Overview
|Catalog
- Tag(s):
- 18+
- Detail
- Drama
- Cinta yang menyakitkan
"Kamu hamil!" ucap Ayden, kekasih Delisha. "A-apa?" tanya Delisha polos. "Kamu hamil!" tegas Ayden lagi. "T-tapi." "Kita sering melakukannya, dan kita main tanpa pengaman." "J-jadi?" "Aku mau putus! Terserah mau diapakan anak itu, umurku masih 16 tahun. Aku mau bebas." Ayden meninggalkan Delisha yang mematung, tidak tahu apa yang harus ia lakukan, dan apa yang akan ia hadapi ke depan disaat usianya masih sangat belia 14 tahun.
Last Update
Editor´s Choice
Recommendation
Book Comment (373)
- Total: 192
BAB 1
Jika semua orang berlomba untuk menjadi cantik, maka bagiku kencantikan itu sebuah kutukan.
Aku---DeBab 2
Tentu kalian masih ingat, kecantikan ini musibah bagiku. Maka, itu berlaku itu berlaku bukan hanya dBab 3
Aku melangkahkan kakiku keluar dari pintu, dan terduduk di balkon ditemani oleh udara dingin dan jugBab 4
"Akhirnya kita berjumpa lagi cantik." ujar seorang cowok norak di depan gerbang. Aku tak menghiraukaBab 5
"Ssshhhhhttttt!!"
Tubuhku ditarik, aku tak bisa berontak. Badanku juga dikunci, mulutku ditutup. AkuBab 6
"Nama kamu Lisha bukan?"
"Iya, Lalisa Manoba." cowok itu melompat turun, dan mengacak rambutku. TibaBab 7
"Lishaa ... Yuhu.." aku yang sedang membaca buku di bawah ranjang menoleh ke arah pintu saat mendengBab 8
Tinggiku dan tinggi Meisha sebenarnya sama saja. Aku tak begitu tinggi seperti pertumbuhan Kak GeishBab 9
Aku jadi curiga, Meisha punya satu rencana jahat padaku. Bahkan, saat istirahat ia datang ke kelaskuBab 10
"Ini kemana?" tanyaku panik, saat tahu kami berada di sebuah tempat yang sepi. Sebuah jembatan, dengBab 11
Tubuhku menggigil.
"Oh iya, kamu ganti baju ya. Nanti bajunya dikeringkan dulu." Aku menunduk melihaBab 12
Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku berani bersuara. Aku harus berontak, karena aku tak bisBab 13
Berkali-kali aku bisa menerima diriku dibenci semua orang. Tapi terkadang aku hanya anak kecil yangBab 14
Kepalaku terasa sangat berat, sepertinya aku tertidur sangat pulas, dan tak sadar si cowok itu—ingatBab 15
"Bisa-bisanya, udah sebulan tapi tak berhasil juga." Jovan menghisap rokoknya karena kesal. PemburuaBab 16
Hal pertama yang Jovan lakukan tentu saja bertemu Meisha. Meisha sangat suka Jovan, jadi permintaanBab 17
In your eyes, there's a heavy blue
One to love and one to lose
Sweet divide, a heavy truth
Water or winBab 18
Aku menutup mataku, menggigit bibirku menikmati rasa asing yang nikmat menyerangku dari berbagai araBab 19
"Bagaimana?" tanya Ayden, tersenyum dan menghisap rokoknya kuat. Ia langsung menunjukan bukti denganBab 20
Masa remaja adalah masa untuk mengenal jati diri. Dan adalah masa percobaan. Banyak hal di sekitar yBab 21
Dari dulu Delisha selalu senang, Jika ia sakit dengan begitu ia cepat mati. Tapi sakit kali ini teraBab 22
Dari kecil Delisha meragukan Tuhan. Dan sekarang, Delisha masih mempertanyakan Yang Maha Kuasa. BagaBab 23
Ayden melirik ke tempat tidur yang kosong, biasanya pada siang hari seperti ini, tempat tidur ini beBab 24
"Oh gitu ya. Tapi tetap berisiko?" tanya Ayden begitu antusias. Walau ia berencana bersikap jadi lakBab 25
Aku merasa seperti banyak kegelapan menyelimuti hidupku. Suara-suara asing yang berlari dalam kepalaBab 26
"Lisha..." Suara lembut serta rasa dingin yang menyerang pipiku membuatku akhirnya bangun dan menyesBab 28
Tak kehabisan akal.
Makhluk hidup mempunyai insting yang luar biasa untuk bertahan hidup, karena kejBab 28
Ayden memang jarang berinteraksi dengan orang tuanya, karena orang tuanya yang sibuk bekerja. Ia anaBab 29
Ayden sudah meminum vitamin, obat penguat badan seandainya tulang-tulangnya dipatahkan oleh orang tuBab 30
"Papa benar-benar akan melihat kamu berjuang bagaimana mengurus anak, baru Papa izinkan mengurus anaBab 31
"Ini misi yang Papa maksud. Rawat anak ini seperti anak sendiri. Anggap anak kandung kamu, saat PapaBab 32
Entah ini sudah bulan ke berapa Delisha harus berpura-pura meneteskan darah palsu demi mengelabuhi sBab 33
Bersama Ayden, maka akan ada acara bolos sekolah dan begitu adanya.
Walau ogah-ogahan Delisha akhirnBab 34
Sudah malam, artinya orang tua Ayden kembali ke kandang. Bagaimana sibuknya orang tua Ayden hingga iBab 35
Delisha tak menyangka, dalam hidupnya bisa bertemu dengan calon mertua semuda ini. Walau ia dan AydeBab 36
"Ayo masuk." Perasaan buruk sudah Delisha rasakan saat menginjakkan kaki pertamanya dalam ruangan itBab 37
Manusia adalah makhluk paling menjijikan.
Rasa-rasanya semua yang ia bicarakan benar adanya. Orang-oBab 38
Perut kenyang, tapi hati masih merasa sedih. Delisha terdiam, dan air matanya kembali turun. KesedihBab 39
Delisha suka belajar, tapi tidak dengan pelajaran olahraga. Bagaimana dengan keadaannya sekarang iaBab 40
Delisha membuka matanya perlahan dan matanya langsung melotot dan gemetaran saat Pak Sucipto yang adBab 41
Delisha tahu cepat atau lambat semua ini akan tiba, walau ia berusaha menguatkan diri dan meyakinkanBab 42
Ayden mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia keluar dari kamar, mencari solusi. Orang tuanya jelas takBab 43
Delisha merasa seperti dunianya terhenti dan ia tak tahu portal dunia seperti apa yang sedang ia jalBab 44
Tak perlu berbasa-basi agar diterima oleh orang lain, karena Delisha tahu takkan ada yang menyukai dBab 45
Delisha mendekati Nenek Ayden yang baru selesai memandikan bayi merah itu dan Ayden belum pulang.
"IBab 46
Sebenarnya Delisha tak bisa tidur nyenyak karena merasakan perih yang luar biasa di bawah perutnya,Bab 47
Terdiam, hanya duduk dan merenungi nasibnya, apa yang sebenarnya terjadi.
Delisha terduduk sambil meBab 48
Delisha sudah mandi, dan Nenek Ayden sudah memandikan Cheryl. Gadis itu sedang makan, dan merasa lebBab 49
"Mau aku antar?" Delisha menggeleng, walau seluruh tubuhnya mulai tremor karena kembali ke kandang sBab 50
"Mau ngapain?" tanya Delisha sambil menggigit kukunya. Ayden menelpon ingin berjumpa, Delisha tak beBab 51
"Kau gila!" pekik Delisha saat melihat Ayden tiba-tiba muncul di hadapannya seperti maling karena meBab 52
"Timang-timang, anakku sayang. Jangan menangis, Mama di sini." Delisha tersenyum sambil tersenyum. DBab 53
Ayden tahu hari Minggu artinya orang tuanya ada di rumah, dan sekarang saatnya ia menjalankan sidangBab 54
Terbangun dengan keadaan kosong dan menerawang keadaan sekitar dan merasa ingin pergi, pergi ke manaBab 55
"Ada apa sih, Pa." Delisha merasa seolah langit runtuh dan menimpa dirinya. Tubuhnya langsung terasaBab 56
"Kamu lapar?" Rasa lapar itu tak terasa saat di kepalanya berkecamuk banyak masalah.
"Aku masak ya."Bab 57
Delisha pura-pura mencium Cheryl, malu bukan kepalang setelah Ibu Ayden menangkap basah mereka yangBab 58
"Selain soup buat air susu lancar, jangan lupakan protein untuk tubuh. Kamu harus banyak makan ikanBab 59
"Lisha!" Ayden menarik tas yang Delisha seret sambil menggendong Cheryl. Delisha malam ini akan ke rBab 60
"Please, aku nggak mau mati sekarang." Delisha memohon pada Ayden sambil mencengkram tangan laki-lakBab 61
Pantatnya terasa kebas, seluruh tubuhnya remuk, bahkan tak bisa berjalan saking lamanya duduk.
SekarBab 62
Puas sekali tidurnya, seluruh rasa capek itu rontok. Delisha bangun, dia langsung mencari Cheryl. DiBab 63
"Jaga diri baik-baik." ucap Ayden. Delisha ingin tertawa tapi juga merasa miris. Ayden seperti seoraBab 64
"Kamu bilang mau sekolah di mana?" Siang hari, mereka sedang bersantai di samping rumah Oma sambil mBab 65
Sebelum pulang ke rumahnya, Ayden masih ingin meyakinkan Oma agar Delisha sekolah di sekolahnya sajaBab 66
Delisha akhirnya memboyong Oma kembali ke kota sebelumnya. Mereka menempati sebuah rumah yang tak teBab 67
Delisha tahu, walau penampilannya kumal dia tetap ditatap lapar oleh banyak laki-laki. Lihatlah banyBab 68
Ayden memeluk Delisha begitu erat. Gadis bodoh itu hanya diam sedari tadi.
Dia sengaja membawa DelisBab 69
"Kamu udah sarapan belum?" Ayden menarik tas Delisha, saat gadis itu hanya diam dan seperti mayat maBab 70
"Terima kasih, Oma. Ini crepe paling enak yang pernah Lisha rasa." Delisha berujar dengan mulut penuBab 71
"Lisha, cepat air susu buat Cheryl." Delisha tidak menjawab, dia hanya diam sedari tadi. Delisha ingBab 72
Di suatu negara yang rakyatnya hidup dengan biasa saja. Yang kaya semakin kaya yang miskin makin melBab 73
Rencana Nura dimulai. Malam ini adalah prom night sekolah mereka dan keadaan begitu mendukung untukBab 74
Tuhan semakin menunjukkan kekuasaan. Perbuatan laknat di malam itu membuat Nura hamil. Dan Davi bertBab 75
"Happy birthday to you."
"Happy birthday to you."
"Happy birthday, happy birthday dear Mami."
Dia teBab 76
"Tuh lihat, Cheryl kasih aku kado masak kamu nggak kasih aku?" Delisha pura-pura merajuk. Saat CheryBab 77
"Nggak ada yang ngalahin cantiknya, Mami Cheryl." Delisha hanya tersenyum dengan pujian tulus. Dia tBab 78
"Ayo, bangun. Katanya mau sekolah." Delisha menggelitik perut buncit Cheryl dengan memakai baju tiduBab 79
"Kita ketemu ayah?" Cheryl tersenyum, mengajak Cheryl ke fakultas tetangga. Fakultas Ayden. DelishaBab 80
Delisha langsung menidurkan Cheryl, dan dia makan karena walaupun kesal dia butuh asupan. Setelah baBab 81
Hari ini, Delisha mengantarkan Cheryl masuk Taman Kanak-Kanak.
Bahkan antusiasme Cheryl begitu luarBab 82
"Jangan peduli dengan orang, Lisha. Lihat! Bagaimana dua tubuh menyatu jadi satu, dan dipisahkan?" DBab 83
"Mami!" Delisha hanya diam, saat Cheryl naik ke pangkuannya dan menjambak-jambak rambut ibunya, memaBab 84
Maura tersenyum dengan melihat tatapan penuh pujaan pada Ayden. Hari ini hari libur, biasanya merekaBab 85
Delisha masih malas, sangat malas untuk melihat Ayden. Tapi laki-laki itu seperti tak punya urat malBab 86
"Aku udah bilang sama Maura biar dia nggak ganggu kamu lagi. Kamu harus percaya sama aku, Lisha."
"PBab 87
Ayden mengikuti dengan malas ke mana Maura pergi. Gadis itu begitu bersemangat, ceria seperti CherylBab 88
Kehidupan orang tua sangat indentik dengan penyakit. Sebut saja, diabetes, rematik, stroke, hipertenBab 89
"Kamu tahu, perempuan tuh setiap bulan sakit haid. Jadi aku biasa merasakan kram di bawah perut, sakBab 90
Demi mengibur hatinya yang gundah gulana, Delisha ingin memanjakan diri. Bosan juga di rumah sakit,Bab 91
Semester tua kuliah, sangat identik dengan kesibukan. Banyak tugas dan laporan yang harus dibuat.
AyBab 92
Luka itu belum kering, sekarang luka seperti disiram bensin, sebentar saja meledak.
Tiga hari dia beBab 93
"Kau bodoh, tolol atau tak punya otak?" maki Ayden sambil memukul setir. Emosinya memuncak, setelahBab 94
Yang tersisa hanyalah kenangan.
Delisha melihat kembali foto-foto miliknya bersama Cheryl dan juga eBab 95
Ayden menghisap rokok dengan begitu dalam. Zat beracun itu mengenal wajahnya membuat dia terbatuk-baBab 96
"Mami!" Cheryl tahu Delisha sedang sedih. Gadis itu menelungkupkan kepalanya di bantal dan menangis.Bab 97
"Masuk aja ke dalam. Mami tunggu di luar." pesan Delisha pada Cheryl yang mengangguk. Bocah cantik iBab 98
Dilumatnya bibir itu dengan penuh perasaan, saat lidahnya juga menyapa lidah itu. Lidah mereka berpeBab 99
Delisha tidak membenci Cheryl, tapi jiwanya terkuras habis membuatnya seperti mengabaikan Cheryl, paBab 100
"Makan yang banyak, biar kuat di ranjang." Diam-diam, Delisha langsung mencubit paha Ayden di bawahBab 101
Delisha tahu, Cheryl menganggap dirinya ibunya yang kejam. Dia tidak bisa mencegah saat Cheryl tumbuBab 102
Delisha selalu bernapas lega saat melihat Cheryl bisa tertawa begitu lugas saat bersama teman-temanyBab 103
"Aku menginginkan kamu lebih dari segalanya. Bukan hanya tentang sex, Lisha. Aku ingin hidup bersamaBab 104
Delisha memperhatikan garis dan lekuk wajah Cheryl. Sudah besar, tidak menyangka, bayinya yang duluBab 105
Ayden tersenyum geli, sedangkan Delisha memasang tameng di sekelilingnya karena kepalang malu.
"NolaBab 106
Cheryl dan Delisha bertengkar. Masalahnya sepele, Delisha melarang Cheryl menyukai Juna, Cheryl keraBab 107
Suasana hati Delisha sangat bagus sekarang, merasa semuanya sudah settle, setelah ini dia dan AydenBab 108
Detik ini Delisha tahu hidupnya berubah, menit ini dia tahu putrinya yang cantik hanya tinggal nama.Bab 109
Delisha menutup matanya, dia seolah mendengarkan sebuah alunan musik piano yang terasa menyayat hatiBab 110
Enam bulan kemudian.
Tidak mudah bagi Delisha untuk melewati ini semua. Dia terus saja menangis sepeBab 111
Ayden mengemudikan mobilnya sambil bersiul senang, tidak! Dia tidak akan menyerah untuk mempertahankBab 112
"Semoga ini berhasil, Ayah. Kalian layak berbahagia." Ayden tersenyum dan menerima anak anjing lucuBab 113
"Anak Mami yang cantik, setahun itu rasanya cepat, lambat, menyiksa, kelam, terpendam. Tidak menyangBab 114
"Menikah? Ayolah, Lisha. Kamu yes aja, besok kita sudah berdiri di depan altar. Aku tinggal nelpon WBab 115
Delisha tidak menyangka, ketika orang lain menikah di usia 20-an, maka, dia akan merasakan jadi pengBab 116
"Lisha, izinkan aku menjadi laki-laki sah yang akan menyelimuti kamu di saat kamu kedinginan, menganBab 117
"Di antara banyaknya kejadian, di antara semua kejadian yang entah sengaja atau tidak, pertemuan berBab 118
"Papa panggang dan Mama siapkan saus?"
Dua pengantin baru rasa lama itu sibuk dengan makanan mereka.Bab 119
Papergbag berisi banyak makanan, berada di tangannya.
Keduanya berjalan sambil tersenyum, dan akan m120
Di atas meja makan disajikan berbagai makanan sampai meja panjang itu tak muat, Juna dan Mawar membaBab 121
Pesawat lepas landas dari Bandara Leonardo da Vinci di Fiumicino Roma menuju Bandara Punta Raisi di122
Ibu Juna—Diana, hanya simpanan pejabat pada masa itu. Wanita cantik itu menjadi wanita idaman lain,123
Delisha memperhatikan perut buncitnya. Dengan terusan berwarna abu-abu dia duduk di sofa sambil nont124
Delisha belum menelpon Ayden, wanita itu masih bisa mengontrol rasa sakitnya, walau rasa mules itu b125
"Cheryl, jangan cekik adiknya!" Delisha sudah berteriak, melihat Cheryl yang ternyata sangat nakal wTAMAT SEASON SATU
Dia menanggalkan seluruh pakaiannya, dan berjalan menuju shower yang sudah menyala.
Ayden menunggu dS2 1
Pernahkah kalian mengalami masalah dalam hidup? Yeah, semua orang pasti pernah merasakan masalah dalS2-2
"Mau jadi pacarku nggak?" Cheryl hanya menatap punggung itu menjauh. Si tampan itu seolah upil, yangS2-3
Dan berakhirlah, Cheryl dan Mawar dibawah pohon pinus yang begitu menyejukan hati.
Kedua sahabat yanS2-4
Si tampan itu, tidak menghiraukan ocehan Cheryl yang mengada-ngada. Teori dari mana, tangan udah nggS2-5
Saking mengebu cinta pada sang pujaan hati, ditambah wajah Cheryl yang terus saja terasa panas. BerkS2-6
Floren--Mawar, sedang berkumpul bersama keluarganya. Keluarga Mawar begitu ramai, mereka yang terdirS2-7
Cheryl berdandan begitu cantik hari ini, demi bertemu pangeran berkuda putih cewek berisik itu memakS2-8
Moment yang sangat sial bagi Cheryl. Cheryl kumur berkali-kali di wastafel, dengan nasi dan ayam yanS2-9
Bola terang muncul di kepala Cheryl. Bukannya mereka satu fakultas, berarti?
"Ah, iya. Cheryl ingat,S2-10
C : abang bohong -_-. Yang jumpa di tempat print kampus.
J : maaf, saya memang nggak pernah ke tempaS2-11
Pencarian Cheryl belum berakhir. Setelah, ia mempertaruhkan harga dirinya dan berakhir nyasar, membuS2-12
Saatnya menebar pesona.
Berbekal info dari Galvin, hari ini Cheryl berencana menemui sang pangeran bS2-13
Patah hati.
Patah hati bisa membawa dampak, bagi orang yang mengalami. Ada yang patah hati, berevoluS2-14
Chatting antara Cheryl dan Galvin semakin intens. Galvin merupakan lelaki yang begitu perhatian, danS2-15
Cheryl mengembungkan pipinya kesal. Ia menatap Sandra penuh permusuhan. Cheryl tak suka, saat SandraS2-16
"Bujang." Teriak Cheryl, menarik jaket Aldo. Sedari tadi cowok itu hanya diam. Kesunyian mereka hanyS2-17
Cheryl mengajak ingin ikut ke rumah Mawar. Cewek itu ingin main bersama Jasmine, atau melihat Jared-S2-18
Andai kebahagian bisa dibeli, Cheryl akan melakukan apa saja untuk bisa bahagia, seperti sekarang teS2-19
Cheryl menyobek kertas tulisan Mawar. Gadis itu menyimpan kertas itu di dalam branya, karena di bajuS2-20
Mawar mengkhawatirkan Cheryl. Ia tahu, ada yang tak beres dengan sahabatnya. Tapi apa? Cheryl teriakS2-21
"Woi ngomong!" Mawar menarik baju Cheryl, seperti orang yang mengajak tempur. Cheryl abai. Sudah semS2-22
Sebenarnya, masih ada 1 mata kuliah lagi, tapi Cheryl memilih bolos dan pergi bersama maminya. SaatS2-23
Kedua manusia dalam ruangan itu sama-sama terkejut. Mawar hanya menganga, sambil menutup mulutnya. AS2-24
Cheryl masih bergulung dengan selimut. Sedihnya tak kunjung hilang, sahabat satu-satunya, akan hilanS2-25
Tangan Cheryl gemetaran membaca pesan itu. Ia sampai mengipasi wajahnya, matanya memanas. Katakan iaS2-26
"Kalian kenapa sih?" Tanya Dhira. Gadis itu, digadang-gadangkan sebagai gadis tercantik di kelas, iaS2-27
Layaknya orang berkencan pertama kali, rasa canggung itu pasti tercipta. Rasa itu hadir, karena ketiS2-28
Masih bersama Juna, tapi kali ini ada Mawar dan Aldo. Ketiganya pergi ke sebuah tempat wisata di pinS2-29
Degup jantung Cheryl, berdetak tak karuan. Keringat dingin membasahi telapak tangannya, peluhnya yanS2-30
Cheryl dan Juna kewalahan, bagaimana menghadapi Faaza yang sedang tantrum. Bocah cantik itu tak mauS2-31
Cheryl ingin menyendiri, karena pesan sang mami. 'Jangan dekatin anak itu' semua orang seperti tak pS2-32
Cheryl akhirnya mengajak berjumpa dengan Mawar. Hari ini, tema Mawar memakai jaket denim seperti AldS2-33
"Buat bekal sebulan." Cheryl menyodorkan sekotak tisue pada Juna yang sudah ia ikat pakai pita berwaS2-34
Cheryl pulang dengan perasaan gondok. Pesan dari the one, berhasil membuat sedikit tenang.
Dengan ceS2-35
'Mami egois'
Akhirnya Cheryl bisa menuangkan apa yang ia rasakan. Keresahan selama 19 tahun ia menghS2-36
Cheryl masuk lagi, ketika menuruni tangga, Cheryl melihat maminya yang sedang bolak-balik, gadis ituS2-37
"Jadi?" tanya Cheryl bersandar di motor the one.
"Siap menjalani kisah kita?" tanya cowok itu. CheryS2-38
The one menepikan motornya di sebuah lapangan luas, yang terdapat banyak rumput dan ilalang. KeduanyS2-39
"Em..." guman Cheryl norak. Gadis itu sedang makan roti lapis dengan berbagai campuran. Dan memang rS2-40
Ketika mereka tiba di tempat janjian, yang lainnya sudah menunggu di sana. Mood Cheryl semakin menghS2-41
Cheryl menyeka ingusnya. Entah sudah berapa banyak tisu yang habis, bahkan bajunya menjadi sasaran.S2-42
Niat hati, Cheryl ingin menceritakan apa yang ia alami pada maminya. Tapi ia mengurungkan niatnya, iS2-43
Kebencian itu membunuh!
Dan ini jelas. Kebencian telah melumpuhkan seluruh sendi-sendi Cheryl. GadisS2-44
"Udah, cukup?" Delisha menuangkan nasi ke piring Cheryl. Setelah aksi ingin saling membunuh. DelishaS2-45
"Anak jalang, akan tetap jadi jalang!" ucapan Mawar terus tergiang-ngiang di kepala Cheryl, sepertiS2-46
"Diam aja." tegur Juna pada Cheryl yang hanya diam seperti mayat. Padahal, Juna sudah membeli banyakS2-47
Cheryl tetaplah Cheryl. Keras kepala. Walau Delisha mati-matian menahan Cheryl agar jangan dekat denS2-48
Jika mami Cheryl diibaratkan hewan pemangsa, maka singa sangat cocok disandingkan, dan Cheryl hanyaS2-49
Orang bilang pertemuan itu sesuatu yang mereka tunggu-tunggu. Orang bilang pertemuan itu momentum saS2-50
"Anakku ..." teriakan Delisha kembali menyadarkan Juna. Cowok itu langsung berlari ke kerumunan oranS2-51
"Anakku ..." teriakan Delisha kembali menyadarkan Juna. Cowok itu langsung berlari ke kerumunan oranS2-52
"Cewek bego, cewek tolol." maki seorang cowok di atas kuburan basah tersebut. Laki-laki itu mengusapS2-53
Tiga Minggu, Mawar berani mengunjungi makam sahabatnya. Tiga Minggu terakhir adalah masa terberatnyaS2-54
"Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta, diperoleh selama masa persidangan dari keterangan saksi-sS2-55
"Kamu lagi pengen makan ikan disaos?" sebenarnya Delisha tidak begitu tertarik pada menu ini. Tapi iS2-56
"Ingat, pikirkan semuanya baik-baik sebelum ambil keputusan kalian yang berpengaruh hingga puluhan tS2-57
tahun berlalu.
"Anak mami yang cantik, setahun itu rasanya cepat, lambat, menyiksa, kelam, terpendamS2-58
Setahun, banyak waktu yang terkumpul untuk Ayden melahap isi buku diary usang tersebut, tapi ia takS2-59
"Satu ... Dua ... Tiga ..."
"Huwahh .... Dea dapat anjirr." heboh semua orang, saat penangkapan bukeS2-60
"Kamu nggak pernah membuatku terpukau dengan semua sikapmu." puji Juna pada Mawar saat keduanya turuS2-61
Berlari secepat cheetah. Bergerak selincah ular, melompat sejago kelinci.
Mawar berlari memegangi, gS2-62
Mawar menangis tersedu-sedu, pagi ini Jasmine kejang-kejang. Yang membuat Mawar sendiri tak paham, kS2-63
Kemoterapi itu menyakitkann. Mawar melihat dengan mata kepalanya sendiri dan ia juga berjuang bersamS2-64
Hari ini, Jasmine cerewet sekali. Walau bicaranya sudah tak jelas, tak ia ingin sekali menceritakanS2-65
Gemuruh langit menunjukan kekuasannya. Alam sedang berkuasa sekarang. Dan Mawar bersyukur keadaan meEnding
Flashback.
Tangisan Mawar menginvasi yang lainnya, yang sedang tertidur dan semuanya langsung berlar
novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.
29/12/2021
0ah aku seneng banget cerita ini😍
05/08
0Keren Kak, lanjutkan
04/08
0keren banget ceritanyaaaa
03/08
0baik
01/07/2023
0hemmmm
18/06/2023
0Top markotop!
14/05/2023
0sip
04/04/2023
0cerita ini sangat bagus buat dibaca para remaja
26/03/2023
0nice🙆
18/02/2023
0