logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 2

Starla terus berjalan menuju ke rumahnya, dia tidak mengetahui ada pemuda mengikuti nya dengan mengendarai motor secara pelan dibelakangnya. Hanya untuk memastikan jika dirinya tidak bertemu dengan penjahat. Kini Starla sudah sampai di depan rumah nya.
"Gadis ini tinggal di rumah yang besar,"ucap pemuda itu. "Ada masalah apa yah di keluarga gadis itu,"ucap pemuda itu.
"Kalau memang dia menangis di taman karena masalah keluarga,"ucap pemuda itu. "Bukan tentang cinta,"imbuh pemuda itu.
Kini pemuda itu melihat Starla sudah masuk ke dalam rumah sekarang, akhirnya pemuda itu melajukan motornya kembali. Saat mendengar suara motor yang keberadaannya tak jauh jaraknya dengan rumahnya.
Sepertinya Starla mengingat suara motor yang dikenalnya. "Motor nya kok kaya suara motor pria aneh itu yah,"celetuk Starla masih mengingat suara motor pemuda itu.
"Ah sudahlah, jangan ingat tentang pria itu lagi,"ucap Starla kemudian berjalan menuju kamarnya.
Belum sampai di kamar, Starla malah berpapasan dengan Dila. "Starla, akhirnya kamu pulang, Nak,"ucap Dila kemudian langsung memeluk tubuh Starla.
"Kamu dari mana saja?"tanya Dila.
"Aku dari Tuti, Bu,"jawabnya bohong.
"Tuti,"jawab Dila seraya mengurai pelukannya.
"Kok agak asing yah dengar nama Tuti,"ucap Dila yang tahu siapa teman dekat anaknya.
"Apa kamu kerja kelompok sama Tuti?"tanya Dila sedangkan Starla berinisiatif menganggukkan kepalanya.
Padahal jam tujuh malam, Starla sudah pulang ke rumah. Tapi Handoko dan Dila tidak tahu karena sedang dikamar. Sementara Starla ingin menghampiri kedua orangtuanya yang ingin izin besok mau menonton balap motor bersama teman-temannya. Tapi Starla malah menguping pembicaraan Handoko dan Dila, yang mengatakan dirinya bukanlah anak kandung kedua orangtuanya.
Mendengar hal itu, Starla begitu sedih hingga dirinya berjalan ke sebuah taman. Karena ada pemuda yang mendekatinya, dia memilih untuk pulang ke rumah, takutnya dia diculik oleh pemuda itu. Meskipun umurnya seperti seumuran, tidak tahu kan kalau dia sebenarnya anak mafia.
"Ibu tadi aku mau pulangnya jam delapanan. Terus jam setengah delapanan malah hujan deras, jadi aku diam dirumah Tuti. Saat jam delapan malam aku memutuskan untuk pulang ke rumah,"ucap Starla.
"Starla, gara gara mobil pada rusak. Kamu malah kehujanan kaya gini,"ucap Dila.
"Kamu cepat ganti baju,"suruh Dila pada Starla.
"Iya, Bu,"sahut Starla kemudian meneruskan langkahnya menuju kamar.
Sampai di kamarnya yang bernuansa pink, dia pun mengambil pakaian ganti. Lalu berganti pakaian. Setelah mengenakan piyama bergambar hello Kitty dan warnanya pink. Starla bersiap untuk merebahkan tubuh mungilnya, kini pintu kamarnya dibuka oleh wanita paruh baya namun masih kelihatan kecantikannya.
"Sayang, ibu buatkan susu hangat buat kamu,"ucap Dila sambil berjalan menuju Starla.
"Bersyukur sekali aku mendapatkan kedua orangtua angkat yang sayang banget sama aku,"batin Starla.
Kini Dila sudah berada di hadapan Starla. Tangan Dilan menyerahkan segelas susu hangat untuk Starla. "Makasih yah, Bu,"ucap Starla seraya menerima gelas pemberian Dila.
Starla meminum susu buatan ibunya sampai tandas. "Sini gelas kosongnya,"pinta Dila pada Starla.
"Nih Bu,"ucap Starla menyerahkan pada Dila.
"Ibu, kalau memang yang ibu inginkan aku tidak pernah tahu bahwa aku adalah anak angkat. Aku akan selamanya berpura-pura tidak mengetahuinya,"batin Starla.
"Selamat malam Sayang, mimpi indah yah gadis cantik ibu,"ucap Dila seraya tersenyum manis.
"Selamat malam juga buat, Ibu,"ucap Starla dan mengulas senyum yang manis.
Dila sekarang berjalan menuju pintu kamar, kini Dila tangan nya membuka pintu kamar lalu keluar dari kamar. Starla kini merebahkan tubuhnya ke tempat tidur yang ukurannya lumayan besar.
**
Silau mentari pagi menyelinap masuk ke jendela kamar seorang gadis cantik yang kini perlahan membuka matanya. Kini gadis cantik menoleh ke arah jam beker di atas nakas.
Gadis cantik itu bergegas turun dari kasur, lantas mengambil handuk nya lalu pergi ke kamar mandi. Sambil melakukan ritual mandinya dia bernyanyi lagu kesukaannya.
Setelah selesai mandi, gadis cantik itu segera mengenakan seragam putih abu-abu nya. Kini dia memakai foundation kemudian sunscreen, agar bibirnya nggak kaya mayat hidup. Seorang gadis cantik itu mengoleskan lip balm ke bibir seksinya.
Kemudian menyisir rambutnya kembali, dia ingin sekali terlihat rapi. Sudah menyisir rambutnya yang hitam panjang sedada. Dia pun bergegas keluar dari kamarnya yang bernuansa pink itu.
Kini dia berjalan menuju ruang makan, setibanya di ruang makan dia melihat kedua orang tuanya sudah duduk manis di kursi yang biasa ditempati mereka berdua.
"Selamat pagi, Ayah…Ibu,"sapa Starla dengan riang.
"Selamat pagi gadis cantik ibu,"balas Dila.
"Selamat pagi juga, putri semata wayang ayah yang cantik banget,"balas Handoko dengan tersenyum.
Starla kini sudah menduduki kursi yang biasa ditempati. "Ayah… Ibu… Nanti jam tujuh malam rencananya aku mau nonton balapan motor bareng teman-teman, Ibu dan Ayah kasih mau izinin?"tanya Starla sambil menatap bergantian ke Dila dan Handoko.
"Rencananya pulang jam berapa?"tanya Handoko.
"Ya kalau teman-teman pulang, aku juga pulang Ayah,"cicit Starla.
"Jam setengah sembilan harus sudah ada dirumah,"ucap Handoko tegas.
"Jadi aku diizinkan nonton bareng sama teman-teman tapi pulang nya jam setengah sembilan,"ucap Starla seraya mengulumkan senyumnya.
"Awas kalau telat pulang nya,"peringat Handoko.
"Starla, insya allah nggak akan pulangnya telat,"ucap Starla kemudian mengambil dua lembar roti tawar dan selai coklat kesukaan Starla.
Roti tawar itu diberikan isian selai coklat, setelah itu roti tawar itu dimakan oleh Starla. "Semoga saja besok mobil kita sudah selesai dibenarkan nya sama tukang bengkel. Aku udah kangen banget mengendarai mobil,"ucap Starla sambil mengunyah makanan.
"Nggak mau naik ojek terus ke sekolah,"ucap Starla yang kini sudah menghabiskan roti tawarnya.
"Soalnya tukang ojek yang dipesan di aplikasi online, entah mengapa Starla selalu dikasih tukang ojeknya yang suka bau ketiaknya,"ucap Starla sedangkan Dila hanya tersenyum.
"Kamu tinggal tutup hidungnya pakai tangan kamu Sayang,"timpal Dila sambil tersenyum.
"Tetap aja, Starla baunya tercium. Starla setiap hari ingin buru buru sampai ke sekolah karena nggak kuat menghirup aroma bau ketiak si Ojol,"ucap Starla sedangkan Handoko kini tertawa geli.
"Nanti ayah ke tukang bengkel mau menanyakan mobil-mobil kita, sudah benar atau nggak nya,"timpal Handoko.
"Ya Tuhan..Semoga waktu ayah ke tukang bengkel nya, mobil mobilnya sudah jadi,"ucap Starla seraya mengangkat kedua tangan ke atas hingga sejajar dengan pundak dan kedua telapak tangan terbuka.
"Amin," diakhir kalimat Starla mengusapkan telapak kedua tangan ke wajahnya.
"Starla, Sayang. Semoga doamu terkabul,"ucap Dila seraya tersenyum kemudian mengecup puncak kepala Starla.

Book Comment (210)

  • avatar
    AlyaNur

    wow cerita ini sangat² bagus~

    16/06

      0
  • avatar
    NurulSitti

    sangat " best

    17/11

      0
  • avatar
    awoloavv

    seruuuu

    28/10

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters