logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 90 Ungkapan Perasaan Christopher

“Tumben kamu ngajak aku ngobrol di luar panti,” cetus Christopher pada Rosemary keesokan harinya. Siang itu Rosemary mengajaknya bertemu di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari panti.
“Nggak enak kalau kedengaran Bu Farida ataupun orang-orang di sana,” jawab lawan bicaranya terus terang. “Ada hal penting yang mau kutanyakan padamu, Chris.”
“Apa itu?” tanya si dokter ingin tahu. Ditatapnya wanita yang duduk di hadapannya dengan mimic serius.
Rosemary berdeham sejenak lalu berkata, “Kemarin malam kerongkonganku terserang rasa panas bagaikan terbakar lagi. Padahal akhir-akhir ini aku sudah bisa menerima kondisiku apa adanya. Perut mual, lidah pahit, dan kerongkongan panas sudah kuanggap merupakan bagian dari diriku dan kuterima dengan lapang dada. Tapi kejadian kemarin malam membuatku tersadar. Sampai kapan gangguan psikosomatis ini menggerogotiku? So, aku mau bertanya padamu bagaimana caranya kamu dulu terbebas dari gangguan itu untuk selama-lamanya?”
Chrsitopher menghela napas panjang. Dia merasa prihatin dengan kondisi psikis Rosemary yang dikiranya sudah membaik, namun ternyata masih menyimpan ganjalan.
“Kalau boleh tahu, kemarin malam ada persoalan apa yang memicu rasa terbakar pada kerongkonganmu?” tanya pria itu penasaran.
Rosemary lalu menceritakan perselisihan yang terjadi antara dirinya dengan sang ibu. Christopher manggut-manggut mengerti.
“Gangguan psikosomatis memang sulit disembuhkan kalau tidak ada support system yang baik. Terutama dari orang-orang di sekitar kita, Rose. Terus terang aku dulu menyimpan masalahku sendiri. Tapi juga tidak diganggu oleh keluargaku. Mereka memberiku ruang untuk menenangkan diri. Dan karena aku tidak tinggal dengan orang tua maupun saudara, maka gesekan-gesekan dengan mereka jarang sekali terjadi. Barangkali itulah yang menyebabkan terapiku dengan Dokter Mirna berjalan dengan lancar dan gangguan psikosomatis yang kualami lekas sembuh.”
“Begitu, ya,” sahut Rosemary getir. “Lalu aku harus bagaimana, Chris. Masa kutinggalkan rumahku untuk sementara dan tinggal sendiri sampai sembuh total? Mamaku bisa tambah marah nanti.”
“Sebenarnya…,” kata Christopher hati-hati. Ditatapnya Rosemary penuh arti. “Ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu, Rosemary? Kumohon kamu menjawabnya dengan jujur.”
“Oya? Apa itu? Serius sekali kedengarannya,” komentar wanita di hadapannya sambil tersenyum manis. Senyum yang membuat jantung Christopher berdebar-debar tak karuan.
“Hmm…, bagaimana kalau kecurigaan mamamu itu benar?” tanya pria itu penuh teka-teki.
“Kecurigaan yang mana, Chris? Aku nggak ngerti,” cetus Rosemary dengan tatapan penuh tanda tanya.
Christopher lalu menguatkan hatinya untuk berkata, “Kecurigaannya bahwa…ehm…mungkin ada hubungan yang spesial di antara kita.”
Rosemary terhenyak. Ditatapnya pria di hadapannya tak percaya. Selama ini dia sangat menghormati Christopher sebagai orang yang banyak membimbingnya dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus. Dari pria ini juga dia jadi mengenal Dokter Mirna yang kemudian memperkenalkannya pada adiknya, yaitu Farida yang mempunyai panti asuhan khusus ABK. Tak pernah sedikitpun terlintas dalam benak Rosemary bahwa dirinya bisa menjalin hubungan lebih jauh lagi dengan Christopher Wibisana!
“Aku menyukaimu, Rosemary,” cetus pria itu tak ragu-ragu lagi mengutarakan perasaannya. “Terus terang aku nggak tahu sejak kapan perasaan itu ada. Tapi yang jelas aku merasa sangat nyaman berbicara denganmu. Juga selalu menanti-nantikan saat-saat kita bertemu di panti. Dan sempat merasa cemburu pada Damian karena dia terlihat begitu dekat denganmu….”
“Hah? Kamu cemburu sama Damian? Hahaha…,” komentar Rosemary geli lalu tertawa terbahak-bahak.
Christopher menyeringai dan berkata, “Ya, kemarin itu aku kan belum tahu kalau dia penyuka sesama jenis. Tapi sepertinya dia bisa menebak kalau aku menyimpan perasaan terhadapmu….”
Rosemary tergelak. “Ah, masa, sih? Dia nggak ngomong apa-apa sama aku, kok.”.
Dokter ini suka sama aku? batinnya tak percaya. Wah, aku benar-benar nggak nyangka sama sekali. Kok bisa ya, dia menyukaiku setelah mengetahui masa laluku yang kelam?
Christopher lalu bercerita bahwa kemarin di panti Damian sempat berkata padanya, “Rosemary itu kawanku yang paling dekat, Chris. Jangan kecewakan dia, ya.”
“Waktu itu kukira dia sekadar memberi peringatan agar aku tak bertindak macam-macam padamu sebagaimana Edward dulu. Tapi sekarang begitu aku tahu bahwa sahabatmu itu ternyata gay, hmm…. kukira kemarin dia bersungguh-sungguh memintaku agar tak mengecewakanmu, Rose. Dia mungkin kuatir aku hanya sekadar mau mempermainkan perasaanmu saja….”
Rosemary menimbang-nimbang pernyataan laki-laki di hadapannya itu. Damian kok nggak ngomong apa-apa kemarin sama aku, ya? pikirnya heran. Dia jadi merasa gemas sendiri pada sahabatnya itu. Bisa-bisanya dia bilang begitu pada Chris tanpa sepengetahuanku. Sekarang aku jadi merasa nggak enak sama cowok ini, pikirnya kesal.
“Rosemary,” ucap Christopher sambil memberanikan diri menyentuh tangan wanita itu. Rosemary kaget sekali. Dia berusaha menarik tangannya. Tapi upayanya itu ditahan oleh pria tersebut. “Jangan kuatir, Rose,” kata dokter itu menenangkan. “Aku takkan mempermainkan dirimu. Seandainya kamu mau memberiku kesempatan padaku, aku akan sangat senang sekali.”
Sorot mata pria itu teduh sekali menatap Rosemary. Dia kelihatannya tulus, komentar wanita itu dalam hati. Tapi aku sudah telanjur trauma dengan hubungan asmara. Edward Fandi benar-benar membuat hatiku tertutup untuk membuka diri terhadap laki-laki lain!
“Chris…,” ucapnya lirih. “Aku percaya kamu orang yang baik. Ketulusan hatimu bisa kurasakan. Tapi…sori. Aku sudah skeptis dengan yang namanya cinta. Pengalamanku dahulu sungguh menyakitkan. Rasanya aku sudah nggak mampu lagi untuk mencintai….”
Penolakan Rosemary rupanya tak membuat si dokter patah arang. Laki-laki itu tersenyum bijaksana dan berkata, “Pertemuan kita ini bukanlah sebuah kebetulan, Rose. Aku percaya Tuhan punya maksud lebih dari sekadar membuatku mengenalkanmu pada Dokter Mirna dan membimbingmu bekerja di panti asuhan ABK. Dia ingin kita berdua saling melengkapi sebagai pasangan yang berbahagia.”
“Aku nggak mampu melakukannya, Chris. Sori,” cetus Rosemary bertahan pada keputusannya. Dilepaskannya tangannya dari genggaman laki-laki itu.
Christopher mengalah. “Nggak apa-apa , Rose. Aku memahami kamu masih trauma dengan masa lalumu.”
“Aku takut, Chris,” sela wanita itu kemudian. Wajahnya tiba-tiba merona kemerahan. Christopher jadi gemas sekali melihatnya.
“Takut kenapa, Rose?” tanya pria itu penasaran.
“Aku takut suatu saat kamu akan mengungkit-ungkit masa laluku yang pernah berselingkuh dengan suami orang,” aku Rosemary terus terang. “Aku…aku ini perempuan yang sudah ternoda, Chris. Kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku.”
Selanjutnya wanita itu bangkit berdiri dan meninggalkan kedai kopi tersebut tanpa menoleh lagi. Ditahannya air mata yang hendak keluar dari pelupuk matanya. Christopher menatap kepergian wanita pujaan hatinya dengan hati terluka.
Aku mencintaimu apa adanya, Rosemary Laurens, batinnya pilu. Masa lalumu kuanggap sebagai bagian dari dirimu yang harus kuterima dengan besar hati. Di dunia ini tak ada manusia yang sempurna, termasuk diriku sendiri.
Ya Tuhan, seandainya memang wanita itu jodoh yang Kau peruntukkan bagiku, kumohon dekatkanlah kami. Tapi jika tidak, aku percaya Kau pasti punya cara yang terbaik untuk menjauhkan kami. Terima kasih. Amin.
Begitulah doa yang dipanjatkan Christopher dengan sepenuh hatinya.
***

หนังสือแสดงความคิดเห็น (70)

  • avatar
    Lahmudin

    rdg

    7d

      0
  • avatar
    RifqiMoch.

    ......

    24d

      0
  • avatar
    RobertErick kelvin

    bagus

    26/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด