logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

bab 5. dinginnya pak Doni

"Segera bereskan semua proposal ini Laila," titah Pak Doni.
"Baik Pak akan segera saya kerjakan," ucapku.
"Setelah mengerjakan Proposal segera ke ruangan saya dan ikut saya meeting," titah Pak Doni.
'Berat amat pekerjaanku. Tak apalah aku menikmatinya. Kangen juga dengan bekerja seprti dulu'
Pekerjaan sudah selesai dan gegas ku ke ruangan Pak Doni. Deg - degan sih, tapi tak apalah semoga hasilnya memuaskan
Nampak Pak Doni serius dengan laptopnya sepertinya banyak pekerjaan yang harus dikerjakan.
"Kamu kenapa, kembali bekerja?" tanya Pak Doni dingin.
'Tanya kok seperti orang yang mau menginterogasi tersangka' batinku
"Saya ingin punya penghasilan sendiri," jawabku jujur tanpa ada rasa ingin menutup - nutupi.
"Owh," ucap Pak Doni ber Oh ria.
"Kalau memang ingin punya penghasilan sendiri kenapa mengundurkan diri?" tanya Pak Doni tanpa melihatku.
"Mm, maksud saya bukan seperti itu, Pak," ucapku terbata. Tak bisa menjawab alasanku dulu saat mengundurkan diri karena akan menikah dengan Mas Rizwan.
"Proposalnya udah selesai, Pak. Pak Doni bisa tanda tangan di sini." segera kusodorkan Proposal yang telah ku kerjakan.
"Saya keluar sebentar, apa kamu ingin makan sesuatu?" tanya Pak Doni datar dan tanpa ekspresi.
'bener - bener terbuat dari batu nih orang' batinku.
"Oh tidak perlu Pak terimakasih, nanti saya makan siang setelah proposal yang ke 2 selesai," jawabku menolak secara halus namun nampak masih sikap dingin yang di tampakkan Pak Doni padaku.
Tanpa bicara apapun lagi Pak Doni keluar entah kemana, mungkin saja sekedar minum kopi di kantin. Setelah 3 jam aku berkutat dengan Proposal dan file yang ke dua, untuk presentasi meeting yang cukup membuatku menguras tenaga dan pikiran.
Namun akhirnya selesai juga, bahkan jam makan siangpun terlewatkan.
Ceklek
"Segera makan, kamu nampaknya belum istirahat," ucap Doni dengan meletakkan makan siang di meja kerjaku
"Terimakasih Pak," ucapku.
"Meeting saya tunda besok, setelah ini kamu siapkan untuk presentasi besok". Titah Pak Doni
"Baik Pak," ucapku menurut saja. Karena apa yang dikatakan Pak Doni tak bisa dibantah. Padahal aku sudah menyelesaikan file untuk Presentasi. Aku sudah paham, jika proposal udah selesai, pasti aku akan diminta untuk membuat file untuk presentasi.
Mungkin dari sikap Pak Doni membuat banyak sekretaris tak ada yang betah. Melihat sikap Pak Doni, membuatku tersenyum sendiri. Ternyata masih ada aja mahluk kaku dan dingin macam Pak Doni.
"Kenapa senyum - senyum sendiri?" tanya Pak Doni dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ma, maaf Pak, Proposal yang ke dua sudah selesai Pak, silahkan dicek dan tanda tangan di sini Pak," ucapku kikuk.
"Segera makan siang dan setelah itu buatkan saya bahan untuk presentasi untuk besok," ucap Pak Doni.
"Baik Pak," jawabku. Segera ku keluar dari ruangan Pak Doni dan kembali ke meja kerjaku.
"Ehmmmmm ehmmmm kayaknya cintanya Pak Doni kembali lagi, nih." celetuk Rini.
"Apaan sih Rin, orang kek robot gitu siapa juga yang mau," pungkasku.
"Ya siapa tau, semenjak ada kamu ada perubahan dari Pak Doni. Eh tau gak semenjak kamu mengundurkan diri kita sering kena semprot sama Pak Doni loh, hanya masalah kecil dan sekarang semenjak ada kamu Pak Doni gak pernah marah," ucap Rini
"Iya tuh, kayaknya karena kamu," ucap Dina.
"Husssttt aku udah bersuami kali," pungkasku. Jangan sampai gosip kami terdengar sampai di ruangan Pak Doni.
"Kalau suami kek gitu mah lempar aja ke laut," seloroh Rini membuat ruang kerja semakin ramai.
Ceklek
"Laila, nanti tolong kamu lembur," ucap Pak doni
"Nanti Pak? tapi--,"Ucapku belum selesai.
"Karena semua bahan proposal yang lain ada di rumah tolong nanti lemburnya di Rumah saya," ucap Pak Doni kemudian masuk ke kamar
"Bakal ketemu calon mertua nih," seloroh Dina
"Apa an sih, aku hanya bekerja itu saja," ucapku membuat mereka saling mengedipkan mata.
"Iya, iya aku doakan semoga kamu segera cerai dengan Rizwan," ucap Rini.
"Husttt gak boleh gitu tau," kutegur si Rini. memang kalau bicara dia banyak benarnya. firasatnya selalu tepat.
"Hanya mendoakan yang terbaik aja buat kamu," ucap Dina.
Drtttttt drtttttt
Ponselku berbunyi pertanda ada panggilan masuk dan ternyata dia adalah Mas Rizwan.
"Halo Laila sepulang kerja segera pulang, jangan keluyuran," ucap Mas Rizwan di seberang sana
"Aku lembur Mas. Kalau gak lembur aku bisa dipecat," ucapku ketus dan segera ku putus panggilan darinya.
Ceklek
"Lemburnya besok saja sepulang kerja kamu boleh pulang," ucap Pak Doni tiba - tiba.
"Baik Pak," ucapku terkejut.
Kemunculan Pak Doni secara tiba tiba membuatku terkejut. Hmm bener - bener gak pakai kata permisi atau apa.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 bergegas ku  rapikan meja kerja ku dan segera menuju ke fingerprint untuk absen pulang kerja. 
"Ini Bonus untukmu hari ini," ucap Pak Doni tiba - tiba sudah berada di sebelahku sambil menyerahkan amplop putih.
"Pak Doni, maaf Pak bukannya tanggal gajian masih lama?" tanyaku keheranan.
"Ya tapi ini bonus khusus untukmu karena pekerjaan hari ini kamu sudah handle semua bahkan proposal tadi juga sudah disetujui," ucap Pak Doni.
"Terimakasih banyak Pak," ucapku senang saat menerima pemberian Pak Doni. Lega rasanya aku punya sedikit uang pegangan sampai gajian tiba.
Segera ku menuju ke sebuah warung makan utnuk membeli makan malam untukku
1/2 jam perjalanan akhirnya sampai juga di Rumah. Nampak di Rumah lagi banyak orang.
"Tuh menantu Ibu membuatku di marahi Mas Danu gara - gara uang 200ribu," ucap Mbak Rina yang mengadu kepada ibu mertua.
"Emang wanita kurang ajar sukanya ngadu," timpal ibu mertua.
"Semakin kurang ajar dia Bu," ucap Mbak Rina lagi.
"Apa kita jodohkan saja Rizwan dengan Shila tapi untuk kondisi Rizwan yang mandul gak usah sampai kedengar ke Shila. Shila kan cinta mati sama Rizwan pasti mau menerima Rizwan apalagi Shila juga kaya. Kan lumayan bisa ikut nebeng kemewahan Shila," ucap Ibu mertua.
'geleng - geleng dah aku, wow banget kan? semakin tua bukannya bertobat malah menjadi - jadi'

Book Comment (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters