logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 20

Masa remaja adalah masa untuk mengenal jati diri. Dan adalah masa percobaan. Banyak hal di sekitar yang membuat para remaja penasaran dan coba-coba. Jika, tidak dibekali dengan ilmu yang cukup atau diberi edukasi yang baik tentu mereka akan terjerumus dan masa remaja yang seharusnya disiapkan demi masa depan seolah tergerus dan tak ada masa depan yang menjanjikan di sana.
Seks edukasi itu sangat penting. Dan para orang tua sebisa mungkin mendengarkan anak-anak mereka saat mereka mengadu menjalani pelecehan seksual. Bukan malah tutup mulut, karena pelaku adalah keluarga dan akhirnya membuat anak trauma hingga dewasa.
Delisha benar-benar tak tahu, jika masa depannya telah direnggut paksa. Bagaimana ia tak tahu, jika masa depannya bisa hancur hanya karena semua kepolosannya. Ketika dengan suka cita Delisha menyerahkan dirinya pada Ayden. Padahal Ayden juga begitu muda, belum mengerti apa itu bertanggung jawab jika seandainya ia hamil. Bahkan Delisha tak mengerti konsep keperawanan. Ia tak sadar jika sekarang dirinya tak perawan. Delisha menganggap jika yang ia lakukan bersama Ayden adalah salah satu permainan anak kecil seperti bermain layang-layang, atau lomba sepeda.
Permainan yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa sudah ia lakukan dan sekarang Delisha ketagihan dengan aktivitas itu. Delisha tak malu memintanya pada Ayden. Padahal Ayden seperti menghindar. Laki-laki itu tahu, jika gadis bodoh dan polos ini bisa hamil.
Ayden terdiam, memikirkan semua ini. Ia ketakutan, usianya masih sangat kecil 16 tahun. Belum bisa bertanggung jawab atau menjadi ayah semuda ini.
Ayden berbalik melihat Delisha yang tertidur di sampingnya sambil memeluk dirinya. Tidurnya begitu damai, mereka baru saja bercinta. Mengerikan bukan, bahkan hampir setiap hari mereka melakukan aktivitas ini. Bahkan karena gejolak jiwa muda, seolah tak mau berhenti. Delisha benar-benar ketagihan dengan seks, dan Ayden seperti tak bisa mencegahnya. Karena tujuan utama dia adalah merusak gadis ini dan bersenang-senang bukan mengedukasi anak orang.
Semuanya jadi kacau. Perjalanan mereka masih sangat panjang. Minimal 10 tahun lagi baru mereka bisa melakukan aktivitas terlarang, tapi mereka sudah terjerumus ke dalamnya. Ayden memang sudah lama melakukan aktivitas seksual saat masih SMP. Ketika mereka pergi bermain ke kos teman, dan menonton cerita blue rasa penasaran selalu menjerumuskan. Akhirnya, Ayden melepaskan keperjakaan pada teman wanita beda sekolah yang seusia dengannya. Gadis itu sudah duluan tak perawan dengan pacarnya terlebih dahulu. Ternyata rasanya menyenangkan dan bikin ketagihan. Dari coba-coba, Ayden dan teman-temannya janjian dengan gadis teman satu sekolah atau beda sekolah dengan sirkel yang sama melakukan hal ini. Terkadang mereka takut kena penyakit, tapi sampai saat ini sirkel mereka belum ada yang kena penyakit mengerikan mungkin karena usia yang masih muda.
Dan Ayden memasukan Delisha dalam lingkaran setan ini. Dan bodohnya lagi, Delisha tak tahu apa-apa jika dirinya telah hancur. Masa depannya telah hancur, dan dia si brengsek itu.
Ayden bingung bagaimana bilang pada Delisha jika ia ingin berhenti, dan mereka tak bisa berteman lagi. Ayden tak ingin membuat Delisha terus terjerumus. Karena sebenarnya Delisha anak baik-baik. Bukan dirinya yang sudah bobrok sedari dulu. Merokok, seks bebas, atau bahkan mereka mabuk-mabukan di kos Vrada.
Ayden melihat Delisha yang sudah bangun dan tersenyum padanya.
"Aku akhir-akhir ini, merasa kayak bawaannya aneh. Mau nangis tiba-tiba. Kadang mau muntah." Seluruh tubuh Ayden terasa kaku. Tak bisa digerakkan. Telinganya berdenging, jantungnya tak bisa ia normalkan. Bahkan, bernapas saja rasanya Ayden tak sanggup. Jangan sekarang! Jangan dulu! Laki-laki itu menggeleng. Hancur sudah.
"Ehm... Kamu butuh istirahat. Mulai sekarang, pulang sekolah langsung ke rumah aja. Banyak belajar dan banyak istirahat." Bodohnya Delisha mengangguk. Rasanya Ayden ingin berlari sejauh mungkin dan menguburkan dirinya hidup-hidup atau bersembunyi di goa gelap yang tak bisa dijangkau manusia.
"Nanti nggak bisa main sama kamu." Ayden mengepalkan tangannya. Ia harus mengambil langkah tegas, hal ini tak bisa dibiarkan. Ini tak bisa dibiarkan lagi.
"Nggak papa! Kamu juga harus banyak belajar, sebentar lagi ujian nasional." Delisha mengangguk. Walau ia senang bersama Ayden, semenjak bersama Ayden. Ia tak terus berlarut dengan masalah sial di keluarganya. Ia seolah tak peduli, jika ia punya keluarga sekarang.
"Iya. Tapi nanti kalau aku rindu sama kamu, bisa jumpa kan?" Ayden hanya mengangguk. Setelah ini, ia akan benar-benar menghilang dari kehidupan gadis ini selamanya.
💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸💸
Zat yang mengandung nikotin itu menari-nari di udara oleh sang empu yang tak henti-hentinya mengembuskan asap rokok.
"Mampus kau! Kau harus nikah sekarang." Rian menakuti-nakuti Ayden. Ayden hanya bisa menenangkan dirinya dengan rokok. Delisha hamil! Itu fakta yang ia tahu. Dan satu-satunya cara adalah ia kabur dan menjadi laki-laki pengecut. Dirinya masih terlalu kecil menjadi seorang ayah dan bertanggung jawab pada gadis yang juga masih terlalu kecil.
"Ayden menjadi papa muda yang hot." goda Vrada. Tapi Ayden langsung menendang Vrada.  Tidak lucu sama sekali, sekarang waktunya mencari solusi. Walau benar-benar tak ada solusi yang bisa mereka lakukan.
"Selain nggak tahu fungsi kondom. Otak lo juga nggak tahu gugurkan?" tanya Rian.
Sebenarnya Ayden sudah memikirkan ini duluan. Sayang, Delisha bukan seperti gadis lain yang mengerti konsep perawan, konsep hamil dan juga resiko aborsi.
"Kalian nggak mengerti." ujar Ayden menyugar rambutnya frustasi. Begitu banyak resiko yang terjadi jika menggugurkan kandungan, apalagi Delisha masih sangat muda. Dia belum mengerti apa-apa. Bahkan Ayden harus bilang, jika gadis bodoh itu hamil. Bagaimana mungkin ada manusia sepolos Delisha. Memang tak guna!
"Iyalah tak mengerti. Lo yang enak-enak dan kita yang suruh mikir. Lucu!" Ayden menelungkupkan kepalanya. Rasanya mau pecah. Ia seperti—rasanya menjadi Iron Man.
Ayden memang banyak bermain dengan para gadis dan mereka tahu fungsi kondom dan juga obat pencegah kehamilan. Bukan seperti satu ini yang polosnya berlebihan. Keterlaluan polos Delisha.
"Dia bahkan nggak tahu, kalau dia hamil sekarang."
"Anjing!" umpat Vrada.
"Gila lo Ayden. Bahkan setan langsung milih resign kerja, karena ia kalah. Mampus!"
"Lagian aku heran. Kok bisa sih, tak pakai kondom. Atau minimal minum obat." Selain tak tahu fungsi kondom, otak Ayden juga tak berfungsi.
"Neraka menantimu kawan."
"Fuck! Diam lah. Aku nggak butuh ceramah sekarang." Berkali-kali Ayden menarik napas panjang. Belum sampai tahap bosan ia sudah mendapatkan kecelakaan. Ayden jelas menyesal. Ini menyangkut nyawa dan itu tidak main-main. Apa benar, digugurkan saja?
Mungkin Ayden bisa bilang baik-baik pada Delisha dan meminta untuk aborsi. Delisha masih sekolah, ia masih sekolah. Bagaimana mungkin harus jadi ayah semuda ini. Bagaimana dengan Delisha yang belum genap berusia 15 tahun dan sudah hamil. Tuhan memang menyiapkan neraka jalur VIP untuk dirinya.

Book Comment (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters