logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Beban Pikiran

Saat ini Aminah belum bisa pergi ke sawah karena bayinya yang masih kecil. Hasan akhirnya mengambil alih pekerjaan istrinya itu. Setelah pulang menderes karet dari ladang, lelaki bertubuh kurus itu terpaksa harus pergi ke sawah setiap harinya. Sebelumnya, ia memang pergi ke sawah juga untuk membantu Aminah, namun tidak setiap hari seperti sekarang ini.
Mengerjakan dua pekerjaan dalam satu waktu bukanlah perkara yang mudah. Butuh kesabaran. Butuh perjuangan. Butuh pengorbanan. Walaupun Hasan menjalani pekerjaan berat itu, namun ia tidak pernah memperlihatkan rasa letihnya kepada Aminah, istrinya. Ia sadar mencari nafkah adalah tanggung jawab seorang suami. Seorang istri tidaklah mempunyai kewajiban untuk mengerjakan itu. Kewajiban seorang istri hanyalah melayani dan menjaga amanah suami dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain, kondisi ekonomi keluarga terkadang tidak mengizinkan seorang istri hanya berdiam diri di rumah saja, sehingga banyak perempuan-perempuan perkasa yang harus turut meringankan beban yang ditanggung oleh suaminya.
Dulu Hasan pernah berniat untuk tidak mengizinkan istrinya bekerja. Apa hendak dikata, hasil keringatnya menderes di ladang milik orang lain sering tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga. Menderes karet ladang orang lain bukanlah seperti menderes karet milik sendiri. Hasil dari karet yang dideres harus disetor sebagian kepada si pemilik ladang. Setiap minggu Hasan wajib menyetor hasil kerjanya dengan hitungan dua banding satu. Dua bagian untuknya, satu bagian untuk pemilik ladang. Sekiranya ia mendapatkan hasil karet seminggu sejumlah tiga ratus ribu, ia akan menyetor seratus ribu kepada pemiliknya dan sisanya senilai dua ratus ribu menjadi bagiannya.
Dua ratus ribu bukanlah uang yang banyak jika dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari yang harus ditutupi Hasan. Uang itulah yang selalu dicukup-cukupkan Hasan untuk mengisi perut keluarganya setiap minggu. Tidak jarang Hasan harus mencari tempat berhutang jika uang itu sama sekali tidak bisa dicukupkan lagi. Tidak ada lagi jalan lain yang harus ia tempuh. Perasaan malu akan sejenak ia singkirkan demi memenuhi hak perut. Tak jarang ia mendapat makian karena sering berhutang. Tidak ada lagi cara lain. Ia tidak mau menghalalkan pekerjaan yang haram. Lebih baik ia mendapat makian asal bisa makan dari uang yang halal, toh uang yang dipinjam itu nanti akan ia kembalikan juga ketika ia sudah mampu membayarnya.
***
 Sebelum Dayat kecil lahir, Aminah selalu pergi ke sawah. Menanam, menyiangi, hingga menjaga padi-padi agar tumbuh subur, ia rasa sudah menjadi tanggung jawabnya. Ia tak pernah mengharap suaminya turun tangan, walaupun pekerjaan itu sebenarnya bukanlah kewajiban yang harus dilakukannya. Ia merasa senang turut bisa membantu suaminya. Pun ia yang menggarap sawah itu, namun Hasan sering membantunya setelah pulang dari ladang. 
“Abang sudah pulang” sambut Aminah ketika melihat suaminya sudah pulang dari sawah.
“Iya Aminah” jawab Hasan.
“Abang mau makan, agar diambilkan”
“Nanti saja, abang mau istirahat sebentar”
Hasan merebahkan tubuh kerontangnya ke lantai rumah panggung itu. Sesekali ia memejamkan mata memikirkan masa depan ladang dan sawahnya. Dalam hati kecilnya ada kekhawatiran tidak sanggup mengerjakan dua pekerjaan itu dalam satu waktu. Hasan takut hasil kedua pekerjaan itu tidak akan maksimal. Untuk saat ini, ia masih bisa sedikit lega karena padi masih belum menguning. Jika nanti sudah menguning, pasti makhluk-makhluk bersayap akan datang mengintai-intai hamparan padi itu. Mereka akan mematuk bulir-bulirnya hingga meranggas. Jika padi itu meranggas, apa lagi hasil yang akan dilihat dari kerja keras mereka selama ini. 
Unggas-unggas jalang memang akan selalu mengincar padi-padi yang menguning. Mereka akan dengan senang hati menunggu para petani lengah. Sebentar saja pemilik sawah lengah, maka gerombolan makhluk tak diundang itu pun akan segera menghabiskan padi. 
Mulai matahari tersenyum di ufuk timur hingga redup di ufuk barat, para petani harus siap menjaga sawahnya. Harus sabar menungguinya saban hari. Mereka juga harus segera  mengusir unggas-unggas jika gerombolan makhluk nakal itu mencoba mendekat.
“Si kecil masih tidur ?” ungkap Hasan mencoba menghilangkan beban pikirannya.
“Iya Bang. Tadi sudah bangun, sekarang dia tidur lagi”
Hasan kembali memejamkan mata.
“Abang terlihat sedang memikirkan sesuatu ?”
“Tidak Aminah. Abang hanya sedikit kelelahan saja”
Aminah semakin bertanya-tanya dalam hati. Masalah apa yang sedang dipikirkan suaminya itu. Apakah benar Hasan hanya kelelahan saja. Memandang raut wajahnya, Aminah serasa bak memandang raut wajah seorang pengusaha yang hendak bangkrut. Tidak tahu akan solusi dari masalah yang sedang mencengkram. Tidak tahu lagi arah dan tujuan. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. 
Aminah mencoba memaklumi jika suaminya itu tidak mau menceritakan masalah yang sedang ia sembunyikan. Toh, suaminya itu adalah seorang yang baik. Jika Hasan mempunyai masalah yang dianggapnya perlu tuk diceritakan kepada istrinya, lelaki itu pasti akan menceritakannya. 
“Bang. Bagaimana sekarang kondisi padi kita di sawah ?” ujar Aminah mencoba mencairkan suasana.
“Bulir padinya sudah mulai mekar Aminah”
“Syukurlah Bang”
“Mungkin tidak lama lagi kita akan mamuro  agar unggas tidak menghabiskan padi-padi itu. Itulah salah satu yang membebani pikiran abang saat ini. Abang takut padinya nanti dihabisi unggas jika tidak dijaga seharian. Di sisi lain setiap hari abang harus terlebih dahulu ke ladang untuk menderes karet”
“Tidak usah terlalu dipikirkan Bang. Nanti pasti ada jalan keluarnya”
“Iya Aminah, abang senang dengan jawabanmu”
Aminah kini sudah paham akan beban pikiran yang sedang menggrogoti kepala suaminya itu. Mengerjakan dua pekerjaan, itulah akar masalahnya, terlebih-lebih sawah mereka tidak lama lagi akan menguning dan perlu penjagaan ekstra agar tidak habis dimakan unggas.
Bersambung.....

Book Comment (65)

  • avatar
    Ardnsyhh Mrf

    begitu lah perjuangan seorang ibu yang selalu nyiapin apa saja untuk keluarganya

    09/08/2022

      0
  • avatar
    Rava Arrafi Setiawan

    Saya tidak mencapai apa-apa hari ini. Tidak ada satu hal pun yang produktif. Tapi aku bergaul denganmu, jadi, ya, hari ini bagus.🎉aku mau diamond ff geratis ff max

    1d

      0
  • avatar
    tasnimputeri

    👍👍

    5d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters