logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 37

Manusia adalah makhluk paling menjijikan.
Rasa-rasanya semua yang ia bicarakan benar adanya. Orang-orang di sekitar dirinya dengan menjijikan membuat dirinya seperti ini. Dasar yang ia punya kuat hingga ia berani mengatai seperti ini.
Delisha memang belum dewasa dan masih anak-anak, tapi ia akan ditempah untuk menjadi dewasa sebelum waktunya. Ia harus bersikap dewasa, ia harus menghadapi masalah orang dewasa.
Dan orang yang membuatnya hancur, sekaligus orang itu yang bisa menenangkan dirinya sekarang. Delisha tak tahu, sudah berapa lama ia menangis karena merasa sakit hati. Padahal rencananya ia ingin mengakhiri hidupnya, malah Ayden langsung menarik tubuh kecilnya.
"Aku memang naif, karena tak bisa melawan orang tua aku." Delisha hanya menangis, walau Ayden seperti berusaha menghiburnya. Harusnya gadis itu membenci laki-laki ini, nyatanya ia masih membutuhkan laki-laki ini juga. Orang yang membuat dirimu hancur dan dia juga yang membuat kamu merasa bergantung padanya.
"Menangis aja." Delisha bersandar di dada Ayden sambil laki-laki itu mengelus-elus rambutnya. Mereka adalah anak-anak remaja bodoh yang terjebak dengan masalah orang dewasa.
Delisha masih sakit hati. Ayden juga masih memikirkan ini, dan belum berani pulang ke rumahnya, ia yakin satu batang kayu akan habis karena murka orang tuanya. Kenapa orang-orang dewasa selalu bertingkah menjijikkan? Orang tuanya yang iblis, dan orang tua Ayden yang rasanya sebelas-dua belas. Jika sudah menjadi orang tua, ia juga akan menjadi kejam?
Delisha harusnya membenci Ayden. Tapi ia malah meringkuk nyaman di dada lelaki ini, kenapa ia begitu bodoh? Bodoh untuk yang kesekian kalinya.
Delisha masih menangis dan berpikiran apa ia tak layak hidup? Apa ia tak layak bahagia? Harusnya saat-saat seperti ini ia fokuskan untuk belajar atau siap mental punya anak begitu muda, tapi ia malah dibenci dan dikucilkan oleh orang-orang yang harusnya berpotensi untuk memeluk dirinya di saat ia rapuh. Benar kata orang, orang-orang terdekatmu adalah orang yang berpotensi untuk menyakiti kamu lebih dalam.
"Kalau udah selesai nangis, makan dulu."
Delisha menarik kaos putih Ayden dan membuang ingusnya. Matanya terasa begitu perih dan sudah bengkak sekarang.
💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸
"Aku benci kamu! Jangan ganggu aku lagi!" teriak Delisha murka di depan pagar rumah Ayden. Setelah Delisha begitu berani pada Ibu Ayden, dan ia langsung berlari keluar dari rumah keluarga iblis tersebut, malah Ayden langsung menarik dirinya. Mungkin saja Ayden marah, karena mendengar percakapan antara ibu Ayden dan begitu berani mengatai wanita dewasa itu.
"Aku mengerti perasaan kamu." Delisha menggeleng. Tidak! Tidak ada yang mengerti perasaanya, tidak ada yang mengerti keresahan dirinya.
"Tidak ada yang mengerti perasaan aku, karena kalian semuanya iblis!" Delisha tertunduk dan menangis. Ayden langsung membawa gadis bodoh itu dalam dekapannya. Ia juga stress mengatasi semua masalah, Delisha yang tak bisa diajak kerja sama, orang tuanya yang seperti tai kambing—begitu menyulitkan dirinya.
"Kamu tidak akan sendiri Lisha. Aku akan terus menemani kamu." Delisha hanya menangis. Mereka hanya remaja bodoh, remaja naif yang terjebak dan Ayden bilang apa tadi? Menemani? Lebih baik Delisha makan tai kucing daripada harus mempercayai semua kata laki-laki ini.
"Nggak papa sedih sekarang. Tapi kita harus menerima semuanya. Okay?"
"Terima semua apa? Jika aku yang nanggung semua sendirian." Ayden mengerti keresahan Delisha, tapi ia juga tak bisa meyakinkan Delisha ditambah tekanan dari orang tuanya.
"Ikut aku!" Delisha menggeleng. Ia ingin pulang dan berencana bunuh diri sekarang. Ia sudah tak ingin menghirup oksigen di planet biru ini karena semua penghuninya menyebalkan.
Delisha menangis tapi tak bisa mengelak akhirnya ia menurut dan mengikuti Ayden, kemana laki-laki ini membawa dirinya.
Dan berakhir mereka di kos yang pernah Ayden bawa Delisha kesana saat bolos sekolah.

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters