logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 100 Happy Ending

“Kita akan segera punya cucu!” tambah Moms, lalu mereka berpelukan.
“Anak mereka akan memiliki gen yang luar biasa” kekeh Vincent.
“Aku setuju, gen unggulan, perpaduan dari Adrius dan Alcie” tambah Gerrald.
“Bagaimana kalian tahu lokasi penyanderaan Mom dan yang lainnya?” tanyaku
“Kau lupa, pamanmu ini mantan consigliere Odsen?” jawab Adrius.
“Ah! Benar juga” kekehku.
“Saat kami tiba di markas dan menyadari kau tidak ada di sana, lalu menemukan pesan dari Christoper di ponselmu, aku merasa darahku kering saat itu” ucap Adrius.
“Adrius semakin kalut saat Vincent saja tidak tahu dimana letak Altar Odsen” tambah Brian.
“Tentu saja, hanya keluarga inti Odsen yang mengetahui lokasinya” ucapku.
“Lalu Vincent menghubungi pamanmu” ucap Brian.
“Kau bisa hidup tenang sekarang, berbahagialah dengan keluarga dan anakmu” lirih paman Thomas.
“Terima kasih paman, apa Christoper dan Christian masih hidup?” tanyaku.
“Mereka berdua sudah mati, Christian mati tenggelam saat kalian menghancurkan pabrik, ternyata laboratorium penelitian obat obatan terlarang berada di lantai bawah tanah pabrik obat, sekitar 10 orang tewas dalam insiden ini” jelas paman Thomas.
“Aku tidak tahu bahwa di lantai bawah tanah ada laboratorium” ucap Varro penuh penyesalan.
“Bukan salahmu, kau sudah menjalankan tugasmu dengan sangat baik” ucapku menenangkan Varro.
“Setelah terungkap bahwa pabrik obat milik Odsen adalah pabrik pembuat narkoba, Christoper dinyatakan bunuh diri” ucap Paman Thomas.
“Baguslah, semuanya berjalan sesuai dengan rencana” ucapku lega.
“Kak Alcie, apa kau baik baik saja?” cicit Stefany.
Aku terkekeh mendengar pertanyaan Stefany.
“Jangan memanggilku kakak, apa kau sengaja melakukannya agar aku sadar bahwa aku sudah tua?” sinsiku.
“Bukan begitu” ucap Stefany gelagapan.
“Stefany, apa kau takut padaku?” tanyaku.
Stefany hanya menggelengkan kepalanya.
“Perlakukan aku seperti biasa oke? Jangan dengarkan apa kata Christoper, Bukankah kalian sahabatku?” tanyaku pada Stefany dan Anastasia.
“Jenny! Kau gila atau apa? kenapa kau diam saja saat dipukuli pria jahat itu?” sembur Stefany sambil memeluk tubuhku.
“Aku sangat ketakutan melihatmu di siksa seperti itu” Anastasia ikut memelukku.
“Maafkan aku, gara gara aku kalian diculik oleh Christoper” lirihku.
“Ini bukan salahmu, ini semua salah pria jahat itu” ucap Anastasia.
“Ngomong ngomong, berapa usiamu sebenarnya?” tanya Stefany penasaran.
Aku menatap Stefany dengan pandangan tidak suka.
“Apa kau seusia dengan Kak Gerrlad?” tanya Anastasia.
‘Dia satu tahun lebih tua dariku” kekeh Brian.
“Apa?” pekik Anastasia dan Stefany.
“Dia sangat awet muda bukan?” kekeh Mom.
“Apa kau vampire?” tanya Stefany.
“Kau ini bicara apa?” jawabku.
“Bagaimana bisa? Usia kita terpaut 10 tahun, tapi kau bahkan terlihat lebih muda daripada kami” cicit Stefany.
Aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalaku.
“Ngomong ngomong, apa kalian sekarang kalian tahu siapa sebenarnya Brian dan Gerrald?” godaku pada Stefany dan Anastasia.
“Tentu saja, mereka yang menyelamatkan kami dari penyanderaan kemarin” ucap Stefany mencebikkan bibirnya.
“Bagaimana rasanya memiliki kekasih seorang pasukan khusus?” tanyaku.
“Mereka sangat keren” ucap Anastasia malu malu.
Kami tertawa mendengar ucapan malu malu dari Anastasia.
“Sejak kapan kau tahu kalau mereka pasukan khusus?” tanya Stefany.
“Aku lupa persisnya kapan, yang pasti dulu Dad bekerja sama dengan mereka untuk menggali informasi untuk Odsen” jelasku.
“Oooo” Stefany dan Anastasia membulatkan mulut mereka.
“Apa kalian memiliki rencana di minggu depan?” tanya Adrius.
Semua orang menggelengkan kepalanya.
“Memangnya kenapa?” tanyaku.
“Aku ingin menikah minggu depan” ucap Adrius mantap.
“Kenapa buru buru sekali?” protesku.
“Kau sudah berjanji, jika semuanya sudah selesai, kita akan menikah secepatnya” ucap Adrius.
“Kapten, kita harus mengadakan pesta yang besar, minggu depan terlalu cepat” usul Dad.
“Putri satu satunya Alex Ambrosio tidak mungkin melaksanakan pernikahan secara sederhana” kekehku.
Adrius menghela nafasnya kasar.
“Apa satu bulan cukup, Dad?” tanya Adrius.
“Cukup Kapten!” ucap Dad mantap.
“Dia akan segera menjadi menantumu, apa kau masih akan memanggilnya Kapten?” kekeh Mom.
“Panggil aku Adrius saja, Dad” ucap Adrius sopan.
“Aku tidak percaya, akhirnya kau akan menikah denga Profesor Adrius” kekeh Stefany.
“Tidak sia sia kau mengejarnya seperti gadis gila” tambah Anastasia.
“Bukankah Alcie adalah wanita yang dicintainya?” ucapku tidak suka.
“Benar juga, kalian terlibat cinta segitiga yang memusingkan” komentar Stefany.
Kami tertawa mendengar perkataan Stefany. Lalu semua orang pergi meninggalkan bangsal tempat aku dirawat, karena dokter meminta agar aku cukup beristirahat. Hanya ada Adrius yang menemaniku saat ini. Dia berbaring di samping sambil memelukku.
“Terima kasih untuk semuanya” Adrius mencium keningku cukup lama.
Aku menitikkan air mata haru, semua beban berat terangkat di dadaku.
“Alcie, bolehkan aku meminta sesuatu?” tanya Adrius.
“Apa?” tanyaku.
“Apa aku boleh memintamu untuk jangan kembali bergabung dengan tim khusus?” lirih Adrius.
“Siapa kemarin yang meminta untuk menjadi Kapten tim Obsidian?” kekehku.
“Itu sebelum aku tau kalau kau adalah Jenny” Adrius mencebikkan bibirnya.
“Apa negara tidak akan rugi jika seseorang dengan bakat sepertiku tidak menjadi tim khusus?” godaku.
“Aku ingin egois saja, aku tidak mau memikirkan negara untuk saat ini” lirih Adrius.
“Apa pantas seorang Kapten tim khusus dan Profesor yang mengajar kebangsaan mengatakan hal itu?” kekeh ku.
“Aku tidak peduli, aku tidak akan pernah bisa fokus menjalankan sebuah misi jika mengingat kau dalam bahaya” Adrius mengeratkan pelukannya.
“Kemampuanku masih jauh di atasmu, untuk apa kau mengkhawatirkanku?” sombongku.
“Itu satu tahun yang lalu, sekarang aku yakin kemampuanku sudah setara atau bahkan lebih baik darimu” ucap Adrius.
“Mari kita bertanding!” tantangku.
“Dengan senang hati” Adrius mengedipkan sebelah matanya.
“Kenapa perasaanku jadi tidak enak?” selidikku.
“Siapa yang paling tahan lama diatas ranjang, dia yang menang” ucap Adrius dengan nada menggoda.
“Apa apaan itu? hanya sebagai informasi, dokter bilang janin didalam kandungan dibawah tiga bulan tidak boleh terguncang terlalu keras” ucapku sambil mencubit perut berotot milik Adrius.
“Itu kan kalau kandungannya lemah” protes Adrius.
“Kau sayang tidak pada bayi ini?” sinisku.
“Iya, iya aku mengerti” ucap Adrius sambil mengecup bibirku.
**
Pernikahan kami diadakan di sebuah pantai bertemakan outdoor, semua orang yang kami cintai hadir memberikan selamat dan untaian doa untuk kami. Tamu undangan dari kenalan Mom, Dad, dan anggota militer juga datang memberikan restu.
Pernikahan kami didapuk sebagai pernikahan paling mewah tahun ini, Dad tidak main main dengan ucapannya, saat Aku dan Adrius mengucapkan janji sehidup semati, aku melihat Mom meneteskan air matanya.
Acara pernikahan kami berjalan khidmat dan super mewah, saat aku melempar bunga, Stefany berdiri paling depan dan bertekad akan mendapatkan buket bunga dariku.
“Sayang, apa kau bahagia?” tanya Adrius.
“Aku merasa aku adalah orang paling bahagia di dunia saat ini” ucapku.

Book Comment (295)

  • avatar
    Nurul Aqilah

    jalan cerita yang menarik😘👍🏻

    24/04/2022

      0
  • avatar
    Putra SetiawanWawan

    Bagus

    19d

      0
  • avatar
    731nynyy

    amazing 🤩

    22/07

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters