi.”
“Kau!”
“Aku tidak tahu mengapa Nyonya melakukan ini terhadap perusahaan kami. Tapi, kuharap Nyonya bisa mencabut tuntutan Nyonya segera,” ucap Noah sembari mengeluarkan berkas yang ada di dalam tasnya dan menunjukkannya pada wanita itu. “Karena kalau tidak, pihak RF Group akan menuntut balik Nyonya dengan tuduhan pencemaran nama baik.”
Semua orang pasti tidak akan menduga dengan rencana brilian Noah. Ya, lagi pula, siapa yang akan menyangka jika Noah akan menggunakan salah satu produk perusahaan untuk menyelesaikan masalah.
Wanita itu mendengus kesal, tak terima dengan kekalahannya. ‘Orang itu berkata kalau aku harus mundur jika situasinya menyudutkanku, bukan?’ batinnya. Dia kemudian menandatangani surat damai yang diberikan Noah, dan menghubungi pengaracanya untuk mencabut tuntutan terhadap RF Group.
***
Viona baru saja mendapat pesan bahwa rencana untuk menghancurkan nama baik RF Group telah gagal. Dia tak menyangka jika RF Group akan mengirim Noah untuk bernegosiasi atau lebih tepat jika menyebutnya memaksa pihak penggugat untuk mencabut tuntutan dengan cara yang luar biasa.
“Dia menggunakan toner untuk diminum, hn?” gumam Viona tak percaya.
Keputusan Viona sudah bulat, dia harus menggunakan Noah untuk menghancurkan Daniel dan RF Group. Viona sebenarnya tidak terlalu peduli dengan RF Group. Namun, karena Daniel terlihat sangat melindungi perusahaannya itu, dia akan menghancurkan Daniel beserta perusahaannya.
Viona mengoleskan lipstik berwarna merah menyala pada bibirnya sebagai sentuhan terakhir sebelum dia pergi mengunjungi bar untuk meredakan stres.
“Kau datang?” ucap seorang bartender kepada Viona.
“Hn.” Viona menghempaskan pinggulnya di salah satu kursi putar yang menghadap meja barista sembari menghela napas. “Berikan aku segelas vodka.”
“Kau yakin? Vodka mengandung alkohol yang lebih tinggi dari wine.”
Kadar alkohol dalam vodka sekitar 40%. Jika orang yang tidak kuat minum alkohol meminumnya, orang tersebut akan langsung mabuk meskipun hanya minum satu hingga dua gelas kecil.
“Ya. Berikan saja padaku, aku ingin minum hingga mabuk,” jelas Viona.
Bartender itu tersenyum. Tugasnya hanya menyajikan minuman kepada para pelanggan, seharusnya dia tidak perlu mengatakan apa pun.
Selang beberapa menit, bartender itu memberikan segelas cairan berwarna merah muda pucat yang baru pertama kali Viona lihat. Warnanya sangat cantik, tidak seperti vodka yang biasanya bening tidak berwarna.
“Ini apa? Bukankah vodka tidak berwarna?” tanya Viona pada akhirnya.
“Ini rose vodka. Kau bilang ingin minum sampai mabuk, jadi aku memberikanmu vodka jenis terbaru yang kadar alkoholnya lebih tinggi dari vodka biasa.”
“Benarkah?”
Viona menggoyang-goyangkan gelasnya pelan sembari melihat warnanya yang cantik. Sejurus kemudian, dia meminumnya beberapa teguk hingga membuat dahinya mengerut. Ini pertama kalinya Viona meminum Vodka, rasanya sangat aneh, seperti ada rasa pahit di lidahnya. Baru meminumnya sedikit, Viona sontak pergi ke toilet untuk berkumur-kumur. Tadinya dia ingin minum hingga mabuk, namun sepertinya tidak jadi.
Viona keluar dari toilet dan hendak kembali di tempatnya semula, namun langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sesosok pria yang dia incar ada di sebelah kursinya. Entah ada angin apa yang membuat Noah mengunjungi bar, namun situasi ini menguntungkan Viona.
“Kita bertemu lagi,” celetuk Viona sembari duduk di kursinya.
Noah menoleh dan pupilnya sedikit melebar. “Ah, gadis kopi!”
Viona sontak tersenyum. Siapa sangka jika dia akan bertemu Noah di tempat seperti ini. Haruskah dia memulai percakapan? Ini adalah kesempatan emas untuk lebih dekat dengan Noah.
“Kau sudah menyelesaikan bukunya?” tanya Viona.
“Buku?” Noah terlihat sedikit bingung, namun segera melanjutkan perkataannya. “Ah, benar! Aku sudah membacanya hingga selesai dan ingin mengembalikannya, tapi aku tidak membawanya sekarang.”
Alasan! Sebenarnya Noah belum sempat membacanya hingga selesai karena sibuk mempersiapkan rencana untuk menangani tuntutan yang didapat RF Group. Dia bahkan lupa menaruh bukunya di mana.
Noah melihat penampilan Viona yang terkesan lebih dewasa dibanding pertemuan sebelumnya. Tatapannya kemudian berhenti pada bibir mungil yang dilapisi lipstik warna merah. Jarinya tanpa sadar mengusap bibir merah Viona dan membuat Viona tersentak.
“Maaf, aku hanya berpikir kalau warna merah tidak cocok untukmu dan tanpa sadar ingin menghapusnya,” ungkap Noah mengenai perilakunya yang tiba-tiba.
“A-ah, begitu rupanya,” balas Viona tergagap. Jantungnya berdebar sangat kencang seolah akan lepas dari tempatnya.
Sama seperti Viona, jantung Noah pun berdebar kencang. Dia merutuki dirinya sendiri dalam hati karena perbuatannya yang kurang ajar terhadap gadis yang baru dia temui dua kali.
Sejujurnya Noah terpesona dengan wajah cantik Viona. Bisa dibilang jika Viona adalah gadis pertama yang membuat Noah terpesona hanya dengan melihat wajahnya. Kulit seputih porselen, hidung mancung, bibir mungil, dan bahkan Viona memiliki bulu mata yang lentik. Viona terlihat seperti sebuah boneka hidup.
Di saat otaknya dipenuhi dengan bayang-bayang wajah Viona, ponsel Noah berdering, membuat lamunannya buyar seketika.
“Maaf, sepertinya aku harus ke belakang untuk menerima telepon,” ucap Noah sambil berlalu.
Viona tersenyum menanggapi Noah. Namun, bukan berarti dia akan diam saja. Diam-diam dia mengikuti Noah dari belakang dan hendak menguping pembicaraannya dengan seseorang di telepon.
Noah terlihat sangat serius dan beberapa kali menghela napas. Entah apa yang sedang pria itu bicarakan dengan seseorang di telepon hingga membuat raut wajahnya terlihat tidak bagus. Ah, sayang sekali karena Viona tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Sebelum Noah mengetahui kalau dia sedang menguping, Viona kembali ke tempat duduknya dan berpura-pura memainkan ponsel.
“Kau sudah selesai?” ucap Viona ketika melihat Noah menghampirinya.
“Ya. Senang karena bisa bertemu denganmu lagi, tapi sepertinya aku harus kembali ke rumah.”
Setelah mendapat telepon, lalu kembali ke rumah. Apakah ada hal yang sangat penting sedang terjadi? Ah, Viona sangat penasaran.

Komento sa Aklat (19)

  • avatar
    SafiraYulia

    siip

    21/06

      0
  • avatar
    Abill

    Keren bgt bjirrr

    26/02

      0
  • avatar
    ARDIANSYAHRUDYARDIANSYAH

    sangat cocok digunakan

    14/02

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata