logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

BAB 3

“Kaki lo udah mendingan ?”
tanya aksa
“Udah” Jawab Arion
“Bagus, lo bisa sekolah lagi besok udah 2 hari lo gak sekolah” Ucap Aksa dengan dingin
    Perbincangan antara Aksa dan Arion di ruang tamu itu di hampiri oleh aleena.
“Kak, aleena buatin cake chocolate buat kalian” Ucap aleena dengan membawa cake chocolate
“Hmmm, bau nya enak sekali. Sepertinya lezat” Ucap Arion dengan tidak sabar
“Sabar dong kak, kan aleena juga mau” Ucap aleena yang sadar dengan kakaknya
    Aleena memang pandai memasak dan membuat kue sejak kecil, aleena mengisi waktunya dengan belajar memasak dan membuat kue dari bibinya. Sayang bibinya sudah meninggal.
“Ini buat kak Aksa dan ini buat kak arion” aleena memotong kuenya lalu memberikan kue itu pada Aksa dan Arion
“Deliciously” Ucap Arion
“Makasih kak Arion” Ucap aleena
“Sama sama adikku yang manis” Jawab Arion
“Kak Aksa bagaimana rasanya?” Tanya aleena
“Lezat” Jawab Aksa dengan singkat
“Kebiasaan deh kakak, kalau jawab singkat” Ucap aleena dengan kesal
    Aksa sengaja menjawab dengan singkat karena ingin melihat wajah lucu aleena, aleena sangat manis dan lucu jika marah, jadi tidak jarang Aksa dan Arion sering membuat aleena kesal.
“Kak, aku mau tidur udah ngantuk. Good night” Ucap aleena dan meninggalkan kedua kakaknya
“Good night pookie” Ucap Aksa dan Arion
               _______________________
    Matahari sudah terbit menandakan bahwa pagi sudah tiba.
“Kemana aleena?” Tanya Aksa kepada Arion dengan mata tajamnya
“Masih tidur mungkin” Jawab Arion dengan mengambil nasi ke piring
    Aksa lalu pergi ke kamar aleena untuk melihat apakah aleena sudah bangun atau belum.
𝘛𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬...
     Suara pintu diketuk, aleena menyadari hal itu namun tidak menghiraukannya.
𝘛𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬 𝘵𝘰𝘬...
     Sekali lagi suara itu terdengar, membuat aleena menutup telinganya dengan bantal
“Hmmmm, pasti dia masih tidur” Batin Aksa
    Aksa kemudian mengambil kunci cadangan untuk membuka pintu kamar aleena. Aleena mendengar suara pintu dibuka lalu aleena memarahi kakaknya.
“Ish. kak Aksa kebiasaan banget, aleena masih ngantuk kak” Ucap aleena dengan manja saat Aksa sudah masuk ke kamarnya
“Aleena bangun udah pagi. Kamu nggak sarapan? nanti kamu harus minum obat lho” Ucap Aksa dengan membuka bantal  yang ada di atas kepala aleena.
“Sebentar lagi ya kak, please” Aleena yang masih memejamkan matanya memohon
“Pookie kalau papa mama tahu nanti kakak bisa dimarahi, emang kamu tega kakak dimarahi  sama mereka?” Ucap Aksa dengan membuka gorden kamar aleena yang masih tertutup
“Baiklah, aku tidak ingin kakak dimarahi sama papa mama” Aleena langsung beranjak dari tempat tidurnya dengan semangat, kemudian aleena pergi ke kamar mandi untuk mandi. Aksa lalu pergi meninggalkan aleena dan menuju ruang makan.
“Aleena sudah bangun?” Tanya Arion pada Aksa
“Sudah, sekarang dia sedang mandi” Jawab Aksa dengan wajah datar
    Setelah aleena mandi aleena kemudian turun untuk sarapan bersama kedua kakaknya.
“Selamat pagi kak aksa, selamat pagi kak arion” Ucap aleena dengan bahagia
“Selamat pagi”
“Selamat pagi”
    Ucap Aksa dan Arion secara bergantian
“Wah, ada nasi goreng spesial. Siapa yang Memasaknya?” Tanya aleena dengan melihat mata kedua kakaknya
“Yang masak kita berdua” Jawab Aksa
“Seriously?” Tanya aleena lagi
“Kalau nggak percaya ya sudah” Jawab Arion dengan nada kesal
“Kak Arion marah?” Tanya aleena
“Nggak”
“Bohong”
“Sudah sudah cepat kalian makan. Jam berapa sekarang. Pagi pagi malah ribut” ucap Aksa merelai keributan pada pagi hari dengan tegas
“Maaf”
“Sorry”
Ucap aleena dan arion
“Aleena setelah makan kamu jangan lupa minum obat. Obatnya sudah kakak letakkan di meja kamar kamu” Ucap Aksa dengan dingin
“Apakah kakak tidak bisa mengatakan dengan lembut kepadaku?” Tanya aleena dengan mengernyitkan dahinya
“Heemmm” Jawab Aksa
    Ketiga bersaudara itu telah menyelesaikan sarapan mereka, Aksa dan arion pamit ke aleena dengan rasa dilema karena aleena sedikit marah ke Aksa.
“Aleena, ingat jangan lupa minum obatnya dan nanti pukul 12:00 PM psikiater akan datang ke sini” Ucap Aksa yang berpura-pura seperti tidak ada apa apa
“Iya kak AKSA, sudah berapa kali kakak mengingatkan aku!” Ucap aleena kesal dengan menekan kata Aksa
“Aleena, aku pamit dulu ya. Kamu harus semangat Oke” Ucap arion dengan santai yang tidak ingin terlibat dengan masalah mereka.
“Iya kak arion, hati hati ya” Ucap aleena dengan lembut
“Gue pergi dulu, makanya jangan buat aleena kesal” Ucap Arion dengan meledek kakaknya, lalu menaiki mobilnya
“Bye bye kak Arion” Ucap aleena. Lalu meninggalkan Aksa yang belum selesai bicara.
    Aksa yang tahu hal itu langsung menuju mobilnya.
“héh, kak Aksa kebiasaan selalu bikin kesal. Lagi pula kenapa aku harus minum obat, kan aku udah sembuh” Ucap aleena dengan mengambil obatnya di meja.
                      _____________
“Lo udah sembuh ternyata, 2 hari nggak sekolah jangan jangan lo takut sama gue. Hahahaha” Ucap arkan dengan tawa meledek ke Arion, lalu dikuti dengan teman temannya.
“Hahaha”
“Hahaha”
“Hahaha”
    Arion tidak memperdulikan mereka lalu ia berjalan menuju kelas tapi dihentikan oleh arkan.
“Berani banget lo ninggalin gue gitu aja” Ucap arkan dengan memegang pundak Arion dari arah belakang, lalu arion melepaskan tangan arkan dari pundaknya dengan tatapan tajam.
“Jangan cari gara gara sama gue” Ucap arion dengan nada dingin dan menakutkan
“Sok banget lo” Jawab arkan dengan menantang
“Cihhh, lo pikir gue takut sama orang pengecut kayak lo” decih arkan
Bruggghh
    Semua tatapan para siswa siswi tertuju pada pandangan itu dan membuat mereka takut.
Arkan terbanting ke lantai karena di banting oleh arion. Arkan kesakitan dan memegang pinggangnya
“Jangan berani berani ngatain gue pengecut, karena lo sendiri pengecutnya” Ucap arion dengan menepuk pundak arkan
“Awas lo” Ucap lirih arkan dengan tatapan dendam
“Kenapa lo pada ngeliatin arion doang bantuin gue” Bentak arkan kepada ketiga teman temannya
    Bel masuk sudah berbunyi dan semua siswa dan siswi sudah masuk ke kelas masing-masing.
Saat semua siswa sudah mulai pelajaran tiba tiba ada sesorang laki laki bertubuh tinggi, tampan dan gagah masuk ke kelas XII IPA 1 sehingga menimbulkan rasa penasaran terhadap pria itu
“Apa dia murid baru?” Tanya salah satu siswa yang penasaran kepada teman sebangkunya dengan berbisik bisik.
“Aku tidak tahu, tapi mungkin saja” jawabnya
“Dengar semuanya, dia adalah siswa baru di sekolah ini. El, silahkan kamu perkenalkan diri” Ucap guru yang mengajar di kelas tersebut
“Perkenalkan nama gue Elfahreza atau bisa di panggil El” Ucap El dengan wajah datar.
“Oke El, kamu bisa duduk di bangku belakang arkan” Ucap guru itu dengan ramah
    El berjalan menuju ke tempat duduk nya, semua siswa perempuan yang jelas jelas terpesona dengan ketampanan tidak tinggal diam, saat guru mulai mengajar malah mereka melihat El dan mencoba meminta no teleponnya.
“El, boleh dong minta no teleponnya” Ucap siswi itu
    El tidak menghiraukan perkataan wanita itu karena El adalah laki laki yang sangat dingin sejak lahir dia juga sangat cuek terhadap perempuan. karena dia tidak memiliki seorang ibu sejak lahir hingga membuat El menjadi dingin.
“Ya ampuuun, di kelas ini ada 3 cowok ganteng gue jadi bingung mau yang mana” Ucap siswi lain hingga terdengar ke telinga bu susi
“KAYLA, ASTRID KALIAN INGIN BELAJAR ATAU INGIN MENGGODA LAKI LAKI” bentak bu susi
“Maaf Bu saya tidak akan mengulanginya lagi”
Ucap Kayla
“Saya juga bu” Ucap astrid tidak berani menatap bu susi
                              
                   ________________
    Dikantin El duduk di meja sendiri tanpa ditemani seorang pun dan para siswi di kantin tersebut melihat El yang sedang makan dan mereka menghampiri El.
“Hai El boleh duduk disini nggak” Ucap siswi dari kelas lain
“Maaf, tempat duduk ini udah gue pesan cuma buat gue” Jawabnya dingin tanpa melihat siswi itu
“Yah kok gitu sih, kan aku pengen kenal kamu lebih deket”
“Héh, mending lo pergi dari sini” Ucap El
“Minggir lo” Tiba tiba ada suara seorang laki laki yang tidak asing, suara itu adalah suara arkan cowok sombong, Siswi itu lalu pergi ketakutan.
“Lo kayaknya lumayan kalo gabung sama gue” Ucap arkan dengan angkuh
    El yang masih menyeruput minumannya dan mengusap bibirnya dengan tisu lalu berdiri sehingga mereka sama sama saling menatap tajam
“Gue bukan cowok murahan yang mau satu geng sama lo” Ucapnya dengan wajah dingin namun menyeramkan
“Sombong banget lo dan berani beraninya lo bilang geng gue murahan” Ucap arkan dengan memegang kerah baju El
“Gue enggak ngomong geng lo murah dan kalo lo ngerasa geng lo murah itu artinya lo sendiri yang ngaku kalo geng lo murahan” Ucap El dengan melepaskan tangan arkan dari kerah bajunya dan merapikan kerah bajunya
    Arkan hanya diam dan mematung dengan apa yang di katakan oleh El, lalu  El meninggalkan kantin.
“Boleh juga nyalinya” Ucap teman arkan lalu ditatap tajam oleh arkan
“Sorry ar, gue... Gue nggak maksud” Ucapnya lagi dengan ketakutan
                     _______________
    psikiater sudah berada di rumah keluarga elbaz. Psikiater itu menanyakan pada aleena tentang kondisinya, setelah mendapatkan informasi tentang kondisinya psikiater itu lalu menyarankan aleena untuk tidak menyendiri.
“Aleena kamu harus bisa menghabiskan waktu dengan keluargamu dan kamu harus sedikit berlatih untuk bersosialisasi sedikit dengan ditemani salah satu keluarga mu di luar rumah seperti bertemu tetangga.” Ucap psikiater itu dengan lembut
“Tapi saya masih takut jika mereka akan membully saya” Ucap aleena dengan wajah khawatir
“Tidak masalah saya mengerti, tapi tidak semua orang itu suka membully. Nanti saya akan menghubungi tuan aska atau tuan arion untuk memberi tahukan tentang kondisi kamu, supaya mereka bisa menemani kamu” Ucap psikiater dengan membereskan perlengkapannya
“Hanya itu yang saya sampaikan ke kamu, kamu harus kuat mental dan selalu berpikir positif” Lanjutnya
“Terima kasih dok, dokter hati hati dijalan” Ucap aleena
    Aleena yang selalu sendiri saat dirumah tanpa ditemani oleh keluarganya hanya bisa mengandalkan obat dari psikiater untuk menjaga mentalnya, hanya kedua kakaknya yang selalu bisa menemaninya dalam mengisi waktu sehari harinya.
    Aleena menyendiri di kamar dan melihat foto keluarganya, ia menangis karena apa yang ia lihat di foto tersebut tidak sesuai dengan keadannya sekarang. Aleena berharap dia bisa sembuh dan bisa mempunyai teman yang bisa mengisi kesehariannya.
“Papa...hiks...mama...hiks, aleena mau seperti dulu yang selalu...hiks...bisa bersama tertawa...hiks...dan bercanda bersama...hiks” Batin aleena yang masih meneteskan air matanya, sehingga aleena tertidur dengan air matanya yang menetes.
    Pukul 15.00 PM aleena bangun dari tidurnya dengan mata lebamnya lalu mencuci wajah dan wudhu. Setelah sholat aleena merasa sedikit lemas lalu dia membaringkan dirinya ke tempat tidurnya. Beberapa jam aleena tertidur sore dan aksa sudah sampai di rumah, yang ia cari pertama yaitu aleena. Aksa lalu pergi ke kamar aleena mencoba melihat aleena apakah aleena ada di kamarnya, saat aksa sudah berada di kamar aleena aksa melihat aleena tertidur dengan kegelapan aksa kemudian menghidupkan lampu dan menghampiri aleena, aksa lalu menyentuh pipi aleena dan aksa merasa kan pipi aleena panas. Lalu aksa menyentuh kening aleena untuk memastikan apakah yang ada dipikirannya benar atau tidak, setelah menyentuh kening aleena rasa panas itu  tetap sama dan aksa mengambil termometer dan mengambil obat yang ada di dalam lemari aleena.
“Bagaimana bisa aleena demam” Batin aksa dengan khawatir
“Dia pasti sangat kesepian” Lanjutnya membatin
    Aksa lalu menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan aleena lebih detail. Setelah menghubungi dokter Aksa lalu pergi ke dapur untuk membuat soup ayam untuk aleena. Arion yang baru pulang dia merasa heran dengan Aksa yang cepat cepat menuju dapur.
“Bang Aksa, ngapain lo buru buru gitu?padahal cuma mau ke dapur” Tanya Arion dengan rasa penasarannya.
“Untung lo udah pulang, gue minta lo pergi ke kamar aleena sekarang, biar gue buat soup dulu” Ucapnya dengan menyiapkan bumbu dan bahan yang akan di masak
“Ada dengan aleena” Rasa penasarannya semakin meningkat bercampur dengan khawatir karena mendengar kata aleena
“Udah lo pergi aja ke kamar aleena sekarang, lo bakal tahu sendiri” Ucap Aksa dengan kesal
    Arion kemudian pergi meninggalkan aksa dengan terburu buru menuju kamar aleena.
“Aleena.... ” Lirih pelan saat dia melihat aleena terbaring lemas
    Arion lalu melihat termometer yang ada di mulut aleena dan melihat suhu di termometer itu.
“Ternyata aleena mengalami demam, kenapa aku bisa tidak sadar” Ucap arion dengan lirih agar aleena tidak terganggu
    Arion memegang tangan aleena agar aleena bisa tidur dengan nyaman. Tiba-tiba arion mendengar ada suara orang mengetuk pintu saat arion melihat ke arah pintu dan ternyata itu adalah dokter.
“Silahkan masuk dok” Ucap arion
    Dokter memeriksa keadaan aleena lalu menuliskan resep obat.
“Tuan arion, ini adalah resep obat untuk nona aleena. Nona aleena hanya demam biasa jangan khawatir dia hanya butuh istirahat dan makan makanan yang sehat” Ucap dokter yang mengerti arion masih khawatir dengan wajah bertanya tanya
“Terimakasih dok, nanti saya akan pergi ke apotik” Ucapnya ramah
“Sama sama, saya pamit dulu” Jawabnya lalu meninggalkan kamar aleena dan ada aksa di luar kamar yang membawa semangkuk soup untuk aleena lalu aksa bertanya ke dokter tersebut dan mengucapkan terimakasih
“Pookie, bangunlah aku sudah membuatkan soup untukmu” Aleena lalu berbaring dengan wajah lesunya
“Berikan, biar gue yang suapi aleena” Ucap arion
     Aksa lalu memberikan soup itu ke arion dan arion menyuapi aleena.
“Bagaimana rasanya pookie?” Tanya arion
“Hambar”
“Bagaimana bisa hambar kakak sudah mencobanya tadi, rasanya enak” Ucap aksa yang sedikit tidak Terima soupnya dikatakan hambar.
    Arion penasaran dengan rasa soupnya lalu arion mencicipi sedikit soup itu.
“Rasanya enak kok pookie” Ucap arion
“Tapi aleena merasakannya hambar” Ucap aleena
     Aksa dan Arion baru sadar jika orang yang sakit akan merasakan makanan, maka makanan itu rasanya tidak enak.
“Oke, no problem kakak akan membuatkan bubur untukmu, bagaimana?” Ucap arion lalu berdiri ingin menuju ke dapur tiba tiba arion terhenti karena lengan arion di pegang oleh aleena
“Kak, aku sebenarnya tidak terlalu membutuhkan itu, yang aku butuhkan adalah keberadaan kalian di sampingku” Ucao aleena dengan meneteskan air matanya
“Hei, hei... Pookie jangan menangis. Kami akan selalu menemanimu, baiklah kami tidak akan pergi ke mana mana” Ucap Aksa dengan lembut
“Sungguh?”
“Tentu pookie” Ucap arion lalu diangguki oleh Aksa, Mereka lalu berpelukan.
                           
                      ______________
     Ketiga bersaudara itu berada di kamar aleena dengan melihat bintang di sofa dekat jendela. Bintang malam ini begitu gemerlap dan sangat indah, seakan bintang juga merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh aleena.
“Kak, aku ingin selalu berada di samping kalian” Ucap aleena dengan lirih
“Kamu jangan khawatir pookie, kami akan selalu ada untuk kamu” Ucap Aksa dan di angguki oleh arion
“Kak, kapan aleena bisa berada di luar rumah ini. Aleena ingin bisa bertegur sapa dengan orang orang dan bisa belajar di sekolah seperti kalian” Ucap aleena dengan wajah sedih
“Kami tidak tahu kapan kamu bisa sembuh, tapi kami yakin kamu pasti bisa keluar dari rumah ini” Ucap arion
“Pookie, percayalah kamu itu kuat. Selama ini kamu sudah bisa keluar dari rumah ini walaupun kamu hanya di taman, tapi itu adalah hal yang baik, bukan?” Ucap Aksa dengan membelai rambut aleena
“Hmmm, kakak punya ide besok kan hari minggu. Kalau besok kamu sembuh, kakak akan ajak kamu ke suatu tempat” Lanjut Aksa
“Oke” Wajah yang tadi sedih berubah menjadi bahagia
     

Book Comment (308)

  • avatar
    Hafizul amriBisma

    bagus cerita nya, andai di dunia nyata beneran ada spt ini. pasti aku bahagia

    3d

      0
  • avatar
    Nazmi Fatimah

    bgus

    25d

      0
  • avatar
    Fahlan

    baiklah

    18/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters