ทั้งหมด : 63บทที่ 1 Nyinyiran Tetangga
"Itu lho, istrimu kok belum hamil juga? Udah, nikah aja lagi. Nabi aja istrinya buanyak gitu gak mas
readmore บทที่ 2 Mbak Ningrum
Menjelang sore, aku berencana ke dukun itu. Mas Bagas belum pulang dari kebun. Ia berkata mungkin ag
readmore บทที่ 3 Gumpalan Daging
"Lah, kamu kenapa?" tanya Mas Bagas. Aku menunduk, menyembunyikan ekspresi kesakitan ini. "Mungkin m
readmore บทที่ 4 Mengandung Anak
Tepatnya satu bulan kemudian, aku mulai merasa mual-mual setiap pagi. Mencium bau amis ikan langsung
readmore บทที่ 5 Berubah
Ibu bilang akan pulang satu minggu lagi. Ini kesempatanku untuk kembali menghangatkan hubungan. Enta
readmore บทที่ 6 Jeritan Arwah
"Mas ... mas bangun!" Aku menggoyang-goyangkan tubuh Mas Bagas. Tidurnya sangat lelap. Suara tangisa
readmore บทที่ 7 Kecurigaan
"Nay, suamimu selingkuh." Apa ini? Seketika air mata jatuh. Terdengar suara Nadia yang memanggilku. Ke
readmore บทที่ 8 Tak Menyangka
"Iya, mungkin kamu bener, Nad. Aku saja muak dan tertekan selalu ditodong sama mertua. Belum lagi ny
readmore บทที่ 9 Rasa Sakit
"Dek, buka pintunya, mas kedinginan." Berkali-kali ia mengetuk pintu. Cuaca memang sedang dingin, ang
readmore บทที่ 10 Rencana Pindah
Aku membuka mata. Sekitaran tampak gelap. Usai bangun dan mengumpulkan tenaga, aku menyalakan lampu
readmore บทที่ 11 Pengakuan Nadia
"Nay! Naya, sini kamu! Cepat!" Aku terbangun, mata masih berat menatap hari. Tubuh masih terasa sakit
readmore บทที่ 12 Mengungkap Fakta
Aku pulang dengan pikiran berkecamuk. Jika dilihat sekilas, Sakha adalah pria yang agamis. Memakai p
readmore บทที่ 13 Penasaran
"Mas, aku juga denger. Tadi waktu mas sama ibu keluar, aku lapar dan mau beli makanan. Lewat rumahny
readmore บทที่ 14 Dia yang Mengikutiku
Aku asyik menggulir beranda Facebook ketika itu. Ketika sedang menonton siaran langsung toko online,
readmore บทที่ 15 Bimbang
Aku masih hidup, remang-remang lampu yang membuat mata silau karena cahayanya. Di sekeliling ada ban
readmore บทที่ 16 Mertua Tak Tahu Diri
"Nay, Naya! Sini cepat!" Aku yang sedang memasak pun buru-buru menghampirinya. Nenek lampir itu tak s
readmore บทที่ 17 Akhirnya Pindah
Entah bagaimana Mas Bagas membujuk ibu tadi pagi, pada intinya ibu setuju dan akan tinggal di rumah
readmore บทที่ 18 Misteri Danau
"Eh! Ngapain di situ! Jangan mandi di sana!" teriak seseorang yang membuatku terkejut. Ah, enak-enak
readmore บทที่ 19 Ke Rumah Mbak Daniar
"Mbak? Assalamualaikum, Mbak?" Aku terus mengetuk pintu dan mengucap salam. Namun, sepertinya tidak
readmore บทที่ 20 Kembali Merasa Curiga
"Mas, ini bekas apa, ya?" Aku bertanya setelah Mas Bagas baru pulang kerja. Ia menghela napas sebent
readmore บทที่ 21 Bagaimana Bisa?
"Maaas!" Ini tidak mungkin, ini mustahil! Aku tidak mungkin salah! "Kenapa, Dek?" Aku menatap wajahnya
readmore บทที่ 22 Sosok itu Bernama Nadia
Aku menghirup napas sedalam-dalamnya. Ternyata tadi hanya salah lihat. Mas Bagas masih ada di sampin
readmore บทที่ 23 Jadi Mata-mata
Mas Bagas? Itukah dia? Aku tidak langsung berteriak memanggilnya. Namun memilih untuk mendekati pria i
readmore บทที่ 24 Sosok Anak Kecil, Arwah Bayiku?
"Astagfirullah, Dek. Sadar!" Hanya itu yang terdengar. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Mata terbuka
readmore บทที่ 25 Aku Berhalusinasi?
Aku menarik baju Mas Bagas. Namun, ia seakan tak menghiraukan. Ada apa dengannya? Tak mungkin halusi
readmore บทที่ 26 Apa Maksudnya?
Malam hari setelah makan, Mas Bagas memberiku baju ganti. Padahal posisi saat itu sedang menyusui. A
readmore บทที่ 27 Aku Tidak Gila!
"Makan bunga melati? Ta--tapi ...." Mas Bagas menoleh ke arahku, kami beradu tatap beberapa saat sam
readmore บทที่ 28 Anakku Sayang, Anakku Malang
Mata berat sekali untuk dibuka. Tubuh pun lemas, menatap orang-orang yang berdiri di sebelah kanan.
readmore บทที่ 29 Dituduh Selingkuh
Apa salahku? Mengapa Mas Bagas begitu murka? Sejak tadi pagi ia tak mau menegur. Bahkan sarapan dan
readmore บทที่ 30 Membenci Mas Damar
"Gak, Mas! Dia fitnah! Dia yang mau melecehkan aku. Dari kemarin ke rumah setiap kali mas gak ada!"
readmore บทที่ 31 Kaukah Anakku?
Tidak ada sakit hati yang lebih perih dibanding karena suami sendiri. Mas Bagas yang dulu begitu men
readmore บทที่ 32 Haruskah Berkata yang Sebenarnya?
[Dicari! Orang hilang dengan ciri-ciri sebagai berikut ….] Mas Bagastampak serius membaca status Face
readmore บทที่ 33 Menghindari Kematian
Setelah Mas Bagas berangkat kerja, pintu jendela kututup rapat. Kini waktunya membuka keramik biru m
readmore บทที่ 34 Pemakaman Berdarah
"Astagfirullah, Pak! Ibuk! Keluar dulu semuanya!" Aku yang kebingungan ada apa hanya terdiam melihat
readmore บทที่ 35 Tiga Hari Mencari Tumbal
"Mas, kamu mau ke mana pagi-pagi buta begini? Bukannya masih masuk kerja?" Aku menahan tangannya, mas
readmore บทที่ 36 Mas Bagas ke Mana?
Pagi hari tiba, tidur semalam tidak nyenyak. Antara tidak betah tidur di rumah orang, juga khawatir
readmore บทที่ 37 Menumbalkan Ivan
"Nak Ivan, pasti bosen banget, ya di kamar mulu? Keluar, yuk!" ajakku lembut. Bocah itu melirik ke a
readmore บทที่ 38 Berusaha Menyelamatkan Mas Bagas
Malam tiba, tenda digelar, begitu juga ramainya orang berdatangan. Suara parang yang diasah tajam, m
readmore บทที่ 39 Pemuda yang Kukorbankan
"Friska, kamu cantik sekali. Perawatan, ya?" Aku risih ketika tangan itu lancang menyentuh pipi. Ingi
readmore บทที่ 40 Penasaran Siapa Nadine
Ini akan menjadi hari yang sibuk, Mas Bagas berangkat lebih cepat. Pukul tiga subuh kami bangun, dia
readmore บทที่ 41 Melalui Jalan Terlarang
Aku diam menunggu Mas Bagas pulang. Bayang-bayang aneh yang meneror hari-hari cukup menyiksa batin.
readmore บทที่ 42 Ada Apa dengan Mas Bagas?
"Gendis, kamu?" Aku membekap mulut tak percaya. Wanita yang katanya sudah meninggal ini duduk memela
readmore บทที่ 43 Malam Romantis
"Mas gak ingat sama sekali. Seingat mas gak pernah bentak kamu dan—" "Aku juga gak percaya, Mas, tapi
readmore บทที่ 44 Lelah dengan Sikap Mas Bagas
"Apa maksudmu penyakit? Kamu pikir aku ini penyakitan? Kamu itu yang mandul, sakit sampai gak bisa h
readmore บทที่ 45 Mencari Sebuah Titik Terang
Sudah dua minggu lamanya, aku mengalami kekerasan fisik berulang dari Mas Bagas. Malam itu, ia terta
readmore บทที่ 46 Haruskah ke Kampung Lama?
Ah, Mas Bagas sangat sulit diyakinkan. Aku harus bagaimana? Sulit jika ia tak percaya, susah diobati
readmore บทที่ 47 Semoga Bisa Membantu
Aku melirik ke arah Mas Bagas yang mendekati kami. Pak Arif pun kembali ke tempatnya, pura-pura tak
readmore บทที่ 48 Dendam dengan Arwah
Nadine, Nadine, Nadine! Mengapa ia selalu menyebut nama sialan itu? Tergesa-gesa aku pergi ke rumah
readmore บทที่ 49 Pergulatan Batin
"Dek, mana kopinya?" Aku tersentak, lantas menyembunyikan bayi itu di belakang badan. Mas Bagas melir
readmore บทที่ 50 Ruqyah
Aku terdiam, ancaman si mbah sepertinya akan menjadi kenyataan. Orang-orang di luar rumah dimintai p
readmore บทที่ 51 Tertangkap Basah
"Mas, aku takut kamu nanti—" Perkataanku terpotong, ia langsung memeluk tubuhku. Sangat rindu dengan
readmore บทที่ 52 Didatangi Mas Bagas
Ada satu lagi lelaki yang ingin kumusnahkan dari muka bumi. Dia yang kegagalan dan selalu mencuri wa
readmore บทที่ 53 Mertua Tak Tahu Diri (2)
Tangan sudah tak tahan ingin menampar nenek lampir itu. Seenaknya saja menyuruhku bercerai, memangny
readmore บทที่ 54 Ingin Segera Berakhir
Dengan izin Mas Bagas, aku dan Mbak Ningrum pergi ke rumah Pak Abdul untuk bertanya tentang Nadine S
readmore บทที่ 55 Menemukan Tulang-belulang
Pak Abdul berlari entah ke mana, sedang istrinya berteriak meminta pertolongan pada tetangga di luar
readmore บทที่ 56 Arwah Penasaran
Aku terduduk, terdiam lesu usai melihat tumpukan tulang-belulang ini. Mereka juga bergeming, bagai m
readmore บทที่ 57 Anak yang Malang
Bab 57 "Itu kepala siapa? Astaga!” Aku membekap mulut, hampir pingsan melihatnya. Beberapa orang di si
readmore บทที่ 58 Mengorbankan Manusia Lagi?
"Ya Allah, Pak. Masa kita mau korbankan manusia tak berdosa ini lagi?" “Manusia tidak berdosa?” Ustaz
readmore บทที่ 59 Masa Lalu Nadine
“Mbak, tolong deh ini jenazah ingin dikuburkan secepatnya. Pemakaman lain ada, tapi yang khusus korb
readmore บทที่ 60 Membakar Peti
"Mbak! Mbak!" Aku panik, lantas menggoyang-goyangkan tubuh itu. Seketika ia terjatuh, pingsan, dan te
readmore บทที่ 61 Mas Bagas Marah
Aku hanya diam melihat peti mati itu hangus menjadi abu. Tak peduli jeritan kesakitan yang berasal d
readmore บทที่ 62 Mengubur dengan Layak
"Mas, masih marahkah? Bukannya adek sudah minta maaf dan menyesal?" "Apa kamu gak mikir dulu sebelum
readmore บทที่ 63 Aku Hamil?
Aku tergesa-gesa keluar dari kamar mandi. Mas Bagas yang menunggu di pintu dapur terlihat mondar-man
readmore
cerita yang hebat . saya amat menyukainya . seram,geram, sedih wah sangat lengkap 👍.
15/08/2022
1kerenn
6d
0Reza
14d
0ok good
23d
0kaka
14/08
0Bgusss
13/08
0ˢᵃⁿᵍᵃᵗ ᵇᵃᵍᵘˢ ᶜᵉʳᶦᵗᵃ ⁿʸᵃ
11/08
0oky
21/07
0nice story
20/07
0baik
18/07
0