logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Security Tampan

Gendis.
Setengah berlari aku masuk ke ruangan ku, beberapa staff melihat ku dengan tatapan keheranan. Sejak awal bekerja lima tahun yang lalu, ini menjadi yang pertama kalinya aku terlambat masuk bekerja .Hal ini menjadi salah satu faktor yang memuluskan karirku di tempat ini , diaamping itu performance kehadiran yang tergolong istimewa. Seingatku aku memiliki jumlah absen yang sangat sedikit bahkan bisa di hitung dengan jari, itupun hanya karena aku harus masuk Rumah Sakit akibat penyakit asam lambung yang sempat membuat ku sesak nafas hingga pingsan. Buatku selama masih bisa berdiri tegak, wajib buatku untuk tetap masuk kerja. Lagipula aku tidak terlalu suka melewatkan liburan dirumah, ketakutan akan teror Bapak mengenai jodoh selalu menghantui pikiran ku, itulah mengapa aku enggan berlama-lama dirumah.
Tetapi faktor utama pemulus karirku pastinya karena pestasi kerjaku yang hampir tidak pernah melakukan kesalahan sehingga berturut-turut aku menjadi best employee dalam beberapa tahun terakhir . Tak butuh waktu lama buat ku untuk menduduki jabatan sebagai manager keuangan di perusahaan ini, hanya sekitar dua tahun dari seorang junior accounting staff kemudian menjadi supervisor hingga kemudian berhasil meraih jabatan sebagai Manager keuangan yang bertanggung penuh dalam semua transaksi baik itu transaksi bisnis maupun transaksi administrasi.
Sampai meja kuhempaskan tubuhku di kursi dan ku gantung tas di dashboard kursi, tak lama kemudian kulakukan rutinitas ku menekan keyboard PC sembarangan agar keluar dari mode tidur lalu muncul warna biru dan gambar jendela di layar, selanjutnya kutekan mouse dua kali di web browser dengan simbol bulat warna-warni, lalu mengklik history web yang selalu ku buka setiap hari untuk mendukung pekerjaan ku.
Pertama kali aku harus mengecek transaksi yang muncul di Bank sehari sebelum hari ini selama dua puluh empat jam melalui web resmi sebuah bank besar berlogo warna biru yang kantor cabang nya berada di lantai dasar gedung ini.
Untuk membuka web ini membutuhkan id dan password yang hanya diketahui oleh diriku dan bapak Direktur .
Ku lihat dengan seksama semua transaksi bank in maupun bank out tanpa satupun yang terlewati,kemudian kucocokkan dengan laporan yang di kirim oleh staff ku.
Setelah memastikan semua cocok , segera kubuat laporan transaksi yang bersumber dari laporan yang dikirimkan oleh semua divisi, kemudian kubuat kombinasi dari semuanya untuk kikirim ke kantor pusat, tak lupa menyertakan alamat email direktur serta beberapa nama lain yang berkepentingan atas laporan ku termasuk beberapa nama asing yang berada di Taiwan.
Tiba saatnya rutinitas lainku menghitung jumlah uang yang ada di petty cash , selesai menghitung kuangkat gagang telepon dan menekan extension asisten ku .
"Good morning...Dinda speaking, may i help you? " sahut suara di seberang, memang perusahaan ini mewajibkan karyawan untuk menjawab telepon dalam bahasa Inggris, mengingat ini adalah perusahaan multinasional yang sering berhubungan dengan orang asing.
"Linda..bisa minta tolong suruh Anto ke ruangan saya !" jawabku .
"Maaf Bu gendis, Anto sudah keluar Bu mengirim BL (bill of lading) ke customer Bu." sahut Linda menjelaskan.
"Aduh saya mau minta tolong untuk setor tunai ke bawah." jawabku agak kesal, meskipun kutahu sebenarnya memang salahku datang terlambat sehingga messenger sudah keluar kantor terlebih dahulu.
"Yaudah saya setor sendiri aja deh kalo gitu." lanjutku, sebagai konsekuensi atas keterlambatanku.
Setelah menyiapkan uang serta slip yang sudah kuisi sebelumnya agar nanti sampai di bank yang kantornya berada di lantai dasar gedung ini bisa langsung kuserahkan pada teller agar tak memakan banyak waktu, mengingat setiap hari banyak tugas yang masih harus kukerjakan.
"Selamat pagi....ada yang bisa dibantu?" sambut seseorang dengan membukakan pintu kaca sebuah bank tempatku menyetorkan uang perusahaan.
"Pagi...."untuk sepersekian detik aku tertegun dengan apa yang kulihat saat ini.
Seorang lelaki berbadan tegap menggunakan seragam security-nya yang wajahnya sama sekali tak asing bagiku, sebab dia telah menjadi pahlawanku pagi ini menyelamatkan ku dari Yanto kupret.
Lelaki itu ternyata "Aditya Pratama" namanya, melemparkan senyum yang sangat menawan bagiku.
"Mas.... Aditya....P." jawabku sambil melirik nametag di dadanya. Melihatnya membuatku tak kuasa untuk menahan diri agar tak membagi senyum manis untuknya.
Aditya
Benar-benar diluar dugaan, aku bisa melihatnya kembali secepat ini. Baru saja aku berniat untuk mencari tahu tentang Perempuan bertubuh mungil dengan wajah manis yang tadi pagi telah menggelitik hatiku. Ternyata detik ini Allah malah mengirimkannya untuk berdiri di depan ku.
Jika saja bukan sedang bertugas mungkin tanpa malu-malu akan menahan nya lebih lama untuk bisa berbincang denganku saat ini.
Beruntung aku masih bisa menahan diri sehingga tak sampai kentara bahwa saat ini hatiku sedang melonjak kegirangan bisa melihatnya kembali.
Biarlah untuk saat ini cukup aku memperlakukan nya sesuai dengan tugasku di sini.
Namun semburat bahagia tak bisa dengan mudah kusembunyikan. Bisa kurasakan bahwa saat ini aku sedang mengulas senyum yang sangat ceria pancaran dari dalam hatiku yang sedang bahagia.
"Pagi mbak...." sapaku .
"Gendis.." akhirnya aku tahu namanya setelah kudengar dia menyebutkan namanya tanpa kuminta.
"Pantas manis namanya aja gula." gumam ku lirih sampai di telinga nya hingga mengulas senyum manis di bibirnya.
" Pagi mbak gendis ada yang bisa dibantu?" lanjutku kembali .
"Iya mas mau setor tunai." balas Gendis.
"Oh iya mbak silahkan , sudah di isi slyp nya?" Jawabku seramah mungkin sambil menunjuk meja tempat tersimpannya berbagai lembaran slip yang harus diisi sebelum melakukan transaksi serta tersedia sebuah meja sebagai tempat untuk mempermudah nasabah dalam mengisi lembaran slip sesuai jenis transaksi.
"Oh sudah mas, kebetulan sudah saya isi tadi di atas biar ga kelamaan nunggu. " jawab gendis .
"Baik mbak ini nomer antrian nya , mohon ditunggu di sini ya mbak!" ucapku sambil mengantarkan Gendis ke sebuah kursi kosong tempat menunggu gilirannya sebelum dilayani oleh teller, tak lupa kuserahkan nomer antrian.
Setelah memperlakukan Gendis sesuai dengan SOP Bank ini, kembali aku melakukan tugasku untuk nasabah yang lain.

Book Comment (72)

  • avatar
    ZakiaMiftahul

    aku lebih suka membaca navel ini

    3d

      0
  • avatar
    Aleeya

    👍🏻👍🏻

    11d

      0
  • avatar
    FadillahRehan

    bagus

    17/08

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters