logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 Mumpung Masih Aktif, Bun

"Tuan," panggil Romi pelan.
Dia baru saja menyelesaikan tugas yang Aditya bebankan padanya.
"Bagaimana?" tanya Aditya to the point.
"Arga Leonard Adiwijaya, seorang siswa kelas 2 SMA sama seperti nona dan besok adalah hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Dia anak dari tuan Adiwijaya yang dulu perusahaan miliknya hampir menandingi perusahaan milik Tuan. Dan dia juga seorang ketua OSIS yang sangat disegani karena kepandaiannya yang mampu mengatasi segala masalah," jelas Romi yang mengumpulkan segala informasi hanya dalam beberapa jam saja.
Kini mata Aditya terpejam. Gadis itu tak tanggung-tanggung dalam mencari lawan yang sepadan untuknya. Harusnya sejak awal Aditya tak memberikan akses untuk Qila masuk di sekolah itu. Iya, harusnya begitu tapi sudah terlanjur begini, apa lagi yang bisa dilakukannya?
Jadilah yang tersisa sekarang hanya penyesalan! Aditya benar-benar menyesal karena memasukkan Qila ke sana. Tapi seberapa banyak pun dia menyesali hal ini, tetap saja tak akan ada gunanya bukan?
"Apalagi yang kau tahu?" tanya Aditya karena beberapa saat lalu dia memerintahkan Romi yang selaku asistennya untuk mencari segala informasi tentang cowok bau kencur yang berusaha merebut Qila-nya tadi.
"Dari yang saya tahu besok Arga akan mengadakan acara ulang tahun di sekolah, sama seperti ulang tahun ketua OSIS lain. Dan, nona Qila mendapat undangan VIP secara langsung di depan umum, Tuan," jawab Romi sambil memeriksa berkas yang ada di tangannya.
VIP?
Bahkan sampai diberikan secara langsung?
Wah.
Qila saja tak mengatakan kalau dia diundang di acara ulang tahun besok. Gadis itu makin liar saja. Aditya akan mengurungnya seharian jika dia nakal lagi.
Tapi kini yang dilakukannya hanya memijat pelan pangkal hidungnya. Dia sekarang harus apa dulu?
Aditya melirik Romi yang masih setia berdiri di sana lalu dia mengibaskan tangan, memberi isyarat bahwa Romi harus segera pergi dari sana. Romi pergi. Aditya menelengkan kepalanya. Cara cepat menyingkirkan Arga dia tak bisa karena Adiwijaya merupakan golongan atas, tak mudah mencari masalah dengan mereka.
Jadi, yang harus dilakukannya sekarang adalah mengawasi Qila dengan ketat. Aditya melirik jam di tangan kirinya. Baru pukul 20.00. Sudah dapat dipastikan bahwa Qila-nya belum tertidur.
Aditya membuka tabnya lalu menekan beberapa tombol hingga dalam layar tab itu muncul ruangan yang paling Aditya sukai. Dimana lagi jika bukan di kamar Qila?
Ahaha Aditya terkekeh dengan pemikirannya barusan.
Laki-laki itu meringis pelan melihat kelakuan Qila. Dia sedang mencak-mencak sambil menjambak rambutnya. Lalu disisir lagi. Dan dijambaki lagi. Disisir lagi. Begitu saja terus hingga berulang kali.
Lagi-lagi Aditya geleng-geleng ketika melihat Qila memoleskan lipstik dengan warna maroon di bibir mungilnya itu. Sungguh tak cocok sekali warnanya jika dikontraskan dengan warna kulit Qila yang terlalu putih mulus itu. Lebih lagi selama ini Aditya tak pernah sekalipun melihat gadis itu memakai lipstik. Melihatnya memakai lipstik entah mengapa membuatnya ingin tertawa terbahak-bahak.
"Dia benar-benar menggemaskan," kekeh Aditya tanpa sadar.
Aditya santai saja saat melihat Qila melepas bajunya dan menggantinya dengan baju tidur bermotif elsa itu. Qila-nya memang terkadang lebih lucu dari bocah TK. Bahkan selera Qila pun tak jauh berbeda dari mereka.
Hanya fisiknya saja yang sudah besar. Namun, jiwanya masih ingin menjadi anak balita yang hanya tau bermain saja.
Sudah dua jam lebih Aditya memantau Qila hingga matanya memanas dan hampir saja dia tertidur. Aditya mengernyit saat melihat Qila yang berguling-guling di atas kasurnya.
Mau bertingkah apalagi sih gadis itu?
"Ssh, Qila ini. Bagaimana jika nanti dia terjatuh?"
Dan tak sampai beberapa menit kemudian Qila benar-benar terjatuh dari kasurnya. Aditya memilih menunggu hingga beberapa menit. Namun, bukannya naik ke atas kasur lagi, gadis itu justru tertidur dengan begitu pulasnya di lantai.
Aditya bangkit dari sofa lalu dia meletakkan tabnya. Dengan langkah ringan dia menuju kamar Qila yang tepat di sebelah kamarnya.
Laki-laki yang sangat mendambakan Qila itu mendengus saat menyadari pintu kamar sang gadis ternyata tak dikunci. Pelan-pelan Aditya membuka pintu itu agar tak menimbulkan suara.
Di sana, di atas ubin yang begitu dingin Qila meringkuk dengan napas yang teratur. Aditya terkekeh melihat hal itu.
Dia melangkah mendekati Qila, membawa gadis itu ke atas kasurnya lagi. Selanjutnya Aditya ikut membaringkan diri di sebelah sang gadis. Lalu, dengan wajah tanpa dosanya Aditya memeluk Qila dari belakang juga menyusupkan kepala di rambut gadis itu.
Wangi vanilla yang begitu menyejukkan. Wahh sepertinya Qila sudah mulai merawat diri. Itu bagus, jika semua ini untuk Aditya. Diam-diam Aditya tersenyum, dia membenarkan selimut yang mereka berdua gunakan. Setelahnya Aditya mengeratkan pelukannya lantas tertidur tanpa perduli apa yang akan terjadi besok.
Setidaknya malam ini dia bisa tidur seranjang dengan Qila-nya lagi.
***
Qila mengeluh saat merasa ada sesuatu yang menindih perutnya. Aish, dia lapar sekali dan sekarang ditambah apa ini?
Qila menunduk memperhatikan lengan yang masih setia memeluknya. Hembusan nafas menerpa lehernya. Qila tau tangan itu milik Aditya. Tapi, bukankah Aditya masih marah padanya?
Dasar moodyan.
"Tuan?" Qila mendengus saat hanya mendengar gumaman pelan dari Aditya.
Gadis itu menengok, dan sial sekali. mengapa wajah Aditya selalu setampan ini? Dia bisa khilaf kapan saja. Pelan-pelan tangan Qila mengusap dagu milik Aditya yang entah mengapa terasa sedikit kasar.
"Tuan, kapan terkahir kali Anda cukur? Ah bulu-bulu ini membuat mataku menjadi sakit sekali," ujar Qila dengan tampang jijik.
Aditya membuka matanya perlahan mendengar perkataan Qila tadi. Mata kedua nya saling bertemu selama beberapa saat.
Aditya tersenyum tipis lantas mencium kening Qila. "Selamat pagi nyonya Aditya," sapanya dengan senyuman yang tak luntur.
Qila tertawa geli. Seakan yang dilakukan Aditya hanyalah lelucon semata. Namun, tak dapat dipungkiri pula bahwa pipinya memanas dan hatinya seperti ditaburi bunga. Dan itu semua karena si Aditya pria tua bangka dengan sejuta pesona.
"Tuan bisa tolong lepaskan saya?" pinta Rara.
"Tentu saja bisa," balas Aditya santai.
"Lantas mengapa tangan tuan masih di situ?"
"Kamu belum membalas sapaanku tadi. Ah tidak-tidak. Kamu seharusnya memanggilku dengan sebutan Mas!" seru Aditya bersemangat.
Kontan saja Qila mencibir dalam hati, 'Umur segini memang aktif-aktifnya ya, Bun.'
Tunggu.
Sepertinya ada yang aneh.
"Eh Tuan, sejak kapan Anda memanggil diri sendiri dengan sebutan 'aku' begini?" tanya Qila tanpa sadar.
Aditya diam. Dia nampak seperti seolah sedang berpikir. Memangnya benar begitu? Jika iya, bukankah itu sangat bagus? Walau Aditya sendiri tak tau kapan dia memulainya.
"Ah bodoh amat deh. Ey ... lebih dulu Tuan tolong lepaskan saya," pinta Qila lagi tapi Aditya menggeleng.
"Mas bisa lepasin aku nggak?" ulang Qila dengan nada geram.
Wah, Aditya yang mendengar hal itu hampir saja terjengkang dari kasur. Ini suatu yang sangat membahagiakan dan pantas untuk dirayakan. Wahh, lagi-lagi Aditya bersikap hiperbola.
"Ah Qila kamu ini manis sekali. Aku senang sekali mendengar kamu memanggilku dengan sebutan mas seperti tadi. Itu sangat-sangat menakjubkan," Aditya menjeda kalimatnya lalu menatap Qila dengan sorot mata yang penuh cinta. "Tapi maaf sekali, Sayang, jika kamu ingin aku melepaskanmu hanya agar kamu bisa hadir dalam acara ulang tahun si bocah sialan itu tentu saja aku tak akan mengijinkannya. Dan tidak masalah jika aku harus mendekapmu selama sehari penuh bahkan tak bekerja pun aku rela," lanjut Aditya lalu dia memejamkan matanya kembali.
Aditya senang tapi Qila tentu saja hanya diam dengan pikiran yang tak tenang. Memangnya jika berada dalam posisi seperti ini siapa yang lebih diuntungkan jika bukan si Tuan Muda yang sangat menyebalkan dan kurang ajar itu?
Aish, walau Qila memang tak berniat hadir dalam acara ulang tahun Arga tapi tetap saja dia tak mau terjebak dalam posisi ini. Dia tak mau dalam dekapan Aditya seharian.
Posisi ini ... benar-benar menyebalkan!
-Bersambung....

Book Comment (183)

  • avatar
    Yuie0ica

    HAIIII ,NICEE STORRYY GL FOR YOU

    2d

      0
  • avatar
    comelnona

    bagus

    17/07

      0
  • avatar
    Zeti Durrotul Yatimah

    Qla harus bersikap lebih dewasa

    10/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters