logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 55

"Ada apa sih, Pa." Delisha merasa seolah langit runtuh dan menimpa dirinya. Tubuhnya langsung terasa lemas, dia kabur dari kandang singa ke kandang macan. Delisha hanya mencengkram gendongan itu dan terdiam. Dari dulu, dia tak pernah percaya dengan orang tua dan orang dewasa. Baginya orang dewasa itu bengis dan begitu egois. Mereka hanya mau dapat bagian enaknya dan tak mau berkorban atau mereka menuntut agar anak yang lebih mengerti mereka, padahal anak tak pernah minta untuk dilahirkan.
Sinta yang bergabung langsung terdiam saat melihat yang berdiri di tangga, begitu juga dengan Ayden yang juga berdiri kaku memegang ransel berwarna coklat tersebut.
"Oh dia yang hamil itu kan?" Mata Delisha mengikuti Ibu Ayden yang melihat gendongan yang ia bawa berisi bayi bukan umbi-umbian.
"Mama, Lisha, mau tinggal di sini aja." Delisha menunduk, dia tak pernah minta untuk tinggal di sini. Ayden yang memaksanya dan sekarang terlihat jika dia yang menyuruh laki-laki itu untuk membawa dirinya ke rumah ini.
"Orang tua kamu tahu ini?" Delisha diam saat ditanya Ayah Ayden, dia memandangi Ayden yang memandang dirinya menunggu jawaban keluar dari bibir mungil miliknya.
"I-iya."
"Orang tua Lisha, yang nyuruh bawa ke sini."
"Itu artinya, mereka tak bisa menerima anak ini. Dan kamu pikir, Mama mau nerima gitu juga?" balas Sinta sengit. Orang tua ini memang sudah tidak Delisha suka dari awal. Dia jahat, dia perempuan tapi tidak pernah mengerti bagaimana rasanya melahirkan. Apa jangan-jangan dia tidak pernah melahirkan? Delisha juga seorang ibu sekarang, jadi paham betul bagaimana rasa sayang pada anak.
Delisha mengelus-elus gendongan dan merasakan bokong bulat mungil Cheryl. Hatinya sedikit tenang saat merasakan dia tidak sendiri, masih ada anaknya yang akan berjuang bersama dirinya.
"Coba sini anaknya." Delisha dan Ayden saling memandang dan Ayden mengode agar Delisha mengeluarkan Cheryl. Gadis itu mengeluarkan putrinya yang tidur dengan begitu pulas.
Delisha memberi pada Ayden dan laki-laki itu memberi Cheryl pada kakeknya.
"Lucu."
Delisha masih berdiri di atas tangga, saat Ayden menarik dirinya dan turun dari tangga dan bergabung dengan keluarga itu. Saat orang tua Ayden seperti suka dengan bayi Cheryl yang mengemaskan.
"Kata Nenek namanya Cheryl kan?" Delisha hanya duduk dan diam, dia sebenarnya sangat mengantuk dan tubuhnya terasa remuk semuanya tapi ia tahan dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.
"Siapa nama kamu?"
"Lisha."
"Coba Lisha panggil orang tua Lisha kita bicarakan hal ini. Walau usia kalian belum legal. Kalian masih di bawah umur dan butuh pengawasan orang tua masing-masing." Diam-diam Delisha meremas tangan Ayden. Gadis itu tak mau orang tuanya terlibat dalam hal ini. Delisha sudah berjanji untuk tidak mengenal para iblis itu, mereka lebih kejam dari Firaun.
"Udah malam. Tidur aja dulu. Besok kita bicarakan ini." Delisha akhirnya bernapas lega. Dia memang butuh istirahat dan butuh tidur.
"Cheryl biar sama kami malam ini. Kan ada susu Arjuna kan?"
"Ayden langsung membuka susu Cheryl yang belum habis karena lebih banyak minum ASI."
Delisha hanya diam dan menuju ke atas, bahkan naik tangga saja rasanya sudah tak sanggup.

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters