logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 28

Ayden memang jarang berinteraksi dengan orang tuanya, karena orang tuanya yang sibuk bekerja. Ia anak semata wayang, membuat hidupnya kesepian dan Ayden lebih nyaman berada di luar atau bersenang-senang bersama teman-temannya apalagi melakukan hal nakal, sudah sering ia lakukan. Bagi Ayden semua itu normal, masa remaja adalah masa paling indah, masa coba-coba walau sekarang ia kebablasan.
Ayahnya merupakan seorang direktur utama di perusahaan milik negara, ibunya bekerja di tempat yang sama. Jika ditanya fasilitas ia memang mendapatkan semuanya. Orang tuanya bekerja untuk anak semata wayangnya, agar mendapatkan yang terbaik, semua fasilitas terbaik dan sekolah terbaik, bahkan orang tua Ayden sudah punya tabungan khusus untuk Ayden mengenyam pendidikan di luar negri. Karena mereka ingin masa depan Ayden terjamin, walau mereka tak tahu Ayden yang kalut karena bisa menghamili anak orang yang masih begitu kecil.
Walau ia bisa disembelih, tapi Ayden ingin memberitahu apa yang terjadi. Ayden memang tak ada niat untuk bertanggung jawab, tapi siapa tahu orang tuanya punya solusi walau solusi yang pasti ia dihukum atau bahkan disembelih.
"Ma ..." Sinta yang sedang membaca majalah melihat ke anaknya yang sudah besar sekarang. Ia masih ingat, dulu Ayden masih berlarian hanya memakai kolor atau saat ia mengajari Ayden berjalan.
"Kenapa? Uang bulanan?" Ayden menggeleng. Kenapa orang tuanya selalu menghubungkan semuanya dengan uang? Tak semua solusi butuh uang.
"Mama dulu kecilnya cita-cita jadi apa?"
"Ini anak kenapa sih?" tanya Sinta heran. Mereka memang jarang di rumah, bukan berarti hubungan orang tua dan anak hancur, mereka sering berkomunikasi walau jarang. Tapi Sinta percaya jika anaknya sudah dewasa dan mengerti jika orang tuanya bekerja untuk kemakmuran hidupnya. Semua fasilitas yang Ayden dapatkan tidak datang dengan sendirinya, tapi dari hasil ibu dan ayahnya yang pulang setiap jam 9 malam dan pagi-pagi sudah harus kembali ke kantor. Jikapun libur atau weekend mereka akan pergi berlibur dan Ayden lebih memilih bersenang-senang dengan teman-temannya.
"Mama tanya doang. Kok Ayden mau jadi dokter ya?" Sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam, Ayden ingin jadi dokter dadakan khusus untuk mengugurkan kandungan Delisha. Andai ia punya kekuatan. Karena walau ia kabur dan jadi laki-laki pegencut tapi statusnya tetap akan melekat pada dirinya selamanya. Seorang ayah, seorang laki-laki brengsek, ayah yang tak bertanggung jawab, atau bahkan manusia tak layak hidup.
"Boleh dong. Kamu udah punya tabungan pendidikan, mau jadi dokter astronot tabungan kamu sudah cukup. Tinggal sekolah, abang bisa pilih mau kuliah di mana aja. Asal abang tahu, Mama udah tanya-tanya kuliah di luar negri, udah diskusi sama papah, dan kami setuju. Kuliah di luar negri terbaik nak."
Ayden menggaruk rambutnya frustasi. Ia bisa bersenang-senang kuliah di luar negri, tapi bagaimana nasib Delisha? Bagaimana ia harus menanggung aib memalukan ini seumur hidupnya.
Melihat rencana indah yang orang tuanya rancang kan, rasanya seperti tak tega jika ia harus merusak semuanya sekarang.
Mungkin ada saatnya orang tua Ayden tahu, jika ia bukan lagi anak remaja normal tapi seorang ayah!
๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ
"Lisha! Itu ada darah." tegur Adara. Satu-satunya teman yang bersifat netral, ia juga anak yang pendiam seperti Delisha di dalam kelas.
Delisha pura-pura melihat ke belakang dan tersenyum malu, padahal ia senang rencananya berhasil.
"Aku tutupin ya." Delisha tersenyum, saat Adara dengan baik hati meminjamkan jaket untuknya.
"Terima kasih." Jaket berwarna pink itu, diikat di pinggang Delisha agar menutupi darah palsu yang sengaja ia letakkan di roknya. Setelah pulang sekolah, Delisha bisa mencucinya agar darah itu hilang.
Delisha mulai mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tak mau menonjolkan dirinya, yang penting ia selalu hadir di kelas. Bisa lulus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Masa depan Delisha memang terlihat suram, tapi ia tak berhenti sampai di sini, Delisha akan terus maju ia akan mengurus anaknya sendirian tanpa orang lain.
"Dara! Nanti jaketnya aku cuci dulu ya, baru balikan." Adara berbalik dan mengacungkan jarinya tanda Ok. Delisha tersenyum, dunia memang terlihat sangat kejam dan tidak adil tapi masih ada orang yang peduli padanya, terutama Oma. Delisha seperti takut, menemui Oma-nya. Takut wanita tua itu kecewa, karena ia bisa kebablasan seperti ini, bahkan Delisha takkan dipercaya lagi dan Oma lebih memilih membela para iblis itu. Kekuatan Delisha di Oma, jika lansia itu tak percaya padanya, maka Delisha tak punya kepercayaan untuk dirinya sendiri.
Delisha jalan sambil menendang bebatuan di depannya. Menghitung bulan ia akan melahirkan, dan memang harus banyak persiapan. Mungkin Delisha harus menabung agar bisa membeli kebutuhan bayi. Rupanya ribet sekali hidupnya, Delisha tak bisa lagi egois hanya memikirkan dirinya karena ada nyawa yang harus ia utamakan. Mungkin Delisha akan melakukan apa saja untuk anaknya, begitulah naluri sebagai seorang ibu telah mengakar, di saat ia sadar, ia sudah menjadi ibu.
"Lisha!" Delisha entah kenapa, hafal luar dalam suara Ayden. Gadis itu menolah pada mantan kekasihnya, hubungan mereka selesai, walau ada pengikat di antara mereka.
"Lisha!" Ayden menarik lengan Delisha. Gadis itu hanya menatap Ayden malas, laki-laki begitu plin-plan dan tak bisa dijaga omongannya, sebentar ia terlihat peduli kemudian ia akan bertingkah seperti seorang bajingan yang luar biasa bejat. Delisha tak mengerti dengan isi otak Ayden.
"Kamu nggak papa?" Delisha mengakakat alisnya. Serius, di tanya hal bodoh seperti ini? Kenapa dia harus bertanya tidak apa-apa, jika Ayden yang membuatnya apa-apa sekarang.
"Bukankah kita nggak kenal lagi?" tanya Delisha sarkas. Ayden yang bilang sendiri, jangan kenal dirinya lagi tapi laki-laki ini bertingkah seolah begitu peduli pada hidup Delisha padahal Delisha tak mau melibatkan orang lain dalam hidupnya, biarkan ia menanggung semua ini sendirian.
"Dengar Lisha! Kamu pasti mau ngetawain aku, tapi aku akan meminta izin sama orang tua aku untuk bertanggung jawab. Kita memang nggak menikah, tapi kita tinggal satu rumah dan urus anak bersama." Kata-kata Ayden terdengar begitu menjajikan dan seolah memberi masa depan yang cerah. Tapi Delisha tak percaya pada kata apapun yang keluar dari mulut laki-laki ini. Ia sudah mengklaim jika Ayden hanya pembawa sial di hidupnya.
Delisha tersenyum remeh. Ayolah, orang tua bodoh mana yang mau mengizinkan anaknya tinggal bersama anak orang yang masih sangat muda dan mengurus anak bersama, kendengarannya sinetron sekali. Seperti cerita novel yang cacat logika. Delisha ingin realistis saja, hak itu mustahil terjadi, satu-satunya adalah ia akan mengurus anak ini sendirian.
"Oh boleh, kapan mau pindah?" Delisha tak bisa dibodoh-bodohi sekarang. Hidup yang keras dan saat hamil matanya terbuka begitu lebar dan tahu siapa yang tulus dan siapa yang tidak, dulu ia menganggap Ayden seperti malaikat, nyatanya laki-laki ini jadi lucifer dalam hidupnya.
"Aku minta izin sama orang tua aku dulu. Aku akan bertanggung jawab." Saat menyelami mata itu, Delisha merasakan ketulusan di sana. Sial! Tapi ia percaya, Ayden akan membodohinya seperti yang sudah terjadi.
"Okay. Aku tunggu." Delisha berbalik dan langsung berjalan.
Ayden melihat punggung rapuh Delisha. Ia memang ingin berencana jadi pengecut, tapi Ayden terus dihantui ketakutan setiap tidur malamnya. Saat ia memikirkan untuk bertanggung jawab dan mengurus anak bersama, Ayden malah bisa tidur dengan tenang, bahkan ia sampai bermimpi keluarga impian bersama Delisha. Kedengarannya sangat bullshit, tapi Ayden bertekad seperti itu.
Ia akan menerima takdirnya menjadi ayah muda karena semua ini murni kebodohannya.

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

    ย ย 0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini๐Ÿ˜

    05/08

    ย ย 0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

    ย ย 0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters