logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 43

Delisha merasa seperti dunianya terhenti dan ia tak tahu portal dunia seperti apa yang sedang ia jalani sekarang.
Kepalanya terasa berat perutnya semakin mules dan anak itu semakin menggantung di antara kakinya tapi Delisha tak tahu dan juga takut untuk menariknya.
Tubuh Delisha gemetaran dengan keringat sebesar bulir jagung gadis itu hanya melihat ke bawah dan bingung harus berbuat apalagi.
Sesuatu mendesak semakin terasa. Ya Tuhan, kata orang jika orang yang hamil tanpa suami itu gampang karena Tuhan telah mencabut nikmatnya tapi lihatlah kini. Ia mau mati.
"Enggghhh ..." Belum. Saat sesuatu yang keras itu mau keluar rasanya seperti tertahan. Delisha langsung ingat Tuhan itu siapa padahal ia selama menganggap Tuhan itu kejam dan tidak adil, bahkan Delisha tak percaya pada Tuhan. Tapi sekarang ia seperti meminta pada suatu perlindungan, sesuatu yang membuatnya bisa sampai sekarang.
"Ya Tuhan ... Ampuni dosaku..." Delisha benar-benar memohon di dalam kamar mandi itu dengan tubuh yang lemah dan nyawa yang hampir putus Delisha meminta pertolongan yang maha kuasa, bagaiamana caranya Delisha berkali-kali menyebut kata itu.
"Ya Tuhan ... Hush ..." Delisha bahkan tak sadar jika ia sudah berbaring di lantai toilet. Padahal ia biasa jijik menginjak lantai toilet, bahkan tubuh telanjangnya saja ia langsung tiduri tanpa alas.
"Oh Tuhan ... Tolong ... Bantu aku Tuhan ..." Air mata Delisha turun. Ia benar-benar tak mudah.
Gadis itu menutup matanya dan mengejan yang ia bisa dan ia mendengar sesuatu yang keras menghantam lantai. Tubuh Delisha gemetaran luar biasa, rasanya seperti gempa bumi di dalam toilet tersebut. Benar-benar manusia ada di lantai itu. Gadis itu menangis dan langsung merasa lumpuh dan juga tak tahu harus berbuat apa.
Delisha masih melihat darah yang terus mengalir dan bayi yang bergerak-gerak. Apa boleh Delisha cekik sampai mati?
Dengan tubuh gemetaran Delisha menunduk dan mencoba mengambil dengan tangannya, Delisha langsung mengangkat bayi itu dan siap mencekiknya.
Tiba-tiba bayi itu menangis. Mendengar tangisan bayi Delisha merasa begitu emosional sekarang. Apa ia tega membunuh jika ia hampir mau mati saat mengeluarkan tadi.
Mereka semua berlumuran darah. Delisha melihat ada usus panjang yang masih menyambungkan dengan dirinya. Delisha bahkan tak peduli dengan rasa sakitnya karena sekarang tubuhnya gemetaran dan kepalanya terasa berdenyut-denyut, mau pecah.
Dengan tertatih Delisha keluar dari kamar mandi dan mengambil gunting untuk memisahkan dirinya dan bayi ini.
Gadis itu hanya menggigit jarinya yang sudah berlumuran darah dan melihat bayi itu yang menangis.
Panik, Delisha langsung mengambil ponselnya dan menelpon Ayden.
"A ... Aku. A ... Aku nggak tahu, t ... Tapi, anaknya udah lahir. I ... Ini g... Gimana?"
Delisha berkata dengan gugup bahkan ponsel itu jatuh dengan sendirinya karena rasa gugup yang ia rasakan.
Gadis itu mengambil tisu basah dan mencoba membersihkan darah yang menempel di tubuh bayi itu. Oh iya, Delisha baru ingat ia belum melihat jenis kelamin bayi ini. Delisha langsung merasa gemetaran saat melihat anaknya perempuan, Delisha masih belum sadar tapi ia terus membersihkan bayi itu.
๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ
Sial!
Ayden tahu hal ini akan terjadi. Bahkan Ayden tak peduli, jika memukul Pak Karnis sampai pingsan jika orang tua ini tidak memberi kunci mobil padanya.
"CEPAT KUNCINYA!" teriakan Ayden bahkan bisa membuat Arjuna terbangun. Seluruh penghuni rumah kaget. Pak Karnis langsung merasa gemetaran saat melihat Ayden wajahnya semakin murka dan melempar gitar tepat di meja kaca di depan TV.
Ayden langsung merampas kunci mobil dan mengendarai seperti orang kesetanan.
"Arrrghhhh." Ayden meracau seperti Godzilla.
"Lisha, wait! Aku kesitu ya. Bentar bawa kemana ya."
Ayden melihat ponselnya sekiranya siapa yang bisa ia hubungi untuk menampung sementara bayi itu karena jujur otaknya buntu harus diapakan bayi ini.
"Oh sialan!"
"Oh, gini Lisha. Kamu kasih dulu bayinya di dalam tas, tapi jangan dikunci biar masih bisa napas. Kita bawa ke nenek aku."
Neneknya. Entah kenapa, Ayden ingin menitipkan di orang yang bisa dipercayai, walau orang tuanya akan murka setelah ini. Tapi ayolah ini menyangkut nyawa. Tak mungkin Ayden biarkan Delisha seperti itu, karena sekarang tanggung jawab mereka bersama terutama jangan sampai kabar ini menyebar ke orang lain. Warga di sekolah tak boleh tahu jika Delisha sudah punya anak.
Berkali-kali Ayden harus mengerem bahkan ingin menabrak kontainer besar di depannya. Ia panik, tak sabaran, takut, kesal, marah. Semua emosi negatif merasuk dalam tubuh Ayden membuatnya seperti monster kejam sekarang.
Dengan kecepatan kilat, Ayden sudah sampai di rumah Delisha walau ia terus dimaki-maki sepanjang perjalanan dan diberi klakson berkali-kali.
"Coba keluar."
๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ
Saking gemetarnya, Delisha merasa seperti tak bisa menopang tubuhnya.
Gadis itu berlari ke kamar mandi dan mencuci darah yang menempel di kakinya.
Semua rasa sakit itu hilang digantikan dengan kepanikan dan ketakutan yang luar biasa.
Delisha mengambil dua lembar pakaian miliknya dan melapisi di tas yang sedikit besar untuk memasukan bayi ini.
Dengan tubuh gemetaran Delisha keluar dari kamarnya. Bahkan ia tak peduli jika harus ketahuan sekarang.
Tapi semua orang di rumah sibuk, gadis itu keluar dari samping rumah dan melihat mobil Ayden berwarna putih. Delisha melirik ke tasnya, jangan sampai bayi ini mati sekarang. Sebenarnya berkali-kali sudah Delisha angkat tubuh bayi itu dan ingin mencekiknya atau ia lemparkan ke lantai tapi tidak bisa! Entah kenapa selalu ada yang seperti menghalangi dirinya untuk melakukan hal keji itu. Dirinya akan terus dihantui rasa bersalah seumur hidup.
Saking gemetarnya Delisha bahkan tak bisa membuka pintu mobil.
"Cepat angkat." Delisha mengangkat dari dalam tas. Dan melihat bayi itu masih bernapas, bayi ini tak banyak menangis.
"Beri susu."
"G ... Gimana?"
"Coba aja. Nanti dia bisa sendiri." Delisha bahkan tak pandai mengendong anak. Tapi ia coba tidurkan di dadanya dan mengeluarkan payudaranya. Benar saja, bayi itu seperti mencari sumber makanan miliknya, ia langsung menyedot walau belum ada air susu.
"Aku punya ide, semoga kamu setuju. Kita bawa dulu ke rumah nenek aku selama 5 hari atau seminggu. Nanti kamu bawa kembali ke rumah kamu, bilang ke orang rumah bayi ini kamu jumpa jadi orang percaya." Delisha pandangi bayi ini. Tegakah dia hanya karena kesalahan dan kebodohan yang ia buat ia harus mengakui jika bayi ini ia pungut dari pinggir jalan?
Drama dan kebohongan-kebohongan demi menutupi kebohongan yang lain akan terus Delisha lakukan. Dan ini tak mudah!
๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ
Aku tahu pasti ada yg pro kontra dengan cerita seperti ini. Ambil sisi positifnya, yg negatif dibuang aja jadikan pelajaran. Tujuan cerita ini untuk sex edu.
Dan bagi kalian jika adegan di bab ini tak masuk akal, kalian salah adegan ini aku terinspirasi dari dunia nyata๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€. Ada seseorang wanita tegar yang menceritakan hidupnya seperti ini.
Beliau melahirkan di toilet rumahnya, mereka bawa ke rumah pacar neneknya, bawa pakai tas seperti Delisha dan seminggu kemudian dia bawa balik bayinya ke rumah dan ngaku itu anak jumpa.
Tapi kisah mereka tidak bahagia seperti sinetron, wanita itu akhirnya tak menikah sama pacarnya yang hamil anak ini. Karena biasanya begitu.
Delisha dan Ayden aku belum ada rencana mau satukan mereka atau tidak karena tujuan aku ke sex edu bukan kisah unyu-unyu.

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

    ย ย 0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini๐Ÿ˜

    05/08

    ย ย 0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

    ย ย 0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters