ทั้งหมด : 96Bab 1
Eembusan bayu menyapu dedaunan kering yang berserakan di halaman rumah batu dua tingkat. Halaman yan
readmore Bab 2
Pasar Inpres Larantuka merupakan salah satu tempat menjadi pusat perbelanjaan masyarakat kabupaten F
readmore Bab 3
Andreas membungkuk sambil bertumpu pada lutut dan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya diulurka
readmore Bab 4
"Stoooopppp!" teriak seorang wanita cantik yang berdiri di pintu masuk gereja. Seketika dirinya menj
readmore Bab 5
"Sabar, Kak! Sabar!" Tari mencoba menyabarkan kakaknya. Kemudian dia berkata lagi, "mengapa ganti ru
readmore Bab 6
Akhirnya mereka kembali ke ruang tamu, setelah mengambil waktu untuk berdiskusi. Andreas masih setia
readmore Bab 7
"No (panggilan untuk laki-laki)!" Tari memanggil Fendi yang sedang membaringkan tubuh Noel putra ked
readmore Bab 8
Andreas mengintip lewat celah rumah, tetapi perasaannya agak cemas, merasa seperti pencuri. Berbeda
readmore Bab 9
Dentingan jam dinding di ruang tamu, mengejutkan Andreas dari lamunan panjangnya. Ia bangun dari pem
readmore Bab 10
Hari sudah senja. Matahari hampir kembali ke peraduannya. Setelah bertemu dengan pak Yos, suster Mar
readmore Bab 11
"Dan!" panggilnya tanpa menoleh. Pandangannya lurus memandang ke kegelapan. "Begitu hinakah pelacur d
readmore Bab 12
Sorotan lampu dari belakang, membuyarkan kenangan lalu yang datang menyapa. Mariana menepikan sepeda
readmore Bab 13
Andreas menggeliat. Banyak minum air putih sebelum tidur, membuat Andreas harus bangun dini hari han
readmore Bab 14
"Aku ikut." Andreas berdiri di hadapannya. Mariana tersenyum kemenangan. Ia menepuk pantatnya, mengu
readmore Bab 15
Salom semua, seperti yang diketahui kalau cerita ini latar belakang tempat di NTT. Ana mau bilang ka
readmore Bab 16
Romo Wens yang sedang berkotbah di atas mimbar, sesekali melirikan matanya pada batang tubuh yang du
readmore Bab 17
Sepuluh menit, lima belas menit telah berlalu, tetapi, sosok yang ditunggu belum menampakkan batang
readmore Bab 18
Teke teke teke tut tut tut! Bunyi bulldozer (traktor pengorek tanah) cukup bising. Pak Sena begitu ah
readmore Bab 19
"Blokir! Blok itu orang!" Cek cek cek! Bunyi suara cecak yang merayap di dinding, seperti menyahut men
readmore Bab 20
Tari sibuk melayani pelanggannya. Aksesoris yang dijual hampir semuanya merupakan hasil kerja tangan
readmore Bab 21
Agus menunggang motor Honda Wave Alpha 110 MDL Spoke Rim miliknya sambil membuntuti sepeda butut yan
readmore Bab 22
"Ade, lepaskan! Sakit tahu." Namun, sang adik tak memedulikannya. "Aguus!" Ia memukul lengan adiknya.
readmore Bab 23
🎶Aku mengerti Perjalanan hidup yang kini kau lalui Kuberharap Meski berat kau tak merasa sendiri Kau te
readmore Bab 24
Andreas keluar dari dalam kamar dengan membawa ponsel milik Mariana dalam genggamannya. Mariana coba
readmore Bab 26
Sesuai petunjuk dari Fatimah, ini dia telah pun berdiri di depan toko cendramata MARIANA BLING BLING
readmore Bab 25
"Gado-gado? Kenapa kebanyakan laki-laki yang aku kenal suka makan gado-gado ya?" tanyanya pada diri
readmore Bab 27
"Alis mata tebal, hidung mancung, bibir tebal. Aduhai, seksinya, ingin ku gigit bibirnya, ni!" bisik
readmore Bab 28
Mariana terlihat sangat kelelahan. Sekejap ia berdiri, sekejap ia duduk. Saat hendak duduk ia kembal
readmore Bab 29
Patung kayu adalah hasil dari kekreatifan tangan dan memiliki skill tinggi karena semua hasil dari k
readmore Bab 30
"Tata! Mana wasabi?" tanya Tari dari dalam dapur. Mariana tersenyum penuh makna. "Siap kau!" "Apa?" Ke
readmore Bab 31
Senja belum berlabuh, tetapi, surya tak kelihatan sinarnya sejak pagi tadi. Sudah masuk bulan Mei, t
readmore Bab 32
Cuaca sungguh sejuk menusuk hingga ke tulang. Dari tadi dia hanya berdiri memandang takungan air man
readmore Bab 33
Kembali pada Mariana Mariana mengesat air matanya. Mutiara jernih itu telah lama bertakung di pelupuk
readmore Bab 34
Daniel terduduk. Menangis pilu. Jiwa lelakinya runtuh. Bukan sehari dua mereka bersama. Bertahun mer
readmore Bab 35
Hujan sudah reda, tetapi suhu udara masih terasa dingin. Byuuurr! Byuuurr! Dua gayung penuh, sekadar
readmore Bab 36
Bulan Mei merupakan Bulan Rosario untuk umat Katolik, dan juga merupakan bulan Lebaran bagi saudara
readmore Bab 37
Sepanjang hari dia hanya uring-uringan, tak bersemangat menjalani hari, asyik mengeluh dan menghela
readmore Bab 38
"Tata, bangun minum teh halia ni dulu. Sementara masih hangat, tak enak kalau sudah dingin." Tari me
readmore Bab 39
Sepeda motornya diparkirkan dekat tiang listrik. Helmet ditanggalkan dari kepala, lalu diletakkannya
readmore Bab 40
"Lalu siapa yang menjadi tunangan, Aan?" "Sahabat kami ... tapi maaf, sebagai sahabat kami ingin memb
readmore Bab 41
Awan langsung tak berarak. Matahari begitu terik hari itu. Panas mentari menyengat kulit, tetapi tak
readmore Bab 42
"Pelacur! Perempuan sundal! Keluar kau!" Tari terkejut mendengar laungan dari luar rumah. Kepala ika
readmore Bab 43
"Ana!" Tangan Mariana menggantung di udara. Dia menoleh ke arah datangnya suara. Di sana berdiri Dani
readmore Bab 44
"Pelacur? Berdosakah jadi pelacur?" Dia beralih menatap Mariana. "Iya, berdosa. Sangat berdosa. Pada
readmore Bab 45
Mariana berdiri, mengulurkan tangannya ke arah Novi. Wanita cantik itu melirik sebentar ke arah mert
readmore Bab 46
Waktu terus bergulir, tak terasa sudah dua minggu berlalu sejak hari Andreas mengumumkan pertunangan
readmore Bab 47
Alam bukan hanya obat yang mampu menghilangkan rasa jenuh, tetapi juga menghadirkan rasa damai sepan
readmore Bab 48
Maumere, kota terbesar kedua di NTT setelah kota Kupang yang merupakan ibukota provinsi Nusa Tenggar
readmore Bab 49
Toyota hitam yang mereka tumpangi memasuki dan berhenti di sebuah rumah besar dua tingkat. Terlihat
readmore Bab 50
Suara riuh-rendah di rumah Om Alo tidak berhenti-henti sejak pagi tadi. Mariana terlihat kelelahan b
readmore Bab 51
Celana jeans panjang warna putih dipadankan dengan atasan blouse lengan panjang berwarna merah muda.
readmore Bab 52
Terlihat beberapa orang muda seusia mereka sedang bergelak tawa. Si pelontos Tomas terus berdiri sa
readmore Bab 53
Saat keluar dari toilet dia tidak lagi melihat Ben di sana. Langkah kaki melaju menuju ruangan yang
readmore Bab 54
Sejak mereka masuk ke dalam mobil, mulutnya tak berhenti bercakap. Becok bagai murai dicabut ekornya
readmore Bab 55
Sejak kehadiran Mikel, hampir setiap hari ibu dan ayah selalu bertengkar. Perkara kecil pun akan dip
readmore Bab 56
"Sayur kangkung seikat seribu lima ratus. Masih segar!" teriak seorang penjual wanita. Terdengar dar
readmore Bab 57
Tampak seorang gadis duduk di atas para-para di belakang rumah, termenung menatap ke arah barat, men
readmore Bab 57
Tampak seorang gadis duduk di atas para-para di belakang rumah, termenung menatap ke arah barat, men
readmore Bab 58
"Om kamu mau minta gading," kata mama memecah keheningan di antara mereka. "Tapi susah mau dapat gadi
readmore Bab 59
Pagi-pagi buta pukul 03.00 WITA, terdengar keributan di dapur, ditambah suara kokokan ayam jantan pe
readmore Bab 60
Tepat pukul 12.00 WITA, sebuah mobil berwarna hitam terparkir di halaman sebuah rumah bercat biru mu
readmore Bab 61
Seperti yang disepakati pada pertemuan pertama beberapa minggu yang lalu, menurut tradisi perkawinan
readmore Bab 62
Kring! Kring! Kring! Bunyi gesekan roda dan lantai aspal begitu nyaring membuat Andreas melompat ke t
readmore Bab 63
Pejam celik pejam celik, tak terasa sudah minggu kedua bulan November. Mariana ke hulu ke hilir meng
readmore Bab 64
Mama mengesat air mata menggunakan ujung lengan bajunya. Melihat perangai Mariana mengingatkannya pa
readmore Bab 65
Sebuah bus berhenti di tepi jalan raya desa Mokantarak, bersebelahan dengan sebuah kios serbaguna. D
readmore Bab 66
"Benarkah ini, Darling?" Angguk. Tangannya masih lincah menulis nama orang-orang kampung yang diundan
readmore Bab 67
Dia termenung menatap telepon umum rumah sakit yang berada dalam genggamannya. Bergenang air mata. S
readmore Bab 68
Riuh rendah suara kanak-kanak bermain, suara kambing mengembik, dan babi menguik cukup membingitkan
readmore Bab 69
Pukul 18.00 WITA rombongan Opu, Blake, saudara sepupu kumpo kao dari keluarga Mariana sudah berkumpu
readmore Bab 70
Para jemaat mulai memadati gereja. Tak terlihat lagi bangku kosong, padahal pada hari Minggu biasa l
readmore Bab 71
"Kenapa terlambat?" tanya Andreas sambil mendekatkan kepalanya, berbisik di tepi telinga Mariana. "Ak
readmore Bab 72
Kedua mempelai, para saksi dan imam menandatangani berkas-berkas perkawinan di meja yang khusus dise
readmore Bab 73
🎶 Selamat pengantin baru Selamat berbahagia Selamat ke anak cucu Selamat sejahtera Semoga berpanjangan S
readmore Bab 74
Pesta berlangsung sampai cungkil matahari. Sepanjang malam pasangan pengantin langsung tak tidur. Ja
readmore Bab 75
beberapa menit kemudian, mereka sudah bersiap. andreas mengajak mariana untuk makan di restoran deka
readmore Bab 76
Sudah beberapa kali ia harus berulang-alik masuk WC (water closet) untuk membuang hajat. Perutnya te
readmore Bab 77
Mariana membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar yang sudah seminggu ini ia tempati. Kamar
readmore Bab 78
"Kau pikir ada waktu buat susun satu-satu?" Andreas tak peduli. Apa saja yang ada di depan mata disu
readmore Bab 79
Dedaunan pokok mangga dan bunga-bunga yang tumbuh di halaman rumah masih basah oleh titisan embun. U
readmore Bab 80
Saat mereka keluar dari kamar, Mikel juga muncul dari balik pintu kamarnya yang terletak bersebelaha
readmore Bab 81
Terdengar suara azan dari kotak hitam empat segi yang diletakkan di ruang tamu rumah bertingkat dua
readmore Bab 82
Rintik hujan bernyanyi, menemani keheningan malam yang sepi, beralun merdu membawa rindu yang tak
readmore Bab 83
Di mana ada gula, di situ ada semut. Di mana ada tempat yang mudah mendatangkan faedah, di situla
readmore Bab 84
"Ada sesuatu yang kamu mau katakan?" Andreas bersuara memecah keheningan di antara mereka. Tanpa ber
readmore Bab 85
Hawa pada akhir bulan April mulai terasa bahangnya, walaupun di luar rumah masih gelap. Mutiara jern
readmore Bab 86
Warna jingga di ufuk barat memeluk langit 'tuk memancarkan keindahannya, tatkala senja datang berlab
readmore Bab 87
Langkah kakinya terus berayun. Sesekali terdengar senandung kecil dari bibirnya yang melantunkan lag
readmore Bab 88
"Kenapa kemarin tidak datang?" tanya Tanta Mei setelah mencuci piring di wastafel, sambil melabuhkan
readmore Bab 89
Mariana menatap hidangan di atas meja yang tinggal beberapa jenis saja. Sesekali dia melirik suami d
readmore Bab 90
Andreas berulang kali coba menghindarkan diri dari bersentuhan dengan beberapa wanita yang berpapasa
readmore Bab 91
Awal pagi lagi Mariana sudah cantik berdandan. Sambil mengemas bilik, dia bersenandung riang. Keceri
readmore Bab 92
Banyak yang mereka bualkan. Pembicaraan antara wanita dari hati ke hati. Nenek Esi menjelaskan duduk
readmore Bab 93
Setelah menjelajahi pesisir pantai dan mendapatkan wangsit dari hasil pertapaan sesaat tadi, Mariana
readmore Bab 94
"Ada apa dengan kau hari ini?" tanya Andreas. Dia baru saja keluar dari kamar mandi. Dahinya berkeru
readmore Bab 95
Waktu tidak pernah menunggu sesiapa. Ia akan terus bergerak mengikuti arus kehidupan yang telah dite
readmore
baguss bangett
22/03
0very nise
21/03
1Bagus sekali ceritanya
17/03
0lanjut
17/03
0Sangatt bagus
17/03
0hitut
15/03
0🥱gak fokus baca nya
15/03
0suka membaca
15/03
0good story
15/03
0cerita ny sangat bagus dan menarik
14/03
0