logo text
เพิ่มลงในห้องสมุด
logo
logo-text

ดาวน์โหลดหนังสือเล่มนี้ภายในแอพ

Part 5

Setelah dokter Ardian pulang, Bagas duduk di sampingku. "Akrab banget kamu sama dia," ucap Derren dengan mimik muka tidak suka.
Ingin sekali aku tertawa melihat Bagas yang sedang cemburu seperti itu, harusnya di sini aku yang bertanya seperti itu bahkan aku berhak marah padanya bukan malah dia.
"Emang harus bagaimana aku bersikap kepada orang yang menolongku, di saat aku sakit seperti ini?"
"Ya-ya kamu seharusnya bersikap biasa saja, dong," dalih Bagas.
"Emang tadi aku gak biasa saja, ya, Mas?" Bagas terlihat kebingungan dengan pertanyaan ku. Aku merasa tadi bersikap biasa kepada dokter itu. Aku tidak melakukan sesuatu yang membuat Bagas cemburu.
"Ah sudahlah." Bagas pergi keluar kamar, entah mau kemana!
"Hilih, kenapa tuh orang?" Aku pikir Bagas punya penyakit hati karena dia yang berselingkuh hingga membuatnya seperti itu. Sikap Bagas yang sekarang benar-benar seperti bocah.
Aku nggak tau Bagas kemana, ia menghilang sejak sore tadi. Karena sangat lapar dan aku benar-benar lemas untuk masak, aku memesan makanan untuk diriku sendiri lewat Go Food. Hampir setengah jam-an menunggu, akhirnya makanan ku datang. Di rumah ini tidak ada pembantu, rumah minimalis dengan dual lantai ini memang sengaja aku tidak punya pembantu meskipun dulu Bagas dan ibu mertuaku menyarankan, tetapi aku memilih tidak punya karena aku mau hidup mandiri dengan Bagas, dan jadi ibu rumah tangga yang baik untuk Bagas karena aku juga masih sanggup mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri.
Aku memesan 2 RICE BOWL KEBO (Kenyang Bro), satu untukku dan satu untuk Bagas jika laki-laki itu pulang, mungkin dia lapar.
Meskipun aku ditimpa masalah besar, tetapi aku tidak mau sakit hanya karena kelaparan, aku mau terlihat baik-baik saja di mata orang lain meskipun malam aku menangis, setidaknya pagi aku harus terlihat baik-baik saja.
Aku makan dengan lahap dan membuang bungkusan beksa makan ku ke dalam tempat sampah. Aku mencuci gelas bekas minum, namun tiba-tiba saja tangan kekar yang melingkar di perutku.
"Maafin sikap kekanak-kanakan aku tadi, ya, Sayang." Aku merasakan sesak di dadaku saat merasakan pelukannya. Bau parfum Bagas saja sudah membuatku seperti ini.
"Sayang, kok, kamu bengong sih?"
"Eh iya Mas mas Iya gak apa-apa kok. Aku ngerti kamu pasti cemburu kan tadi meskipun aku tuh gak berbuat apa-apa sama dokter Ardian."
Iya kamu emang nggak berbuat apa-apa tapi aku nggak suka aja kamu deket deket sama cowok lain meskipun itu dokter. Lain kali aku cariin kamu dokter perempuan deh kalau kamu sakit." Aku hanya tersenyum saja mendengar ocehan Bagas.
"Kamu udah makan?" Aku menyimpan gelas yang sudah aku cuci di rak penyimpanan gelas dekat wastafel. Mengelap tanganku dan melepaskan tangan Bagas dari perutku.
"Belum," ucap Bagas pasrah melepaskan pelukannya.
'Apa kekasihmu tidak memberimu makan, Mas?' ucapku dalam hati.
"Yaudah makan dulu, ya! Biar nyenyak bobonya." Bagas mengangguk dan tersenyum padaku, ia lantas duduk. 'Biar gak berkeliaran lagi nyamperin simpanan kamu," lanjut ku dalam hati.
"Maaf, ya, Mas. Aku gak masak hari ini." Aku menyerahkan RICE BOWL KEBO pada Bagas dan mengambilkan air untuknya minum.
"Iya, nggak papa, Sayang. Kamu 'kan lagi sakit," ucap Bagas. Aku duduk di depan Bagas. "Kamu sudah minum obat belum?" tanya Bagas.
Aku mengangguk menjawab pertanyaan Bagas. Setelah Bagas selesai makan Kami pergi ke kamar untuk tidur.
Pada malam hari aku merasakan gerakan di samping tempat tidurku. Aku melihat Bagas terbangun karena ponselnya berdering, Bagas keluar dari kamar menuju balkon, untuk mengangkat telepon. Aku penasaran siapa yang menelepon Bagas malam-malam, aku mengikuti Bagas dan mengendap-ngendap berdiri di belakang jendela untuk mendengarkan percakapan Bagas.
"Iya, Sayang. Kenapa?" 'Sayang' aku menutup mulutku dengan telapak tangan berusaha meredam isakan tangis yang tiba-tiba saja setelah mendengar Bagas memanggil wanita itu 'Sayang.'
"Bayi kita kenapa? … hmm."
Bayi? jadi selama ini Bagas dan wanita itu!
Aku tidak mau mendengar lagi percakapan mereka aku buru-buru meringkuk di ranjangku menggulung diriku dengan selimut pura-pura tertidur. Tak berapa lama Bagas kembali masuk, Bagas mengusap kepalaku.
Perlakuan Bagas seperti itu semakin membuat dadaku sesak.
"Aku pergi sebentar, ya. Ada sesuatu yang nggak bisa aku tinggalin, aku akan segera kembali."
Bagas mencium kepalaku mengambil kunci mobil yang berada di meja rias dan pergi begitu saja. Setelah kepergian Bagas aku buru-buru bangun dan pergi ke balkon kamar melihat mobil Bagas perlahan keluar dari pekarangan rumah.
"Kamu tega, Mas. Kamu lebih mentingin wanita itu daripada aku."
Aku benci keadaan ini, aku gak mau nangis, aku ingin kuat. Tapi kenapa air mata ini tak hentinya bercucuran deras, luka yang kurasakan begitu dalam sampai aku lupa bagaimana caranya tersenyum ketika aku sendiri dan mengingat perlakuannya kepadaku.
"Kamu ingin punya anak, Mas, tetapi kenapa kamu selalu melarangku untuk berobat ke dokter, oh aku tau mas, jadi selama ini kamu gak mencintai ku, ya, sampai mencari wanita lain untuk melahirkan anakmu." Aku terus bermonolog sendiri.
Lalu kau anggap aku apa, Mas? Apa selama ini kamu memang tidak mencintaiku, Mas?
Ayah, apa pernah kamu menyakiti hati seorang wanita sampai aku harus berkali-kali disakiti oleh laki-laki yang sama?
Aku disini benar-benar sangat rapuh, aku sangat mencintai Bagas setulus hatiku, Aku menyerahkan diriku pada Bagas semenjak orang tuaku meninggal, Bagas yang menjadi pelindung, Bagas yang menjadi bahu untuk bersandar, Bagas yang menyediakan dadanya untuk ku menangis, tapi sekarang aku sendiri karena laki-laki yang aku kira sangat mencintaiku Itu telah pergi. Bahkan dia sudah punya bayi dari wanita lain tanpa sepengetahuan ku.
Aku menangis dalam diam di balkon kamar hingga Aku merasa sangat lelah dan kemudian aku masuk ke dalam kamar melihat foto pernikahanku dengan Bagas memeluknya dan tanpa sadar aku terlelap.
Ketika subuh tiba aku mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, aku pura-pura tidur lagi, pura-pura tidak tahu mungkin itu lebih baik.

หนังสือแสดงความคิดเห็น (333)

  • avatar
    SajalahImah

    oke baik

    7d

      0
  • avatar
    NibosRipki

    bagus

    17d

      0
  • avatar
    WatiSera

    seru

    22d

      0
  • ดูทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด