logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

BAB10

Sesampainya di rumah Eca, Dewi, Caca langsung masuk ke rumah Eca, dan di dalam sudah disambut oleh Bunda Wanda dengan senyuman khasnya.
"Bunda!" Sahut Eca dengan ekspresi kaget.
"Kalian sudah pulang? Kenapa malam banget" Jawab Wanda dengan pertanyaan khawatir.
"Eh iya Tante, soalnya pas Kita mau pulang, kendaraannya tidak jumpa-jumpa" Ucap Dewi alasan.
"Oh ya sudah, pasti kalian lapar yuk makan, Tante sudah siapkan makanan buat kalian loh" Kata Wanda, sambil dorong mereka bertiga, menuju meja makan. Di sana di meja makan, terdapat makanan-makanan yang sangat penuh, serta enak-enak. Uh Author kalau membayangkan pasti ngiler dong hehe. Kalian bagaimana, sama tidak kek Author?
"Wow, kok banyak banget makanannya Tan?" Kata Caca, dengan ekspresi takjub, serta menutup mulutnya karena tidak menyangka makanannya akan sebanyak itu.
"Ia Tante sengaja, masak ini buat kalian semua, buat merayakan Eca yang sudah tunangan" Jawabnya sambil melirik ke arah Eca.
"Oh ya Tan, tadinya si Eca cemburu tahu" Ucap Caca, sambil mengambil ikan yang ada di hadapannya.
Seketika, Eca yang tak sengaja mendengarnya, melotot ke arah Caca, yang sedang mengadu kepada Wanda soal tadi pagi itu.
"Hah? Cemburu? Sama siapa?" Sahut Wanda, yang tak menyangka, bahwa Caca bilang kalau Anaknya sedang cemburu dengan Seseorang.
"Itu sama calon tunangannya, soalnya tadi kita bertiga liat calon Tunangan Eca. Sedang jalan sama emmm___" Ucapan Caca terpotong. Karena, tangan Caca dibekam sama Eca dengan sekuat tenaganya.
"Sama siapa?" Jawab Wanda, yang dari tadi penasaran.
"Eca tidak boleh begitu sama Temanya. Kasihan itu Caca tidak bisa napas, coba Eca ngomong tadi si Adit jalan sama siapa?" Jawabnya lagi.
"Hehehe itu Bun, anu itu" Kata Eca, sambil terbata-bata.
"Anu apa?" Kata bunda.
"Tadi si Adit jalan sama Saudara perempuannya, terus si Eca cemburu sambil menangis-nangis, terus peluk si Adit" Potong Dewi yang dari tadi makan dengan lahap. Eca yang mendengar pengakuan Dewi tak terima, saat Dewi bicara bahwa Wanita lain itu adalah Saudaranya dengan buat alasan. Dan tak terimanya lagi saat Dewi bicara bahwa kalau Eca Menangis-nangis sambil peluk-peluk si Cowok itu. Di pikiran si Eca sih ogah kalau ia Peluk-peluk si Cowok Piskopat pegang saja sudah ogah-ogahan apalagi peluk. Saat itu pun kaki Eca langsung injak kaki Dewi.
"Aw! Sa sakit" sambil mengelus-ngelus kakinya, Dewi pun langsung menengok ke arah Eca, dengan rasa sakit karena diinjak. Saat Dewi menengok Eca sudah dahulu melotot dirinya. Seketika Dewi langsung berpaling, dan melanjutkan makan dengan menahan kakinya yang sakit.
"Kenapa Wi?" Ucap Wanda yang mendengar rintihan Dewi.
"Hehe enggak Tan, tadi Dewi tidak sengaja ke gigit lidahnya saat makan" Alasan Dewi.
"Oh ya sudah, pelan-pelan dong makannya" Sambil memberikan gelas berisi air putih untuk Dewi.
"Iya Tan."
********
"Adit, kamu tadi dari ruang bawah tanah?" Ucap Mami Gina.
"Ia Mi, tadi habis menyiksa Mata-mata yang dari perusahaan" Sambil membereskan jasnya yang penuh darah.
"Kamu habis membunuhnya?" Ucapnya lagi.
"Iya" dengan muka datar.
"Harusnya tadi jangan dibunuh dulu Sayang, harusnya dia disiksa dulu, biar ada bukti kalau dia sudah mati ya bagaimana lagi, buktinya kan ada di dia semua" Kata Gina dengan berbondong-bondong.
"Ya mau bagaimana lagi Mi, Adit emosi. Soalnya, dia lebih berpihak dengan perusahaannya dari pada nyawanya." Rengeknya, dengan sedikit kecewa.
"Ya sudah makan dulu yuk, baju kamu sekalian diganti" Ucap Gina.
"Ya Mi."
*******
Sesampainya di meja makan, di situ sudah ada Rangga, Gina, Gara, dan juga Aji. Yang sedang makan dengan santainya.
"Mi, Pi kenapa ajak mereka berdua" Ucap Adit, dengan nada kesal.
"Eh kamu tidak boleh kek begitu, lagian itu kan Sahabat kecil kamu" Jawab Gina.
Memang Gara dan Aji adalah Sahabat Adit dari kecil, pas Adit kelas 3 SD, di mana saat Gara di bully Adit pun membantu Gara untuk membelanya. Saat itu pun, Gara dan Adit pun berjanji akan menjadi Sahabat yang baik. Pas berjalannya waktu 2 minggu, pas Persahabatan Mereka. Aji pun datang dengan status anak baru atau anak pindahan, Aji pun di situ sama di bully oleh geng Jons, di situlah Gara dan Adit pun membantu Aji dari bully an. Di situlah mereka bersahabat sampai saat ini, sampai keluarga mereka pun ikut akrab dan juga menyatukan perusahaannya sebagai tanda Persahabatan.
"Ia nih, Lo kalau kita datang, selalu kek musuh" Jawab Gara, sambil menyantap makanannya.
Seketika Adit pun menghela napas kasar, dan duduk di samping Gara, dengan muka datar.
"Eh bagaimana, loh sudah jemput si Olivia?" Jawab Gara.
"Ya" sahutnya, dengan singkat, jelas dan padat.
"Tan! Tuh si Adit, tadi jemput si Olivia" Jawab Gara sambil berteriak.
"Apa? Benaran kamu Dit?" Sahut Gina, dengan ekspresi kaget.
"Ya" Jawabnya lagi-lagi singkat.
"Kamu itu ya, Mami kan sudah bilang, jangan dekat-dekat sama Cewek itu lagi, mengerti tidak!" Kata-kata Gina meninggi.
"Papi juga sudah bilang, tidak usah sama dia Dit, Kamu tahu kalau Kamu sudah punya tunangan" Rangga pun ikut-ikutan menceramahi Anaknya, dan meninggikan suaranya dengan ekspresi tak suka.
"Tapi Mi, Pi, Adit sayang sama Olivia, Adit sudah menurutin kemauan Mami dan Papi, harusnya Mami dan Papi juga menurutin kemauan Adit dong" Kata Adit, dengan muka merah karena emosi.
"Pokoknya Kamu jauh-jauh sama Cewek itu, karena Cewek itu cuman mau harta Kamu dong bukan kasih sayang!" Suara lantang, Rangga mulai meninggi.
"Olivia orangnya tidak begitu Pi! Pokoknya Adit tidak mau titik!" Lantas Adit pun langsung beranjak meninggalkan meja makan, ia sudah tak nafsu dengan makanannya, dan saat itu pun Adit langsung menuju ke kamarnya.
Seketika semua orang terdiam, Gina dan Rangga pun ikut bangkit juga dari meja makan. Lalu mereka masuk ke kamar untuk mendinginkan kepalanya.
Bugg!!
Tangan Aji, mendarat ke kepala Gara dengan keras.
"Aw! Sakit setan!" Pekik Gara dengan mengusap-usap kepalanya yang sakit akibat pukulan dari Aji yang keras.
"Elo ya bisa tidak sih satu hari tidak bikin masalah terus, itu gara-gara Lo si Adit langsung berantem sama Mami dan Papinya gara-gara Lo" Jawab Aji, sambil menunjuk ke atas arah kamar Adit.
"Ya kan Gue harus jujur sama Tante Gina dong, Lo kan tau juga kalau si Oliv mengincarnya harta Adit doang Tante sama Om Rangga juga sudah tahu kan?" Sambil masih mengusap-usap kepalanya yang masih sakit.
"Bener juga sih menurut Lo, tumben Lo pintar biasanya otak Lo ketinggalan" Aji pun, setuju dengan kata-kata Gara.
Memang benar, pas Aji dan Gara saat ke hotel pernah mempergoki Olivia sama Seseorang sambil bermesraan, dan ia juga sambil membicarakan tentang Adit bahwa ia berencana saat masih bersama Adit, dia tak segan-segan untuk merampas harta dan perusahaan dia. Sontak Aji dan Gara pun kaget, dengan omongan Olivia. Sebenarnya mereka berdua ingin memberitahunya, tapi mereka lupa kalau tak sempat merekam pas kejadian itu.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (140)

  • avatar
    NajamIndra

    ghd

    28/07

      0
  • avatar
    abiansyah

    bagus

    28/07

      0
  • avatar
    Alamsyahfarid

    aduh jadi bawa perasaan

    07/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด