logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Ellard Si Iblis Tamvan

“Ini panas sekali, sungguh,” adunya sembari terisak. Melihat air mata yang mulai membasahi wajah Emily, di situ Ellard merasa puas. Ia suka melihat ketidak berdayaan wanita itu. Ini lah yang ia harapkan, penyiksaan secara langsung serta menyaksikan dampaknya. Semakin wanita itu merintih kesakitan, mengiba memohon pertolongan semakin ia gencar dan semakin bahagia. Katakan lah ia gila, tapi bagi Ellard yang ia lakukan adalah hal yang sepadan dengan apa yang sudah dilakukan Emily dengan melenyapkan wanita terkasihnya, Naura.
“Aku tidak akan membuat kulitmu sampai melepuh, aku hanya membantu untuk mensterilkan tubuhmu dari kuman-kuman yang menempel di tubuhmu,” dengan satu kali hentakan kuat, ia menarik Emily dari dalam bathup. Kulit putih Emily terlihat memerah, senada dengan manik matanya.
Tubuh itu menggigil, bukan karena kedinginan namun karena merasa takut. Seperti yang dikatakan Edward, Devil ternyata bukan hanya ucapan asal belaka. Kini Emily bisa merasakan aura negatif di sisi pria itu.
“Bagaimana rasanya?” Ellard tersenyum iblis, menyapukan tatapannya pada seluruh tubuh Emily. Ia puas dengan hasil kerjanya. Tidak tersentuh akan air mata serta tubuh Emily yang bergetar hebat.
“Ke-kenapa kau me-melakukannya? Aa-apa kesalahanku?”
“Terima kasih, harusnya kau mengatakan itu wanita buta!” Ellard menarik handuk dan melemparnya ke wajah Emily. “Tutupi tubuhmu!”
Masih dengan keadaan yang terguncang, Emily pun menutupi tubuhnya dengan melilitkan handuk. Ia sudah tidak peduli Ellard melihat tubuhnya dalam keadan bugil.
Ellard pun menarik tangannya dengan kasar, membawa Emily keluar dari dalam toilet. Di dalam kamarnya, sudah menunggu dua orang wanita yang akan mendandani Emily. Dua wanita yang ia hubungi sebelum ia masuk ke dalam toilet untuk bermain-main dengan wanita itu.
“Lakukan tugas kalian secepat dan sebaik mungkin.” Perintahnya lalu berbalik dan masuk kembali ke dalam toilet. Ia juga harus membersihkan dirinya sebelum pergi mengahadiri undangan sahabatnya, Peter.
Ellard juga memutuskan akan membawa Emily ke sana, ia butuh hiburan.
“Bermain-main dengan mempermalukan wanita itu  sepertinya cukup menarik.” Gumamnya sembari membenamkan kepalanya ke dalam air. “Aku merindukanmu, Naura. Sangat merindukanmu, sayang.” Lirihnya.
Empat puluh lima menit ia habiskan waktunya berendam. Mengingat kenangan antara dirinya dan Naura. Kenangan manis yang bisa mengukir senyum yang begitu ikhlas di sudut bibirnya. Kenangan dirinya bersama Naura adalah saat-saat terindah dalam hidupnya. Bersama wanita itu Ellard merasakan hidupnya penuh warna. Ia merindukan Naura, merindukan kemanjaan dan rengekan wanita itu.
“Masih adakah wanita seperti dirimu, sayang. Aku meragukan hal itu.” Ellard mengembuskan napas berat. Ia pun segera berdiri dan keluar dari dalam bathup. Untuk sesaat ia kembali terdiam dalam guyuran shower dengan kepala tertunduk. Menyembunyikan kerinduan dan kesedihannya. Ya, pria itu menangisi kekasihnya. Tidak meraung, namun mata dingin itu terlihat berkaca-kaca. Sekuat tenaga ia menahan tangisannya agar tidak jatuh dari pelupuk matanya.
“Nauraku pasti tidak suka melihatku seperti ini. Menangis? Tidak, aku tidak boleh menangisinya. Naura pasti bersedih jika melihatku seperti ini. Tidak..Tidak..Tidak sayang, tidak. Aku tidak akan bersedih.” Dengan kasar Ellard mengusap wajahnya, mengacak rambutnya dan mematikan shower dengan kasar.
“Waktunya kembali bersenang-senang,” Ellard mengambil jubah mandi dan membungkus tubuhnya.
Keluar dari dalam toilet, ia hanya menemukan Emily yang duduk sendiri di depan meja rias. Wanita itu sudah berpakaian lengkap serta dandanan yang layak untuk dibawa ke sebuah pesta.
Tanpa melepaskan tatapannya dari wajah Emily yang terpantul di cermin, Ellard melangkah dengan pasti, sebelah tangannya bekerja mengeringkan rambutnya yang tebal. Kini ia berdiri tepat di belakang Emily, ekor matanya kembali menangkap kalung yang melingkar di leher wanita itu.
“Hmm, Te-terima kasih,” ucap Emily begitu hidungnya mencium aroma sabun yang begitu sangat maskulin.
Ellard menukik alisnya, tidak mengerti dengan ucapan terima kasih yang dilontarkan oleh Emily.
“Kedua wanita tadi mengatakan kau akan membawaku ke pesta, bahkan kau sengaja memesan gaun yang mampu menutupi luka bakar di balik bahuku,” Emily mengulas senyumnya. Senyum yang begitu indah dan tulus. Di saat kedua sudut bibirnya di tarik, membentuk sebuah senyum sempurna, disaat yang sama kedua matanya berbinar indah.
Apakah Ellard akan terpesona? Jawabannya tentu saja tidak. Bahkan melihat tubuh telanjang Emily, tubuhnya tak memberikan reaksi apa pun. Tidakkah hal itu menandakan betapa ia sangat membenci wanita cantik yang berstatus istrinya tersebut.
“Aku melakukannya untuk diriku. Memperlihatkan kecacatanmu, sama saja akan membuatku malu!” sergah Ellard. Dan sekarang ia merutuki dirinya, kenapa ia harus memikirkan hal itu, bukankah dengan mengenakan pakaian yang kurang bahan dan mempertontonkan kecacatan Emily akan membuat wanita itu malu tanpa harus ia memikirkan cara lain untuk mempermalukan Emily.
Senyum di wajah Emily memudar, “Kebutaanku juga suatu kecacatan. Sebaiknya tidak usah membawaku. Aku khawatir mempermalukanmu dan juga merepotkanmu,”
“Apakah aku meminta izinmu?” Ellard menoyor kepala Emily.
“Aa-aku..”
“Diamlah! Kau membuat telingaku berdenging.” Sentak Ellard, membuat wanita itu berjengkit kaget.
“Ke-kenapa kau suka sekali marah?” cicit Emily dengan menundukkan kepala dana meremas jari jemarinya.
Ellard mengabaikan wanita itu dengan mengambil bajunya yang terletak di atas nakas dan masuk ke dalam walk in closet. Bukan hanya tak tertarik dengan tubuh Emily, ia juga enggan untuk mempertontonkan tubuh sehat nan kekarnya di hadapan wanita buta itu.
Dua puluh menit, akhirnya ia keluar dari dalam walk in closet. Bau maskulin yang sangat menenangkan kembali menghampiri indra penciuman Emily. Harus ia akui, ia menyukai parfum yang dikenakan oleh suaminya.
Emily merasakan wajahnya memanas begitu tanpa sadar hatinya menyebutkan kata suami.
“Naik lah ke atas, bawa wanita ini turun.” Perintah Ellard melalui sambungan telepon.
Ia pun meninggalkan kamar Emily menggunakan lift yang memang sengaja ia bangun agar Naura tidak perlu repot-repot menaiki satu persatu anak tangga. Dan sesungguhnya ia tidak akan keberatan untuk menggendong wanita itu seumur hidupnya menaiki anak tangga tersebut, tapi ia yakin Naura pasti menolak hal tersebut.
Ellard sampai di lantai dasar, berpapasan dengan wanita yang ia perintah untuk menuntun Emily turun ke bawah. Wanita itu adalah Rosalinda.
“Gunakan tangga saat membawanya turun dan jangan perkenankan ia membuka slitto-nya saat menuruni tangga. Jangan bertanya dan jangan membantah!”
Apa yang bisa dilakukan Rosalinda saat Ellard sudah mengeluarkan ultimatumnya.
Ellard menunggu di bawah, duduk di sofa dalam posisi enak. Ia butuh pertunjukan pembuka, anggap saja sebagai pemanasan untuk pertunjukkan yang lebih wow, di pesta sahabatnya nanti.
Terlihat Emily mengalami kesulitan saat menuruni anak tangga sekalipun Rosalinda menuntunnya dengan sangat baik. Bahkan wanita paruh baya itu, menjelaskan dengan ucapan, dan lidahnya tidak lelah untuk mengingatkan agar berhati-hati.
Beberapa kali Emily hampir kehilangan keseimbangannya, namun Rosalinda dengan sigap menahannya dan decakan pun keluar dari mulut Ellard. Ia tidak suka itu! Celaka bagi Emily adalah kepuasan baginya. Tersisa dua anak tangga lagi.
“Ambilkan aku air putih,” perintah Ellard yang diabaikan oleh Rosalinda. “Sekarang!”
“Pergi lah, aku bisa sendiri. Bukan kah dua anak tangga lagi,” ucap Emily sembari tersenyum meyakinkan. Mau tidak mau, akhirnya Rosalinda pun beranjak dengan melyangkan tatapan protes pada Ellard yang diabaikan pria itu.
Begitu Rosalinda tak terlihat, Ellard menendang meja yang ada di hadapannya bertepatan dengan kaki Emily yang mendarat di dasar tangga. Kaki jenjang itu pun membentur meja tersebut dan hampir membuatnya terjatuh.
Emily meringis dan menahan erangannya. Ia tidak ingin mengeluh.

Komento sa Aklat (618)

  • avatar
    CitraSandra

    aku suka banget ceritanya. di bab2 hampir akhir membuatku hampir mellow. top banget👍

    14/01/2022

      2
  • avatar
    Della Ira

    aku suka

    12/08

      0
  • avatar
    ANGGRIANAMAWAR

    keren

    22/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata