logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 0.2

Supaya penyamaran lebih meyakinkan, Velia totalitas dalam penampilan. Berbalut celana yang agak robek di bagian dengkul dan meminjam jaket berlogo vans milik Jefri yang over size untuk badannya, Velia juga menutup sebagian wajahnya dengan masker sebelum memakai helm full face itu. Lalu meluncur ke arena balap dengan motor Ninja merah milik Jefri.
Setibanya di tempat balapan liar di satu sudut kota, ternyata sudah ramai akan hiruk pikuk anak muda seusia Velia. Dengan perasaan campur aduk, antara cemas, takut, dan grogi setengah mampus Velia melajukan motornya membelah jalan disana hingga berhenti tepat di samping gerombolan cowok yang tengah menyemangati temannya.
Cowok dengan gaya rambut yang berantakan tapi kece, beserta anting hitam di telinga kiri, dan juga kalung army yang menggantung diluar hoodie hitamnya. Sesekali menyilau saat terkena paparan lampu.
Zendi Pranadipta. Dia menengok begitu terdengar derum motor datang. Dan, persis pandangannya bertemu dengan Velia, saat itu Velia mati-matian menetralisir gugupnya yang mendarah daging.
"Wuisss ... akhirnya si Pecundang dateng juga men!" Zendi berseru lantang sambil menyeringai lebar kemudian menatap teman-temannya.
"Udah siap kalah lo hahaha nyali lo gede juga ye dateng kesini hm."
"Eh .. lo ngomong apa sih bray, jangan ngeremehin dia gitu dong, kasian, dia juga berhak menang kali."
"Hah, maksud lo, Zen? Gak salah?"
"Iya menang, menangisss..." Zendi meledek dengan menggerakan kedua tangan di dekat mata, dan juga wajahnya dibuat-buat sok sedih sampai akhirnya disusul gelak tawa tak terbantahkan bersama teman-temannya.
"Segala pake masker emang lagi bengek lo? Dasar lemah hahaha." Satu teman Zendi dengan usil menabok keras-keras bagian atas helm Velia sampai ia meringis.
"Iye dia kan chicken dikit-dikit teler hahaha. Dasar cemen!"
Jujur, dalam hati Velia seakan ada api yang berkobar. Rasanya Velia ingin menonjok muka tampan yang kini tertawa di atas awan itu.
"Lo tuh gak pantes tau gak dapetin Siera." Zendi bangkit dari motor sportnya dan menghampiri Velia, disertai tepukan keras di pundak. Dalam sekejap tatapan Zendi berubah tajam dan mengintimidasi.
"Siera tuh pantesnya sama gue, kalo sama lo ntar dikiranya orang majikan lagi jalan sama kacungnya. Lo itu kacung, ngerti?"
Velia tidak mau kalah, sepersekian detik ia balas menatap Zendi dengan sengit meski pundaknya mulai nyeri karena remasan tangan kekar itu. Sampai akhirnya dalam sekali sentakan Velia dapat menghempaskannya.
Tersenyum sinis, mata elang Zendi tampak menusuk-nusuk, di waktu yang sama tanpa sadar ia telah menemukan keteduhan pada sepasang mata Velia. Hanya sedikit heran saja, sejak kapan 'Jefri' memiliki bulu mata lentik begitu.
Tapi Zendi tak ambil pusing. Sebelum kembali ke motornya dan memakai helm, Zendi sempat mengarahkan dua jari menunjuk matanya sendiri kemudian ke arah Velia. Zendi melakukan pemanasan dengan menarik-ulur gas kencang-kencang sambil mencekal rem, hingga knalpot mengeluarkan asap tebal di belakang.
Sedangkan di arah lain, Jefri memantau dari jauh. Di dalam mobil Siera, Jefri yang masih tidak enak badan itu dibuat cemas hatinya melihat Velia berada di keramaian itu, tempat yang salah.
"Gue takut Ve kenapa-kenapa Ra." Jefri memandang Siera dengan sendu. Memang, begitu Velia nekat dengan keputusannya Jefri langsung menghubungi Siera supaya datang ke rumah. Lalu keduanya menyusul ke arena balap itu.
"Jef, apa kita gak bisa hentikan ini? Gue juga gak mau kalo sampe terjadi apa-apa sama adek lo. Gimana kalo kita telfon polisi aja?" Siera menggenggam lembut punggung tangan Jefri.
"Kalo itu kayanya jangan dulu deh Ra. Urusannya pasti bakal ribet."
"Tapi itu disana adek lo, Jef. Lo tega apa liat dia? Dia rela berkorban cuma untuk kita."
Jefri hanya diam seribu bahasa memikirkan apa yang harus ia perbuat sekarang. Sementara di jalanan itu semua penonton mulai berhambur merapat sambil bersorak riuh meneriakkan nama Zendi.
Lalu satu orang cowok berdiri di tengah-tengah garis start dengan membawa bendera kotak-kotak dan berteriak menghitung mundur.
"TIGA.. DUA.. SATU!"
Jefri menelan ludah kasar melihat Velia dan Zendi tancap gas bersama melesat kencang keluar dari garis start. Dua motor itu melengang dengan kecepatan tinggi sambil saling mendahului silih berganti, menembus kegelapan sebelum menghilang di tikungan.
Menyisir dari satu jalan ke jalan lain, Velia terus menambah kecepatan motornya hingga jarum merah di dalam spidometer bergerak penuh. Zendi tentu tidak tinggal diam, ia terus memacu laju motornya dan berkerjar-kejaran dengan Velia. Aksi balapan itu terus berlangsung dari menit demi menit.
Hanya bermodalkan nekat, terpaan angin kencang di sepanjang jalan mampu menepis rasa takut dalam diri Velia. Hingga tiba-tiba saja, persis di sebuah pertigaan jalan yang sepi, Velia mendadak dikagetkan oleh munculnya mobil pick-up yang datang menyeberang di depannya.
Berbeda dengan Zendi yang dengan gesit mengolengkan motornya melewati badan mobil itu, Velia dengan teriakan kencang tidak bisa mengendalikan motornya. Spontan ia banting setir ke kiri sampai ban depannya menabrak trotoar. Velia ambruk ke jalanan.
Seketika Zendi menarik rem dan menengok ke belakang. Sesuatu telah mendorong hatinya hingga tergerak untuk berbalik. Suara rintihan kesakitan dibalik helm 'Jefri' membuat Zendi kebingungan.
Begitu tiba di hadapannya, Zendi lalu berjongkok dengan muka terheran-heran di depan tubuh ringkih yang kini terjepit mengenaskan dibawah motor itu. Rasa perih kentara sekali di lutut Velia dan juga sikunya yang berdarah hingga merobek jaket itu.
"Awwhh!"
Velia memejamkan mata dan menggigit kuat bibir bawahnya sambil mencengkram lutut. Sampai tiba-tiba ia merasakan helm itu diangkat dari kepalanya. Membuat rambut panjangnya spontan menjuntai turun, dan beberapa helai jatuh di depan wajahnya.
Zendi terperangah.

Book Comment (220)

  • avatar
    mulyaniNenk

    aku suka ceritanya thor......lanjut baca nich...💪💪

    02/05/2022

      0
  • avatar
    Claudiya

    eyakkkk bagusss bangettt, ga kebayang sampe klk velia sama zendi nikah kirain velia sama rifai yang nikah. tp gaapa bagus bangett crtanya plot twist nya gaada seng tak sangka", kak fai dah ada gebtannya nihh yeee. semangat buat cerita yang lainnya ya kak ❤️

    06/01/2022

      2
  • avatar
    Yesi

    KAK MASIH ADA LANJUTAN NYA LAGI GA?😭😭😭😭 PENASARAN BANGET JADI KE INGET" PLISS,SEMOGA KAKAK BACA KOMENTAR AKU YAYAYA😭 MOGA HAPPY END JGA WKWKW😁😍🥰

    05/01/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters