logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 32

Entah ini sudah bulan ke berapa Delisha harus berpura-pura meneteskan darah palsu demi mengelabuhi semua orang.
"Capek sih ya. Tapi, mau bagaimana. Mau nangis? Kamu yang bodoh!" Delisha berbicara pada diri sendiri. Ia lebih dari kuat sekarang untuk bertahan, dan akan menerima semua takdir buruk di masa depan. Delisha tahu, hidupnya akan terus terpuruk dari waktu ke waktu.
Walau begitu, ia akan terus melanjutkan hidupnya, dan mungkin melahirkan tanpa persiapan apa-apa. Delisha terkadang meringis membayangkan bagaimana seorang anak lahir, melalui lubang intinya yang begitu kecil, walau kata orang memang elastis tapi saat belum merasakan dan membayangkan sendiri membuat Delisha pusing. Apa ia bisa? Delisha jelas akan melahirkan sendiri, bagaimana ia akan melahirkan sendiri tanpa bantuan orang lain seperti kucing melahirkan.
Gadis itu menyisir rambutnya sambil berkaca, melihat wajahnya yang masih anak-anak, tapi sudah punya anak. Delisha yakin, saat anaknya dewasa mereka akan disebut kakak-adik bukan ibu dan anak.
Delisha belum menemukan solusi, sekolah dan mengurus bayi. Delisha sudah banyak membaca buku kehamilan hingga melahirkan, dan rasanya repot sekali. Terkadang Delisha ingin keluar dari sekolah dan tetap mengurus anak, bukankah ibu muda yang lain juga seperti itu? Tapi, dari dulu bagi Delisha hal yang paling utama adalah pendidikan, bagaimana ia berharap sekolah yang tinggi mencari pekerjaan yang layak dan pergi jauh-jauh dari para iblis ini.
Delisha menyusun buku dan memasukan dalam tasnya. Ngomong-ngomong tas norak, gadis itu akhirnya mengganti dari warna kuning terang beralih ke warna coklat, warna termasuk netral.
"Nggak papa, masih muda, yang penting masih bisa bernapas kan? Orang lain mau bernapas harus bayar mahal." Terkadang ia mengeluh dengan hidupnya, tapi ada setitik harapan yang membuatnya tak terus mengeluh, dan tetap menjalani hidup.
Sekarang masih pagi, Delisha harus bersiap ke sekolah pagi-pagi. Dan bersekolah seperti biasa.
Dengan mengendap-endap Delisha berhasil melewati ruang tengah tempat para iblis berada. Bahkan hanya merasakan radarnya saja, Delisha merasa berada dalam bahaya luar biasa. Gadis itu memeluk tasnya dan langsung cepat berlari. Beruntung, ia masih bisa berlari seperti remaja normal walau perutnya ada nyawa.
Delisha memakai sepatunya saat ia sudah keluar dari pagar rumah. Gadis itu masih menunduk, saat mendongak dan melihat titisan iblis yang lain.
Entah kenapa, Delisha muak sekali melihat Ayden sekarang. Ia benar-benar tak sudi melihat wajah laki-laki ini. Si sialan ini yang membawa hidupnya dalam lubang kegelapan.
"Nih!" Delisha langsung merampas roti yang Ayden kasih dan memasang tampang tak ramah pada orang yang berbaik hati padanya.
"Nih buat susu ibu hamil." Delisha jadi tertarik, gadis itu langsung merebut susu itu. Walau ia masih memikirkan bagaimana cara membuat susu tersebut.
"Pulang sekolah sama aku." Gadis itu melihat laki-laki ini dengan banyak luka di wajahnya tapi Delisha malas sekali mau bertanya. Bahkan Ayden mati juga Delisha takkan peduli.
"Nggak mau!" Delisha menolaknya dan langsung melongos pergi, malas rasanya berhadapan dengan laki-laki ini. Delisha meletakan roti dan susu ibu hamil dalam tasnya, dan ia benar-benar menjaga tas ini jangan sampai ada yang melihat isi di dalamnya karena semuanya bisa terbongkar sekarang.
"Kamu kayaknya lebih suka pakai kekerasan!" Ayden langsung memikul Delisha membuat gadis itu menarik rambut Ayden karena kesal. Kalau boleh sampai lepas.
"Ayden sialan!"

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters