ทั้งหมด : 81บทที่ 1 Apakah Kau Mencintai Candra?
"Sudah siap semua?" Kata Dion. Ia mengintruksikan untuk mengenakan sabuk pengaman. Jaga-jaga jika na
readmore บทที่ 2 Gadis Berpita Merah
"Iya, tidak apa apa. Aku tahu Mamamu hanya tidak ingin putrinya terganggu olehku." Jawab Clara. Ia
readmore บทที่ 3 Bertemu Talita
"Kakak sudah ingatkah dengan semua itu? Tentang bekas luka dan... Mamaku yang dulu pernah tidak meng
readmore บทที่ 4 Rina Telah Sadar
"Ibu!!" teriak Laisa. Ia segera memeluk ibunya erat. Tidak lupa memberinya ruang untuk bernapas. Ibu
readmore บทที่ 5 Selamat Datang Kembali
Clara tidak pernah menyangka bahwa Thyme masih mengingatnya. Mereka dulu hanya bertemu mungkin dua k
readmore บทที่ 6 Dua Kakak
Laisa bingung harus memulai darimana. Suasana lengang, sepi, tanpa ada suara. Itu bukan nya menenang
readmore บทที่ 7 Tolong Hentikan Waktu!
Laisa sebetulnya sangat cemas ketika Candra meminta untuk menanyakan sesuatu kepadanya. Seakan akan
readmore บทที่ 8 Hormon Laki - Laki
(Disclaimer: Bab ini agak dewasa ya. Jadi yang masih berusia kurang dari 18 tahun bisa skip dulu, h
readmore บทที่ 9 Sang Idola
Clara sudah ditunggu oleh managernya di gerbang studio fotografi. Ia baru saja sampai sekitar 10 men
readmore บทที่ 10 Pelukan Candra
'Kak Candra, apa yang sedang kamu lakukan? Pikir Laisa. Kenapa ia tiba tiba menyentuh rambutnya? La
readmore บทที่ 11 Fotografer Penipu!
"Bolehkah aku melihat hasil foto keseluruhan?" ucap Clara. Ia nampak memegang sebotol air putih untu
readmore บทที่ 12 Miss Ratih dan Pak Arya
"Heyy, Miss. Jangan lah terburu - buru. Mau kemana kok sudah pengen pulang aja!" ucap Arya. Ia berus
readmore บทที่ 13 Belajar Cinta
"Hmm.. Aku harus belajar sama kamu Ratih, bagaimana cara jitu menaklukkan perempuan?" tanya Pak Arya
readmore บทที่ 14 Karena Candra!
"Hiks hiks hiks.." Laisa menangis. Ia masuk ke ruang bersama dengan Reyna, Mama Dema. Seisi ruang la
readmore บทที่ 15 First Kiss Clara
"Pak Produser, maaf apakah ini nanti sesi terakhir kan ya?" tanya Clara memastikan. Jam dinding di s
readmore บทที่ 16 Rumah Anan
"Ke arah rumah Anan ya Pak!" Clara mengintruksikan kepada sopir pribadinya itu. Ia seperti sudah pah
readmore บทที่ 17 Dema yang Menawan
Hari ini adalah hari Senin. Seperti biasa, para siswa mengikuti upacara bendera. Gerbang di tutup le
readmore บทที่ 18 Upacara Bendera
Upacara sudah hendak dimulai. Para siswa yang berhasil lolos gerbang sekolah karena datang tepat wak
readmore บทที่ 19 Apa Laisa Pantas Sekolah Disini?
Arumi dan Laisa kembali ke kelas. Begitu pula para siswa. Dema masih mampir ke basecamp basket untuk
readmore บทที่ 20 Dunia Serasa Tidak Adil
"Nggak habis pikir gue sama tu anak, masih aja nggak kapok ganggu hidup lo!" Dema menggerutu di depa
readmore บทที่ 21 Bagaimana Tidurmu?
"Gimana tidurmu pagi ini Nak?" tanya ibu Anan. Ia kini berada di posisi menghadap ke Clara langsung.
readmore บทที่ 22 Laisa Hilang
Setelah perdebatan yang panjang dan keputusan final, akhirnya Laisa bisa merasakan buahnya. Ia beber
readmore บทที่ 23 Gaun yang Bernoda
Dion berkali kali mengubungi nomor Laisa, tetapi gadis itu tidak mengaktifkan teleponnya. Dema menel
readmore บทที่ 24 Gaun dari Pak Arya
"Pak Arya?" ucap Laisa. Ia agak terkejut ketika melihat Pak Arya keluar dari ruang musik. Sepertinya
readmore บทที่ 25 Gadis Preman
"Eh, lo tahu dimana arah Laisa pergi tadi?" tanya Dion. Napas mereka tersengal. Dalam perkara apapun
readmore บทที่ 26 Nona Childish!
"Kok tidak memberi tahu ibu kalau mau ada shoot hari ini?" tanya Ibu Azzam - Ibu Anan. Ia masih asik
readmore บทที่ 27 William Si Menyebalkan!
"Pak Thyme! Bisa bantu saya Pak. Ini lagi susah ngatur lightingnya!" ucap seorang gadis yang berusia
readmore บทที่ 28 Kepergok!
"Mereka sedang apa di dalem woyy!" tanya Riyan kepada Dion. Suaranya sangat berisik. Ia tidak berhen
readmore บทที่ 29 Tipu Muslihat Pak Arya!
Dema sudah berada diruangan. Ia duduk bersama kandidat lain sebagai calon duta SMA Semesta. Jatah ma
readmore บทที่ 30 Kabar Rina
"Rin, kamu sudah baik baik aja kan?" ucap wanita itu. Ia mengenakan outfit jas ringan serta celana b
readmore บทที่ 31 Siapa Natasya?
Laisa muak. Kesal. Marah dan ingin menghancurkan sesuatu. Ia sudah cukup bersabar dengan perlakuan o
readmore บทที่ 32 Semua Karena Penolakan Dema!
"Tolong lepasin aku, Natasya. Kamu nggak berhak melalukan hal itu kepadaku." Laisa berusaha membela
readmore บทที่ 33 Lo Nggak Papa?
"Dimana Laisa? Lo belum berhasil membawanya kemari?" ucap Dema kepada Riyan dan Dion yang tiba tiba
readmore บทที่ 34 Ada apa dengan Thyme dan Clara?
"Ibu tadi bilang, katanya kamu ada shoot hari ini ya?" tanya Anan dari seberang. Ia kini berada di s
readmore บทที่ 35 Bunga Pagi Hari
Perhelatan akbar yaitu Festival Semesta akhirnya selesai. Yang dinobatkan sebagai King and Queen ada
readmore บทที่ 36 Mereka Saling Cemburu
Laisa dan Arumi masuk kelas. Mereka masih digandrungi oleh beberapa siswa yang takjub dengan penampi
readmore บทที่ 37 Guru yang Menyukai Murid
“Maaf bu, tadi kita hanya bercanda saja, tidak terlalu penting.” Ucap Dema. Ia berusaha menyelamatka
readmore บทที่ 38 Seseorang Di Ruang Musik
“Laisa! Lo di dalam nggak?” Terdengar Dema sedang berteriak di depan ruang musik. Ia berpikir bahwa
readmore บทที่ 39 Siapa Yang Bisa Mengendalikan Cinta?
Pak Arya masih berusaha menyingkirkan kursi di ruang musik yang sempat ia gunakan untuk menutupi dir
readmore บทที่ 40 Bertemu Anan
“Lay! Lo mau kemana Lay!” teriak Dema. Ia berlari secepat mungkin agar bisa mengikuti Laisa dari bel
readmore บทที่ 41 Pertemuan Sahabat Lama
Reyna akhirnya sampai di depan rumah Rina. Ia tidak sabar lagi untuk bertemu sahabat seperjuangan ke
readmore บทที่ 42 Pria Gila!
Pria berjas itu akhirnya masuk dan duduk di ruang tamu. Ia hanya meringis melihat Rina yang kesakita
readmore บทที่ 43 Tawaran Menggiurkan!
“Kalau kamu benar-benar mengingin kan itu, aku ada tawaran bagus yang bisa menjadi pertimbangan kamu
readmore บทที่ 44 Aku Pilih Opsi Kedua
“Bangun, jangan seperti anak kecil begini!” ucap Reyna kepada Rudi. Sementara Rudi, sudah hampir se
readmore บทที่ 45 Secangkir Kopi
Laisa minum secangkir kopi yang sudah dipesankan oleh Anan tadi. Ia cukup lega karena bisa terhindar
readmore บทที่ 46 Satu Musuh Terkalahkan
Dema kembali mencari keberadaan Dion dan Riyan. Ia gagal mengejar Laisa. Bukan... Lebih tepatnya Lai
readmore บทที่ 47 Laisa Tidak Bersama Arumi
“Lo keren Dem, bisa mengalahkan Pak Arya dengan sekali tembak.” Ucap Dion. Ia memuji Dema karena keb
readmore บทที่ 48 Hari Jadian
“Thyme cukup!” ucap Clara. Napasnya sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Thyme yang semakin mende
readmore บทที่ 49 Kemarahan Clara
“Seharusnya kamu tidak sekasar itu dengan dia, Wil!” ucap Clara. Gadis itu dari tadi hanya memanyunk
readmore บทที่ 50 Pernyataan Cinta William
Ucapan William membuat jantung Clara berdetak. Ia bukan merasakan sebuah tekanan yang disebut cinta
readmore บทที่ 51 Boleh Pergi, Tapi Harus Balik Lagi
“Maaf, aku izin menumpang di mobil kamu karena masih hujan.” William masih mengambil beberapa tetes
readmore บทที่ 52 Dia Pria Jahat!
“Tunggu, ada apa ini ?” ucap Dema datang dengan motor gede nya. Ia berhasil menyusul ke rumah Laisa.
readmore บทที่ 53 Telepon Polisi!
Reyna juga sempat bingung kenapa dulunya Dema tidak mengetahui apapun tentang ayah nya, padahal dia
readmore บทที่ 54 Luka di Betis
“Om Rudi!” teriak Laisa sembari berlari mendekati pria yang kini tengah terkapar lemas. Gadis itu me
readmore บทที่ 55 Sandiwara Berujung Bahagia
Sopir itu tiba – tiba mengejar kepergian Laisa. Sementara Laisa ingin menyusul Rudi dan bertanya emp
readmore บทที่ 56 Makanan Gratis
Di kantin itu, Dion masih bersama Arumi, sedang Riyan memilih pergi entah kemana. Ia beralasan ingin
readmore บทที่ 57 Boncengan Berdua
Gadis berpenampilan menarik, dengan rambut panjang dan berikat rambut pink itu di sepanjang jalan me
readmore บทที่ 58 Tentang Dion
“Dulu gue terbiasa bersama seseorang, dia sahabat gue sendiri dari kecil. Mungkin dari usia gue yang
readmore บทที่ 59 Cinta Pertama Dion
“Kamu merindukan nya?” tanya Arumi kemudian. Cerita Dion membuatnya terlarut dalam bayang bayang Lon
readmore บทที่ 60 Pagi yang Hangat
Dema baru saja keluar dari kamar dan sudah mengenakan seragam sekolah dengan rapi. Perpaduan sepatu
readmore บทที่ 61 Bagaimana Membuatnya Tertarik?
“Pak, saya sudah terlihat tampan belum?” tanya Dema kepada Pak Komang. Ia berkali-kali melihat ke ar
readmore บทที่ 62 Yang Aku Tahu Hanya tentang Laisa
“Lay, lihat apa yang sedang terjadi disana!” ucap Arumi kepada Laisa. Gadis itu sempat melihat keram
readmore บทที่ 63 Perasaan Ini Tidak Pernah Salah
“Kamu bohongin aku lagi tentang perjodohan itu kan?” ucap Laisa kepada Candra. Saat ini mereka berad
readmore บทที่ 64 Kalian Sudah Siap?
Laisa menangis sejadi – jadinya. Ia bingung harus bagaimana. Apakah perkataan nya tadi kepada Candra
readmore บทที่ 65 Seputar Karantina SMA Semesta
“Hmm.. Ada yang mau kami tanyakan ibu.” Jawab Laisa. Gadis itu masih duduk di samping Dema, sedang A
readmore บทที่ 66 Izin Orang Tua
Sore harinya. Ketiga siswa itu pulang ke rumah. Mereka memberitahu orang tua masing –masing tentang
readmore บทที่ 67 Jadi Temanmu?
“Hmm.. Clara sedang banyak job belakangan ini, Bu. Jadi kemungkinan besar belum bisa kesini untuk da
readmore บทที่ 68 Keras Kepala!
Clara akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah Anan malam itu. Pertama, ia tidak ingin mengecewaka
readmore บทที่ 69 Upacara Pembukaan Karantina
Para siswa dari SMA Semesta yang berjumlah sekitar 40 siswa memenuhi lapangan. Mereka bersiap untuk
readmore บทที่ 70 Kesehatan Itu Penting
Para siswa yang berada di tengah lapangan itu lambat laun mengeluarkan peluh dan keringat. Sinar ma
readmore บทที่ 71 Negosiasi Kedua
“Rin, kamu udah benar – benar selesai beres – beresnya?” tanya Reyna dari ujung telepon. Mereka suda
readmore บทที่ 72 Putraku Kecewa
“Apa kamu tidak malu melihat kelakuanmu sendiri Rud?” tanya Rina. Ia menghardik Rudi tepat di depan
readmore บทที่ 73 Mencari Anggota Tim
Pak Arya melihat Laisa dan Candra berpelukan. Ada perasaan cemburu disana. Namun ia tidak ingin memi
readmore บทที่ 74 Problem Solver
“Bagusss! Kalian hebat. Saya suka semangat kalian yang seperti ini. Kalian harus tetap menggunakan p
readmore บทที่ 75 Dukungan dan Motivasi Diri
Dalam ruang tertutup itu, kinerja para tim disorot oleh kamera yang langsung streaming ke platfom la
readmore บทที่ 76 Penegasan Cinta Dema ke Laisa
Dema melihat gelagat Pak Arya dan Candra dari tadi. Ia meremas apa yang ada ditangan nya tanpa disad
readmore บทที่ 77 Flashback Pertemuan Pertama
Laisa melangkahkan kaki ke sekolah dengan ekspresi sedih. Dia berjalan sendiri tanpa ditemani siapap
readmore บทที่ 78 Dema Memang Menyebalkan
“Maaf, jika dulu aku sangat menyebalkan.” Ucap Dema kepada Laisa. Mereka berdua saat ini sedang maka
readmore บทที่ 79 Api Unggun Semesta
Hari sudah menginjak malam hari. Sudah waktunya para pejuang olimpiade ini beristirahat. Karena ada
readmore บทที่ 80 Apakah Batal Dilaksanakan?
Hari ini adalah hari ke 59 para peserta karantina. Sudah menginjak dua bulan. Mereka sudah merasa le
readmore บทที่ 81 Manusia Baru (Epilog)
Laisa bangun dan melihat tidak ada siapa pun yang berada di sekitarnya. Seisi ruangan kosong. Hanya
readmore
mantap
20/08
0god
24/06
0bgs
12/06
0wah, cerita nya sangat bagus!!
03/06
0bagus
24/05
0bagus
23/05
0baguss sekali
09/03
1baguus banget kereen
29/01
1saya suka dengan aplikasi ini
16/12
0iya
21/10
0