ทั้งหมด : 46Bab 1
Hembusan angin kencang pagi itu tak menentu arah, kesana kemari menakuti orang-orang di sekitar pela
readmore Bab 2
Mario lelaki sederhana keturunan Tionghoa yang sejak lulus sekolah menengah atas, langsung berniat u
readmore Bab 3
Selain itu, Melly juga bekerja paruh waktu sebagai kasir di mini market yang berjarak tidak jauh dar
readmore Bab 4
“Pak, maaf dipanggil Mr. Bisham disuruh ke ruangannya.” Mario yang masih terfokus pada bahan bacaanny
readmore Bab 5
Tak selang berapa lama, Pak Handy kembali menemui mereka di balik etalase kosmetik yang dipajang di
readmore Bab 6
Tanpa disadarinya, Naya malah memikirkan celetukan Windy yang tadi. Naya memutar isi kepalanya, suar
readmore Bab 7
Sejak hari itu Naya selalu menantikan hari dimana dia bisa mengobrol banyak dengan Mario. Tapi sayan
readmore Bab 8
“Saya ambil motor dulu ya Mba..” “Oh, oke.. Saya tunggu depan situ ya.” balas Naya sambil menunjuk ke
readmore Bab 9
“Eits.. ini Mas.. Sudah sampe. Ini, ini rumah Saya.” ucap Naya sembari pelan-pelan turun dari motor
readmore Bab 10
Seandainya saja Naya tahu, bahwa selama ini sebenarnya cintanya tidaklah bertepuk sebelah tangan. Di
readmore Bab 11
Setelah Naya siap untuk mengikuti Mario turun, matanya tertuju pada pakaian yang dikenakan Mario har
readmore Bab 12
“Lagi bikin apa Bu?” tanya Naya pagi itu menghampiri Ibunya yang sedang berdiri mengarah ke kompor,
readmore Bab 13
Sepanjang perjalanan dari kantor menuju Taman Suropati yang lumayan jauh, mereka banyak sekali mengo
readmore Bab 14
Keesokannya semua berjalan seperti biasa, Mama telah memutuskan untuk tidak bertanya lagi soal kerib
readmore Bab 15
Dalam harap-harap cemas, Mario memikirkan bagaimana cara memberitahu papanya. Bicara sendiri saja at
readmore Bab 16
Mario merasa beruntung memiliki Naya di sisinya. Terlepas dari perbedaan diantara mereka, Naya adala
readmore Bab 17
Naya sangat merasa senang hari itu, dalam lubuk hatinya dia berdoa, semoga akan selalu seperti ini.
readmore Bab 18
Setelah menyeleksi dan mempertimbangkan hasil wawancara staf baru hari ini, sebelum pukul lima sore
readmore Bab 19
Tiga hari belakangan ini jadwal Mario diluar kantor sangat padat, dia harus menemui beberapa custome
readmore Bab 20
Degup dalam dada mereka sangat menyiksa. Setengah gemetaran, Naya menjatuhkan kepalanya di pundak ki
readmore Bab 21
Selama menjalin hubungan, Naya tidak pernah menyinggung sedikitpun kepada Mario tentang keyakinannya
readmore Bab 22
Dua bulan, tiga bulan lebih sudah berlalu seperti biasanya. Mulai terlihat ada perubahan pada fisik
readmore Bab 23
Sudah memasuki tahun kedua, Naya dan Mario menjadi sepasang kekasih, namun terkadang Naya sering lup
readmore Bab 24
Tepat pukul sebelas lebih tiga puluh menit, Naya menyingkirkan jari-jemarinya dari papan keyboard, b
readmore Bab 25
Angin bertiup membawa serta debu jalanan, pasir-pasir halus seolah berputar-putar ke udara. Sudah pu
readmore Bab 26
Sepeninggal Naya, Melly teringat pada paper bag yang diletakkannya di kursi makan tadi, dia segera m
readmore Bab 27
Dua hari setelah mereka pergi berbelanja pakaian untuk Mario. Di kantor, Mario yang biasanya mengena
readmore Bab 28
“Naya sayang.. Ternyata jam 8 pagi aku udah harus sampai di Gereja, mungkin jam 10 atau 11 baru sele
readmore Bab 29
Pukul tiga lebih tiga puluh menit dini hari, Naya tidak bisa melanjutkan tidurnya seusai melaksanaka
readmore Bab 30
Kini sudah di pertengahan tahun kedua sejak mereka memadu kasih. Tidak ada hal yang patut mereka jad
readmore Bab 31
Mario melompat dari atas ranjangnya ketika mendapati jam dinding menunjuk pada pukul tujuh lewat ena
readmore Bab 32
Menghadapi situasi yang sekarang tampak di depan mata, agaknya kepercayaan itu bisa saja luntur, mem
readmore Bab 33
Lalu lintas malam itu agak tersendat, pukul tujuh lebih dua puluh menit mereka tiba di lokasi undang
readmore Bab 34
“Cepetan pulang ya ko.. Di rumah ada cucunya temen popo dateng dari Surabaya.” Melly mengirimi Mario
readmore Bab 35
Keesokan paginya, mama Mario membahas kembali perihal kejadian semalam. Beliau sangat menyayangkan s
readmore Bab 36
“Nay, hari ini aku mau jalan pagi-pagi ketemu Pak Doris di Senen. Terus aku mau buru-buru kelarin ur
readmore Bab 37
Keesokan paginya, Naya sudah tiba sebelum Mario sampai di kantor. Dia menunggu Mario untuk bertanya
readmore Bab 38
Keesokan harinya, Naya dan Mario jadi bersikap saling canggung. Setelah semua kejujuran yang telah d
readmore Bab 39
Pelukan Naya dan ibunya terlepas ketika terdengar suara klakson motor berhenti di depan rumah mereka
readmore Bab 40
Pada perjalanan siang itu menuju rumah Naya, mereka tidak banyak bicara. Perlahan semua terasa berbe
readmore Bab 41
Setelah bercakap singkat dengan Melly, Mario keluar dari kamar hendak menuju dapur. Namun dia dikeju
readmore Bab 42
Elsa memang menyukai Mario, namun hanya sebatas suka karena orang tua mereka yang menginginkan perjo
readmore Bab 43
Keesokan hari dan lusanya, Mario menghabiskan waktunya dengan Elsa berjalan-jalan keliling Surabaya.
readmore Bab 44
Selama menjalani rumah tangganya dengan Mario, mereka memang jarang sekali bertengkar. Tapi bukan be
readmore Bab 45
Sampai akhirnya Mario menjatuhkan hatinya pada keramah tamahan Islam. Dia terus memperdalam pengetah
readmore Bab 46
Akhirnya dia tiba di depan pagar rumah Naya. Pagar itu masih tetap sama, berwarna cokelat. Namun sam
readmore
baik
07/07
0keran bro
16/05
0semangat yaa novel nya baguss
14/05
0menarik cerita nya
13/05
0bagus banget novel nya
12/05
0sangat seru dan tidak mem bosankan
11/05
0BAGUS
11/05
0sangat bagus sekali
11/05
0bagus
10/05
0baguss menarik
10/05
0