logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

บทที่ 2 Story' Kakak ipar

Hari kedua Mas Fery dirumah ibunya. Masih juga tak mengabariku. Eh aku lupa, nomornya kan sudah aku blokir. Bodo amat, untuk sejenak aku lupakan harapan dihubungi oleh Mas Fery. Karena seperti yang sudah-sudah, tak akan ia menghubungiku kecuali tengah malam karena dia kesepian seisi rumah ibunya sudah tidur semua.
Jam sepuluh pagi pekerjaan rumahku sudah beres semua.Tinggal menyetrika baju saja. Tapi, rasanya diantara pekerjaan rumah yang lain, bagiku menyetrika pakaian adalah pekerjaan yang paling malas aku kerjakan. Entah kenapa. Lebih baik aku mencuci baju berkeranjang-keranjang dari pada harus menyetrika.
Nanti saja menyetrika nya, toh ngajar juga masih libur karena tahun baru Masehi dan kebetulan berada di akhir pekan. Masuknya juga masih lusa,masih ada waktu sehari lagi untuk menyetrika.
Gabut. Aku membuka Facebook. Kulihat Mbak Tatik membuat story. Oiya, Mba Tatik ini belum lama punya Facebook. Mungkin baru enam bulan terakhir ini. Dulu Hp nya jadul. Semenjak anak pertamanya sekolah di pondok pesantren dekat tempat tinggalku, dia membeli HP android karena anaknya sering Vidio call. Itupun HP second yang di beli sama tetangga yang kepepet.
Kulihat story Facebook Mbak Tatik. Sekarang giliran foto Ibu mertuaku sedang duduk memangku Dea dan Bima.Dea adalah anak kedua Mbak Tatik yang masih kelas satu SD sama seperti Bima, anak Mbak Leni.
Di belakang mereka ada perempuan itu lagi dengan senyum mengembang memegang pundak ibu. Perempuan yang kemarin duduk di batu dengan Mas Fery. Foto itu tanpa caption, hanya saja ada emoticon love berwarna merah.
Lama-lama aku penasaran juga dengan perempuan itu. Apakah saudara ibu mertua yang dari jauh?ataukah tetangga baru ibu disana? tetapi kalau tetangga baru kenapa sejak kemarin nempel terus sama mereka?
Kubuka blokir kontak Mas Fery. Hish tak ada tanda-tanda dia menghubungiku.Dasar keterlaluan. Padahal sebelum pergi aku berpesan untuk kasih aku kabar, aku kan kesepian dirumah sendirian nggak ada hiburan.
Kutelepon suamiku yang saat ini bikin aku kesel banget.
Akhirnya di angkat.
"Halo, Mas lagi ngapain?"tanyaku dengan suara datar.
"Fery nggak ada. Ini Mbak Leni. ada apa,Num?"tanya Mbak Leni di seberang telepon sana.
Aku kaget. Kok bisa nya yang ngangkat telepon Mbak Leni. Teledor sekali Mas Fery ini. Mbak-mbak nya kan suka kepo. Kalau nanti baca-baca chat aku dan Mas Fery gimana coba?atau membuka-buka gallery foto di HP Mas Fery, kan ada foto aku dan Mas Fery iseng lagi cium.Ih dasar .
"Oh, Mas Fery nya kemana,Mbak?"tanyaku lagi.
"Lagi keluar. Sudah ya,Num.Aku sibuk"ucap Mbak Leni mengakhiri teleponnya.
Ih aneh. Biasanya mereka ini kalau menelepon akan banyak bicara. Suka kepo, atau ingin di kepoin. Kalau aku nggak ikut pulang begini akan di tanya-tanyai kenapa nggak ikut.Kok ini tumben. Entahlah.
Mas Fery lagi, kenapa itu HP bisa Mbak Leni yang angkat? duh teledor banget sih kamu Mas.
Membuka blokiran Mas Fery bukanya menemukan ketenangan malah bikin tambah gedek.
[Num, mau bakso nggak]
Lagi-lagi malah cowok sengklek itu lagi yang kirim pesan WA. Udah kaya nggak laku aja ini orang ngejar-ngejar perempuan yang udah punya laki.
"Ini aku,Fery. Hanum nggak doyan bakso"
Ku balas pesan Galih dan berpura-pura menjadi Mas Fery.
[Ha ha ha Nggak usah bohong,Num. Aziza bilang suamimu lagi pulang kampung selama tiga hari. Ayok kalau mau makan bakso aku traktir. Ajak Aziza sekalian]Galih membalas pesanku.
Asem nih Aziza. Kenapa Cepu sih. Pake cerita segala kalo Mas Fery lagi nggak dirumah. Kalau tiba-tiba Galih datang kesini kan ngeri, bisa ada live streaming dari tetangga nanti.Apalagi mereka tau dulu aku dan Galih pernah pacaran zaman sekolah. huh.
Ku abaikan pesan dari Galih.
Mas Fery kemana sih kamu? lihat nih kamu nggak ngechat aku,istrimu di chat laki-laki lain.
ucapku dalam hati.
[Aziza ngapain sih pake cerita segala sama Galih kalo Mas Fery lagi nggak dirumah?kaya nggak tau Galih aja] kukirim pesan whatsapp pada Aziza.
[Emang kenapa bund?]
Tanya Aziza dalam balasan pesan whatsapnya. Aziza memanggilku Bunda. Karena jarak usia kami berdua terpaut enam tahun. Aku berusia dua puluh tujuh, sedangkan Aziza baru dua puluh satu tahun. Aku dan Aziza ngajar PAUD dan kuliah bareng, jadi dia memanggilku Bunda. Untuk membahasakan anak-anak di sekolah, tapi keterusan walau sedang tidak ngajar dia selalu memanggilku dengan sebutan Bunda.
[nih]
kukirim screenshoot pesan dari Galih tadi.
[Rezeki nggak boleh ditolak loh,Bund. Gass lah yuk berangkatin]
Ucap Aziza dalam pesan nya.
Wah nggak bener emang mereka ini.
Aha, aku punya ide.
[Yaudah, bilang Galih, di Bakso Salendra ya,jangan yang lain.Tapi kita berangkat sendiri-sendiri aja.Kamu duluan nanti kalau sudah ada Galih, tunggu aja aku disana]
Send.
Kukirim pesan pada Aziza.
Aziza membalas dengan emotikon jempol sebanyak sepuluh jempol. Busyet Zah, jempol siapa aja tu?
[Beneran kamu mau traktir?]
Giliran kukirim pesan pada Galih. Pura-pura bertanya. Padahal aku sudah tau jawabannya. Walau awalnya basa-basi pun, kalau aku mengiyakan, Galih pasti akan menuruti. Sebucin itu sama istri orang,kasihan sekali kau jomblo.
[Beneranlah. Makanya dong ayok]
Aku tersenyum nakal membaca balasan dari Galih.
[Yasudah ayok, di Bakso Salendra ya. Aku ngga usah di jemput.Tunggu disana aja, kalau Aziza sudah sampai.Tunggu aja aku disana]
Kukirim pesan Pada Galih.
Aku yakin pasti Galih dan Aziza sedang siap-siap sekarang untuk makan Bakso Salendra yang paling terkenal di kampungku ini.
Rumah Aziza dan Galih memang lebih dekat jaraknya ke Bakso Salendra. Sedangkan aku paling jauh sendiri. Mereka pasti akan sampai lebih dulu.
Lima belas menit berlalu, kulihat Aziza dan Galih bergantian meneleponku. Kubiarkan saja, kemudian menekan tombol mematikan data supaya mereka berdua tidak menghubungi aku. Yessss. Kena kalian kan. Makanya jadi orang jangan pada reseh. Aku tertawa puas berhasil mengerjai mereka berdua.
Mending aku nonton Drakor, biarin deh Galih kencan sama Aziza di bakso Salendra.
**
Matahari terik banget hari ini.Berada di dalam kamar rasanya panas banget.Kumatikan laptop yang tadi aku pakai untuk nonton Drakor. Aku keluar dan duduk di teras.Kulihat dari jauh Aziza mengendarai motornya dengan wajah cemberut menuju ke arah rumahku. Pasti dia mau marah-marah.
Kan,benar saja.Dia memarkir motornya asal.
"Bunda Hanum ini ngawur loh. Ditungguin sampe jelek malah ngga Dateng, dikira aku pacaran sama Mas Galih,gara-gara Bunda ngga dateng"ucap Aziza bersungut-sungut tak terima mereka aku kerjai.Ia langsung duduk di teras dengan sedikit menghentakkan badanya karena kesal denganku.
Biar saja orang-orang menyangka Aziza pacaran sama Galih,beneran juga nggak papa biar Galih nggak ngejar aku terus.
Galih punya usaha percetakan dan fotokopi yang terkenal di daerah kecamatan.Kebetulan pusat pendidikan di kecamatan ku ada disana,sehingga membuka usaha fotokopi adalah pilihan tepat.
"Ha ha ha, ya nggak papalah kalau kamu pacaran sama Galih juga, nikah sama dia juga Nggak papa Pengusaha muda loh,Za"ucapku menggoda Aziza.
"Ish apaan sih.Bunda ini, ngeselin"Aziza berucap sambil memanyunkan bibir.
"Gimana bakso nya? enak ?Ya enaklah,wong gratis"ucapku dengan tawa puas.
"Lagian ditunggu lama banget nggak dateng-dateng"ucap Aziza kesal.
"Yang bilang mau datang emang siapa? aku kan cuma bilang suruh tunggu. Yaudah tunggu aja"ucapku puas sambil terus menertawai Aziza.
"Ishh dasar"ucap Aziza lagi.
Aziza masih menekuk wajahnya kesal padaku. Galih mana mungkin kesal,sekesal-kesal nya dengan aku dia tak akan marah. Dasar orang aneh. Kaya udah mati rasa.Mau aku kata-katai apapun juga gak akan sakit hati. Kan aneh sih.
"Bunda sendirian? Mas Fery belum pulang?"tanya Aziza. Marahnya sudah mulai reda.
"Belum.Mana ngga ada komunikasi sekali"jawabku lemas.Ingat lagi soal Mas Fery membuatku kesal.
"Oiya,tadi Mas Galih titip Bakso buat Bunda"ucap Aziza,kemudian kembali ke motornya. Mengambil keresek yang di gantung di depan motornya dan memberikan padaku. Bakso Salendra yang masih panas dan seporsi es Doger yang sangat nikmat. Pas banget, panas-panas gini makan bakso sambil minum es Doger.
Kunikmati Bakso yang Aziza bawa.
Aziza membuka laptop ku,dan menyambungkan nya dengan flasdisk yang di bawanya. Mumpung sedang berdua. Aku dan Aziza berniat menyelesaikan tugas kuliah yang kemarin sempat tertunda.
**
Jam sepuluh malam saat mataku hampir terpejam, ponselku berdering. Mas Fery Vidio call. Wah ternyata setelah membuka blokiran tadi,aku lupa memblokirnya lagi.Ah sudahlah, hatiku lega Mas Fery menelpon.
Aku angkat. Aku sedang tidak memakai jilbab karena sudah siap untuk tidur.
"Halo,Num. Lagi apa?"tanyas Mas Fery di seberang sana.
"Mau tidur"jawabku singkat.Aku masih kesal dengan sikapnya yang nyuekin aku.
"Mas besok pulang"ucapnya lagi.
"Hemm"hanya itu jawaban yang aku berikan. Lihat Mas Fery bersandar di dinding warna hijau aku sedikit kepo, lagi dimana dia? kalau dirumah ibu bukanya cat kamarnya warna cream? dirumah Mbak Tatik juga sama warna cream.Lha ini dimana?
"Mas lagi dimana? kok kayak bukan dirumah Ibu?"tanyaku penasaran.
Mas Fery sedikit gugup dan membetulkan posisi duduk yang sedang bersandar di dinding.
"Eh, ini Mas lagi nemenin Mbak Tatik di pakan sari"jawab Mas Fery. Pakan Sari itu kampung yang bersebelahan dengan kampung Mas Fery.
"Kok udah malem gini ,ngapain?"tanyaku lagi. Kan aneh malem-malem masih bertamu.
"Nggak tau, Mas cuma nganter. Mungkin sebentar lagi pulang"jawab Mas Fery.
"Eh sudah dulu ya,Num.Mas dipanggil.Kayaknya Mbak Tatik ngajak pulang"ucap Mas Fery mengakhiri Vidio call nya. Aku bahkan belum menjawab ucapanya.
Kudengar samar-samar tadi seperti ada yang memanggil, tapi bukan memanggil nama Mas Fery. Masak manggilnya 'mas?' apa aku salah dengar? Tapi aku dengar dengan jelas kok tadi.
Ah mungkin manggil orang lain.
Pikiranku sempat bingung. Tapi kantuk ku mengalahkan segalanya. Ku matikan lampu kamar dan aku memilih cepat-cepat tidur karena besok Mas Fery sudah jalan pulang maka aku harus mempersiapkan rumah supaya tetap bersih dan rapih.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (48)

  • avatar
    PertamaHeldi

    jelekk

    11/08

      0
  • avatar
    dari07Wulan

    Kren bnget kak

    23/07

      0
  • avatar
    alfiandandy

    bagus

    14/07

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด