logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Scene 19

Cheryl mengajak ingin ikut ke rumah Mawar. Cewek itu ingin main bersama Jasmine, atau melihat Jared-- Abang Mawar yang tampan. Tapi, tujuan utama Cheryl ingin bertemu Jevi. Cewek berisik itu, ingin merasakan kehangatan seorang ayah.
Cheryl begitu excited, dia akan merasakan apa itu rumah saat berada di rumah sahabatnya. Dan rumah Mawar, banyak makanan, jadi Cheryl bebas makan.
"Semalam Ibu sama Jasmine buat ice cream." Mata kucing mendadak menyala. Benar-benar surga kedebgarannya.
"Buat banyak 'kan? Aku mau makan sendiri satu kotak." Pekik Cheryl riang. Di rumah Mawar ia akan merasakan sebagai seorang ratu, anggap rumah sendiri, kehangatan, dan makanan yang berlimpah.
"Buat 2 aja."
"Yah..." Cheryl mendesah kecewa.
"Nanti bagi sama Jasmine aja. Kan dia yang buat, bisa heboh serumah kalau dia nggak dapat. Manjanya naudzubillah tuh anak." Cheryl tersenyum sekilas pada Mawar. Ia membayangkan, bagaimana hebohnya rumah Mawar karena tingkah Jasmine. Andai, ia punya keluarga yang utuh, Andai punya adik, betapa indahnya hidup. Lagi-lagi Cheryl membandingkan hidupnya dengan orang lain. Kapan ia akan berbahagia? Sampai kapan?
"Aku pengen makan jagung rebus."
"Tidur Cher."
"Malesin." Jawab Cheryl lesu. Cewek itu memandang lurus ke depan. Sekarang masih jam 12.37. Saatnya makan siang, perutnya sudah menari jaipong minta makan. Padahal tadi pagi, Mawar sudah membawa bubur ayam dua, tapi Mawar dan Cheryl tidak akan kenyang sebelum makan nasi. Cheryl ketularan Mawar, rakus makan.
"Aku udah lapar bangat." Cheryl merintih.
"Sabarlah."
Keduanya tiba di rumah Mawar, dan Cheryl langsung masuk ke dapur Mawar. Dapur Cheryl ada pintu masuk disamping pintu utama. Cewek itu ingin menemui Ibu Mawar.
"Hai Ibu... kebetulan Cheryl lapar bangat nih. Apakah Ibu adalah aku yang ingin makan semua?" Dengan tak tahu malu, Cheryl menyalami Ibu Mawar yang sedang membuat puding di dapur.
"Wah, udah lama nggak main kesini. Yaudah, langsung aja makan ya. Ibu tadi cuman masak tumis kangkung sama ikan goreng." Air liur hampur menetes. Untuk ukuran orang yang sedang kelaparan tentu hak itu terdengar mengiurkan.
"Kata Mawar, Ibu buat ice cream." Ibu Mawar memandang Cheryl sekejap dan tersenyum.
"Iya. Cheryl mau?" Cheryl mengangguk, layaknya anak umur 5 tahun yang berhasil dapat mainan favorit.
"Boleh Bu." Cheryl duduk di meja kecil di dapur. Dan melihat Ibu Mawar yang menyusun tempat kecil untuk meletakan puding pada tempatnya.
"Ini ice cream rasa taro." Mata Cheryl langsung melotot, begitu melihat sekotak ice cream besar yang hampir mencapai ember. Ia yakin, satu ember tidak akan habis sendiri, tapi kita lihat saja nanti.
"Cheryl makan ya bu."
"Makan aja." Cheryl mulai memakan ice cream itu, sambil bertanya-tanya dan berkomentar tentang rasa ice cream, entah kurang manis, rasanya lain, semua ia komentari.
"Ayah keluar kota lagi ya?"
"Iya. Udah seminggu." Cheryl akhirnya mengaduk-ngaduk ice cream tersebut.
Baru setengah Cheryl sudah merasa enek. "Oh iya Bu. Mana Jasmine?"
"Ada tuh, baru pulang sekolah. Lagi belajar kayaknya."
"Cheryl mau main sama Jasmine." Cheryl beranjak dari meja dapur dan menuju ruang tengah Mawar yang terasa luas, mewah dan nyaman. Cheryl melihat Jasmine sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Keluarga Mawar semuanya pintar, kedisiplinan yang membuat anak-anaknya cerdas.
"Aladin, buat PR apa?" Jasmine mengangkat wajahnya.
"Sejak kapan nama Jasmine ganti kelamin?" Sewot Jasmine. Cheryl tertawa. Jangan panggil Cheryl, jika nama semua orang tak ia pelesetkan namanya.
"Ahahaha. Kan Putri Jasmine pasangannya sama Aladin. Jadi, langsung manggil nama suami aja." Jasmine cemberut. Bocah itu tak suka, namanya yang cantik dipelesetkan orang.
"Oh iya, tadi akak makan ice cream Aladin. Ikhlas 'kan?" Jasmine memandang Cheryl. Jasmine suka bermain bersama Cheryl, karena ia merasa nyambung. Berbeda dengan kakaknya Floren yang sensi sekali pembawaanya.
"Oh, Jasmine makan juga kak. Jasmine yang mixer itu kak, hebatkan?" Jasmine menyombongkan dirinya.
"Keren. Bisa jadi koki dong."
"Eh akak. Sini dong." Jasmine memanggil Cheryl pelan, sambil melihat disekeliling ada orang atau tidak.
"Apa?" Bisik Cheryl pelan mendekati Jasmine.
"Jasmine dapat surat ini masa. Dia minta nomor HP, tapi Jasmine belum punya HP, tapi jangan bilang Kak Floren ya. Nanti dia ngadu Ibu." Cheryl mengambil secarik kertas tersebut dan membacanya.
Jasmine kenapa nggak mau ngomong sama aku?
Jangan main sama Dennis, aku nggak suka. Dennis fakboi, pacarnya banyak.
Jangan marah ya.
Dari : Putra.
Cheryl tertawa kencang, tak menyangka anak SD sudah mengenal hal beginian. Dulu saat sekolah dasar, Cheryl hanya ingin datang belajar, dapat nilai bagus agar mami bangga dan melihatnya, namun cara itu tak berhasil.
"Ini nggak ada dibuat minta nomor HP."
"Itu, langsung Jasmine buang di tong sampah sekolah, takut Ibu tahu. Yang ini baru kak, baru jumpa tadi di tas." Cheryl mengangguk mengerti. Pemikiran Jasmine begitu dewasa. Tapi, Mawar selalu menagnggap adiknya manja.
"Trus Dennis siapa?"
"Dennis teman Jasmine. Dia pintar akak, Dennis jago gambar, jago berenang, Dennis punya banyak ikan. Ini kak, Dennis buatkan Jasmine gambar Frozen." Jasmine mengambil gambar Elsa dengan latar kerajaan Arandele. Benar-benar seperti diprint dari komputer.
"Waoh, teman Aladin pintar kali. Dia berbakat." Jasmine mengangguk mengiyakan.
"Iya kak, tapi Dennis pendiam kak. Dia pintar, Dennis juga punya adik namanya Nana. Nana kelas satu. Sering dijemput bundanya, mereka punya adik kembar." Cheryl tersenyum. Membayangkan, bagaimana bahagianya keluarga Dennis itu. Andai, ia punya adik kembar, atau punya adik seperti Jasmine, Cheryl akan berbahagia. Sangat. Andai, maminya seperti ibu-ibu yang lain, mungkin Cheryl takkan mengeluh dengan hidupnya.
"Yaudah, belajar yang rajin aja. Berteman dengan mereka. Akak nggak bilang kok."
"Ok akak."
"Akak mau kemar Mawar ya." Cheryl menuju kamar sahabatnya. Kamar Mawar terletak di sebelah kiri dari ruang tengah.
Cheryl membuka pintu dan mendapati Mawar sedang joget-joget memegang sisir seperti sedang mengadakan konser. Mawar juga memakai sheet mask. Sudah seperti mumi.
But she wears short skirts, I wear T-shirts
She's cheer captain and I'm on the bleachers
Dreamin' 'bout the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time.
Mawar bernyanyi dengan lirik yang berlepotan dan suara yang membuat telinga insecure.
Can't you see that I'm the one who understands you?
Been here all along, so why can't you see
You belong with me
Standin' by and waitin' at your back door
All this time, how could you not know, baby
You belong with me
You belong with me
You belong with me
Have you ever thought just maybe
You belong with me
You belong with me.
Cheryl mendekati Mawar dan mencabut headphone berwarna merah dari kepala Mawar.
"Dasar cucu dajjal, selalu aja menganggu." Mawar memukul Cheryl dengan sisir yang ia pegang. Cheryl naik ke atas ranjang luas milik Mawar ranjang yang beralas seprai dengan motif bunga mawar berwarna merah pekat. Begitu nyaman. Cheryl memeluk bantal dan menguap.
"Aku mau tidur."

หนังสือแสดงความคิดเห็น (39)

  • avatar
    RiskiiRiski

    mantap

    13/01/2023

      0
  • avatar
    OAnto

    mantap

    09/10/2022

      0
  • avatar
    DefitriYova

    Waw sangat bagus

    27/05/2022

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด