Seorang perempuan yang meninggal di sekitar kuil pengasingan, kuil yang membuat dirinya dihukum akibat kesalahan yang samasekali tidak dia perbuat.
Dia adalah Winter Moon, tokoh yang berakhir tragis di dalam novel yang Windy baca, permaisuri dari kerajaan Grassland yang dipimpin oleh Raja El, Stephan El.
Windy tidak menyangka bahwa dirinya akan masuk ke dalam tokoh tersebut.
"Aku tidak ingin mati hanya karena menumbalkan diri untuk akhir bahagia tokoh utama. Baiklah, sekarang yang kau harus lakukan adalah membuat akhir hidup tokoh pendukung ini menjadi bahagia. Karena orang baik harus punya akhir yang baik pula." Tekad Windy.
"Raja El? Aku akan membuat dirimu menyesal?" ucapnya.
lanjutkan kak, ceritanya menarik dan bagus alurnya aku suka
12/06/2022
1
Ly Yonya
bagus banget ceritanya 🤩🤩
20/05/2022
1
NK Azahari
ceritanya amat memerlukan kekuatan jiwa
terbaik penulis, saya suka dengan sikap female lead,dia tidak seperti dunia princess tapi ibarat dunia realiti
salam dari Malaysia 🇲🇾🇲🇾🇲🇾🇵🇸
30/01
0
Neza hidayatDhiyara
bagus
01/03/2023
0
Priyanka Lutviatun
nice
19/02/2023
0
FaniaSelcy
bagus dan menarik
05/02/2023
0
RwulandariDesy
🫰🫶
18/01/2023
0
ok siap
03/01/2023
0
AisahSiti
bagus
26/12/2022
0
watilusia
Kamu nanya?kamu bertanya tanya?
09/12/2022
0
ทั้งหมด: 92
Chapter 1
Windy Melanie Audrey. Perempuan berusia dua puluh tiga tahun, tidak bekerja di ibu kota. Berbanding
Chapter 2
Windy menguap dengan indra penglihatan yang masih tertutup rapat. Dia mengucek-nguce matak sebentar
Chapter 3
__________ Rose menundukkan kepala setelah melihat dua sosok tidak asing menghampiri keberadaannya. "A
Chapter 4
________ Byurr!!! Terdengar suara benda jatuh dari danau. Orang-orang disekitar danau tersebut menjeri
Chapter 5
Windy membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menyilaukan keluar dari balik jendela, akibat da
Chapter 6
Sudah tiga hari Windy menjadi kaum rebahan. Kerjanya hanya makan, tidur, nguap, cari kotoran di hidu
Chapter 7
Daripada meminta saran pada Emina, Windy lebih memilih untuk menyaksikan wajahnya yang sekarang deng
Chapter 8
"_Emy aku ingin membaca, aku ingin buku," pinta Windy. Sesaat setelah Emy menyerahkan beberapa buku p
Chapter 9
Selama satu pekan lebih Windy mengurung di kamar, bukan untuk menggalau, tapi untuk belajar. Tadinya
Chapter 10
"Mengapa anda berpakaian seperti ini?!" ujar Emina dengan raut wajah yang shock ketika meneliti seti
Chapter 11
Itu suara Emin, batin Windy. Windy berbalik seraya menelan ludah. Ternyata dugaannya seratus persen b
Chapter 12
Windy kemarin tidak sempat menanyakan hal tentang hubungan Permaisuri Moon dengan Stephan. Setelah pe
Chapter 13
Lagi lagi, Windy terlupa dengan pertanyaan nya yang dia tujukan pada Emina tempo hari. Ya semua itu g
Chapter 14
Pagi-pagi sekali, para pelayan sudah selesai merias Windy. "Emy?!" panggil Windy. "Iya Yang Mulia," sa
Chapter 15
"Ahh, Emy kepala ku hampir meledak. Apa semua ini benar-benar harus ku hitung? Tidak-tidak apa-apa b
Chapter 16
Windy sudah mempelajari beberapa buku terkait Kerajaan Grassland yang bentuk kerajaan seperti apa, s
Chapter 17
"IBUNDA!!!" Teriakan nyaring seorang gadis kecil di luar. Suara itu terdengar cukup jelas karena pint
Chapter 18
Di akhir pekan Windy ingin keluar dari istana. Dia berencana untuk menjual barang-barang mewah nya. P
Chapter 19
Tibalah Windy di Desa Garadriel. Desa itu berada di gang sempit. Fakta baru yang Windy baru ketahui
Chapter 20
Butik baju yang bernama Sity Botique dan Mly Botique dan LE' Botique menjadi pilihan Emina. Emina tah
Chapter 21
Hari yang baru. Tubuh Moon Winter tidak lagi merasakan lelahnya kerja rodi. Windy akan menjaga tubuh
Chapter 22
Gumpalan rambut cantik dan berbelat-belut buatan Emina dan dayang lain segera dicabut oleh sang pemi
Chapter 23
Windy menguap sebelum membangkitkan diri. Dia menatap sekitar sejenak, kemudian menggerak-gerakkan k
Chapter 24
Violetta! Violetta! Violetta! Nama itu berputar terus menerus di pikiran Windy. Bukan karena rindu, han
Chapter 25
"Jika pun tidak tunduk, aku tidak peduli. Aku hanya perlu satu anak darinya, hanya satu anak, setela
Chapter 30
"Sebentar, maksud mu apa ini? Kau keliru!" ucap Stephan melemparkan tiga kertas ke meja dengan kasar
Chapter 27 (Memories)
***"Ary?!" Winter Moon melemparkan batu kerikil berukuran kecil sampai melewat ke atas benteng, bent
Chapter 28 (Memories)
***"Aku mencintaimu Lady." Pernyataan itu cukup membuat satu degupan kencang di jantung Winter. Dia t
Chapter 29 (Memories)
***"Ary," lirih Winter dengan bibir bergetar. Meskipun beberapa saat lalu Ary telah melakukan hal di
Chapter 30
"Yang Mulia Ratu." Windy mendengar suara dari samping. Alisnya berkerut. Suara itu semakin jelas ber
Chapter 31
Rencana mendekati Stephan, gagal. Windy tidak berpikir untuk mencoba lagi. Dia tidak ingin mengambil
Chapter 32
Windy berjalan dengan tegap dan percaya diri. Dia yakin Elissa tidak akan menang dan ketahuan berboh
Chapter 33
Windy menaruh punggungnya ke pegangan sofa dengan kaki yang berselonjor di pegangan yang lainnya. Win
Chapter 34
Bangun di sore hari, Windy disambut dengan kabar gembira, bahwasanya surat persetujuan permohonan su
Chapter 35
Pagi-pagi, Windy dan Emina sudah duduk di restoran kecil dengan penginapan, untuk sarapan di sana. Se
Chapter 36
Windy hanya menatap datar laki-laki paruh baya itu yang mencurigai nya dengan hal yang tidak-tidak.
Chapter 37
Windy bangun di pagi hari. Emina sudah tidak ada disampingnya. Bagus, ternyata Emy benar-benar selalu
Chapter 38
Ketika turun dari kereta di pagi hari, Windy gugup. Apalagi gaun yang dipakai sederhana dan dirinya
Chapter 39
Kini Windy tengah menikmati acara minum teh kecil bersama sang ayah Henre. Wajah, aura, dan tampilan
Chapter 40
"Tapi wilayah yang ku punya adalah wilayah bekas letusan gunung berapi. Apa ayah yakin mau?" tanya W
Chapter 41
Setelah melakukan perjalanan yang hampir memakan satu hari satu malam, Windy dan rombongan akhirnya
Chapter 42
"Apa-apaan kau Emy?!" Windy protes melihat Emina mengeluarkan gaun pesta. "Apa Anda tidak akan mengha
Chapter 43
Di malam pertama Stephan dan Violetta Windy pergi ke Istana Dalam bagian timur. Di sana ada bangunan
Chapter 44
Windy terbangun dengan kondisi yang kata Emina mata bengkak. "Hah?! Semalam aku menangisi Stephan?! K
Chapter 45
"Kau telah menyentuh area pribadi ku tanpa izin," ungkap Stephan. Kening Windy langsung menukik. "Men
Chapter 46
"Salam hormat Yang Mulia Ratu Moon, semoga anda panjang umur. Diharapkan Anda berkenan untuk menerim
Chapter 47
"Kalau boleh tahu siapa nama Anda tuan?" tanya Rose dengan lembut, menaruh seluruh atensinya ke penj
Chapter 48
"Raja ingin bertemu Yang Mulia Ratu!" ungkap Rus pada pelayan ratu yang membukakan pintu untuknya. "O
Chapter 49
Windy tidak perduli satu hari satu malam tidak makan dan minum. Setelah dikeluarkan oleh Rus, Windy
Chapter 50
Sudah lima bulan berlalu, Windy sibuk berkerja di departemen keuangan. Dia adalah seorang Menteri Ke
Chapter 51
"Emina panggil Kesatria Abigail dan Idril di kediaman nya," pinta Windy seraya menata dokumen yang b
Chapter 52
Windy memikirkan hal yang dikatakan tadi siang di depan Emina. "Aku tidak mau Salome!" ucap nya denga
Chapter 53
Windy berusaha untuk makan dengan tenang selama perjamuan. Berusaha untuk melayani dua tamunya den
Chapter 54
"Di sini ada taman bunga matahari yang diperbaharui sebulan sekali. Beruntung ada berkunjung saat me
Chapter 55
Malam itu pekerjaan Windy sudah selesai, jadi tidak ada alasan untuk kerja lembur bagai kuda sampai
Chapter 56
"Ibunda, Ibunda ada di sini?!" gumam Michelle yang sudah membuka mata, melihat sosok Windy di sana. "
Chapter 57
Jackwill menahan mulutnya dengan kepalan sebelah tangan, menahan agar tidak tertawa. "Ratu mengira ji
Chapter 58
"Yang Mulia Ratu, Yang Mulia Ratu," teriak salah pelayan sambil berlari terpogoh-pogoh ke arah Windy
Chapter 59
Tampak dua perempuan cantik dengan umur yang terpaut jauh itu bersulang. "Ibu, apa ini akan berhasil?
Chapter 60
"Apa?!" Violetta tampak terkejut mendengar pernyataan dari Elissa bahwa Stephan menolak permintaan s
Chapter 61
Windy memakai gaun berwarna senada dengan Michelle untuk menghadiri undangan makan malam dari Erwin,
Chapter 62
Windy mengutak-atik jari-jemari nya di atas meja. Dirinya berharap keputusan nya untuk menyerah sete
Chapter 63
"Terimakasih Pangeran Willhere," ucap Windy karena dia sudah dibantu oleh laki-laki bersurai perak i
Chapter 64
"Selamat ulang tahun Yang Mulia Ratu Moon, ratu Grassland yang adil dan bijaksana. Seperti hal nya l
Chapter 65
Semua tamu undangan bertepuk tangan setelah menyaksikan penampilan ibu dan anak yang menyelesaikan d
Chapter 66
Jackwill memandang kursi berbalut kain putih di depan, bekas tempat duduk Youngsun. Laki-laki itu me
Chapter 67
Windy berhak mendapatkan cuti selama dua hari setelah ulang tahunnya. Setelah pulang dari kediaman M
Chapter 68
Maksud dari 'Pangeran Young dan Pangeran Will hebat bisa datang dan pergi dengan cepat', Windy menan
Chapter 70
Windy membanting kan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ramuan cinta itu dia amati kembali. "Siapa yang m
Chapter 71
Tujuh hari yang lalu "Jack aku baru saja menghirup ramuan cinta milik Ratu. Aku pusing karena nya." M
Chapter 71
Windy tidak mau menyalahkan kedatangan Michelle yang sudah didandani oleh para dayang yang membuat p
Chapter 72
Tiga belas tahun yang lalu Seorang gadis kecil cantik yang memiliki iris keemasan itu kian tengah mel
Chapter 73
"Apa Anda serius?" tanya Windy kepada Jackwill yang baru saja bercerita bahwa dirinya pernah menolon
Chapter 74
"Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja," ucap Windy pada pelayan yang membukakan pintu untuknya. "
Chapter 75
Windy keluar dari kediaman nya, setelah makan siang pasca menyelesaikan pertemuan dengan pihak Keraj
Chapter 76
"Rempah-rempah masih banyak Yang Mulia, karena seminggu yang lalu kami mendapat kiriman." "Syukurlah.
Chapter 77
Pagi-pagi telinga Windy sudah ternodai saja akibat rumor. Ah bukan sebuah rumor ternyata, tapi sebua
Chapter 78
"Aku pantas membenci mu, karena kau Yang Mulia Raja membenci ku," ucap Windy. "Aku benar kan?!" lanju
Chapter 79
Setelah kepulangan Windy dari kediaman Michelle, Emina langsung memberinya kabar tidak mengenakan. "A
Chapter 80
Windy memicingkan mata ketika melihat Rose yang sengaja tersenggol oleh temannya, dari kejauhan. Ked
Chapter 81
Setelah pulang dari kediaman John Windy langsung mencari seorang pelayan dapur senior yang katanya s
Chapter 82
Tiba di Kediaman Ratu, Windy langsung mempersilahkan Jackwill masuk setelah pintu terbuka. Para pelay
Chapter 83
"Yang Mulia, Yang Mulia." Panggilan tidak beraturan itu membuat Windy menghentikan sarapan pagi nya
Chapter 84
"Saya melihat nya Yang Mulia. Ratu Winter dan Pangeran Willhere berciuman di teras gazebo di dekat k
Chapter 85
Windy puas hari ini dia selesai menghukum dayang penuduh itu di ruang bawah tanah. Sesuai dengan ren
Chapter 86
Di tengah jalan Rus meminta maaf karena tidak bisa mengantarkan sang ratu sampai kediaman sang raja.
Chapter 87
Esoknya Windy kehilangan burung yang datang semalam tadi. Mungkin keluar melalui celah udara, pikir
Chapter 88
Mata Rose bergerak ke kanan ke kiri, melihat-lihat ruang tamu Windy yang begitu mewah dan elegan, me
Chapter 89
Rose terbatuk darah untuk yang kedua kalinya dengan tangan yang masih memegang kaki Selene. "Kau bisa
Chapter 90
"Ibu, Ayah, maafkan aku. Gara-gara aku, kalian...." Tangis Windy pecah kembali. Selena dan Henre pun
Chapter 91
Windy terduduk di kursi kayu sambil menatap ke arah jendela. "Maaf, aku pasti membuat kalian semua ce
Chapter 92
"Jack!" lirih Windy. Karena saat dia membuka mata, Jackwill sudah ada di sampingnya. Windy ingin mena
lanjutkan kak, ceritanya menarik dan bagus alurnya aku suka
12/06/2022
1bagus banget ceritanya 🤩🤩
20/05/2022
1ceritanya amat memerlukan kekuatan jiwa terbaik penulis, saya suka dengan sikap female lead,dia tidak seperti dunia princess tapi ibarat dunia realiti salam dari Malaysia 🇲🇾🇲🇾🇲🇾🇵🇸
30/01
0bagus
01/03/2023
0nice
19/02/2023
0bagus dan menarik
05/02/2023
0🫰🫶
18/01/2023
0ok siap
03/01/2023
0bagus
26/12/2022
0Kamu nanya?kamu bertanya tanya?
09/12/2022
0