logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 5

"Plis deh, yang nggak bisa nyanyi diam aja,"ucap Brama.
"Suara jelek begini masih pede bingit, saat lu nyanyi telinga gue sakit dengernya,"timpal Alan.
"A maca cih," sahut Amir. "Suara gue fals bingit? Perasaan suara gue enak bingit kalau dengerin,"sambung Amir.
"Itu kan perasaan lo! Udah mah jelek, suaranya dikerasin!"ucap Adit dengan suara cukup keras.
"Kalian bisa nggak sih nggak banyak bacot, mending kita makan makanan yang belum dimakan,"seru Galang.
"Siap, Pangeran Galang,"sahut sambil tangannya memberikan hormat pada Galang.
"Buruan!"teriak Galang.
Anak buah Galang, semuanya pun menyantap makanan yang mereka pesan, belum dimakan.
"Kalian berenam udah nggak kuat ngabisin makanan, gue siap kok menghabiskan makanan, daripada mubazir,"ucap Bram.
"Lo mah sebenarnya memang masih kurang aja,"timpal Johan. "Iya, nggak gengs?"tanya Johan sedangkan yang lainnya mengangguk.
"Jangan ngemeng mulu kalau sedang makan tuh,"seru Galang. "Setelah selesai kita ke belakang sekolah, biasa kita merokok,"ucap Galang sedangkan teman-temannya tersenyum miring.
Starla dan Yuki melihat ke arah Naomi yang menendang Rara. "Kak! Hentikan Kak!"henti Starla.
"Kasihan, Rara,"imbuh Starla.
"Yuki, kamu laporan ke guru BP sana,"suruh Starla pada Yuki.
"Baik,"sahut Yuki berlari pergi meninggalkan kantin.
"Eh, Yuki!"teriak Nesya saat melihat Yuki berlari pergi dari kantin. "Lo nggak boleh lapor, ke guru BP dong!"teriak Nesya.
"Gawat, Sa,"panik Nesya, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Salsa.
"Ih Nesya, diam,"ucap Salsa sambil menjauh dari Neya. "Kebiasaan banget sih kalau panik suka menggoyang-goyangkan tubuh orang.
"Naomi hentikan! Si temannya Si Starla mau laporin ke guru BP,"henti Salsa. "Sudah mendingan kita cabut dari sini,"ajak Salsa.
"Sebelum Pak Jaya datang kesini, yuk buruan cabut!"teriak Salsa.
"Satujuta!"teriak Rohini. "Eh maksudnya setuju,"imbuh Rohini.
"Garing lu,"cibir Nesya.
Saat disuruh menghentikan aksinya yang menendang kaki Rara, Naomi segera bergegas pergi dari kantin. "Gengs, cepat kabur!"teriak Naomi sambil berlari kencang.
"Naomi! Tungguin lah!"teriak Salsa, Nesya dan Rohini.
"Maca bestie-bestie lo ditinggalin,"teriak mereka bertiga, kemudian berlari berusaha mengejar langkah kaki Naomi.
"Rara! "teriak Starla menghampiri Rara.
"Awww… Sakit banget, Star,"rintis Rara.
"Lo juga sih ngeyel banget, dariawal kan Si Maya udah nyuruh kita segera pindah tempat duduk, lo ngotot banget pengen deket duduknya dengan Geng Magdala,"dumel Starla.
"Iya, gue memang salah dan sok jagoan lagi,"aku Rara. "Gue kira sih, Nomi itu tidak segarang, itu, Star,"bisiknya.
"Anterin gue ke kelas,"seru Rara.
"Yuk,"sahut Starla, kemudian membangunkan tubuh Rara.
Starla pun memapah Rara ke kelasnya. Semua orang masih bermain di area luar, sedangkan Starla dan Rara malah masuk ke dalam kelas. "Andai saja, gue tadi menuruti perkataan Maya,"sesal Rara.
"Percuma menyesal, kita tidak bisa mengembalikan waktu,"timpal Starla kemudian membawa mereka duduk bersama.
"Iya sih, intinya ge nyesel, Star,"timpal Rara.
Kini Rara dan Starla berjalan menuju tempat duduk. Setelah sampai di tempat duduk, mereka pun duduk berdampingan. Kini Rara meletakkan kepalanya tiduran diatas meja. "Starla, kamu dan Rara disuruh masuk ke ruangan BP,"suruh Mawar.
"Ra, kita ke ruangan BP sekarang,"ajak Starla.
"Yok,"sahut Rara.
Kini Starla dan Rara beranjak dari duduknya, kini keduanya berjalan keluar kembali. Kini mereka berdua berjalan menuju ruangan BP, sesampainya di ruangan BP, mereka pun melihat melihat Nami dan Gengs nya, lalu melihat Yuki dan Maya.
"Selalu saja kasus nya seperti ini, tentang perkelahian gara gara duduk di tempat duduk bersebelahan dengan Galang dan kawan-kawan nya,"geram Pak Jaya.
"Naomi, bisakah kamu tidak mempermasalahkan masalah ini terus menerus? Tempat duduk yang kamu berantemin itu, milik umum. Tidak baik jika kamu melarang untuk duduk ditempat duduk yang kamu biasanya tempatin itu,"imbuh Pak Jaya.
"Tapi Pak… "ucap Naomi terputus.
"Karena selama ini kamu dan teman kamu yang tempatin nya," sela Pak Jaya.
"Sebenarnya Bapak lelah ngurusin permasalahan ini,"ucap Pak Jaya. "Yang kamu ributin ya cuma masalah itu terus,"geram Pak Jaya.
"Seharusnya Si Rara dan temannya tahulah, kalau saya melarang semua anak dari kelas 10-12 untuk tidak berani menempati tempat duduk saya dan ketiga teman saya,"sela Naomi.
"Terus yah, Pak. Yang namanya Rara tuh disuruh pindah baik-baik malah nggak mau pindah, terus menjawab setiap perkataan saya dengan menyebalkan, lebih parahnya dia berkata kasar, Pak,"adu Naomi.
"Pak, sebenarnya Kak Nomi nggak menyuruh pindah nya tidak secara baik-baik, Kak Nomi bohong! Dia dan teman temannya menyuruh kami perginya, secara tidak sopan,"timpal Rara. "Main bentak-bentak,"imbuh Rara.
"Setelah Naomi menyuruh pindah dan Rara nggak mau pindah, kalian berdua akhirnya beradu mulut terus berantem,"sela Pak Jaya.
"Bapak tidak mau tahu sekarang, kalian berdua saling meminta maaf satu sama lain,"suruh Pak Jaya.
"Dan kalian juga,"ucap Pak Jaya menunjuk semua Starla dan Gengs, kemudian menunjuk ke teman-teman Naomi.
"Mi, sudahlah kita tinggal minta maaf ke teman-temannya Starla, biar kita bisa ke kelas dan masalah beres,"bisik Nesya.
"Star… Rara… Yuki… Aku minta maaf,"ucap Naomi terpaksa.
"Iya, aku maafin kok, Kak,"jawab Starla serempak.
"Aku juga minta maaf sama kalian,"ucap Nesya ikutan minta maaf kepada Starla dan teman-temannya.
"Aku juga minta maaf yah,"ucap Salsa kemudian. "Sama kalian berempat, tolong maafin,"imbuh Salsa.
"Aku minta maaf sama kalian berempat,"ucap Rohini kemudian.
"Kami mau memaafkan, kami juga minta maaf karena sudah lancang menempati tempat duduk kalian,"ucap Starla dan ketiga temannya serempak.
"Kalian jangan sesekali berantem, kalian bukan anak SD lagi yang apa apa dipermasalahkan,"ucap Pak Jaya.
"Iya, Pak,"sahut mereka serempak.
"Sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing. Ingat jangan pada berkelahi yang rukun sesama anak SMA Garuda,"ucap Pak Jaya.
"Siap, Pak,"sahut mereka serempak.
Kini Starla, Yuki, Rara dan Maya keluar lebih dulu. Disusul oleh Naomi, Rohini, Salsa dan Nesya keluar dari ruangan BP.
**
Kini Starla sudah pulang ke rumahnya, dia sedang berada di dalam kamarnya yang bernuansa pink, kini Starla sedang asyik membaca novel genre romantis nya yang percintaan anak remaja. "Starla,"panggil ibunya sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Iya, Bu,"sahut Starla dari kamar.
"Masuk saja, Bu,"suruh Starla sambil menutup bukunya, kini Starla meletakkan buku novel di atas nakas. "Lanjutin baca bukunya entar malam saja,"gumam Starla pelan.
"Star, ayah dan ibu perlu berbicara dengan kamu,"ucap Dila.
"Berbicara mengenai apa yah,"gumam Starla pelan. "Nggak mungkin ibu tahu masalah tadi disekolah, aku punya masalah gara gara duduk di tempat duduk yang biasanya ditempati Kak Naomi dan ketiga temannya,"gumam Starla lagi.

Book Comment (210)

  • avatar
    AlyaNur

    wow cerita ini sangat² bagus~

    16/06

      0
  • avatar
    NurulSitti

    sangat " best

    17/11

      0
  • avatar
    awoloavv

    seruuuu

    28/10

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters