logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

RATU KEGELAPAN

RATU KEGELAPAN

Mella


Chapter 1

Mark tersenyum tipis menatap kearah depan, kampus sebelum akhirnya dirinya menentang tas di bahunya. Begitu dirinya sampai di kelas, segara dirinya duduk di atas kursi dengan menaikkan kakinya di atas meja dan hal itu sama halnya dilakukan oleh beberapa teman-temannya yang terlihat beberapa kali memandang kearah jam dengan berdecak kesal.
"Santai saja, aku sangat yakin dia pasti akan datang!"
Lucas pemuda bertindik tersebut, berdecak pelan terhadap ucapan Mark dan hal itu sangat disadari oleh Mark yang akan mengeluarkan sebuah buku dari tas. Tetapi, dirinya mengurungkan hal itu begitu pintu kelas terbuka, mereka semua yang berada di sana tersenyum menyeringai pelan ketika seorang perempuan masuk dengan raut wajah yang begitu datar. Lyla nama perempuan itu, hanya diam ketika Mark berdiri dan berjalan tepat dihadapannya. Tanpa sama sekali menatap Mark, Lyla seakan mengabaikan kehadiran orang-orang di kelas dengan duduk pada bangku yang biasanya diduduki oleh dirinya.
"Aku sangat heran kenapa kamu hanya diam? apa kamu tidak ingin membalas kami!" Mark mengatakan hal seperti itu dengan begitu tenangnya mengambil tempat sampah yang berada tidak jauh dari dirinya, dan segera mengosongkan isi dari tempat sampah itu tepat di atas kepala Lyla.
Lyla nama perempuan itu, terdiam cukup lama tidak terlalu peduli dengan sikap orang-orang di sekitarnya yang menutup lubang hidung mereka, begitu mencium bau dari sampah yang telah menumpuk disekitarnya. Mark tersenyum sinis menanggapi tatapan mata Lyla yang begitu kosong, sebelum akhirnya Mark hanya mendengus pelan begitu juga dengan teman-temannya yang begitu jelas menangkap raut wajah kecewa dari Mark. Ketika Lyla memutuskan untuk keluar dari kelas tanpa bicara, satu katapun.
"Apa kamu begitu berharap, dia akan menampar pipimu?" Mendengar celotehan tersebut membuat Mark langsung menatap tajam Lucas karena bagaimanapun juga, sebenarnya dirinya sangat berharap melihat perempuan yang berusia sama dengannya dan mengatakan sesuatu karena Mark sendiri tidak terlalu peduli berapa banyak dirinya telah melakukan bullying terhadap Lyla yang sama sekali tidak pernah ditanggapi oleh Lyla sendiri. Tanpa bicara satu patah katapun Mark segera berjalan keluar kelas, tetapi sebelum itu dirinya lebih dahulu mengeluarkan sebuah buku dan dibawanya pergi keluar kelas.
Langkah Mark perlahan menuruni tangga, bibirnya tersenyum tipis seraya duduk pada anak tangga terakhir, sembari menatap kearah pintu kamar mandi yang tertutup. Bukan tanpa alasan Mark duduk di salah satu anak tangga, sembari membaca sebuah novel, satu-satunya alasan dirinya melakukan hal itu karena dirinya sedang menunggu Lyla. Dirinya begitu yakin, Lyla akan keluar sebentar lagi hanya tinggal menunggu saja sebelum nantinya dirinya melakukan hal lain untuk menghibur dirinya.
Di dalam kamar mandi Lyla, yang baru saja membersihkan tubuhnya dan mengganti bajunya hanya diam memandang datar pantulan dirinya pada kaca di depannya. Tidak ada apapun yang dia lakukan saat ini, selain mencoba mengeringkan rambutnya. Hingga akhirnya, ketika dirinya akan membuka pintu kamar mandi, Lyla diam menatap Rania yang terlihat jelas jika dimatanya Rania yang merupakan teman baiknya terlihat begitu khawatir padanya.
"Kenapa kamu tidak mencoba untuk memukul wajah menyebalkan Mark? Dia benar-benar keterlaluan dan sekarang dia ada luar sana, aku yakin dia akan melakukan sesuatu!" Lyla diam dan tentunya apa yang baru saja dikatakan oleh Rania adalah hal yang benar, laki-laki itu tidak akan pernah bisa sehari saja membuat hidup Lyla merasa bebas.
"Jangan khawatirkan aku, lebih baik aku keluar saja!" Rania benar-benar melebarkan kelopak matanya menatap tak percaya terhadap apa yang akan dilakukan Lyla, daripada keluar bukankah lebih baik Lyla bertahan di dalam kamar mandi hingga nanti pelajaran mata kuliahnya dimulai dan Rania yakin hal itu akan meminimalisir Mark melakukan hal yang begitu bodoh dan menjijikkan dengan melakukan bullying.
"Aku tidak yakin, jika kamu akan selamat dan ini untuk kamu!" Melihat Rania memberikan sebuah bungkusan hal itu membuat Lyla menatap bingung teman baiknya tersebut, Rania hanya diam tanpa bicara satu katapun segera berjalan keluar meninggalkan Lyla yang masih bingung akan apa yang dilakukan oleh Rania beberapa saat yang lalu.
Lyla diam, kemudian dirinya segera membenahi barang-barang yang sengaja dirinya bawa dari flat tempat dirinya tinggal, untuk berjaga-jaga saat Mark melakukan sesuatu padanya dan tebakannya benar-benar terjadi. Ketika Lyla baru saja melangkah keluar dari dalam kamar mandi, dirinya diam menatap Mark dengan tatapan mata yang jelas memperlihatkan, jika Lyla sama sekali tidak memperdulikan ataupun tidak akan khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Srekk....
Perlukah Lyla marah saat ini, ketika Mark secara tiba-tiba menarik bungkusan pemberian dari Rania yang belum sama sekali Lyla ketahui isunya. Mark tersenyum sesaat menatap ekspresi dari raut wajah Lyla, jika tanpa bicara saja Mark sudah tau jika Lyla sedang penasaran dengan bungkusan yang berada ditangannya. Sesaat, Mark mendengus pelan, kemudian menatap Lyla dengan begitu jelas melemparkan tatapan mematikan, namun bukannya takut ataupun pergi dengan apa yang dirinya lakukan Mark, saat ini Lyla memberikan tatapan mata datarnya seolah memberikan ucapan untuk Mark segera memberikan bungkusan pemberian dari Rania kembali.
Mark sama sekali tidak peduli terhadap Lyla, sekalipun dirinya saat ini melupakan jika kuliahnya sudah akan dimulai, malah saat ini Mark dengan senyum yang begitu sudah ditembak oleh Lyla tanpa sepatah katapun Mark dengan begitu tengahnya menyobek bungkusan pemberian milik Lyla dan tentunya melihat hal itu, membuat hari kecil Lyla benar-benar tidak terima, jika miliknya diperlakukan seperti itu oleh Mark. Tetapi, tetap saja Mark sama sekali tidak peduli karena dirinya akan terus menganggu Lyla sampai perempuan itu mungkin keluar dari kampus dan hal itu akan sangat menyenangkan.
"Jadi hari ini kamu sedang berulangtahun?" Begitu mendengar ucapan dari Mark, saat itu juga Lyla ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunnya dan hal itu yang membuat Rania memberikan dirinya kado, namun tatapan mata Lyla benar-benar menatap Mark tidak percaya ketika secara sengaja ataupun tidak sengaja, Mark memperlihatkan kado pemberian dari Rania berupa buku novel yang sudah cukup lama ingin dibeli Lyla.
Baru saja Lyla akan merebut kado miliknya, Mark dengan cepat langsung dengan cepat menepis tangan Lyla dan jelas saat ini dimatanya Lyla sangat begitu ingin buku novel yang berada di tangannya kembali. Tetapi, Mark kemudian ingat satu hal jika kado milik Lyla benar-benar sama dengan buku novel yang akhir-akhir ini sering dirinya baca dan hal itu membuat Mark tidak nyaman.
"Aku sama sekitar tidak suka ada satu orang yang memiliki barang yang sama dengan diriku!" Lyla benar-benar tidak mengerti ucapan Mark, tetapi kemudian Lyla jelas sangat tau ucapan Mark tersebut ketika secara sengaja Mark menyobek buku itu menjadi beberapa bagian tepat di depan matanya dan hal itu benar-benar membuat Lyla menatap tajam Mark yang langsung disadari oleh laki-laki itu.
"Sudah mulai emosi?" Mark tersenyum begitu saja, setelah membuang buku novel yang dirinya sobek, begitu saja pada tempat sampah dan memperlihatkan buku novel miliknya yang sama dengan kado milik Lyla.
"Sekarang kamu ngerti, jika aku sama tidak suka jika ada seseorang yang memiliki barang sama dengan milikku!"

Book Comment (60)

  • avatar
    Faisal MubarakDevin

    he bat

    4d

      0
  • avatar
    Abdul Rizal

    bagus ceritanya

    27d

      0
  • avatar
    Sarlita Karel

    sangat bagus ceritanya

    13/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters